Anda di halaman 1dari 14

NAMA : AXAL JAMINALDO MUSTI

BP : 20160052
KELAS : 2 FAR 2

MATKUL : PATOFISIOLOGI
DOSEN : HELMICE AFRIYENI,M.FARM.Apt

ETIOLOGI JEJES, INFLAMASI DAN DEMAM

A. PEMBAHASAN
Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atau
sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal. Di bawah ini
merupakan penyebab-penyebab dari jejas sel.
Etiologi jejas:
Hipoksia
a. Daya angkut oksigen berkurang: anemia, keracunan CO
b. Gangguan pada sistem respirasi

c. Gangguan pada arteri: aterosklerosis


Jejas fisik
a. Trauma mekanis: ruptura sel, dislokasi intraseluler
b. Perubahan temperatur: vasodilatasi, reaksi inflamasi
c. Perubahan tekanan atmosfer

d. Radiasi
2.Jejas kimiawi
a. Glukosa dan garam-garam dalam larutan hipertonis yang dapat menyebabkan
gangguan homeostasis cairan dan elektrolit
b. Oksigen dalam konsentrasi tinggi
c. Zat kimia, alkohol, dan narkotika
Agen biologik: virus, bakteri, fungi, dan parasit

Reaksi imunologik
a. Anafilaktik
b. Autoimun
Faktor genetik: sindroma Down, anemia sel sabit
Gangguan nutrisi: defisiensi protein, avitaminosis

Jenis-jenis jejas:
1. Jejas Reversible (oedem, cloudy swelling)
Contoh: degenerasi hidropik.
Degenerasi ini menunjukkan adanya edema intraselular, yaitu adanya peningkatan
kandungan air pada rongga-rongga sel selain peningkatan kandungan air pada
mitokondria dan retikulum endoplasma. Pada mola hidatidosa telihat banyak sekali
gross (gerombolan) mole yang berisi cairan. Mekanisme yang mendasari terjadinya
generasi ini yaitu kekurangan oksigen, karena adanya toksik, dan karena pengaruh
osmotik.
2. Jejas Irreversible
Terdapat dua jenis jejas irreversible (kematian sel) yaitu apotosis dan nekrosis.
Apoptosis merupakan kematian sel yang terprogram. Sedangkan nekrosis
merupakan kematian sel/jaringan pada tubuh yang hidup di luar dari kendali. Sel
yang mati pada nekrosis akan membesar dan kemudian hancur dan lisis pada suatu
daerah yang merupakan respons terhadap inflamasi (Lumongga, 2008). Jadi,
perbedaan apoptosis dan nekrosis terletak pada terkendali atau tidaknya kematian
sel tersebut.

Mekanisme Jejas Sel


Ada banyak cara yang berbeda yang menyebabkan jejas sel. Selain itu, mekanisme
biokimiayang berkaitan dengan jejas dan menghasilkan manifestasi pada sel dan
jaringan sangatlahkompleks dan berkaitan erat dengan intracellular pathway.
Meskipun demikian beberapaprinsip umum yang relevan untuk membentuk jejas sel
adalah :
Konsekuensi dari stimulus jejas tergantung pada tipe, status, kemampuan adaptasi,
dankomponen genetic dari sel yang terkena jejas.
Empat system intraselular yang rentan terhadap jejas antara lain : (1) integritas
membranesel, sangat penting untuk homeostasis selular ionic dan osmotic; (2)
pembentukanadenosine triphosphate (ATP), secara besar melalui respirasi aerobic di
mitokondria; (3)sintesis protein; dan (4) integritas dari komponen genetic.

B. INFLAMASI
1.Definisi Inflamasi
Peradangan atau inflamasi adalah suatu respon protektif yang ditujukanuntuk
menghilangkan penyebab awal jejas sel serta membuang sel dan jaringannekrotik
yang diakibatkan oleh kerusakan asal. Inflamasi melaksanakan tugas pertahanannya
dengan mengencerkan,menghancurkan atau menetralkan agen berbahaya (misalnya
mikroba atau toksin).Inflamasi kemudian menggerakkan berbagai kejadian yang
akhirnyamenyembuhkan dan menyusun kembali tempat terjadinya jejas.Dengan
demikian, inflamasi juga terkait serta dengan proses perbaikan,yang mengganti
jaringan yang rusak dengan regenerasi sel parenkim, danatau dengan pengisian
setiap defek yang tersisa dengan jaringan parut fibros. Inflamasi adalah respon
fisiologis tubuh terhadap suatu injuri dan gangguanoleh faktor eksternal. Inflamasi
terbagi menjadi dua pola dasar.

Inflamasi akut adalah radang yang berlangsung relatif singkat, dari beberapamenit
sampai beberapa hari, dan ditandai dengan perubahan vaskular, eksudasicairan dan
protein plasma serta akumulasi neutrofil yang menonjol. Inflamasiakut dapat
berkembang menjadi suatu inflamasi kronis.2.

Inflamasi kronis jika agen penyebab injuri masih tetap ada. Inflamasi kronisadalah
respon proliferatif dimana terjadi proliferasi fibroblas, endotheliumvaskuler, dan
infiltrasi sel mononuklear (limfosit, sel plasma dan makrofag).Respon peradangan
meliputi suatu perangkat kompleks yang mempengaruhiperubahan vaskular dan sel

2. Penyebab Inflamasi
Inflamasi dapat disebabkan oleh mekanik (tusukan), Kimiawi (histamin,menyebabkan
alergi, asam lambung berlebih bisa menyebabkan iritasi), Termal(suhu), dan Mikroba
(infeksi penyakit).

3.Tanda-tanda Inflamasi
Pada bentuk akutnya ditandai oleh tanda klasik: nyeri (dolor), panas
(kolor),kemerahan (rubor), bengkak (tumor), dan hilangnya fungsi (fungsiolesa).
Secarahistologis, menyangkut rangkaian kejadian yang rumit, mencakup dilatasi
arteriol,kapiler, dan venula, disertai peningkatan permeabilitas dan aliran darah;
eksudasicairan, termasuk protein plasma; dan migrasi leukositik ke dalam
focusperadangan.Tanda-tanda cardinal inflamsi ;.

1. Rubor
Rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerahyang
mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaranarteriola
yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Dengan demikian, lebihbanyak darah
mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengancepat terisi penuh
dengan darah. Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti,menyebabkan warna
merah local karena peradangan akut. Timbulnyahyperemia pada permulaan reaksi
peradangan diatur oleh tubuh baik secaraneurogenik maupun secara kimia, melalui
pengeluaran zat seperti histamine.

2. Kalor

Kalor atau panas terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksiperadangan


yang hanya terjadi pada permukaan tubuh, yang dalam keadaannormal lebih dingin
dari 37°C yaitu suhu di dalam tubuh. Daerah peradanganpada kulit menjadi lebih
panas dari sekelilingnya sebab darah yang disalurkantubuh kepermukaan daerah
yang terkena lebih banyak daripada yangdisalurkan kedaerah normal. Fenomena
panas lokal ini tidak terlihat padadaerah-daerah yang terkena radang jauh di dalam
tubuh, karena jaringan- jaringan tersebut sudah mempunyai suhu inti 37°C,
hyperemia local tidak menimbulkan perubahan .

3.Dolor (nyeri)Dolor atau rasa sakit, dari reaksi peradangan dapat dihasilkan
denganberbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu
dapatmerangsang ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamine atau zat
bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula olehtekanan
yang meninggi akibat pembengkakan jaringan yang meradang.Pembengkakan
jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekananlokal yang tanpa
diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit.

3. Tumor
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besarditimbulkan oleh
pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial.
Campuran dari cairan dan sel yang tertimbundi daerah peradangan disebut eksudat
meradang. Pada keadaan dini reaksiperadangan sebagian besar eksudat adalah cair,
seperti yang terjadi padalepuhan yang disebabkan oleh luka bakar ringan. Kemudian
sel-sel darahputih atau leukosit meninggalkan aliran darah dan tertimbun sebagai
bagiandari eksudat.
5.Functio Laesa
Berdasarkan asal katanya, function laesa adalah fungsi yang hilang Functio laesa
merupakan reaksi peradangan yang telahdikenal. Akan tetapi belum diketahui secara
mendalam mekanismeterganggunya fungsi jaringan yang meradang.

= Mediator Inflamasi dan Peranannya=

a. Prostaglandin

Prostaglandin hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengankerusakan jaringan


atau inflamasi. Prostaglandin menyebabkan sensitisasireseptor nyeri terhadap
stimulasi mekanik dan kimiawi. Jadi prostaglandinmenimbulkan keadaan
hiperalgesia mediator inflamasi dan nyeri. Jugamenyebabkan vasodilatasi dan edema
(pembengkakan).Pada nyeri inflamasi yang memegang peranan sangat penting
adalahterdapatnya mediator inflamasi turunan dari asam arachidonat. Pada
jaringanyang rusak membrana pospolipid sel dengan katalisator enzyme
pospolipaseakan membentuk asam arachidonat. Dan selanjutnya asam arachidonat
inidengan bantuan enzyme cyclooksigenase akan membentuk substansi nyeri

C. Sitokin
Sitokin adalah senyawa-senyawa endogen yang dilepaskan sel untuk saling
berkomunikasi (cross-talk). Contoh sitokin adalah interleukin (IL-1; IL-2, dst), tumor
nekrosis alfa (TNF-

D.Neurotrophins.
Mediator inflamasi golongan ini mempunyai peran meningkatkan
sintesisneuropeptide (subtans P) dan meningkatkan eksitabilitas neuron saraf
sensoris.Faktor neurotrophins disintesis untuk memfasilitasi reparasi
danmenstimulasi regenerasi neuron. Pertumbuhan dan deferensiasi sel neurondiatur
oleh protein yaitu neurotropins, yang bekerja secara endogenousdisingnaling,
mengatur long-term survival dan deferensiasi neuron selamaperkembangan, dan
mempertahankan viabilitas sel neuron serta neuroplastisitassaat dewasa.BDNF
termasuk golongan neurotrophins yang berperan tidak hanya padasinaptik plasticity,
tetapi juga pada learning process. Bahkan reseptor dari BDNF yaitu tropomeiosin
related kinase B (TrkB) berperan dalam plastisitasdan regenerasi sel saraf. BDNF
disekresi oleh neuron maupun sel glia, tetapiastrosit tidak memiliki kemampuan
untuk mensintesisnya. Di otak BDNFterdistribusi hampir di seluruh jaringan otak
dengan konsentrasi berbeda, yaitu di korteks frontalis, parietalis, cingulatus,
infralimbik, thalamus, nucleusbasalis, hipotalamus, lokus cerelous, koteks occipital,
temporal, retroplenial,perirhinal, hipokampus daan batang otak serta cerebellum.
Konsentrasitertinggi terdapat di hipokampus.BDNF berperan potensial untuk
meningkatkan fungsi dan survivalneurodopaminergik, gabaergik, noradrenergic dan
serotonergik serta sebagaineurotransmitter yang memodulasi long-term
potentiation sebagai responsinaptik dari hipokampus dalam proses belajar dan
memori. BDNF berasal daribentuk immature yaitu proBDNF.

E.Serotonin
Serotonin (5-hidroksitriptamin) juga merupakan mediator kimia yangsefungsi
dengan histamin, namun dihasilkan oleh trombosit, selenterokromafin, dan sel mast.
Serotonin akan dilepaskan ketika terjadi reaksikoagulasi (pembekuan darah), di
mana keping darah akan beragregasi setelahbersentuhan langsung dengan kolagen,
thrombin, ADP, dan komplek antigen-antibodi. Ini merupakan salah satu hubungan
antara pembekuan danperadangan.

F.Adenosin.
Adenosin diduga berperan dalam nyeri yang bekerja melalui reseptorpurinergik,
yang dapat mempermudah terjadinya transmisi sinaptik .Adenosin adalah nukleosida
yang dibentuk dari ribosa (suatu gulapentose) dan adenin; dengan tambahan satu,
dua, atau tiga kelompok fosfat,akan membentuk :
1) Adenosin Difosfat
Adenosin Difosfat (ADP) adalah metabolit seluler penting yangterlibat dalam
pertukaran energi didalam sel. Energi kimia disimpan dalamsel, melalui fosforilasi
oksidatif ADP menjadi ATP, terutama di dalammitokondria, sebagai ikatan fosfat
yang berenergi tinggi.

2.Adenosin MonofosfatAdenosin Monofosfat (AMP) terlibat dalam perlepasan


energi untuk digunakan oleh sel. Pembentukan siklik adenosin monofosfat
memilikifungsi penting sebagai utusan kedua bagi banyak hormon (mis.,
glukagon)dan dalam proses biokimia saat banyak reaksi di katalis secara
bersamaan(kaskade enzim).

3.Adenosin TrifosfatAdenosin Trifosfat (ATP) adalah senyawa berenergi tinggi yang


padahidrolisis menjadi ADP, melepaskan energi yang berguna secara kimia.ATP
dihasilkan selama katabolisme molekul bahan bakar organik, sepertiglukosa. Molekul
ATP dihasilkan selama glikolisis, dalam reaksi siklusasam sitrat Krebs, tetapi
sebagaian besar dihasilkan selama fosforilasioksidatif ADP dalam rantai
transfer-elektron.

F.Cannabinoids.
Merupakan substansi neuroaktif (physiological antagonism) yangdiproduksi oleh
jaringan yang mengalami inflamasi atau jaringan sekitarnya.Substansi ini bekerja
pada reseptor cannabinoid baik yang terdapat padasystem saraf perifer maupun
sentral sehingga menyebabkan degranulasi mastcells tidak terjadi dan eksitabilitas
nosiseptor terhambat .Gambar 7: MekanismeCannabinoidsg.

Histamin.Mediator inflamasi yang dilepaskan oleh mast cells akibat


terjadinyadegranulasi dari mast cells, yang selanjutnya akan mensensitisasi
aferennosiseptor dan merupakan mediator yang bersifat vasoaktif
sehinggamenimbulkan respon inflamsi berupa edema. Histamin dikeluarkan dari
tempatpengikatan ion pada kompleks heparin-heparin dalam sel mast sebagai
hasilreaksi antigen-antibodi bila ada rangsangan senyawa allergen. Senyawaallergen
dapat berupa spora, debu rumah, sinar UV, cuaca, racun, tripsin, dan enzim
proteolitik lain, deterjen, zat warna, obat makanan dan beberapa turunanamina. H

Reaksi hipersensitivitasPada orang normal, histamin yang keluar dirusak oleh enzim
histamindan diamin oksidase sehingga histamin tidak mencapai reseptor
Histamin.Reseptor histamin dibagi menjadi histamin 1 (H-1) dan histamin 2
(H-2).Pengaruh histamin terhadap sel pada berbagai jaringan tergantung pada
fungsisel dan rasio reseptor H-1 : H-2. Stimulasi reseptor H-1 menimbulkan:

Vasokonstriksi pembuluh-pembuluh yang lebih besar


 Kontraksi oto bronkus, otot usus dan otot uterus
 Kontraksi sel-sel otot polos
 Kenaikan aliran limfeStimulasi reseptor H-2 menimbulkan :
 Dilatasi pembuluh paru-paru

 Meningkatkan frekuensi jantung dan kenaikan kontraktilitas jantung


 Kenaikan sekresi kelenjar terutama dalam mukosa lambungGambar 8:
MekanismeHistamin
Leucotrines

Produk-produk turunan dari asam arachidonat selain prostaglandinadalah


leucotrines yang menyebabkan sensitisasi reseptor periferdan meningkatkan
responsibilitas terhadap stimuli-stimuli lainnya.Mekanisme kerja :

LRA : antagonis kompetitif pada reseptor leukotriene

Contoh : zileuton

LI : mengahambat pembentukan leukotrien melalui penghambatan enzim


5-lipoksigenase yang berfungsi mengkatalis asam arakidonat menjadileukotrien.

Contoh : zafirlukast, montelukast Merupakan alternatif inhalasi glukokortikoid dosis


rendah untuk mengontrol asma kronik ringan.
D. DEMAM
1. Pengertian
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh
normal (>37,5°C). Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan
infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37,
2°C, biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau
parasit), penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat – obatan.

Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal


sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus.
Sebagian besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan
pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – penyakit
yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang sistem
tubuh.Selain itu demam mungkin berperan dalam meningkatkan
perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu
pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi.

Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya


mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu
minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran. Demam
thypoid merupakan penyakit infeksi usus halus dengan gejala demam

2. Etiologi
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam
selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan
pusat regulasi suhu sentral (misalnya perdarahan otak, koma). Pada
dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam
diperlukan antara lain: ketelitian pengambilan riwayat penyekit
pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit
dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara
tepat dan holistic.

Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.


Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen,
keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. Demam dapat
disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri,tumor otak atau
dehidrasi Demam sering disebabkan karena;infeksi saluran pernafasan
atas, otitis media, sinusitis, bronchiolitis,pneumonia, pharyngitis,
abses gigi, gingi vostomatitis, gastroenteritis, infeksi saluran kemih.

4. Patofisiologi
Exogenous dan virogens (seperti; bakteri, virus kompleks
antigen-antibodi) akan menstimulasi sel host inflamasi (seperti;
makrofag sel PMN) yang memproduksi indogeneus pyrogen .

Interleuikin 1 sebagai prototypical eR Eps menyebabkan endothelium


hipotalamus meningkatkan prostaglandin dan neurotransmitter,
kemudian beraksi dengan neuron preoptik di hipotalamus anterior
dengan memproduksi peningkatan “set-point”. Mekanisme tubuh
secara fisiologis mengalami(Vasokinstriksi perifer, menggigil),dan
perilaku ingn berpakaian yang tebal-tebal atau ingin diselimuti dan
minum air hangat. Demam seringkali dikaitkan dengan adanya
penggunaan pada “set-point” hipotalamus oleh karena infeksi, alergi,
endotoxin atau tumo.
Patofisiologi demam thypoid sendiri disebabkan karena kuman
masuk ke dalam mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar
oleh salmonella. Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam hcl
lambung dansebagian lagi masuk ke usus halus. Jika responimunitas
humoral mukosa (igA) usus kurang baik, maka basil salmonella akan
menembussel epitel (sel m) dan selanjutnya menuju lamina propia dan
berkembang biak di jaringan limfoid plak nyeri di ileum distal dan
kelenjar getah bening. Basil tersebut masuk ke aliran darah.

4. Klasifikasi
Menurut Nurarif (2015) klasifikasi demam adalah sebagai berikut:
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada
malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi
hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila
demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang
dicatat demam septik.
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari
sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam
diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
farmakologis maupun kombinasi keduanya. Beberapa tindakan yang
dapat dilakukan untuk menangani demam pada anak :
a. Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan antipiretik berupa:
1) Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan pertama untuk
menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan
menurunkan demam.dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah
pemberian. Demam dapat muncul kembali dalam waktu 3-4 jam.

Paracetamol dapat diberikan kembali dengan jarak 4-6 jam dari dosis
sebelumnya.Penurunan suhu yang diharapkan
1,2 – 1,4 oC, sehingga jelas bahwa pemberian obat paracetamol bukan untuk
menormalkan suhu namun untuk menurunkan suhu tubuh.
Paracetamol tidak dianjurkan diberikan pada bayi < 2
bualn karena alasan kenyamanan. Bayi baru lahir umumnya
belum memiliki fungsi hati yang sempurna, sementara efek
samping paracetamol adalah hepatotoksik atau gangguan hati.
Selain itu, peningkatan suhu pada bayibaru lahir yang bugar

=Efek samping parasetamol= antara lain : muntah, nyeri perut, reaksi, alergi
berupa urtikaria (biduran), purpura (bintik kemerahan di kulit karena perdarahan
bawah kulit), bronkospasme (penyempitan saluran napas), hepatotoksik dan
dapat meningkatkan waktu perkembangan virus seperti pada
cacar air.

2) Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki efek
antiperadangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada demam, bila alergi
terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak antara 6-8
jam dari dosis sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai dengan dosis
5mg/Kg BB.

Anda mungkin juga menyukai