Potofisiologi Aterosklerosis
Dosen pembimbing :
HELMICE AFRIYENI,M.FARM,APT
Jurusan Farmasi S1
UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
TAHUN ANGKATAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Dengan
ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Nya. Yang telah melimpahkan rahmat Nya
kepada kita. Sehingga kita dapat menyelesaikan makalah PATOFISIOLOGI yang di beri
judul ATEROSKLEROSIS adapun makalah PATOFISIOLOGI tentang
ATEROSKLEROSIS ini telah kami cari berbagai sumber materinya dan juga
membaca,memahami isi materinya, sehingga hal tersebut dapat memperlancar kami membuat
makalah ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah PATOFISIOLOGI
tentangATEROSKLEROSIS ini dapat diambil manfaat dalam materi ini dan
memberikan pemahaman yang baik bagi para pencari ilmu yang membacanya.
PEMAKALAH
Axal jaminaldo musti
DAFTAR ISI
Bab 1 pendahuluan
A. Latar belakang ......................... .............................................1
B. Rumusan masalah ......................... .............................................2
C. Tujuan penulis ......................... .............................................3
PENDAHULUAN
1
2
Studi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun
1976 menyimpulkan bahwa progresi pengapuran koroner bertambah sebesar
3
3 persen per tahun sejak usia seseorang melewai 20 tahun. Kenyataan ini
membuktikan bahwa progresivitas pengapuran pembuluh koroner sesungguhnya
memang menggulir diam-diam dan senantiasa membawa bahaya laten. Check up
menjadi penting, terutama bagi seseorang yang sudah melewati usia 40
tahun. Dengan demikian, progresivitas penyakit ini dapat di cegah sedini
mungkin.
1.2 Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
1. Angina
2. Serangan Jantung
3. Mati mendadak
1. Stroke
7
Hipotesis Lemak
Bentuk atherosklerosis telah di pelajari kera yang diberi makan diet kaya
kolesterol. Dalam waktu 1 sampai 2 minggu akan mempengaruhi
hiperkolesterolemia, monosit menjadi terkait dengan permukaan dari endhotelium
arteri melalui induksi dari reseptor yang spesifik, lalu berpindah tempat ke dalam
subendothelium, dan terjadi penambahan lemak (karenanya disebut sel busa).
Proliferasi dari sel otot polos juga menyebabkan penambahan jumlah lemak.
Ketika lapisan lemak dan fibrous plaque membesar dan membengkak/menonjol
ke dalam lumen, subendothelium menjadi terekspos ke darah pada lokasi endothel
yang terluka, sehingga terdapat kumpulan platelets dan bentukan dinding trombus.
Pelepasan growth factor dari yang dikumpulkan platelet dapat meningkatkan
proliferasi otot polos di dalam lapisan intima. Alternatif lain, suatu pecahan
atheroma juga dapat menumpahkan kandungan lemaknya dan mencetuskan
pembentukan suatu gumpalan darah (thrombus). Thrombus dapat menambah
penyempitan atau bahkan menghambat arteri, atau mungkin lepas dan mengapung
ke arah muara yang akan menyebabkan sumbatan (embolism)
dan mengambil lipoprotein untuk membentuk sel busa, menghasilkan elastin dan
kolagen, kemudian membentuk plak fibrosa.
Penyebab Aterosklerosis
Virus
Reaksi alergi
ASPEK KLINIS
melakukan kerja berat dan diobati dengan beristirahat atau terapi nitrat.
Jika angina pectoris berlanjut dan terjadi berulang-ulang dapat berlanjut
kepada infark myocard (serangan jantung).
ASPEK FISIK
➢ Hiperlipidemia
13
➢ Penyakit serebrovaskuler
Ditandai dengan tidak terabanya denyut nadi pada arteri karotis dan
kemunduran dari fungsi otak
1. Faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu: usia, jenis
kelamin, ras, dan riwayat keluarga. Risiko aterosklerosis koroner
meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang
terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan
timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya
lama paparan terhadap faktor- faktor aterogenik. Wanita agaknya
relatif kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, dan kemudian
menjadi sama rentannya seperti pria; diduga oleh adanya efek
perlindungan estrogen. Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap
aterosklerosis daripada orang kulit putih. Riwayat keluarga yang
positif terhadap penyakit jantung koroner (saudara atau orang tua yang
menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan
kemungkinan timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya pengaruh
genetik dan lingkungan masih belum diketahui. Komponen genetik
dapat diduga pada beberapa bentuk aterosklerosis yang nyata, atau
yang cepat perkembangannya, seperti pada gangguan lipid familial.
Tetapi, riwayat keluarga dapat pula mencerminkan komponen
lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan
stres atau obesitas.
2. Hiperkolesterolemia
3. Hipertrigliseridemia
3. Diabetes melitus
4. Hipertensi
6. Hiperhomosisteinemia
7. Obesitas
8. Merokok
11. Homosisteinuria
13.Penuaan
14.Perubahan hormonal
Bukti bahwa luka kecil menjadi sembuh kembali dalam bagian dimana
aliran darah anda dibatasi.
Dokter anda mungkin menyarankan satu atau lebih dari test-test berikut
untuk mengidentifikasi penyakit tersebut atau gejala-gejalanya.
Electrocardiogram (ECG)
Gambar
Doppler Ultrasound
2.7 Treatment
➢ Kubis (brassica oleracea var. capitate) yang juga disebut kol, mengandung
air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, tinamide, dan
betakaroten. Kubis juga mengandung senyawa sianohidroksibutena
(CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation.
Jika terdapat gejala yang akut, sumbatan akut yang mengancam kemampuan
otot dan jaringan kulit untuk berkontraksi atau salah satu organ sudah tidak dapat
berfungsi sempurna, mungkin dapat dilakukan pengobatan selanjutnya
gunakan untuk meningkatkan aliran darah ke kaki, tapi cara tersebut juga
dapat digunakan untuk menghambat perluasan atau kebocoran pada aortic
aneurysm.
2.8 Pencegahan
kerja, jika mungkin. Atau belajar tehnik untuk mengatur stres, seperti
relaksasi otot dan bernapas dalam.
BAB III
28
PENUTUP
3.1 Kesimpulan