Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Nama : Everista Nurmalay Hari/tgl :


NIM : 1914201011 Semester : 2.A

PRAKTIKUM : RADANG

1. Jelaskan definisi radang dan proses terjadinya


Radang adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam
jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera,
seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama
sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.
PROSES TERJADINYA RADANG Bila sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cedera atau
mati, selama hospes tetap hidup ada respon yang menyolok pada jaringan hidup disekitarnya.
Respon terhadap cedera ini dinamakan peradangan. Yang lebih khusus peradangan adalah reaksi
vascular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari
sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis.
Prosesnya ada juga seperti:
1. Persiapan berbagai bentuk fagosit pada sel yang mengalami kerusakan
2.Terbentuk berbagai antibodi
3.Terjadi edema sebagai bentuk untuk menetralkan dan mencairkan iritan
4.Pembentukan jaringan fibrin, granulasi dan fibrosis untuk membatasi daerah kerusakan
5.Proses penyembuhan

2. Proses terjadinya edema pada inflamasi


-Mekanisme terjadinya edema diantaranya yaitu: peningkatan permeabilitas mikrovaskuler,
peningkatan tekanan hidrostatik intravaskuler, penurunan tekanan osmotik intravaskuler,
penurunan aliran limfatik.
-Mekanisme inflamasi diawali dengan adanya iritasi, di mana sel tubuh memulai proses
perbaikan sel tubuh yang rusak. Sel rusak dan yang terinfeksi oleh bakteri dikeluarkan dalam
bentuk nanah. Kemudian diikuti dengan proses terbentuknya jaringan-jaringan baru untuk
menggantikan yang rusak.
3. Proses terjadinya nyeri dan panas
-ProsesTerjadinya Nyeri
Mekanisme terjadinya nyeri adalah sebagai berikut rangsangan(mekanik, termal atau Kimia)
diterima oleh reseptor nyeri yang ada di hampir setiap jaringan tubuh, Rangsangan ini di
ubah kedalam bentuk impuls yang di hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak. Setelah di
proses dipusat nyeri, impuls di kembalikan ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri (rasa nyeri
yang kita alami).
Rangsangan yang diterima oleh reseptor nyeri dapat berasal dari berbagai faktor dan
dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Rangsangan Mekanik : Nyeri yang di sebabkan karena pengaruh mekanik seperti tekanan,
tusukan jarum, irisan pisau dan lain-lain.
2. Rangsangan Termal : Nyeri yang disebabkan karena pengaruh suhu, Rata-rata manusia
akan merasakan nyeri jika menerima panas diatas 45 C, dimana mulai pada suhu tersebut
jaringan akan mengalami kerusakan
3. Rangsangan Kimia : Jaringan yang mengalami kerusakan akan membebaskan zat yang di
sebut mediator yang dapat berikatan dengan reseptor nyeri antaralain: bradikinin, serotonin,
histamin, asetilkolin dan prostaglandin. Bradikinin merupakan zat yang paling berperan
dalam menimbulkan nyeri karena kerusakan jaringan. Zat kimia lain yang berperan dalam
menimbulkan nyeri adalah asam, enzim proteolitik, Zat P dan ion K+ (ion K positif ).
Proses Terjadinya Nyeri
Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf telanjang yang ditemukan hampir pada
setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui dua
sistem Serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut Aδ bermielin halus bergaris tengah 2-5
µm, dengan kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua terdiri dari serabut C tak
bermielin dengan diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik.
Serabut Aδ berperan dalam menghantarkan "Nyeri cepat" dan menghasilkan persepsi nyeri
yang jelas, tajam dan terlokalisasi, sedangkan serabut C menghantarkan "nyeri Lambat" dan
menghasilkan persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak.
Pusat nyeri terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus
spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini ke nukleus
posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini impuls diteruskan ke gyrus
post sentral dari korteks otak.
-Proses terjadinya panas
Panas terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan nama pirogen. Pirogen adalah zat
yang dapat menyebabkan panas. Pirogen terbagi dua yaitu pirogen eksogen adalah pirogen
yang berasal dari luar tubuh pasien. Jenis lain dari pirogen adalah pirogen endogen yang
merupakan pirogen yang berasal dari dalam tubuh pasien. Proses terjadinya panas dimulai
dari stimulasi sel-sel darah putih (monosit, limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik
berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan
mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-α, dan IFN).
Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan merangsang endotelium hipotalamus untuk
membentuk prostaglandin. Prostaglandin yang terbentuk kemudian akan meningkatkan
patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus. Sehingga akan terjadi peningkatan
produksi panas dan penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan menyebabkan
suhu tubuh naik ke patokan yang baru tersebut.

4. Jelaskan tahap penyembuhan luka


-Fase Inflamasi
Ini merupakan fase awal dalam proses penyembuhan luka dan dalam kondisi ini pembuluh
darah akan menyempit untuk menghentikan pendarahan. Pada fase inflamasi ini juga dibagi
menjadi 2 yaitu inflamasi awal dan inflamasi akhir.
a.Inflamasi Awal: Ketika luka terjadi trombosit yang berperan dalam membekukan darah
akan berkumpul di area luka untuk menghentikan pendarahan. Setelah pendarahan berhenti
pembuluh darah akan melebar dan mengalirkan darah ke area luka tersebut. Akibatnya area
luka terasa hangat, membengkak, dan kemerahan.
b.Inflamasi Akhir: Setelah itu untuk mencegah infeksi dari berbagai bakteri dan mikroba
maka sel darah putih akan membanjiri area luka. Selain itu sel darah putih juga memperbaiki
jaringan yang rusak. Setelah itu secara bertahap sel kulit baru akan tubuh dan menutup area
luka.
-Fase Proliferasi
Pada proses penyembuhan luka yang kedua ini terjadi di hari ketiga hingga 2 minggu pasca
luka terjadi. Pada fase ini terjadi pembentukan jaringan parut, dan kolagen mulai tumbuh di
dalam luka. Kolagen sendiri adalah protein yang berfungsi meningkatkan tensi dari
permukaan kulit yang terluka.

Kolagen akan mendorong tepian luka semakin menyusut dan menutup. Fase proliferasi akan
berakhir ditandai dengan tumbuhnya jaringan epitel. Epitel berfungsi meningkatkan aliran
darah ke area luka. Darah berperan dalam penyaluran nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan
jaringan agar fase penyembuhan luka semakin lancar.
-Fase Maturasi/Pematangan
Proses penyembuhan luka yang terakhir adalah tahap pematangan, dimana mulai terjadi pada
hari ke-20 hingga 1 atau 2 tahun pasca luka terjadi. Pada fase ini fibroblast yang
menghasilkan jaringan parut akan terus berjalan dan mensintesis kolagen sehingga area luka
akan semakin mengecil, elastisitas kulit menurun, dan muncul garis putih di sekitar area luka.
Setelah itu maka akan timbul jaringan parut dengan tensi dan kekuatan yang serupa dengan
jaringan yang sudah rusak akibat luka. Namun pastinya area bekas luka tidak akan memiliki
tampilan yang serupa dengan kulit sebelum terluka, terutama dari segi kelenturannya.
Proses penyembuhan luka pada tiap orang bisa berbeda karena ada banyak faktor yang
mempengaruhi cepat atau lambatnya proses penyembuhan luka. Mulai dari usia, asupan
nutrisi, sistem kekebalan tubuh, obat yang dikonsumsi, obesitas, gaya hidup, maupun adanya
riwayat penyakit yang menyebabkan proses penyembuhan luka terhambat seperti diabetes.
RESUM VIDEO
1. Resume video inflammation medical animation diatas adalah ketika inflamasi terjadi
maka jaringan tubuh mengalami cidera, terinfeksi bakteri dan juga terkena racun ataupun
panas. Ketika inflamasi terjadi sel sel yang rusak melepaskan zat zat kimia yg dise ut
histamin, proatagladin dan bradikinin, yang memiliki fungsi agar pembuluh darah
melebar, sehingga banyak sel darah merah dan darah putih, mengalir ke area tersebut.
Maka menghasilnya area yang mengalami inflamasi nampak membengkak dan hangat.
Proses ini juga bertujuan untuk mengisolasi zat asing agar tidak menginfeksi jaringan
tubuh yg lainnya.

2. Resume dari video the basic inflammatory response tersebut adalah jika kulit mengalami
cidera karna benda tajam yang menyebabkan luka maka bakteri akan menginfeksi
jaringan yg terbuka.
Senyawa kimia(histamin) dilepaskan dikarnakan terjadi kerusakan dari jaringan kapiler
darah menjadi lebih pemeabel sehingga semua cairan atau gas fasosit (makrofag dan
neutrofil) menghancurkan atau memakan bakteri dari sel sel yang rusak, makrofag
menelan dan menghancurkan sel sel bakteri yang menginfeksi, lalu netrofil yg ada di
pembuluh darah tiba di tempat yg terinfeksi dan mulai memakan sel sel bakteri, netrofil
ini merupakan salah satu tipe sel darah puti yg berfungsi untuk melawan mikroorganisme
didalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai