Anda di halaman 1dari 20

PATOFISIOLOGI

PENYAKIT KELAINAN
GENETIK
Kelompok 9
1. Rifqi Assiddiqy (482012310042P)
2. Safa Rahmadhanita Sahni (482012310043P)
3. Salsyabila Wonika (482012310044P)
4. Seli Alfiah (482012310045P)
5. Shella Karisma Putri (482012310046P)
6. Tri Amanda (482012310050P)

Dosen : Dr. Dr.H.Ibrahim Edy Sapada,M.Kes


Pendahuluan

Kelainan genetik merupakan kondisi yang diakibatkan kelainan pada


kromosom atau gen tertentu. Kelainan genetik bisa disebabkan karena mutasi
pada satu gen (monogenic disorder), mutasi pada beberapa gen, kombinasi
dari mutasi gen dan faktor lingkungan atau karena kelainan kromosom (baik
kelainan jumlah maupun kelainan bentuk). Kelainan kromosom secara garis
besar dibagi menjadi dua, kelainan jumlah dan kelainan bentuk. Kelainan
jumlah dapat berupa penambahan atau pengurangan kromosom yang disebut
aneuploidi atau penambahan 1 set kromosom yang disebut poliploidi.
Kehilangan satu kromosom disebut monosomi. Penambahan satu atau dua
kromosom homolog disebut trisomi atau tetrasomi.
1. Contoh Kelainan
jumlah kromoson
A. Sindrom Down
Kelainan ini disebabkan adanya kelebihan kromosom 21, sebagian,
atau seluruhnya.
Ciri-ciri kelainan ini yang dapat diketahui sejak neonatus adalah telinga
kecil, brachycephaly, wajah datar, lipatan epicantus, jembatan hidung datar,
mulut kecil dengan lidah besar yang menonjol, leher pendek dengan tonjolan
lemak di punggung, tangan lebar, garis melintang di telapak tangan yang
disebut “lipatan Simian,” celah antara jari pertama dan jari kaki kedua yang
dikenal sebagai “celah sandal”, hipotonia, dan hiperfleksibilitas.
Sindrom Dowm

1. Tipe Klasik
Terjadi trisomi pada kromosom 21

2. Tipe Translokasi
Dimana kromoson 21 terlepas pada saat pembelahan dan menempel pada kromosom
akrosentrik yang lain, kromosom 13.14.15. dan 22.

3. Tipe Mosaik
Dimana ada sebagian kromosom yang normal dan ada yang mengalami trisomi.
B. Sindrom Turner

Keadaan di mana seorang wanita kehilangan seluruh atau sebagian


kromosom X.
ciri-ciri postur pendek,pubertas yang lambat, tidak terbentuknya
ovarium, hipergonadotropin hipogonadisme, infertil, kelainan
jantung bawaan, kelainan endokrin seperti diabetes mellitus
tipe 1 dan 2, osteoporosis, dan penyakit autoimun, edema
pada tangan dan kaki, webbed neck, garis rambut belakang
yang rendah, displasia kuku, rahang bawah yang kecil,
hipoplasia kuku, kuku hiperkoveks, cubituc valgus, dan jarak
puting yang jauh.
C. Sindrom Klinefelter
Sindrom Klinefelter paling sering terjadi
pada laki-laki, terjadi akibat kelebihan
kromosom X, kelebihan kromosom ini bisa
didapatkan baik dari ayah maupun ibunya.

Ciri-ciri Sindrom Klinefelter adalah


kegagalan testis primer dengan ukuran
testis kecil, azoospermia, hipergonadotropin
hipogonadisme, postur tubuh tinggi dengan
tipe tubuh eunukoid, ginekomastia,
kriptokidisme, penis kecil, rambut pubis
sedikit, sindrom metabolik, osteoporosis,
kelainan psikiatri, defisiensi growth
hormone, prolaps katup mitral, mengalami
kesulitan dalam belajar, interaksi sosial dan
D. Sindrom Jacobs

Penderita mempunyai 44 Autosom dan 3 kromosom seks (XYY).


Kelainan ini mengakibatkan penderita memiliki ciri ciri bertubuh normal,
berperawakan tinggi, antisosial, perilaku kasar dan agresif, berwatak
criminal, dan tingkat kecerdasan IQ dibawah normal.
E. Sindrom F. Sindrom G. Sindrom
Edward Patau Cridu Chat
Penderita mengalami trisomi Penderita memiliki 45 autosom, Penderita mengalami
atau kelebihan satu autosom sehingga bisa disebut trisomi. kehilangan kromosom pada
nomor18. Penderita memiliki ciri Trisomi ini terjadi pada kromosom nomor 5, hal ini
ciri kelainan pada telinga dan nomor 13, 14 atau 15. Ciri ciri mengakibatkan penderita
rahang bawah yang penderita yaitu kepala kecil, mata memiliki kepala kecil, dengan
kedudukannya lebih rendah, kecil, sumbing celah langit, tuli, penampakan wajah yang tidak
mulut kecil, tulang dada pendek, polidaktil, mengalami kelainan biasa, dan memiliki tangisan
mental terbelakang dan biasanya otak, ginjal dan jantung, dan yang khas seperti suara
hanya mencapai umur 6 bulan memiliki keterbelakangan mental. kucing. Penderita umumnya
saja. meninggal saat masih bayi
atau balita.
H I
Sindrom Fragile X Sindrom Lesch-Nyhan
Kelainan berupa keterbelakangan mental Muncul akibat adanya pembentukan purin
yang umum terjadi. Hal ini karena bagian yang berlebih. Sehingga memperlihatkan
kromoson X yang mengalami pelekukan perilaku yang abnormal, seperti kejang
dibagian ujung lengan kromosom. otak saat menggerakkan kaki dan atau jari
jari tangan, ketebelakangan mental, sering
menggigit jari jari tangan dan jaringan
bibir.
2. Kelainan Genetika Akibat
Mutasi Gen
A. Anemia Sel Sabit
Penderita mengalami mutase pada gen penghasil hemoglobin, adanya
substitusi suatu asam amino tunggal sehingga memiliki kelainan pada
bentuk sel darah merah. Saat kandungan oksigen dalam tubuh rendah,
maka hemoglobin sel sabit akan mengubah bentuk sel darah merah
menjadi bentuk sabit seperti huruf C.
Sel darah merah sabit ini dalam mengedarkan oksigen dapat
tersangkut pada pembuluh darah akibat bentuknya yang tidak
proporsional seperti sel darah merah normal. Hal ini mengakibatkan
penderita mengalami infeksi, pendarahan dan kerusakan organ tubuh
seperti pada penyempitan aortta dan terganggunya fungsi katup
jantung.
B. Fibrosis Kistik D. Albino
Disebabkan oleh mutasi gen penghasil Mengalami mutase pada gen enzim yang
protein yang membantu transport ion dapat merubah asam amino tirosin
klorida melalui membran plasma. menjadi beta-3,4-dihidroksipheylalanin
Sehingga dihasilkan banyak lendir yang diubah menjadi pigmen melanin
memengaruhi pankreas, saluran penghasil pigmen kulit. Sehingga
pernapasan, kelenjar keringat dll.
penderita albino mengalami kelainan
berupa kulit yang tidak berpigmen.
C. Galaktosemia
E. Fenilketonuria
Mengalami mutase gen penghasil enzim laktose Mengalami mutase gen enzim sehingga tidak dapat diubah
sehingga tidak dapat memecah laktosa yang menjadi fenil piruvat dan tirosin yang akan dibuang keluar
mengandung galaktosa pada susu.Tingkat tubuh. Akibatnya fenilalanin menumpuk dalam darah dan
galaktosa yang tinggi pada darah mengakibatkan terbuang melalui urin, sehingga mengakibatkan
kerusakan mata, hati, dan otak. Gejala malnutrisi, keterbelakangan mental, rambut putih, mata kebiruan
diare dan muntah-muntah. Gejala terdeteksi (kekurangan melanin), bentuk tubuh khas (seperti psychotic),
dengan melakukan tes urin, dapat dihindari dan gerakan tersentak. Pada penderita bayi mengakibatkan
dengan diet bebas laktosa. kerusakan otak dan mengalami permasalahan kejiwaan setelah
berumur 6 tahun sebagai akibat banyaknya kadar fenilalanin
dalam darah.
Terjadi adanya mutase gen penghasil rantai globinα dan gen
F. Thalassemia globin β, sehingga kekurangan rantai hemoglobin akibatnya
kekurangan oksigen yang hanya mampu diikat oleh rantai
globin. Menyebabkan pelebaran tulang muka, karena tulang
pipih dipaksa memproduksisel darah merah, secara berkala
penderita harus mengalami transfuse darah merah.Pada
kondisi yang tidak parah mempunyai gejala pembengkakan
limpa dan pada kondisi yang parah dapat menyebabkan
kematian.

G. Huntington Terjadi karena adanya mutasi gen hunting menyebabkan


degenerasi sistem saraf yang cepat dan tidak dapat kembali.
Ciri adanya gerakan abnormal yang lama kelamaan akan
memengaruhi kinerja otak, fungsi kelenjar tiroid yang tidak
baik berupa kecemasan yang berlebihan, tidak dapat
melakukan aktifitas, terjadi keterbelakangan mental,
kehilangan ingatan dan kemampuan untuk berpikir rasional.
Mengalami mutasi gen faktor VIII/IX sehingga terjadi Mutase pada gen penghasil reseptor yang dapat mendeteksi
gangguan koagulasi herediter. Terletak pada kromosom X, cahaya pada panjang gelombang hijau/merah, sehingga
sehingga termasuk penyakit resesif X, yang terjadi karena tidak memilik gejala tidak dapat membedakan warna terutama
adanya protein tertentu yang terbentuk yaitu tromboplastin warna hijau dan merah atau semua warna. Disebabkan gen
yang diperlukan untuk penggumpalan darah saat terjadi luka resesifc (colorblind) yang terdapat pada kromosom X. Pada
dan kalaupun ada, kadarnya rendah sekali.Sehingga penderita wanita memiliki gen otiphomozigot resesif yaitu cc, dan
penyakit ini jika mengalami luka, darah baru akan membeku 50 normal pada genotip CC dan Cc. Sedangkan pada pria hanya
menit sampai 2 jam, sehingga kecenderungan akan mempunyai sebuah kromosom X sehingga hanya dapat
mengakibatkan pendarahan fatal normal XY atau buta warna XcY.

H. Hemofilia J. Buta Warna

I. Polidaktil K. Distrofi Otot


Mengalami mutase yang menyebabkan Terjadi karena mutase gen penghasil protein
pertumbuhan jari tangan atau kaki yang distrofin, yang terletak pada lokus yang spesifik
berlebihan. Cirinya terdapatnya jari tambahan pada kromosom X, sehingga makin melemahnya
pada satu atau kedua tangan atau kaki, tempat otot otot dan hilangnya koordinasi.
jari tambahan itu berbeda beda.
3. Mutasi Gen Pada Kromosom Sex “Y”

A. Hipertrikosis B. Weebed Toes C. Histrigrabvier


Kelainan berupa tumbuhnya Kelainan yang disebabkan gen Kelainan yang disebabkan gen
rambut pada bagian bagian seperti resesif wt, ditandai dengan resesifhg, menyebabkan folikel
di tepi daun telinga, Hal ini tumbuh kulit di antara tangan dan rambut menjadi abnormal di mana ciri
umumnya terjadi pada pria yang kaki, mirip dengan kaki katak cirinya berupa pertumbuhan rambut
memiliki genotipresesif (h). dan bebek yang panjang dan kaku diseluruh
permukaan tubuh dan tampak seperi
hewan landak.
4. Pola Penurunan Kelainan Genetik
A. Autosomaldominan
● Pada kelainan ini, laki-laki dan perempuan mempunyai
kemungkinan yang sama, kelainan akan muncul pada setiap
generasi, individu yang menderita salah satu orang tuanya
adalah penderita, anak yang dilahirkan dari orang tua yang
mempunyai kelainan dan tidak akan mempunyai kemungkinan
50% mengalami kelainan, pola penurunan antar jenis kelamin
dapat terjadi (laki-laki ke laki-laki, laki-laki ke perempuan,
perempuan ke perempuan, dan perempuan ke laki-laki). Seperti
achondroplasia, aniridia, glaukoma, Sindrom Costello, Renal
Cysts and Diabetes (RCAD) Syndrome, Myotonic Dystrophy,
Huntington Disease, spinoserebral ataksia, dan Familial
Hypercholesterolemia
B. Autosomal Resesif
Muncul ketika individu mewarisi sifat dari kedua orang tuanya
(homozigot). Pada individu heterozigot yang hanya mewarisi
sifat dari salah satu orang tuanya saja, kelainan ini tidak akan
muncul. Individu ini sehat tetapi karier. Perkawinan sesaudara
(consanguity) akan meningkatkan angka kejadian, terjadi pada
laki-laki maupun perempuan. Kelainan hemofilia, thalassemia,
sickle cell anemia, Oculocutaneous Albinism, Crigler–Najjar
Syndrome tipe I, Cystic fibrosis, dan Friedreich ataxia
merupakan beberapa contoh kelainan yang diwariskan secara
autosomal resesif.
C. X-
Linkedrecessive
Utamanya terjadi pada laki-laki, diturunkan melalui
perempuan karier kepada anak laki-lakinya. Laki-laki
yang mempunyai kelainan apabila bisa mencapai usia
reproduksi akan mewariskan kelainan ini pada cucu
laki-lakinya melalui anak perempuannya yang karier.
Tidak ditemukan transmisi dari laki-laki ke laki-laki.
Duchenne Muscular Dystrophy, Becker Muscular
Dystrophy, Androgen Insensivity Syndrome, dan
ichthyosis merupakan beberapa contoh kelainan X-
linkedrecessive.
D. X-Linked Dominant
Terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih banyak
pada perempuan, salah satu orang tua adalah penderita. Kelainan
ini lebih ringan dan bervariasi jika terjadi pada perempuan
dibandingkan pada laki-laki. Perempuan yang menderita, 50%
anaknya akan menderita kelainan yang sama, tidak memandang
jenis kelaminnya. Jika laki-laki yang menderita, maka semua anak
perempuannya akan menderita tetapi tidak pada anak laki-lakinya.
Kelainan yang diwariskan secara X-Linked dominant antara lain
CharcotMarie-Tooth disease, Amyotrophic lateral sclerosis,
hypophosphatemic rickets, dan protoporphyria.
5. Kelainan Multifaktorial
Merupakan hasil dari interaksi berbagai faktor risiko, baik yang bersifat
genetik maupun karena pengaruh lingkungan. Contoh depresi, penyakit
paru obstruktif kronis, penyakit jantung, dan endokrin. Penyakit
autoimun seperti rheumatoid arthritis, systemic lupus erythematosus,
multiple sclerosis, diabetes mellitus tipe 1, psoriasis, inflammatory
bowel disease, serta penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson dan
Alzheimer adalah contoh kelainan multifaktorial lainnya. Faktor
genetik meliputi perubahan urutan basa pada genom manusia, beberapa
polimorfisme berhubungan lebih dari satu macam penyakit, walaupun
polimorfisme yang spesifik hanya berhubungan dengan satu jenis
penyakit, mutasi yang berbeda pada gen yang sama akan berakibat
timbulnya penyakit yang berbeda. Paparan faktor lingkungan dapat
terjadi seumur hidup, meliputi polusi, intervensi medis (obat-obatan,
operasi), gaya hidup (diet, rokok, aktivitas fisik), dan status sosial
ekonomi.
Kesimpulan
Kelainan genetik dapat terjadi pada tingkat gen sampai tingkat kromosom. Kelainan genetik
tingkat kromosom akan mengakibatkan kelainan yang cukup kompleks dan berupa sindrom
(kumpulan gejala). Kelainan genetik tingkat gen akan mengakibatkan kelainan yang lebih
spesifik dan hanya berkenaan dengan gen yang rusak saja. Kelainan genetik tidak selalu tampak
pada awal kehidupan. Kelainan genetik yang bersifat multifaktorial akan mengakibatkan
kelainan jika ada pengaruh faktor dari luar. Pengobatan kelainan genetik sampai saat ini baru
berupa pengobatan simptomatis untuk meringankan gejala yang ada, belum ada pengobatan
definitif yang bisa memperbaiki gen yang rusak. Oleh karena itu, deteksi dini sangat diperlukan
agar penderita kelainan genetik mempunyai kualitas hidup yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai