Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PRAKTIKUM INSTRUMENT FARMASI

“KROMATOGRAFI GAS”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. Ilsa Nabila ( PO.71.39.0.18.055 )


2. Indri Septiani ( PO.71.39.0.18.056 )
3. Kurniati Munzilah ( PO.71.39.0.18.057 )
4. Livia Lawa Bertia Marbun ( PO.71.39.0.18.058 )
5. Meilin Fadhillah ( PO.71.39.0.18.059 )
6. Menia Oktariana ( PO.71.39.0.18.060 )
7. M. Pahlan Piruzzi ( PO.71.39.0.18.061 )

KELAS : Reguler 2B

DOSEN PEMBIMBING : Vera Astuti, S.Farm, Apt, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN FARMASI

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam. Berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu tanpa kendala. Serta sholawat beriring salam
kepada Rasulullah SAW yang telah membawa manusia keluar dari alam kebodohan menuju alam
yang penuh ilmu pengetahuan.
Terima kasih saya berikan kepada dosen mata kuliah Instrumen Farmasi yang telah
memberikan ilmunya dan berkontribusi besar selama proses praktikum sampai penulisan
makalah ini. Dalam laporan praktikum ini memuat teori, konsep dasar, prinsip kerja, komponen,
kegunaan, dan cara kerja dari instrumen “Kromatografi Gas”
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen serta
memahami dan mengerti tentang “Kromatografi Gas” dalam bidang Instrumen Farmasi. Namun,
dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kami mohon kritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat menambah wawasan kita dan dapat
memberi manfaat bagi kita semua. Demikian makalah ini kami buat, atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.

Palembang, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.........................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah....................................................................................................................2
3. Tujuan......................................................................................................................................2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kromatografi Gas..................................................................................................3
2. Konsep dasar Kromatografi Gas..............................................................................................4
3. Prinsip kerja Kromatografi Gas...............................................................................................5
4. Jenis-jenis dari Kromatografi Gas...........................................................................................5
5. Cara kerja Kromatografi Gas...................................................................................................6
6. Komponen alat Kromatografi Gas...........................................................................................8
7. Kegunaan alat Kromatografi Gas.............................................................................................12

BAB III
DISKUSI
Tanya Jawab.................................................................................................................................14

BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan..................................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik
pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa
gerak yang bisa berupa gas ( kromatografi gas ) ataupun cair ( kromatografi cair ) dan fasa diam
yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
polaritas dari fasa diam dan gerak. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun 1903,
mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi
kapur (CaSO4). Istilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-daerah
yang berwarna yang bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day
juga menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah
yang pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses kromatografi.
Perkembangan tentang kromatografi agak lambat untuk beberapa tahun sampai digunakan suatu
teknik dalam bentuk kromatografi padatan cair (LSC). Kemudian pada akhir tahun 1930 an dan
permulaan tahun 1940 an, kromatografi mulai berkembang.

Dasar kromatografi lapisan tipis (TLC) diletakkan pada tahun


1938 oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian diperhalus oleh Stahl pada tahun
1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martindan Synge pada tahun 1941 (untuk ini
mereka memenangkan Nobel) tidak hanya mengubah dengan cepat kromatografi cair tetapi
seperangkat umum langkah untuk pengembangan kromatografi gas dan
kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan James mempublikasikan makalah
pertama mengenai kromatografi gas. Diantara tahun 1952 dan akhir tahun 1960-an
kromatografi gas dikembangkan menjadi suatu teknik analisis yang canggih. Kromatografi
merupakan medan yang bergerak cepat karena sangat pentingnya dalam praktek dalam banyak
bidang penelitian. Usaha-usaha berlanjut sepanjang banyak jalur, beberapa diantaranya adalah :
detektor yang lebih baik, bahan kemasan kolom yang baru, hubungan dengan instrument lain
(seperti spektrometer massa) yang dapat membantu untuk mengidentifikasi komponen-
komponen yang dipisahkan.

1
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian Kromatografi Gas ?
2. Apa konsep dasar Kromatografi Gas ?
3. Apa prinsip kerja Kromatografi Gas ?
4. Apa saja jenis-jenis dari Kromatografi Gas ?
5. Bagaimana cara kerja Kromatografi Gas ?
6. Apa saja komponen alat Kromatografi Gas ?
7. Apa saja kegunaan alat Kromatografi Gas ?

3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian Kromatografi Gas
2. Agar mahasiswa mengetahui konsep dasar Kromatografi Gas
3. Agar mahasiswa mengetahui prinsip kerja Kromatografi Gas
4. Agar mahasiswa mengetahui apa saja jenis-jenis Kromatografi Gas
5. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara kerja Kromatografi Gas
6. Agar mahasiswa mengetahui apa saja komponen Kromatografi Gas
7. Agar mahasiswa mengetahui apa saja kegunaan Kromatografi Gas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Kromatografi Gas


Secara etimologi, Kromatografi berasal dari bahasa yunani yang berarti ‘warna’
dan ‘tulis’. Kromatografi gas (GC) merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam
kimia organik untuk pemisahan dan analisis, Oleh karena itu, senyawa-senyawa kimia
2
yang akan dipisahkan haruslah dalam bentuk gas pula. GC dapat digunakan untuk
menguji kemurnian dari bahan tertentu, atau memisahkan berbagai komponen dari
campuran. Kromatografi gas memisahkan suatu campuran berdasarkan kecepatan
migrasinya di dalam fasa diam yang dibawa oleh fasa gerak. Sedangkan perbedaan
migrasi ini disebabkan oleh adanya perbedaan interaksi diantara senyawa-senyawa kimia
tersebut (di dalam campuran) dengan fasa diam dan fasa geraknya.
Interaksi ini adalah adsorbsi, partisi, penukar ion dan jel permiasi.
Kromatografi gas termasuk dalam salah satu alat analisa (analisa kualitatif dan
analisa kuantitatif), kromatografi gas dijajarkan sebagai cara analisa yang dapat
digunakan untuk menganalisa senyawa-senyawa organik. Kita telah mengetahui
bahwa ada dua jenis kromatografi gas, yatiu kromatografi gas padat (KGP), dan
kromatografi gas cair (KGC). Dalam kedua hal ini sebagai fasa bergerak adalah gas
(hingga keduanya disebut kromatografi gas), tetapi fasa diamnya berbeda. Meskipun
kedua cara tersebut mempunyai banyak persamaan. Perbedaan antara kedunya hanya
tentang cara kerja. Pada kromatografi gas padat (KGP) terdapat adsorbsi dan pada
kromatografi gas cair (KGC) terdapat partisi (larutan). Kromatografi gas padat (KGP)
digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas. Metode ini awalnya kurang
berkembang. Penemuan jenis-jenis padatan baru sebagi hasil riset memperluas
penggunaan metode ini. Kelemahan metode ini mirip dengan kromatografi cair padat.
Sedangkan kromatografi gas cair sering disebut oleh para pakar kimia organic sebagai
kromatografi fasa uap. Pertama kali dikenalkan oleh James dan Martin pada tahun 1952.
Metode ini paling banyak digunakan karena efisien, serba guna, cepat dan peka. Cuplikan
dengan ukuran beberapa microgram sampel dengan ukuran 10 gram masih dapat
dideteksi. Sayangnya komponen cuplikan harus mempunyai tekanan beberapa torr pada
suhu kolom.

2. Konsep Dasar Kromatografi Gas


Kromatografi merupakan medan yang bergerak cepat karena sangat
pentingnya dalam praktek dalam banyak bidang penelitian. Usaha-usaha berlanjut
sepanjang banyak jalur, beberapa diantaranya adalah : detektor yang lebih baik, bahan
kemasan kolom yang baru, hubungan dengan instrument lain (seperti spectrometer

3
massa) yang dapat membantu untuk mengidentifikasi komponen-komponen yang
dipisahkan.
Cara kerja dari kromatografi gas adalah gas pembawa lewat melalui satu sisi
detektor kemudian memasuki kolom. Di dekat kolom ada suatu alat di mana sampel-
sampel bisa dimasukkan ke dalam gas pembawa (tempat injeksi). Sampel-sampel tersebut
dapat berupa gas atau cairan yang volatil (mudah menguap). Lubang injeksi dipanaskan
agar sampel teruapkan dengan cepat. Aliran gas selanjutnya menemui kolom, kolom
merupakan jantung instrumen tempat di mana kromatografi berlangsung. Kolom berisi
suatu padatan halus dengan luas permukaan yang besar dan relatif inert. Namun padatan
tersebut hanya sebuah penyangga mekanika untuk cairan. Sebelum diisi ke dalam kolom,
padatan tersebut diimpregnasi dengan cairan yang diinginkan yang berperan sebagai fasa
diam atau stasioner sesungguhnya, cairan ini harus stabil dan nonvolatil pada temperatur
kolom dan harus sesuai dengan pemisahan tertentu. Setelah muncul dari kolom itu, aliran
gas lewat melalui sisi lain detektor. Maka elusi zat terlarut dari kolom mengatur
ketidakseimbangan antara dua sisi detektor yang direkam secara elektrik.
Sebagai gambaran bagaimana yang terjadi di dalam kolom, anggap bahwa
dalam kolom tersebut memilki serangkaian kamar – kamar kecil, masing – masing
mengandung suatu bagian cairan yang nonvolatil sebagai fasa stasioner. Suatu fasa
bergerak atau gas pembawa bersama – sama dengan cairan yang sudah berupa gas masuk
ke dalam kamar pertama, di mana suatu sampel (gas yang dikromatografikan) dari fasa
bergerak. Jika cairan tersebut (fasa stasioner) cocok dengan tujuan, sebagian sampel akan
yang berupa gas tersebut akan masuk dan dan larut di dalamnya dan sebagian lagi akan
tetap ikut bersama dengan gas pembawa tersebut. Sekarang hukum Henry, dalam bentuk
biasanya, menyatakan bahwa tekanan parsial yang dihasilkan oleh zat terlarut dalam
suatu larutan encer sebanding dengan fraksi molnya. Maka untuk distribusi benzena
antara fasa cair dan uap dalam kamar itu dapat dituliskan sebagai berikut
P benzena = k X benzena
Di mana P benzena adalah tekanan parsial dalam fasa uap, X benzena adalah fraksi mol
benzena dalam cairan dan k sebuah tetapan. Dalam kromatografi gas, tekanan parsial dan
fraksi mol seringkali digantikan dengan konsentrasi yang menghasilkan suatu
koefisisen distribusi yang tak bersatuan, K = konsentrasi benzena dalam fasa
cair/konsentrasi benzena dalam fasa gas. Pindahkan gas nitrogen yang membawa
4
sebagian sampel yang tidak terhenti
pada kamar pertama ke kamar kedua, di mana gas tersebut bertemu dengan cairan. Dalam
hal ini sebagian sampel di dalamnya akan melarut dan yang lainnya tetap ikut dengan gas
pembawa atau fasa geraknya. Dalam kromatografi, aliran fasa gerak
berlanjut sampai zat terlarut telah bermigrasi sepanjang kolom itu. Namun, setelah
menelusuri panjang kolom suatu campuran akan mengalami fraksinasi, dan kemudian
muncul satu demi satu untuk memasuki detektor. Kamar atau ruang khayalan dalam
peralatan GC disebut pelat-pelat teoritis.

3. Jenis-jenis Kromatografi Gas


1. Kromatografi gas–cair (KGC) yang fase diamnya berupa cairan yang diikatkan pada
suatu pendukung sehingga solut akan terlarut dalam fase diam.
2. Kromatografi gas-padat (KGP), yang fase diamnya berupa padatan dan kadang-
kadang berupa polimerik.

4. Prinsip kerja Kromatografi Gas

Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi lainnya,


tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan antara
stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperatur gas dapat dikontrol
sedangkan pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak
dimiliki. Secara rinci prinsip kromatografi adalah udara dilewatkan melalui nyala
hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan terionisasi dan
menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor, kuantitas aliran listrik sebanding
dengan ion.

5. Cara kerja

A. Mengaktifkan GC

1. Aktifkan Un-interrupable Power Supply (UPS) jika ada.

2. Buka katup gas (alirkan gas ke GC)

Gas Helium (He) sebagai gas pembawa (carier)


5
Gas Nitrogen (N2) sebagai pembawa (carier) dan sebagai make up gas (FID)

Gas Hydrogen (H2) sebagai gas pembakar (FID)

Gas Compress Air sebagai pembakar (FID)

3. Aktifkan computer.

4. Aktifkan Gas Chromatography (GC) dengan tombol On/Off berada di sisi kiri bawah,
tunggu hingga GC selesai initialisasi & self test (kira-kira 2 menit)

5. Aktifkan software chemstation dengan doble Program click kiri icon instrument 1 online
atau klik start Instrument 1 online. Chem Station

6. Pastikan menu berada pada Load Method (Conditioning Methode) . Method “Methodand
Run Control” pilih metode yang diinginkan

7. Sebelum digunakan, pastikan column sudah diconditioning dengan suhu 20⁰C dibawah
suhu maximum column atau diatas suhu operational tetapi tidak diperbolehkan melewati
suhu max column seperti yang tertera di tag column

8. Conditioning GC selama 30 menit. Pilih Methode yang akan digunakan untuk analisa
(Method and Run Control)

B. Analisis Sampel

1. Isi Operator Sample Info Isi identitas sampel melalui : Run Control Name, Sub Directory
(untuk memudahkan pencarian data, gunakan tanggal hari ini), Nama Signal, Nama
Sample, komentar bila ada.

2. Apabila menggunakan Sequance, isi identitas sampel melalui : Sequence Isi Operator
Name, Sub Directory (untuk memudahkan Parameter pencarian data, gunakan tanggal
hari ini), Pastikan Data file Prefix/Counter, Nama Signal, Counter.Sequence Table :

3. Pastikan Parts of Method to Run berada pada According to Runtime Checklist

6
Sequence- Location : isikan lokasi vial sampel

Sample Name : sampel yang akan dianalisa

Method Name : method yang digunakan untuk analisa

Inj/Location : jumlah injeksi pada satu lokasi vial

Inj Volume : jumlah sampel yang diinjeksikan ke GC

Injector : Front atau Back- Sample Info : apabila diperlukan Save Sequence.

4. Tunggu hingga status di layar computer ready (warna hijau) atau pada display GC :
Ready for Injection dan lampu indicator “not ready” (warna merah) pada panel GC off.
Run Sequence.

5. Pastikan ikon Sequence aktif dengan cara pilih Run Control

6. Tunggu hingga analisa selesai, hasil analisa akan langsung tercetak secara otomatis.

Kalibrasi Standar

1. Setelah selesai “running” standard, pada menu View klik menu Data Analysis, double
click Data yang diinginkan.

2. Ambil data yang akan dianalisa melalui : File

3. Bila pada data yang dipilih terdapat “peak” yang tidak dikehendaki. (Auto Integration),
klik Integration, Save lewat icon bergambar buku, isi nilai parameter yang cocok, klik
Yes.

4. Isi Calibration Table melalui Calibration, isi column dengan nama ”Auto Calibration
Table Concentrasi” masing-masing compound, klik Yes.

5. Bila data sudah terkalibrasi dan ingin di edit, cukup melalui Replace, bila ada waktu
retensi (RT) yang berubah, ganti dengan RT yang baru

6. Simpan data yang sudah terkalibrasi.

7
7. Cetak hasil kalibrasi melalui menu Report

C. Mematikan GC

1. Turunkan suhu inlet dan detector tanpa mematikan gas carrier

2. Tunggu hingga suhu di Oven, Inlet, dan Detector berada pada suhu dibawah 500⁰C.

3. Close software Chemstation : File

4. Tekan tombol Off (matikan GC)

5. Matikan UPS jika ada

6. Tutup kembali katup gas Helium (He), Nitrogen (N2), Hydrogen (H2), dan Compress Air.

6. Komponen Alat Kromatografi Gas

1. Gas Pengangkut

Gas pengangkut/ pemasok gas (carrier gas) ditempatkan dalam silinder bertekanan tinggi.
Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar untuk digunakan
secara Iangsung. Gas pengangkut harus memenuhi persyaratan :

a. Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut, dan material dalam kolom.

b. Murni dan mudah diperoleh, serta murah.

c. Sesuai/cocok untuk detektor.

d. Harus mengurangi difusi gas.

Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon dioksida dan
hidrogen. Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H 2
mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan
juga CO2. Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh detektor yang digunakan.
Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran dan pengukur tekanan.
Sebelum masuk ke kromatografi, ada pengukur kecepatan aliran gas serta sistem penapis
molekuler untuk memisahkan air dan pengotor gas lainnya. Pada dasarnya kecepatan alir gas
8
diatur melalui pengatur tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar (coarse) pada tabung gas dan
pengatur halus (fine) pada kromatografi. Tekanan gas masuk ke kromatograf (yaitu tekanan dari
tabung gas) diatur pada 10-50 psi (di atas tekanan ruangan) untuk memungkinkan aliran gas 25-
150 mL/menit pada kolom terpaket dan 1-25 mL/menit untuk kolom kapiler.

2. Tempat injeksi ( injection port)

Dalam kromatografi gas cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas dan uap dapat
dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan padatan.
Hingga dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan pertama-tama harus
diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum masuk dalam kolom. Tempat injeksi dari alat
GLC/KGC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu dari tempat injeksi dapat diatur.
Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah bahwa suhu tempat injeksi sekitar 50°C lebih
tinggi dari titik didih campuran dari cuplikan yang mempunyai 6 titik didih yang paling tinggi.
Bila kita tidak mengetahui titik didih komponen dari cuplikan maka kita harus mencoba-coba.
Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi dinaikkan. Jika puncak- puncak yang diperoleh
lebih baik, ini berarti bahwa suhu percobaan pertama terlalu rendah. Namun demikian suhu
tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi, sebab kemungkinan akan terjadi perubahan karena
panas atau penguraian dari senyawa yang akan dianalisa. Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom
dengan cara menginjeksikan melalui tempat injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan
jarum injeksi yang sering disebut "a gas tightsyringe". Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh
menginjeksikan cuplikan terlalu banyak, karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan
yang diinjeksikan pada waktu kita mengadakan analisa 0,5 -50 ml untuk gas dan 0,2 - 20 ml
untuk cairan.

3. Kolom

Coloum, ada dua jenis kolom yang digunakan dalam GC. Yang pertama adalah kolom
kemas, yaitu berupa tabung yang terbuat dari gelas atau steinstless berisi suatu padatan inert
yang dikemas secara rapi. Kolom ini memiliki ukuran panjang 1,5-10 m dan diameter 2,2-4 nm.
Yang kedua adalah kolom kapiler, yang biasanya terbuat dari silica dengan lapisan poliamida.
Kolom jenis ini biasanya memiliki ukuran panjang 20-26 m dengan diameter yang sangat kecil

4. Detektor
9
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari
kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih tinggi.
Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik
kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram.
Detektor yang umum digunakan:

a.Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)

b. Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID)

c. Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)

d. Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD)

e. Detektor nyala alkalif.

Detektor spektroskopi massa detector, yang paling umum digunakan dalam GC adalah
detector ionisasi nyala (FID) dan detector kondutivitas termal (TCD). Kedunya peka terhadap
berbagai komponen dan dapat berfungsi pada berbagai konsentrasi. Sementara TCD pada
dasarnya universal dan dapat digunakan untuk mendeteksi setiap komponen selain gas pembawa
(selama konduktivitas mereka berbeda dari gas pembawa, suhu detektor), dalam jumlah besar
sensitif terutama untuk hidrokarbon. Sedangkan FID tidak dapat mendeteksi air. TCD adalah
detector non-destruktif, sedangkan FID adalah detector destruktif. Biasanya detector ini akan
dihubungkan dengan Spektrokopi Masa, sehingga akan menjadi rangkaian alat GC-MS.

5. Oven kolom

Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan
sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan fase diam bisa teruapkan,
juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat dalam kolom
sehingga menjadi terpisah.

6. Recorder

Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui
elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat dilakukan

10
analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara membandingkan waktu retensi
sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi dari
kromatogram. Sinyal analitik yang dihasilkan detektor disambungkan oleh rangkaian elektronik
agar bisa diolah oleh rekorder atau sistem data. Sebuah rekorder bekerja dengan menggerakkan
kertas dengan kecepatan tertentu. diatas kertas tersebut dipasangkan pena yang digerakkan oleh
sinyal keluaran detektor sehingga posisinya akan berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran
penguat sinyal detektor. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik dengan
pola yang sesuai dengan kondisi sampel dan jenis detektor yang digunakan. Ada beberapa
detektor yang dapat digunakan dalam kromatografi gas. Detektor yang berbeda akan
memberikan berbagai jenis selektivitas. Detektor non selektif merespon senyawa kecuali gas
pembawa, Detektor selektif meresponi berbagai senyawa dengan sifat fisik atau kimia umum dan
detektor khusus menanggapi suatu senyawa kimia tunggal. Detektor juga dapat dikelompokkan
ke dalam concentration dependant detectors and mass flow dependant detectors. Sinyal dari
concentration dependant detectors terkait dengan konsentrasi zat terlaru tdalam detektor, dan
biasanya pengenceran sampel akan menurunkan respon detektor. Mass flow dependant detectors
biasanya menghancurkan sampel, dan sinyal tersebut tergantung dengan laju di mana molekul-
molekul zat terlarut menuju ke detektor.

7. Kegunaan

Pada Bidang Bioteknologi


Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat
besar.Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam
protein.Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus
di- purified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmacy.
Kromatografi juga bisadiaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti
asam nukleat, karbohidrat,lemak, vitamin dan molekul penting lainnya.Dengan data-data
yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini,selanjutnya sebuah produk obat-
obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagaidata awal untuk menghasilkan jenis
obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrolkondisi obat tersebut sehingga bisa
bertahan lama.
11
Pada Bidang Klinik
Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam
menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat
mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat
diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui
konsentrasi CN-(sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah
danfluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan
suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat. Sekarang ini,
deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama bagi pasien
kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri,
atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama
untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik kromatografi. Dengan alasan-
alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama dalam membantu mengatasi
permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi, klinik dan kehidupan manusia secara
umum.

8. Kelebihan dan Kekurangan

a. Kelebihan

1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi

2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi


pemisahan yang tinggi

3. Gas mempunyai vikositas yang rendah

4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga


analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi

12
5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam
yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam
campuran.

b. Kekurangan

1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap

2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam


jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada
tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton
sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain.

BAB III
DISKUSI

1. Debby Putri M (KQ Reg 2A)

Mengapa hidrogen masih bisa/boleh digunakan dalam kromatografi gas sedangkan hidrogen
bersifat mudah terbakar?

Jawaban: Devia Lestari (K1 Reg 2B)

Gas hidrogen masih digunakan sebagai gas pembawa karena memiliki daya alir yang
tinggi yaitu 35 cm/detik, efek resolusi yang ditimbulkan lebih baik dari helium, Memiliki
efisiensi yang relatif stabil terhadap adanya perubahan kecepatan alir, Utk hidrogen mudah
terbakar terhadap adanya udara, jadi sehubung reaksi terjadi di dalam kolom yang tertutup

13
dan terdapat dalam oven dg suhu tinggi maka terjadinya interaksi antara hidrogen dan udara
minim, sehingga ledakan dapat diminimalisir.

2. Andi Fadelyah M.B (K1 Reg 2B)

Pada kolom, ada komponen yg bergerak cepat dan lambat. Kecepatan tersebut dipengaruhi
oleh apa? Kapan kromatografi gas digunakan?

Jawaban: Yoriza Afriola (K6 Reg 2B)

Kecepatan dapat dipengaruhi oleh titik uap suatu sampel, sebelum sampel diinjeksikan ke
injektor maka suhunya harus telah diatur terlebih dahulu. Sampel yang titik uapnya rendah
akan menguap duluan.

Kromoatografi gas dapat digunakan ketika akan memisahkan komponen berbeda dalam
suatu campuran dan menentukan kadar relatif komponen tersebut. ketika ingin menganalisis
senyawa organik yang mudah menguap seperti hidrokarbon dan eter. ketika ingin
mengidentifikasi dan menganalisis senyawa tertentu, misalnya untuk menganalisis CO dan
CO2 diudara (Jurnal oleh Widhiani Cahyadi, dkk yaitu Pengembangan Metode Kromatografi
Gas Detector Ionisasi Nyala untuk analisis CO dan CO2 diudara). ketika ingin menguji
kemurnian dari bahan tertentu, misalnya untuk memeriksa residu pestisida profenofos pada
selada (jurnal oleh Yohannes Alen, dkk yaitu Pemeriksaan Residu Pestisida Profenofos Pada
Selada (Lactuca Sativa L.) dengan metode Kromatografi Gas)

3. Yuni suharina (K6 reg 2A)

Sampel apa saja yang dapat dianalisis oleh kromatografi gas?

Jawaban: Ivan Sari Murni (K3 Reg.2A)

Sampel yang dpt dianalisis oleh GC yaitu produk gas alam, kemurnian pelarut, asam
lemak, residu pestisida, polusi udara, alkohol, steroid, minyak atsiri, flavor.

Sesuai yg dijelaskan pada cara kerja kromatografi gas tdi bahwa ada beberapa gas yg
salah satunya berfungsi sebagai pembawa.

14
Apakah maksud dari gas pembawa itu dan sebutkan syarat-syaratnya?

Jawaban: Ilsa Nabila

Syarat pembawa dalam kromatografi yaitu tidak reaktif, murni/ kering, dapat disimpan dalam
tangki bertekanan tinggi (merah hidrogen, abu abu nitrogen)

4. Feli Sabila (K2 Reg 2A)

Apa maksud kolom sebagai jantung GC?

Jawaban: Gabby Gita S (K3 Reg 2A)

Karena proses pemisahan senyawa/sampel terjadi di kolom.

Apa hasil akhir dari kromatografi gas?

Jawaban : Khoirun Nisak (K3 Reg 2A)

Hasil dari kromatografi gas adalah berupa identitas pada suatu produk / senyawa, seperti
kandungan metanol atau gas" yg lain nya pada suatu produk, dan data dari detektor dikirim
ke komputer menghasilkan sebuah grafik spektrum massa

Tadi, di slide menyebutkan bahwa, kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom. Apa
yang membuat kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom?

Jawaban: Monica (K4 Reg 2a)

Sebenarnya yg dimaksud kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom adalah dari segi
pengertian dan prinsip kromatografi itu sendiri,secara garis besar pengertian dari
kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan
antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada
pada larutan. Nah antara kromatografi gas,kromatografi kolom dan kromatografi lainnya itu
sama sama prinsipnya untuk pemisahan molekul,namun untuk konsep dasar dan cara
kerjanya itu berbeda.

15
5. Devia Lestari (K1 Reg 2A)

Pada rekorder akan muncul gravik yg beragam panjang dan ketinggiannya, perbedaan
panjang dan tinggi kurva tsb didasarkan pada sifat sampel yang mana?( semua anggota
kelompok)

Jawaban : Meilin

jadi hasil rekaman berupa kurva sinyal terhadap waktu (Kromatogram) yg digunakan untuk
menentukan identifikasi dan kadar zat, Kurva menggambarkan proses distribusi yang terjadi
selama zat terlarut tinggal dalam kolom, jadi apabila viskositas zat adalah rendah maka laju
aliran gas pembawa akan tinggi sehingga, waktu elusi lebih pendek san analisa menjadi lebih
cepat

Ada komponen yang dibuang dan ada yang diteruskan. Lalu apa saja komponen seperti apa
yang dibuang dan komponen seperti apa yang diteruskan?

Jawaban

Pada slide bagian gas pembawa ,apa yang dimaksud dengan difusi yang longitudinal?

Jawaban :

Difusi longitudinal merupakan kecenderungan alami dari molekul solut untuk bergerak
melalui proses difusi dari suatu tempat dengan konsentrasi tinggi ke daerah dengan
konsentrasi yang lebih rendah

Pada video sampel berupa darah, dengan sampel berupa darah apakah kg dapat mendeteksi
kelainan pada darah yang mengisyaratkan adanya suatu penyakit pada pasien? (kel 3a,3b,dan
6b)

6. Siti Qurrota Akyuni

Mengapa suhu oven kolom harus dikontrol atau diatur?

16
Jawaban: Rosalina

Karena jika diset terlalu tinggi, cairan fase diam bisa teruapkan juga sedikit sampel akan larut
pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi terpisah.
Dengan kata lain suhu/temperatur oven kolom harus dikontrol karena merupakan variabel
untuk memperoleh hasil analisis yang baik, jika digunakan suhu yang terlalu tinggi maka
komponen dengan titik didih tinggi akan te resolusi dengan baik namun komponen-
komponen yang mudah menguap akan menunjukkan resolusi yang kurang baik bahkan
terdapat kemungkinan dimana komponen komponen tersebut te resolusi secara bersama-
sama untuk menghindari hal tsb maka suhu oven kolom harus diatur/dikontrol

Apa yang dimaksud solute partisi dan pendukung dalam kromatografi gas cair fase diam?

Jawaban : Meilin

Solute adalah zat terlarut

Partisi adalah sekat

Pendukung Kromatografi gas - cair (fase diam) ialah lapisan tipis yang tetap pada penyangga
padat inert yang terbagi halus seperti "Tanah silika" Kromatografi seperti polisiloksan yang
paling banyaj digunakan sebagai lapisan pelindung pada baja.

Dalam detektor ada video Jelaskan apa prinsip kerjanya Apa fungsi molekul organic?

Jawaban: Fia Maretha R (K3 Reg 2A)

Pada detektor ini komponen sampel yang keluar dalam kolom dibakar dalam nyala sejumlah
besar ion yang terbentuk masuk ke dalam celah elektrode dan menurunkan tegangan listrik
penurunan tegangan ini dicatat sebagai sinyal oleh detektor fungsinya dapat melakukan
pengujian kemurnian zat organik tersebut atau disebut analisa kualitatif

7. Febrina Melinia

17
Dari video yang sudah ditampilkan, detector yang digunakan ialah detector ionisasi nyala
(FID). Mengapa FID yang paling umum digunakan pada kromatografi gas daripada detector
lainnya?

Jawaban : Rheini Dwi M

Karena fid peka terhadap hidrokarbon dan kepekaannya melebihi TCd dan lainnya

8. Fitri melinia

Apakah ada faktor2 untuk memilih kolom kromatografi gas?

Jawaban: Nurlaila Hadiyah Ningsih (k4 Reg 2A)

Faktor2 dalam memilih kromatografi gas :

a) Fasa diam, bersifat polar, semi polar, atau non polar

b) Ketebalan film, secara langsung mempengaruhi retensi, resolusi, suhu elusi untuk tiap
komponen sampel

c) Diameter internal

d) Panjang kolom, semakin panjang kolom akan meningkatkan resolusi tapi juga akan
meningkatkan biaya dan waktu analisis

9. Adhella Vianka Y (K1 Reg 2A)

Pemisahan dlm ton/pon sukar dilakukan, kecuali ada metode lain. Bisa dijelaskan metode
lain itu yang bagaimana , apakah kromatografi lain atau apa?

Mengapa kolom harus berada didalam oven dengan suhu tertentu? berapa suhu idealnya?

Jawaban : Fadilah Dwi Wardani (K2 Reg 2A)

18
Sistem pemisahan pada kromatografi gas ini memerlukan pemanasan. Di sisi lain, stabilitas
gas sangat dipengaruhi oleh temperature, sehingga walaupun sampel berfasa gas, sistem
pemanasan untuk memungkinkan pengendalian temperatur tetap diperlukan. Suhu ideal nya
sekitar 50-250 derajat celcius, tergantung pada titik didih dari sampel yang dianalisis
tersebut.

10. Tharissa Rizka

Kromatografi merupakan teknik pemisahan molekul berdasarkan pergerakan dua fase, fase
gerak dan fase diam. Perngaruh apa yang menyebabkan fase gerak dan fase diam itu terjadi?

Jawaban: Yuli ( K6 Reg 2A)

Pengaruh yang menyebabkan fase gerak dan fase diam itu terjadi dimana Fase diam
(Stationary phase) Fase diam merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses
pemisahan dengan kromatografi. karena dengan adanya interaksi dengan fase diamlah terjadi
perbedaan waktu retensi (tR) dan terpisahnya komponen senyawa analit.Fase diam dapat
berupa bahan padat atau porous (berpori) berbentuk molekul kecil atau cairan yang umumnya
dilapiskan pada padatan pendukung. Fase gerak (Mobile phase)Fase gerak merupakan
pembawa analit dapat bersifat inert maupun berinteraksi dengan analit tersebut. Nah fase
gerak ini tidakj selalu hanya cairan. Tapi juga dapat berupa gas yang umumnya dapat dipakai
sebagai carrier gas senyawa mudah menguap (volatil).

11. Tasya Septiyani (K6 Reg 2A)

Jelaskan mengapa kromatografi gas menduduki posisi yang sangat penting uuntuk analisis
fisika-kimia?

Jawaban: Veni Elyani (K6 Reg 2B)

Karena aliran fase mobil terkontrol dan kecepatannya tinggi kromatografi gas sangat mudah
digabung dengan instrumen fisika sangat mudah terjadi pencampuran uap sampel ke dalam
fase mobil pemisahan fisik terjadi dalam kolom yang jenisnya banyak

19
12. Chintia Milenia (K1 Reg 2B)

Apakah ada kegunaan lain dari kromatografi gas selain untuk menguji kemurnian senyawa
dan analisis kimia?

Jawaban: Husna Indri (K3 Reg 2A)

Dapat digunakan untuk menangani senyawa-senyawa dalam klinik dapat digunakan untuk
menganalisa polimer setelah untuk pengujian kualitas terhadap minyak permen jeruk sitrat
dan lain-lain dapat digunakan dalam pengontrolan kualitas analisa hasil baru penentuan lama
reaksi pada kemurnian hasil

13. Yoriza Afriola K6 Reg 2B

Sebutkan faktor yang mempengaruhi keakuratan hasil pemisahan pada kromatografi gas?

Jawaban: Puput O

1 pemilihan adsorben sebagai fase diam

2 laju elusi atau aliran fase gerak

3 ukuran kolom

4 kepolaran pelarut

14. Livia

Sebutkan detektor2 yang umum digunakan dan detektor apa yang paling sering digunakan
pada kromatografi gas?

Jawaban: Titis Nadira

Detektor yang paling umum digunakan adalah detektor ionisasi nyala atau FID dan detektor
konduktivitas termal atau TCD keduanya peka terhadap berbagai komponen dan bisa
digunakan pada berbagai konsentrasi
20
15. Sintya (K5 Reg 2A)

Kolom banyak jenisnya, baik dari bentuk dan bahan pembuatnya. Jelaskan bagaimana cara
pemilihan kolom yg tepat?

Jawaban: Mealdry (K3 Reg 2A)

Pemilihan kolom bergantung pada sampel dan ukuran aktif polaritas sampel harus cocok
dengan polaritas fase diam kolom untuk meningkatkan resolusi dan pemisahan sekaligus
mengurangi mengurangi waktu proses

16. Sabilla (K5 Reg 2A)

Dalam komponen alat terdapat 2 jenis kolom. Apa perbedaan dari 2 jenis kolom tersebut dan
fungsi dari masing2 kolom?

Jawaban: Rosalina

Pada kolom kemas baja tahan karat panjang 1 sampai 5 m diameter 2 sampai 4 mm jumlah
lempeng 1000 tebal lapisan lilin 10 mikron memiliki resolusi rendah memiliki kecepatan
aliran 10 sampai 60 ml/menit sedangkan kolom kapiler silika dengan kemurnian yang tinggi
panjang 5 sampai 60 meter diameter dalam 0,10 sampai 0,53 jumlah lempeng 5000 tebal
lapisan lilin 0,05 sampai 1 mikron memiliki resolusi tinggi memiliki kecepatan aliran 0,5
sampai 1,5 mili/menit

17. Emilia Fransisca (K2 Reg 2B)

Alat ini terbatas untuk zat yang mudah menguap. Artinya tidak semua zat dapat masuk lalau
zat mudah seperti apa yg dpt masuk, berikan contohnya

Jawaban: Kuniati M (K3 Reg 2B)

21
Pada dasarnya semua bahan bisa menguap baik cair maupun padat. Jadi bahan yang berupa
cairan atau padatan nantinya melalui proses penguapan terlebih dahulu sebelum dilanjutkan
ke detector.

Apa yang akan terjadi jika kita salah dalam melakukan percobaan baik salah memasukkan
sampel atau alat. Apakah pada kromatografi ini tidak terdapat gangguan?

Jawaban: Meilin

salah satu contoh gangguan yg dapat terjadi dalam penggunaan alat Kromatografi gas ialah,
dalam pengaturan suhu, apabila suhu diatur terlalu panas maka dapat menguraikan dan
penguapan sampe larutan / kondensasi. Adapun pada laju aliran gas yang terganggu maka
dapat mengurangi zona penyebaran dalam fase gas

18. Elsa septina (K2 Reg 2B)

Apa yang membuat kesetimbangan partisi antar gas dan cairan berlangsung cepat yang
membuat suatu analisis menjadi relatif cepat dan sensitifirasnya menjadi tinggi?

Jawaban: Mealdry (K3 Reg 2A)

Yang membuat kesetimbangan partisi antar gas dan cairan berlangsung cepat yang membuat
suatu analisis menjadi relative cepat dan sensitifitasnya menjadi tinggi karena fase gas
dibandingkan sebgaian fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut.

19. Yuliana Safitri (K6 Reg 2A)

Apakah kelebihan dari kromatografi gas padat dibandingkan dengan kromatografi gas cair?

Jawaban: Almuhibu Sakinah (K1 Reg 2A)

Kelebihan kromatografi gas padat menggunakan teknik absorbs dimana padatannya


merupakan padatan yang akan memiliki daya serap yang efesien sehingga hasil lebih selektif

22
20. Anggia (k1 Reg 2B)

Syarat pembawa untuk kromatografi

Jawaban: ilsan Nabila

Syarat pembawa dalam kromatografi yaitu tidak reaktif, murni/ kering, dapat disimpan dalam
tangki bertekanan tinggi (merah hidrogen, abu abu nitrogen)

21. Dewi Afrita (K6 Reg 2B)

Pada detector konduktivitas menggunakan gas helium dan detector ionisasi menggunakan gas
nitrogen. Adakah gas lain yang dapat digunakan selain kedua gas tersebut?

Jawaban: Meilin

Gas lain yang dapat digunakan selain gas helium dan nitrogen antara lain, argon, hidrogen,
karbondioksida

BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


a. Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-
komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati
suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.
b. Pada dasarnya komponen penting yang harus ada pada setiap alat
kromatografi gas adalah :
 Tangki pembawa gas
 Pengatur aliran dan pengatur tekanan
 tempat injeksi
 kolom
 Detector
23
c. Prinsip kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom (serta yang lainnya
bentuk kromatografi, seperti HPLC, TLC), tapi memiliki beberapa perbedaan
penting, yaitu:
 Proses memisahkan compounds dalam campuran dilakukan antara
stationary fase cair dan gas fase bergerak, sedangkan pada kromatografi
kolom yang seimbang adalah tahap yang solid dan bergerak adalah fase
cair.
 Melalui kolom yang lolos tahap gas terletak di sebuah oven dimana
temperatur gas yang dapat dikontrol, sedangkan kromatografi kolom
(biasanya) tidak memiliki kontrol seperti suhu.
 konsentrasi yang majemuk dalam fase gas adalah hanya salah satu
fungsi dari tekanan uap dari gas.

DAFTAR PUSTAKA

Day, Jr dan Underwood, A.L. 1991. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 5. Jakarta:Penerbit Erlangga

Fadholi, Arif. 2009. Kromatografi Gas (online).

Husni, Hafidz. 2009. Kromatografi Gas (online).

Madbardo. 2008. Kromatografi Gas. (online).

24

Anda mungkin juga menyukai