Anda di halaman 1dari 6

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 1

Artikel Penelitian

Gambaran Polifarmasi Pasien Geriatri Dibeberapa Poliklinik


RSUP Dr. M. Djamil Padang

Aryaldy Zulkarnaini1, Rose Dinda Martini2

Abstrak
Polifarmasi adalah penggunaan lebih atau sama 5 macam obat secara bersamaan setiap hari. Paling sering
disalahgunakan sebagai terapi untuk masalah kesehatan pada pasien geriatri. Penyakit kronik pada pasien geriatri
menyebabkan meningkatnya jumlah peresepan obat yang diberikan kepada pasien. Reaksi efek samping obat,
termasuk interaksi obat pada pasien geriatri yang merupakan masalah umum terjadi di rumah sakit dan merupakan
penyebab penting pada tingkat morbiditas dan mortalitas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran penyakit
kronis yang multipatologis dengan prevalensi polifarmasi pada pasien geriatri di poliklinik rawat jalan RSUP M.Djamil
Padang. Penelitian ini merupakan studi observasional. Populasi sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien
geriatri (usia ≥ 60 tahun) yang datang ke Instalasi rawat jalan. Terdapat sebanyak 360 (58.25%) laki-laki dan 258
(41.75%) perempuan dari 618 pasien. Kami menemukan polifarmasi pada 400 pasien (64.72%). Kesimpulan
penelitian ini polifarmasi sangat berhubungan erat dengan tingginya morbiditas penyakit. Penyakit jantung memiliki
tingkat yang tinggi untuk polifarmasi.
Kata kunci: polifarmasi, geriatri

Abstract
Polypharmacy is the use of more or more 5 kinds of drugs simultaneously every day. Most often misused as a
therapy for health problems in geriatric patients. Chronic diseases in geriatric patients cause an increase in the number
of prescription drugs given to patients. Reactions of drug side effects, including drug interactions in geriatric patients
which are common problems in hospitals and are important causes of morbidity and mortality. The objective of this
study was to find out the description of a chronic multipatological disease with the prevalence of polypharmacy in
geriatric patients at the outpatient clinic of M.Djamil Hospital Padang. This research is observational research. The
sample population in this study were all geriatric patients (age ≥ 60 years) who came to the outpatient installation.
There were 360 (58.25%) men and 258 (41.75%) women of 618 patients. We found polypharmacy in 400 patients
(64.72%). The conclusion of this study polypharmacy is very closely related to the high morbidity of the disease. Heart
disease has a high level of polypharmacy.
Keywords: polifarmasi, geriatric

Affiliasi penulis: 1. Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu penyakit kronis. Penyakit kronik pada pasien
Penyakit Dalam FK Unand, 2. Subbagian Geriatrii Bagian Ilmu
Penyakit Dalam FK Unand/RSUP M Djamil Padang.
geriatri menyebabkan meningkatnya jumlah
(1)
Korespondensi: Aryaldy Zulkarnaini, Email:dr.aryaldy.int@gmail.com peresepan obat yang diberikan kepada pasien.
Telp: 08116612633
Pemberian banyak obat atau polifarmasi
didefinisikan sebagai penggunaan beberapa
PENDAHULUAN
obat, sebagian besar penelitian terbaru yang
Salah satu tantangan terbesar yang
dilakukan di Eropa dan Australia menetapkan
dihadapi sistem kesehatan secara global saat ini
bahwa polifarmasi adalah penggunaan lebih dari
adalah meningkatnya jumlah pasien dengan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(Supplement 1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 2

lima macam obat. Obat-obatan adalah yang sebelum terjadinya kematian dan dalam
(5)
paling sering digunakan dan disalahgunakan pengobatan sering terdapat polifarmasi. Pada
sebagai terapi untuk masalah kesehatan pada usia lanjut yang menderita lebih dari satu
(2)
pasien geriatri. Layanan kesehatan profesional penyakit dan mendapat berbagai macam obat
bagian geriatri sangat bergantung pada secara bersamaan merupakan kelompok yang
(6)
farmakoterapi untuk meringankan gejala, rentan terhadap interaksi obat. Risiko interaksi
meningkatkan kualitas hidup dan status obat meningkat sesuai dengan jumlah obat yang
fungsional, menyembuhkan atau pengelolaan diresepkan dan pasien geriatri biasanya
penyakit yang berpotensi untuk memperpanjang mendapatkan obat yang lebih banyak
(1) (2) (7)
kelangsungan hidup. dibandingkan pasien usia lainnya.
Prevalensi polifarmasi telah dianalisis Reaksi efek samping obat, termasuk
dalam banyak studi dengan hasil yang berbeda interaksi obat pada pasien geriatri yang
dalam hal pengaturan klinis. Biasanya merupakan masalah umum terjadi di rumah sakit
polifarmasi ini terkait erat dengan jumlah dan merupakan penyebab penting pada tingkat
(8) (9)
penyakit atau multimorbiditi. Prevalensi morbiditas dan mortalitas. Menurut
multimorbiditi pada pasien geriatri berkisar antara penelitian Monita Cahya Ningsih (2004) tentang
35 persen menjadi 80 persen, tergantung pada interaksi obat pada pasien di poliklinik geriatri RS
metode pengumpulan data, definisi dan kondisi Dr. Cipto Mangunkusumo didapatkan rata-rata
kronis multimorbiditi, jumlah dan kondisi kronis pasien mendapatkan 5 macam obat secara
(3) (10)
yang termasuk dalam analisis. Sebuah bersamaan. Diketahui 68% dari 150 pasien
penelitian dari pusat pelayanan kesehatan primer teridentifikasi mengalami interaksi obat dan
di Riyadh Arab Saudi, menemukan prevalensi 11,6% dari interaksi obat tersebut dianggap
polifarmasi 89,1%. Selain multimorbiditi, penyakit sebagai interaksi yang menuntut perhatian klinik.
(11) (9)
kronik spesifik seperti hipertensi, penyakit
jantung koroner, gagal jantung, penyakit paru Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan
obstruksi, gagal ginjal kronik dan diabetes dari peneliti adalah mengetahui gambaran
(1) (3)
melitus adalah prediktor dari polifarmasi. penyakit kronis yang multipatologis dengan
Pada usia 60 tahun ke atas terjadi proses prevalensi polifarmasi pada pasien geriatri di
penuaan yang bersifat universal berupa poliklinik rawat jalan RSUP M.Djamil Padang.
kemunduran dari fungsi biosel, jaringan, organ,
bersifat progresif, berubahan secara bertahap,
akumulasi dan intrinsik. Proses penuaan METODE
menyebabkan terjadinya perubahan pada Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat
berbagai organ di dalam tubuh seperti Jalan RSUP M.Djamil Padang. Penelitian ini
gastrointestinal, sistem genitouria, sistem merupakan penelitian yang bersifat
imunologi, sistem serebrovaskular, sistem saraf observasional. Populasi sampel pada penelitian
(4)
pusat dan sebagainya. Oleh sebab itu, ini adalah seluruh pasien geriatri (usia ≥ 60
penyakit pada populasi usia lanjut berbeda tahun) yang datang ke Instalasi rawat jalan
perjalanan dan penampilannya dengan yang RSUP M.Djamil Padang setiap hari rabu bulan
terdapat pada populasi lain, dimana penyakit April 2015, di poliklinik khusus geriatri, poliklinik
bersifat multipatologi, degeneratif, saling terkait, khusus rematologi, poliklinik jantung, poliklinik
kronis, cenderung menyebabkan kecatatan lama paru, poliklinik syaraf, dan poliklinik urologi.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(Supplement 1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 3

Kriteria inklusi adalah seluruh pasien Tabel 3. Jumlah pasien masing-masing poliklinik

dengan umur ≥ 60 tahun. Pasien rawat jalan di khusus


Poliklinik Khusus Jumlah Pasien %
poliklinik RSUP M.Djamil Padang. Pasien yang
(n)
menderita penyakit kronis yang berobat rutin
Geriatri 209 33.81
setiap bulan. Kriteria eklusi adalah pasien yang Reumatologi 50 8.09
tidak mengambil resep obat dan pasien yang Jantung 278 44.98
Paru 34 5.51
diputuskan untuk dilakukan perawatan paliatif
Saraf 26 4.23
dirumah sakit.
Urologi 6 0.97
2 poliklinik 15 2.42
HASIL
Karakteristik penelitian ini adalah mencatat Tabel 4. Kelompok jenis penyakit pasien geriatri
jenis kelamin, usia, jumlah kunjungan ke masing- pada poliklinik khusus rawat jalan

masing poliklinik RSUP M.Djamil Padang pada Poliklinik Jenis Penyakit


Geriatri Osteoarthritis, Diabetes mellitus,
hari rabu dalam satu bulan. Terdapat sebanyak
Dislipidemia, Penyakit lambung,
360 (58.25%) laki-laki dan 258 (41.75%) Hipertensi, Penyakit Intestinal, Sirosis
perempuan. Usia terbanyak pasien geriatri yang hepatis, GOUT, Penyakit tiroid, CKD,

melakukan kunjungan adalah usia 60-64 tahun Anemia, Demensia

dan rerata usia pasien geriatri adalah 65-69


Rematologi OA, GOUT, Osteoporosis, RA
tahun, dengan usia tertua adalah 88 tahun.
Jantung Atrial fibrilasi (AF), Penyakit Jantung
Tabel 1. Jumlah pasien geriatric berdasarkan jenis Koroner, Gagal jantung, Hipertensi

kelamin
Paru Penyakit paru obstruksi kronik, Asma
Jenis Kelamin Jumlah Pasien %
bronchial,CAP
Laki-laki 360 58.25
Perempuan 258 41.75
Syaraf Cerebrovaskular disease (CVD),
618 100
Demensia

Urologi Prostate hypertrophy, Malignancy


Tabel 2. Jumlah pasien geriatri berdasarkan usia
Usia (Tahun) Jumlah Pasien (n) %
Tabel 5. Obat terbanyak yang diresepkan pada pasien
60-64 231 37.38
geriatric di Poliklinik RS. M Djamil
65-69 162 26.22
No. Nama obat Jumlah obat yang
70-74 136 22.01
diresepkan
75-79 62 10.02
1. Lansoprazol 332
≥80 27 4.37
2. Simvastatin 277
618 100
3. Candesartan 253
4. Asam Asetil salisilat 225
5. Bisoprolol 224
6. Amlodipin 214
7. Vitamin B kompleks 205
8. Na diklofenak 143
9. Ramipril 113
10. Allopurinol 105

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(Supplement 1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 4

Tabel 6. Jumlah pasien geriatri berdasarkan jumlah Prevalensi polifarmasi sebanyak 64.72 %
macam obat yang digunakan termasuk angka yang tinggi. Dalam penelitian
Jumlah Obat Jumlah Pasien %
sebelumnya di Jerman hanya 10 % prevalensi
1-4 218 35.28
polifarmasi, disini pengobatan berbasis pada
5-7 368 59.55
≥8 32 5.17 asuransi kesehatan. Di Norwegia prevalensi
618 100 penggunaan polifarmasi sebanyak 47% dalam
penanganan penyakit, dan 57 % polifarmasi di
Poliklinik jantung merupakan poliklinik swedia pada pasien geriatric yang berumur lebih
yang paling banyak dikunjungi oleh pasien dari 75 tahun. Tingginya angka polifarmasi pada
geriatri, yaitu 278 orang (44.98%). Sedangkan penelitian ini mungkin karena penelitian ini
poliklinik khusus geriatri merupakan poliklinik dilakukan pada pusat pengobatan rujukan dari
khusus bagi pasien yang berumur ≥60 tahun berbagai daerah karena memilki penyakit yang
yang memiliki komorbid penyakit yang banyak. rumit atau multimorbiditas. Mungkin juga akibat
Sebanyak 15 orang melakukan kunjungan pengobatan yang diberikan secara gratis,
sebanyak 2 (dua) poliklinik, sehingga pasien ini sedangkan dinegara-negara eropa pasien
mendapatkan peresepan obat yang banyak (12 seringkali harus membeli obat atau membayar
macam obat). 400 pasien (64.72%) mendapat biaya resep obat. Kunjungan lebih dari satu
obat ≥ 5 macam. Poliklinik jantung sebanyak 213 poliklinik akibat multimorbiditas juga merupakan
(76.61%) pasien merupakan polifarmasi dan 28 (12)
faktor pemberian polifarmasi pada pasien.
(10%) pasien mendapatkan obat ≥ 8 macam Penyakit yang banyak diderita oleh pasien
obat. geriatri adalah penyakit cardiovaskular seperti
Atrial fibrilasi (AF), Penyakit Jantung Koroner,
PEMBAHASAN Gagal Jantung, hipertensi, serta penyakit
Penelitian ini mendapatkan polifarmasi diabetes melitus, penyakit paru-paru, arthritis,
pada 400 pasien (64.72%) rawat jalan dipoliklinik patah tulang, serta keganasan. Ini semua
RS. M.Djamil. Alasan polifarmasi pada pasien merupakan penyakit kronis yang perlu kontrol
geriatri adalah penyakit kronis yang yang ketat terhadap penyakitnya, penyakit
multipatologi, obat diresepkan oleh beberapa geriatri kebanyakan bersifat endogenik, multipel,
dokter, kurang koordinasi dalam pengelolaan kronik, bergejala atipik dan rentan terhadap
pengobatan, gejala yang dirasakan pasien penyakit atau komplikasi yang lain. Pada pasien
kadang tidak jelas, pasien kadang sering geriatri, berbagai perubahan fisiologik pada
meminta resep, dan pemberian obat untuk organ dan sistem tubuh akan mempengaruhi
menghilangkan efek samping obat justru tanggapan terhadap obat. Berbagai perubahan
diberikan obat baru. Prevalensi polifarmasi tersebut disebut dengan perubahan
berbeda dalam berbagai penelitian, tergantung farmakokinetik, farmakodinamik, dan hal khusus
pada definisi polifarmasi . Definisi polifarmasi lain yang merubah perilaku obat didalam tubuh.
yang kita gunakan adalah penggunaan secara (1) (6)

bersamaan ≥ 5 macam jenis obat, karena cutoff Risiko terjadinya interaksi obat meningkat
ini telah dikaitkan dengan hasil efek samping sejalan dengan obat yang diresepkan. Pasien
obat yang terkait dengan terjadinya kelemahan, dengan penyakit kritis dan pasien geriatri
resiko jatuh, cacat, dan kematian pada pasien berisiko tinggi untuk mengalami interaksi obat
(2)
geriatri.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(Supplement 1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 5

bukan hanya karena mengkonsumsi obat yang digunakan oleh pasien menjadi 80 % dengan
lebih banyak, tetapi juga karena adanya satu obat dibanding 20% dengan enam atau
gangguan mekanisme homeostasis yang tidak lebih obat yang diberikan. Strategi untuk
memungkinkan untuk menetralkan beberapa mengurangi pemberian obat dan pemahaman
(8)
efek yang tidak diinginkan. terhadap kelompok penyakit yang mengharuskan
Polifarmasi terbanyak adalah 12 macam pemberian polifarmasi perlu dimengerti oleh
obat yang didapat oleh beberapa orang pasien. setiap dokter terhadap pasien-pasien geriatri.
Obat-obat yang didapat adalah Glikuidon, Kunjungan rumah serta umpan balik berupa
simvastatin, sodium bicarbonate, allopurinol, penjelasan dari dokter dan mengetahui prinsip
furosemid, aspirin, bisoprolol, telmisartan, pemberian obat yang benar untuk pasien usia
amlodipin, lansoprazol, sukralfat, cefixime. lanjut merupakan alasan untuk tidak menutup
(4) (5)
Interaksi obat yang serius pada pasien ini adalah kemungkinan menghindari polifarmasi.
amlodipin dengan simvastatin. Amlodipin Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu
meningkatkan kerja simvastatin dan interaksi ini belum dapat mencatatkan secara terperinci
mengancam keselamatan jiwa yang serius, kelompok penyakit yang diderita oleh pasien
berpotensi untuk meningkatkan risiko geriatri, dan tidak menjelaskan apakah pasien
miopati/rhabdomyolisis dan membatasi dosis patuh dalam minum obat. Efek samping obat
simvastatin tidak lebih dari 20 mg/hari disaat serta interaksi obat dengan makanan, obat
yang sama saat digunakan. Efek yang signifikan dengan obat, dan obat dengan penyakit juga
yang harus dimonitor ketat adalah toleransi belum dilakukan pada penelitian ini. Namun
antara aspirin dan gliquidon. Aspirin kekuatan pada penelitian ini adalah dapat
meningkatkan efek dari gliquidon dengan melihat gambaran dari hubungan penyakit kronis
mekanisme yang tidak diketahui yaitu yang multipatologi dengan prevalensi polifarmasi
meningkatkan risiko hipoglikemia. Sodium pada pasien geriatric yang memiliki kontrol
bikarbonat dan allopurinol menghambat absorpsi teratur ke poliklinik RS M.Djamil dalam satu
gastrointestinal. Telmisartan dan bisoprolol dan bulan.
aspirin meningkatkan kadar serum potasium.
Aspirin, bisoprolol dan furosemid menurunkan SIMPULAN
kadar serum potasium. Sedangkan efek minor Pada penelitian ini penyakit jantung
atau interaksi yang tidak signifikan adalah memiliki tingkat yang tinggi untuk polifarmasi dan
cefixime dengan aspirin, cefixime dapat memiliki risiko ketergantungan obat dari
meningkatkan efek dari aspirin dengan polifarmasi.
meningkatkan kompetisi tingkat keasaman obat
(8) (11)
(anionic) pada renal tubular clearance. UCAPAN TERIMA KASIH
Kebutuhan untuk mengurangi pemberian Terimakasih yang sedalam-dalamnya
polifarmasi, studi longitudinal telah menunjukkan kepada Direktur RSUP Dr.M.Djamil Padang dan
bahwa polifarmasi semakin meningkat selama kepala bagian rekam medis beserta staf yang
bertahun-tahun. Pasien polifarmasi sering tidak telah memberikan izin untuk pengambilan data
mematuhi obat yang diresepkan. Ketidakpatuhan penelitian sehingga penelitian ini dapat
ini meningkatkan secara linier jumlah obat yang diselesaikan.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(Supplement 1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 6

DAFTAR PUSTAKA 6. Thanacoody. Drug interaction. In Clinical

1. Hanlan JT, Handler SM, Maher RL, Schmader KE. Pharmacy and Therapeutic. Edisi ke-5. London;

Textbook of geriatric medicine and gerontology. 2012. hlm. 50-61.

Edisi ke-7. Elsevier inc; 2009.hlm.880-5. 7. Mallet L, Spinewine A, Huang A. The challenge of

2. Salih SB, Yousuf M, Durihim H. Prevalence and managing drug interactions in elderly people.

associated factors of polypharmacy among adult Lancet. 2007 Jul; 370(9582):185-91.

Saudi medical outpatient at a tertiary care center. J 8. Rouledge PA, O'Mahony MS, Woodhouse KW.
Family Community Med. 2013;20(3):162-7. Adverse drug reactions in elderly patient. Br J Clin

3. Nobili A, Marengoni A, Tettamanti M, Salerno F, Pharmacol. 2004 Feb; 57(2):121-6.

Pasina L, Franhi C. Association between clusters 9. Hilmer SN, Gnjidic D. The effect of polypharmacy
of disease and polypharmacy in hospitalized in older adults. Clin Pharmacol Ther. 2009 Jan;
elderly patients: Result from the Reposi study. Eur 85(1):86-98.
J Intern Med. 2011;22(6):597-602. 10. Ningsih MC. Interaksi obat pada pasien di
4. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Kliniik. Poliklinik Geriatri Perjan RS DR. Cipto
Pedoman pelayanan farmasi (tatalaksana terapi Mangunkusumo (skripsi). Jakarta: Universitas
obat) untuk pasien geriatri Jakarta: Departemen Indonesia; 2004.
Kesehatan RI; 2004. 11. Yuliani E. Interaksi Obat pada pasien geriatri yang
5. Supartondo, Govinda RA. Pedoman memberi obat menderita penyakit jantung dan penyakit dalam di
pada pasien geriatri serta mengatasi masalah Instalasi rawat inap B teratai RS Fatmawati
polifarmasi. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Periode Oktober-November 2012 (skripsi).
Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah; 2013.
(penyunting). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 12. Grimmsmann T, Himmel W. Polypharmacy in
ke-6. Jakarta: Internal Publishing; 2014.hlm.3714- primary care practices: an analysis using a large
6. health insurance database. Pharmacoepidemiol
Drug Saf. 2009 Dec;18(12):1206-13.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(Supplement 1)

Anda mungkin juga menyukai