Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN

TENTANG OBAT GENERIK PARASETAMOL


DAN ASAM MEFENAMAT DI PUSKESMAS
BANJARHARJO KECAMATAN
BANJARHARJO

Linda Astuti1, Aldi Budi Riyanta2, Iroma Maulida3


DIII Farmasi Politeknik Harapan bersama Tegal Jl. Mataram No.9 Tegal
Email : lindaast97@gmail.com
Telp. (0283) 352000

Abstrak

Obat generik merupakan salah satu jenis obat yang sering dianggap sepele oleh masyarakat. Obat
generik yang sering digunakan masyarakat adalah parasetamol dan asam mefenamat maka saya mengambil judul
penelitian gambaran tingkat pengetahuan pasien tentang obat generik parasetamol dan asam mefenamat di
puskesmas Banjarharjo Kecamatan Banjarharjo dengan alasan untuk mengetahui sejauh manakah tingkat
pengetahuan di puskesmas Banjarharjo tersebut. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan pasien tentang obat generik di puskesmas banjarharjo kecamatan banjarharjo. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu deskriftif kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian pasien yang berobat jalan
dipuskesmas Banjarharjo jumlah sampel 96 responden dengan pengumpulan data secara primer analisis data yang
digunakan analisis data univariat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan tentang
parasetamol kategori baik sebanyak 37 responden (38,6%), kategori cukup sebanyak 44 orang (45,8%), kategori
kurang 15 responden (15,6%) sedangkan pengetahuan asam mefenamat kategori baik 84 responden (87,5%),
kategori cukup 5 responden (5,2%), kategori kurang 7 responden (7,3%).

Kata kunci : Pengetahuan, Obat Generik, Parasetamol, Asam Mefenamat

Abstract

Generic drugs are one type of drug that is often considered trivial by society. Generic drugs that are
often used by the public are paracetamol and mefenamic acid, so the research title describing the level of
knowledge of patients about generic drugs paracetamol and mefenamic acid in Banjarharjo Public Health
Center, Banjarharjo District. The purpose of this study was to describe the level of patient knowledge about
generic drugs at Banjarharjo Public Health Center, Banjarharjo District. The type of research used was
quantitative descriptive. The sample used in the study of outpatients in Banjarharjo Public Health Center was 96
respondents with primary data collection using data analysis using univariate data analysis. Based on the results
of the study show that the knowledge of paracetamol in the good category was 37 respondents (38.6%), enough
categories as many as 44 respondents (45.8%), less categories as many as 15 respondents (15.6%) while
mefenamic acid knowledge good categories 84 respondents (87.5%), quite 5 categories of respondents (5.2%),
less categories 7 respondents (7.3%).

Keywords: Knowledge, Generic Drugs, Paracetamol, Mefenamic Acid

I. Latar Belakang Obat terdiri atas obat sintetik dan obat


Obat sudah menjadi kebutuhan pokok alami, salah satu dari obat sintetik adalah obat
dalam kehidupan manusia. Obat adalah semua generik. Obat generik banyak dinilai sebagai
bahan tunggal atau campuran yang digunakan obat dengan kualitas rendah. Kurangnya
oleh semua makhluk untuk bagian dalam pengetahuan pasien mengenai obat generik
maupun bagian luar, guna mencegah, menjadi faktor utama yang membuat obat
meringankan, maupun menyembuhkan generik kurang dimanfaatkan2.
penyakit1. Obat telah memberikan manfaat yang Obat generik adalah obat dengan nama
luar biasa bagi kehidupan manusia. Obat telah resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope
menurunkan angka kematian dan angka Indonesia dan International Non-Propietary
kesakitan dengan cara menyelamatkan jiwa, Names (INN) dari World Health Organization
menurunkan jumlah pasien dan meningkatkan (WHO) untuk zat berkhasiat yang
kesehatan, tetapi hanya jika obat tersebut aman, dikandungnya. Nama generik ini ditempatkan
berkhasiat dan bermutu dan digunakan dengan sebagai judul dari monografi sediaan-sediaan
benar (POM, 2008). obat yang mengandung nama generik tersebut
1
sebagai zat tunggal3. Menurut data Depertemen sosial dengan menggunakan rancangan
Kesehatan Republik Indonesi (2010), data penelitian deskriptif kuantitatif.
nasional penggunaan obat generik di Indonesia Populasi dalam penelitian ini pasien
hingga kini masih tergolong rendah, padahal yang berobat jalan di puskesmas Banjarharjo
meskipun harganya jauh lebih murah, kualitas Kecamatan Banjarharjo. Sedangkan
dan khasiatnya sama seperti obat bernama pengambilan sampel menggunakan purposive
dagang (bermerek)4 . sampling, sesuai dengan kriteria inklusi.
Menurut Handayani (2012) rendahnya Jenis dan sumber data yang diperoleh
penggunaan obat generik di masyarakat adalah Data Primer. Data primer yaitu data
dikarenakan obat generik masih dipandang yang diperoleh secara langsung dari objek yang
sebelah mata oleh sebagian besar pasien, karena diteliti7. Data yang diambil dalam penelitian
obat generik masih tergolong rendah dan meliputi pengetahuan, umur, pekerjaan,
banyak yang menganggap obat generik adalah pendidikan, dan sumber informasi.
obat kelas menengah karena harganya yang
murah. Masyarakat pada umumnya III. HASIL DAN PEMBAHASAN
beranggapan bahwa harga selalu berbanding
lurus dengan kualitas dan mutu dari obat 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
generik tersebut. Penyebab masalah ini terkait Uji validitas menunjukan
dengan tenaga medis baik itu dokter atau ketepatan atau kesesuaian alat ukur dan uji
bahkan pasien sendiri, masih menganggap obat validitas menunjukan konsistensi hasil
generik obat yang murah dan tidak berkualitas. ukuran walaupun digunakan berkali-kali.
Sehingga telah di remehkan, selain itu sering Kuesioner yang digunakan harus melalui
tenaga medis memilih untuk meresepkan obat uji validitas dan reliabilitas terlebih
selain generik karena adanya unsur financial dahulu. Uji validitas dan reliabilitas
incentives. Persepsi yang salah tentang obat dilakukan hanya satu kali karena
generik itu sendiri, menunjukkan bahwa masih terbatasnya waktu. Sebenarnya untuk uji
kurangnya edukasi dan pengetahuan masyarakat validitas dan reliabilitas untuk kuesioner
tentang obat generik5. harus diulang berkali-kali sampai
Pengetahuan obat tentu merupakan suatu kuesioner tersebut dinyatakan validitas
hal yang di perlukan, hal ini dikarenakan dan reliabilitas seluruhnya. Peneliti
pengetahuanlah yang membuat kita melakukan uji validitas dan reliabilitas
menghindari kesalahan yang sama. Penelitian digunakan dalam pengukuran tingkat
ini bertujuan melihat pengetahuan tentang pengetahuan tentang obat generik
penggunaan obat generik meliputi parasetamol parasetamol dan asam mefenamat. Uji
dan asam mefenamat. Parasetamol merupakan validitas dilakukan kepada 30 responden
obat yang ringan dan tidak berbahaya, jika dan sebagai r tabel = 0,361. Kuesioner
dipakai dalam jumlah yang sesuai. Walaupun dikatakan valid apabila r hitung > r tabel
demikian, obat ini sangat berbahaya jika anda dengan taraf signifikan 0,05 alat ukur
memakai terlalu banyak. Bahaya yang timbul tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya
dari obat parasetamol apabila terlalu lama (Sugiyono, 2011).
mengkonsumsi dan dosis besar dapat
menyebabkan kerusakan hati. Indikasi dari 3.2 Gambaran Pengetahuan Karakteristik
parasetamol untuk meringankan rasa sakit pada Responden
keadaan sakit kepala, sakit gigi, dan Berdasarkan hasil pengumpulan
menurunkan demam.Asam mefenamat data yang dilakukan pada bulan maret
merupakan obat yang banyak digunakan 2019 dengan menyebarkan kuesioner ke
sebagai obat nyeri. Efek samping yang timbul 96 responden mengenai gambaran tingkat
terhadap saluran cerna sering timbul misalnya pengetahuan pasien tentang obat generik
dispepsia, diare sampai diare berdarah dan parasetamol dan asam mefenamat di
gejala iritasi terhadap mukosa lambung. Asam Puskesmas Banjarharjo Kecamatan
mefenamat jangan digunakan lebih dari dosis Banjarharjo didapatkan data sebagai
yang dianjurkan atau lebih dari 7 hari, kecuali berikut:
atas petunjuk dokter, karena asam mefenamat
mempunyai efek toksiknya6.
Tabel 3.1 Karakteristik Responden
II. METODE PENELITIAN Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur,
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pekerjaan, Pendidikan Terakhir, Dan
Banjarharjo Kecamatan Banjarharjo pada bulan Sumber Informasi Mengenai Obat
September 2018-Maret 2019. Ruang lingkup
penelitian ini adalah Ruang lingkup Farmasi

2
Karakteristik Jumlah Presentase dengan ibu rumah tangga dan responden
(%) yang masih pelajar yaitu sebanyak 34
Jenis Kelamin orang (35,4%), dan yang ketiga
Laki-laki 45 46,8 pekerjaan pegawai negeri sebanyak 6
Perempuan 51 53,1% orang (6,25%). Angka ini menunjukan
Umur bahwa tingkat pengetahuan menurut
Responden karakteristik responden berdasarkan
17-25 Tahun 31 32,2 status sebagian besar swasta yaitu 56
26-35 Tahun 28 29,1 orang (58,3%), karena penyebaran
36-45 Tahun 24 25 kuesioner yang terbanyak dilakukan
46-55 Tahun 13 13,6 kepada responden berdasarkan jenis
Pedidikan kelamin laki-laki yang berarti dimana
Terakhir karakteristik terbanyak sebagian besar
SD 60 62,5 swasta.
SMP 21 21,8 Karakteristik responden yang
SMA 13 13,5 keempat berdasarkan tingkat pendidikan
Perguruan tinggi 2 2,0 responden diketahui paling banyak
berpendidikan SD sebanyak 60 orang
Pekerjaan
(62,5%), kemudian SMP sebanyak 21
Pegawai Negeri 6 6,25
orang (21,8%), selanjutnya SMA
Swasta 56 58,3
sebanyak 13 orang (13,5%), dan yang
Tidak Bekerja 34 35,4
terakhir Perguruan Tinggi sebanyak 2
Sumber
orang (2,0%). Angka ini menunjukan
Informasi
bahwa tingkat pengetahuan berdasarkan
Petugas 91 94,8
karakteristik pendidikan terakhir
kesehatan 1 1.04
responden sebagian besar SD 60 orang
Media cetak 3 3,1
(62,5%).
Media 2 2.0
Karakteristik responden yang
elektronik
terakhir berdasarkan sumber informasi
Lain-lain
yang didapat dari responden paling
banyak dari petugas kesehatan atau yang
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui terdiri dari bidan, perawat, dokter, dan
karakteristik responden yang pertama tenaga kesehatan lainnya yaitu sebanyak
berdasarkan jenis kelamin, jumlah 91 orang (94,8%), media elektronik atau
responden terbanyak yaitu perempuan meliputu telivisi dan radio yaitu
sebanyak 51 orang (53,1%), sedangkan sebanyak 3 orang (3,1%), media cetak
laki-laki sebanyak 45 orang (46,8%). yang terdiri dari koran, majalah, buku
Hal ini dapat disebabkan karena pasien yaitu sebanyak 1 orang (1,0%), dan lain-
atau responden yang bersedia menjadi lain sebanyak 2 orang (2,0%). Hal ini
responden kebanyakan perempuan. karena responden yang diambil
Karakteristik responden yang berdasarkan pasien yang berada di
kedua berdasarkan umur responden, puskesmas jadi sumber informasi yang
jumlah responden diketahui paling paling banyak dari petugas kesehatan.
banyak pada rentang 17-25 tahun
sebanyak 31 orang (32,2%), selanjutnya 3.3 Gambaran Pengetahuan Tentang
yang kedua pada rentang 26-35 tahun Parasetamol dan Asam Mefenamat
sebanyak 28 orang (29,16%), sedangkan
ketiga 36-45 tahun sebanyak 24 orang 4.3.1 Gambaran Pengetahuan Tentang
(25%) dan yang keempat pada rentang Parasetamol
46-55 tahun sebanyak 13 orang (13,5%).
Umur responden yang banyak pada Tabel 4.2 Gambaran Pengetahuan
rentang 17-25 tahun hanya bersifat Tentang Parasetamol
accidental, artinya responden pada usia
tersebut yang bersedia dan meluangkan Pengetahuan Frekuensi Persentase
waktu untuk menjadi responden (%)
penelitian. Baik 37 38,6%
Karakteristik responden yang Cukup 44 45,8%
ketiga berdasarkan status pekerjaan Kurang 15 15,6%
diketahui sebagian besar swasta yaitu
sebanyak 56 orang (58,3%) sedangkan Total 96 100 %
yang kedua tidak bekerja atau disebut
3
dikatakan baik yaitu 87,5%. Hal ini
Pengetahuan tentang obat dapat terwujud bila responden
generik parasetamol merupakan hal mendapat penjelasan mengenai obat
perlu yang diketahui oleh pasien generik asam mefenamat dari tenaga
untuk menunjang pelayanan kesehatan seperti Dokter, Apoteker,
kesehatannya, terutama pasien perawat, seluruh petugas kesehatan
golongan ekonomi kebawah. Dapat dan semua pasien atau masyarakat
dilihat bahwa dari 96 orang dalam mensosialisasikan obat
responden yang ikut dalam penelitan, generik parasetamol agar dapat
37 orang (38.6%) memiliki mengetahui manfaat, efek samping,
pengetahuan yang baik, 44 orang pemakaian obat, dan bahaya obat
(45,8%) memiliki pengetahuan yang apabila digunakan dalam dosis yang
cukup, dan 15 orang (15,6%) tinggi.
memiliki pengetahuan yang kurang. Menurut setyawati (2012)
Angka ini menunjukkan bahwa dengan penelitan yang di lakukan
tingkat pengetahuan responden penggunaan obat parasetamol dan
tersebut masih tergolong cukup tetapi asam mefenamat menunjukan bahwa
belum maksimal. Jumlah tingkat kategori baik pada obat parasetamol
pengetahuan responden yang baik lebih tinggi dibandingkan dengan
seharusnya lebih tinggi dan bisa asam mefenamat. Berdasarkan hasil
mencapai angka maksimal yaitu pembahasan menjelaskan tentang
100%. Hal ini dapat terwujud bila tingkat pengetahuan obat generik
responden mendapat penjelasan parasetamol dan asam mefenamat
mengenai obat generik parasetamol menunjukan bahwa kategori baik
dari tenaga kesehatan seperti Dokter, pada obat parasetamol lebih rendah
Apoteker, perawat, seluruh petugas dibandingkan dengan asam
kesehatan dan semua pasien atau mefenamat karena penyakit memiliki
masyarakat dalam mensosialisasikan gejala awal berupa, pusing dan nyeri
obat generik parasetamol agar dapat yang di derita oleh pasien di
mengetahui manfaat, efek samping, puskesmas Banjarharjo. Sehingga
pemakaian obat, dan bahaya obat terapi yang diberikan mayoritas
apabila digunakan dalam dosis yang menggunakan asam mefenamat. Hal
tinggi. ini mengakibatkan pengetahuan asam
4.3.2 Gambaran Pengetahuan Tentang mefenamat lebih tinggi dibandingkan
Asam Mefenamat parasetamol.
Tabel 4.3 Gambar Pengetahuan
Tentangt Asam Mefenamat 3.4 Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien
Tentang Obat Generik Parasetamol
Pengetahuan Frekuensi Persent dan Asam Mefenamat Di Puskesmas
ase (%) Banjarharjo Kecamatan Banjarharjo
Baik 84 87,5% Berdasarkan Karakteristik
Cukup 5 5,2% Berdasarkan karakteristik tingkat
Kurang 7 7,3% pengetahuan pasien tentang obat generik
Total 96 100 % parasetamol dan asam mefenamat di
puskesmas banjarharjo kecamatan
Pengetahuan tentang obat banjarharjo terdapat 5 karakteristik yaitu
generik asam mefenamat merupakan sebagai berikut:
hal perlu yang diketahui oleh pasien
untuk menunjang pelayanan 4.4.1 Jenis kelamin
kesehatannya, terutama pasien Tabel 4.4 Gambaran Tingkat
golongan ekonomi kebawah. Dapat Pengetahuan Pasien Tentang Obat
dilihat bahwa dari 96 orang Generik Parasetamol dan Asam
responden yang ikut dalam penelitan, Mefenamat Berdasarkan Jenis
84 orang (87,5%) memiliki Kelamin Responden
pengetahuan yang baik, 5 orang
(5,2%) memiliki pengetahuan yang Jenis Tingkat Pengetahuan Total
Kelamin Parasetamol
cukup, dan 7 orang (7,3%) memiliki Responden
Baik Cukup Kurang Frekuensi %
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
pengetahuan yang kurang. Angka ini Laki-laki 15 33,3
%
26 57,8
%
4 8,9% 45 100%

menunjukkan bahwa tingkat Perempuan 23 45,0


%
18 35,3
%
10 19,7
%
51 100%

Total 38 44 14 96
pengetahuan responden tersebut

4
masa dewasa akhir (36-45 tahun) dan
Jenis Tingkat Pengetahuan
Kelamin
Responden Baik
Asam mefenamat
Cukup Kurang Frekuensi
Total
%
masa lansia awal (46-55 tahun).
Laki-laki
Jumlah
39
%
86,7
Jumlah
4
%
8,9%
Jumlah
2
%
4,4% 45 100%
Tabel diatas dilihat dari
%
Perempuan 45 88,2
%
1 2,0% 5 9,8% 51 100% persentase umur responden tingkat
Total 84 5 7 96
pengetahuan tentang obat generik
parasetamol dan asam mefenamat
Dapat diketahui bahwa semakin bertambahnya umur
gambaran tingkat pengetahuan responden maka tingkat pengetahuan
tentang obat generik parasetamol dan semakin baik yaitu 46,1%
asam mefenamat berdasarkan jenis parasetamol pada umur 34-45 tahun
kelamin diperoleh dari parasetamol dan 46-55 tahun, sedangkan untuk
berdasarkan jenis kelamin laki-laki asam mefenamat 100%.
yang baik 86,7% dan yang kurang Berdasarkan kesimpulan dari
8,9% dan perempuan tingkat tabel diatas tidak ada hubungan
pengetahuan yang baik yaitu 88,2% dikarenakan jumlah persentasi yang
dan yang kurang 9,8%. diperoleh tidak setabil artinya nilai
Dari tabel diatas presentase presentase yang diperoleh mulai dari
yang didapat antara jenis kelamin masa remaja akhir (17-25 tahun),
laki-laki dan perempuan terbanyak masa dewasa awal (26-35), masa
perempuan dari tingkat pengetahuan dewasa akhir (36-45 tahun), sampai
obat generik parasetamol dan asam masa lansia awal (46-55 tahun) nilai
mefenamat yaitu 45,0% untuk yang diperoleh sebaiknya semakin
parasetamol, sedangkan untuk asam bertambahnya umur maka tingkat
mefenamat 88,2%. pengetahuan semakin tinggi. Tetapi
Berdasarkan kesimpulan dari dalam penelitian ini tingkat
tabel di atas ada hubungan dengan pengetahuan yang dihasilkan tidak
pekerjaan responden yaitu tidak sesuai dengan apa yang seharusnya.
bekerja yang artinya kebanyakan
dalam responden yang dijumpai 4.4.3 Pendidikan Terakhir Responden
sebagai ibu rumah tangga yaitu Tabel 4.6 Gambaran Tingkat
perempuan. Pengetahuan Pasien Tentang Obat
Generik Parasetamol dan Asam
4.4.2 Umur responden Mefenamat Berdasarkan
Tabel 4.5 Gambaran Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Pengetahuan Pasien Tentang Obat
Generik Parasetamol dan Asam
Tingkat Pengetahuan
Mefenamat Berdasarkan Umur Pendidikan
Terakhir
Baik
Asam mefenamat
Cukup Kurang
Total

Responden Frekuensi %
Responden SD
Jumlah
52
%
86,7
Jumlah
5
%
8,3%
Jumlah
3
%
5% 60
100
% %
90,5 100
SMP 19 0 0% 2 9,5% 21
Umur Tingkat Pengetahuan % %
Responden Parasetamol Total 84,6 100
SMA/SMK 11 1 7,7% 1 7,7% 13
Baik Cukup Kurang Frekuens % % %
Jumlah % Jumlah % Jumla % i Perguruan 100
1 50% 0 0% 1 50% 2
h Tinggi %
17-25 tahun 12 38,7 14 45,2% 5 16,1 31 100% Total 83 6 7 96
% %
26-35tahun 8 30,8 15 57,7% 3 11,5 26 100%
% %
Pendidikan
36-45 tahun 12 46,1 9 34,7% 5 19,2 26 100%
Terakhir Tingkat Pengetahuan Total
% %
Responden Parasetamol
46-55 tahun 6 46,1 5 38,5% 2 15,4 13 100%
Baik Cukup Kurang Frekuens %
% %
Jumlah % Jumlah % % i
Total 38 43 15 96
Jumlah
SD 22 36,7 30 50% 8 13,3 60 100%
% %
SMP 9 42,9 8 38,1 4 19,0 21 100%
Umur Tingkat Pengetahuan
Total % % %
Responden Asam mefenamat
SMA/SMK 5 38,5 6 46,1 2 15,4 13 100%
Baik Cukup Kurang Frekuens % % % %
Jumlah % Jumlah % Jumla % i Perguruan 1 50% 1 50% 0 0% 2 100%
h Tinggi
17-25 25 80,7 2 6,4% 4 12,9% 31 100 Total 37 45 14 96
tahun % %
26-35tahun 24 92,4 1 3,8% 1 3,8% 26 100
% %
36-45 22 84,6 2 7,7% 2 7,7% 26 100
tahun
46-55 13
%
100% 0 0% 0 0% 13
%
100
Berdasarkan tabel 4.2.3 dapat
tahun
Total 84 5 7 96
%
dilihat bahwa tingkat pengetahuan
parasetamol dan asam mefenamat
paling banyak atau dikatakan baik
Penelitian dilakukan pada pada pendidikan terakhir responden
responden dengan usia 17-55 tahun. SMP dalam tingkat pengetahuan
Peneliti mengkelompokan usia parasetamol dengan jumlah 42,8%
responden sesuai pengelompokan dan asam mefenamat dengan jumlah
menurut Depkes RI (2009) yakni 90,4%, karena pasien yang berada
masa remaja akhir (17-25 tahun), atau responden yang diambil di
masa dewasa awal (26-35 tahun), tempat penelitan merupakan

5
Sumber Tingkat Pengetahuan
responden yang pendidikan terakhir Informasi
Baik
Asam mefenamat
Cukup Kurang Frekuens
Total
%
SMP. Petugas
Jumlah
79
%
87,8
Jumlah
4
%
4,4%
Jumlah
7
%
7,8%
i
90 100%
Kesehatan %
Berdasarkan tabel diatas Media Cetak
Media 2
1 100%
66,7
0
1
0%
33,3
0
0
0%
0%
1
3
100%
100%
kesimpulan yang di dapat tidak ada Elektronik
Lain-lain 2
%
100% 0
%
0% 0 0% 2 100%
Total 84 5 7 96
hubungan dikarenakan jumlah
persentase yang diperoleh tidak `Sumber Tingkat Pengetahuan
Total
Informasi Parasetamol
setabil dalam presentasi yang Baik
Jumlah %
Cukup
Jumlah %
Kurang
Jumlah %
Frekuens
i
%

didapatkan semakin tingginya Petugas


Kesehatan
Media Cetak
37

0
41,1
%
0%
41

0
45,6
%
0%
12

1
13,3%

100%
90

1
100%

100%
pendidikan yang didapat jumlah Media
Elektronik
0 0% 2 66,7
%
1 33,3% 3 100%

Lain-lain 1 50% 0 0% 1 50% 2 100%


presentasi yang diperoleh semakin Total 38 43 15 96

sedikit.
Berdasarkan tabel 4.2.5 hasil
4.4.4 Pekerjaan Responden yang didapat dari tingkat
Tabel 4.7 Gambaran Tingkat pengetahuan pasien tentang obat
Pengetahuan Pasien Tentang Obat generik parasetamol dan asam
Generik Parasetamol dan Asam mefenamat berdasarkan sumber
Mefenamat Berdasarkan informasi mengenai pemakaian obat.
Pekerjaan Responden Hasil yang terbaik dari parasetamol
dan asam mefenamat sumber
Pekerjaan Tingkat Pengetahuan
informasi yang kategori baik yaitu
Total
Responden
Baik
Parasetamol
Cukup Kurang Frekuens % petugas kesehatan antara lain bidan,
Jumlah % Jumlah % Jumlah % i
Pegawai
Negeri
2 33,3
%
4 66,7
%
0 0% 6 100% dokter, perawat. Parasetamol 41,1%
Swasta 21 37,5
%
27 48,2
%
8 14,3
%
56 100%
dan asam mefenamat 87,7%.
Tidak 15 44,1 7 20,6 12 35,3 34 100%
Bekerja
Total 38
%
38
%
20
%
96
Berdasarkan tabel kesimpulan
dari informasi yang diperoleh
Pekerjaan
Responden
Tingkat Pengetahuan
Asam mefenamat Total responden nilai persentasi yang
Baik
Jumlah %
Cukup
Jumlah %
Kurang
Jumla %
Frekuensi %
didapat tidak ada hubungan karena
h
Pegawai
Negeri
4 66,6
%
1 16,7
%
1 16,7
%
6 100% tidak stabil karena informasi yang
Swasta 50 89,3 4 7,1% 2 3,6% 56 100%

Tidak 30
%
88,2 0 0% 4 11,8 34 100%
diperoleh responden jumlah
Bekerja
Total 84
%
5 7
%
96
presentase yang terbanyak petugas
kesehatan.
Berdasarkan tabel 4.3.4 dapat
dilihat bahwa tingkat pengetahuan IV. KESIMPULAN
parasetamol dan asam mefenamat Berdasarkan penelitian yang telah
berdasarkan pekerjaan responden dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
pada parasetamol yang paling banyak dalam penelitian tingkat pengetahuan tentang
pada pekerjaan tidak bekerja yang obat generik parasetamol dan asam
terdiri dari ibu rumah tangga atau mefenamat dari 96 responden, jumlah
responden yang masih persentase terbanyak yaitu pengetahuan
mahasiswa.Kategori pekerjaan tentang obat generik parasetamol kategori
responden yang paling baik tidak cukup sebanyak 44 responden (45,8%),
bekerja parasetamol 44,1% dan asam pengetahuan tentang obat generik asam
mefenamat yang paling baik swasta mefenamat kategori baik sebanyak 84
yaitu kategori baik 89,2%. responden (87,5%)
Berdasarkan tabel diatas
kesimpulan yang diperoleh dari V. REFERENSI
pekerjaan responden tidak ada
hubungan karena jumlah presentase [1] Ansel, H. . (2008). Pengantar Bentuk
tidak stabil dikarenakan presentase Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press.
yang didapat semakin tingginya
pekerjaan maka jumlah presentase [2] Arikunto. (2010). Prosedur penelitian
semakin kecil. suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT
4.4.5 Informasi Responden Rineka Cipta.
Tabel 4.8 Gambaran Tingkat
Pengetahuan Pasien Tentang Obat [3] Depertemen Kesehatan RI, R. (2010).
Generik Parasetamol dan Asam Faktor Faktor Yang Berhubungan dengan
Mefenamamat Berdasarkan pengetahuan penggunaan Obat Generik
pada Masyarakat di Wilayah Kerja
Informasi Responden
Puskesmas Padang Penyang Kabupaten
Nagan Raya Tahun 2015.

6
sebagai upaya pengobatan sendiri di
[4] Handayani. (2012). Faktor Faktor Yang Kelurahan Pondok Karanganom Klaten.
Berhubungan dengan pengetahuan
penggunaan Obat Generik pada [17] Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Padang Penyang Kabupaten Nagan Raya Alfabeta.
Tahun 2015.
[18] Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
[5] Kementerian Kesehatan RI. (2014). Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor Alfabeta.
75 Tahun 2014Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Kementrian [19] Supardi, S., & Surahman. (2014).
Kesehatan RI. Metodologi Penelitian. Jakarta Timur:
CV. Trans Info Media.
[6] Kementerian Kesehatan RI. (2017a). Data
Dasar Puskesmas. Jakarta: Kementerian [20] Widodo, R. (2009). Panduan Keluarga
Kesehatan Republik Indonesia. Memilih dan Menggunakan Obat. Kreasi
Wacana. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
[7] Kementerian Kesehatan RI. (2017b). Data
Dasar Puskesmas. Jakarta: Kementerian [21] Wilmana, P. ., & Gunawan, S. . (2011).
Kesehatan Republik Indonesia. Farmakologi dan Terapi (5 ed.). Jakarta:
FKUI.
[8] Kholifah, N. (2018). Gambaran Tingkat
Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat
Generik dan Obat Generik Bermerk di
Desa Pesayangan RT 12 RW 03
Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
Politeknik Harapan Bersama, Tegal.

[9] Notoatmojo, S. (2010). Metode Penelitian.


Jakarta: PT RIANEKA CIPTA.

[10] Notoatmojo, S. (2012). Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
RIANEKA CIPTA.

[11] Panjaitan, P. . (2017). Studi pengetahuan


Obat Generik dan Obat Bermerk di
Apotek Wilayah Kabupaten Kendal.

[12] POM, I. (2008). Tingkat Pengetahuan


Masyarakat Tentang Obat Generik dan
Obat Paten di Kecamatan Sajoanging
Kabupaten Wajo.

[13] Pratiwi, I., Rosa, E., & Dewi, M. (2015).


Studi pengetahuan Obat Generik dan
Obat Bermerk di Apotek Wilayah
Kabupaten Kendal.

[14] Rantetask, K. (2011). Tingkat


Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat
Generik dan Obat Paten di Kecamatan
Sajoanging Kabupaten Wajo.
[15] Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan (2 ed.). Yogyakarta.

[16] Setyawati, E. (2012). Evaluasi


Penggunaan Obat Analgetik Antipiretik

Anda mungkin juga menyukai