Anda di halaman 1dari 4

FARMAKOTERAPI

Farmakoterapi berasal dari 2 kata, (Pharmacon : obat) – (Theraphy:


treatment atau pengobatan). Singkatnya, Farmakoterapi adalah cara
menggunakan obat untuk terapi penyakit.

Apabila fokus pembahasan Farmakologi lebih kearah penggolongan atau


klasifikasi obat berdasarkan system organ tempat bekerjanya, Farmakoterapi
khusus membahas bagaimana cara kita melakukan terapi pada penyakit dengan
menggunakan obat, yang berarti; fokus pembahasannya adalah pada obat yang
digunakan untuk terapi penyembuhan suatu penyakit tertentu.

Untuk menguasai konsep teoritis dari Farmakoterapi, hal-hal yang perlu


dibahas dan diperhatikan dari awal hingga akhir adalah sbb:

1. Mengetahui definisi dari penyakit yg akan dibahas


2. Etiologi (mengapa penyakit tsb dapat terjadi)
3. Patofisiologi (kondisi tubuh dalam penyakit)
4. Faktor Resiko (orang yg mungkin dapat mengidap penyakit tsb)
5. Diagnosis penyakit
6. Tata Laksana Pengobatan / Guideline
7. Masalah Terkait Obat (MK, ES)
8. Monitoring

Farmakoterapi merupakan cabang ilmu yang nantinya berlanjut digunakan


pada Pharmaceutical Care. Pharmaceutical Care merupakan tanggung jawab
seorang Farmasi atau yang dikenal dengan Kepedulian Farmasi; yang merupakan
daerah praktek seorang farmasi dimana ia harus bertanggung jawab untuk
memastikan suatu obat yang diberikan itu Aman, Tepat, dan juga Ekonomis. Tiga
hal tsb merupakan aspek dasar dari Pharmaceutical Care atau Farmakoterapi.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, seorang specialist di bidang


Pharmacotherapy memiliki tanggung jawab untuk perawatan pasien secara
langsung, seringkali juga berfungsi sebagai anggota suatu tim multidisiplin dan
menjadi sumber utama informasi obat untuk profesional kesehatan lainnya.

TIFFANY LARASWATI – 11161192 – 3 FA 4


Adapun konsep Framakoterapi secara umum adalah sbb:
1. Penggunaan obat secara rasional
2. Dapat memilih obat secara rasional, berdasarkan:
 Jenis dan tanda penyakit
 Kondisi khusus penderita
 Obat yg digunakan bersamaan
3. Dapat memberikan informasi obat dengan baik

Berikut adalah beberapa prinsip pelaksanaan Farmakoterapi yang baik agar


nantinya diperoleh obat yang aman, tepat, dan ekonomis:

1. Adanya Pernyataan yang tepat atau Indikasi yang benar mengenai


penyakit dan obat yang diberikan
2. Dosis obat serendah mungkin dan durasi pengobatannya singkat
3. Pengutamaan Monoterapi (digunakan satu obat saja)
4. Penggunaan New Drug (obat baru) ketika obat yang lama sudah tidak
efektif lagi
5. Obat yang dipilih harus berdasarkan Evidence Based dan Clinical Trial
6. Regimen terapi mengikuti efek obat, eso, dan interaksi obat dengan
makanan dan obat lain
7. Regimen terapi semudah mungkin untuk meningkatkan Kompliance
(kepatuhan)
8. Informasi yang tepat mengenai penyakit dan keuntungan terapi yang
nantinya dapat meningkatkan kepatuhan dan out comes
9. Observasi respons terapi (pemantauan) untuk konfirmasi efikasi,
pencegahan, deteksi dan memungkinkan proses management eso, menilai
kepatuhan dan determinasi kebutuhan dosis untuk terapi selanjutnya.
10. Jika bisa digunakan oral, hindari parenteral untuk meminimalkan ESO
11. Change life style sebelum dilakukan penggunaan obat
12. Jika ada 2 obat dengan hasil yang sama, pilihlah obat dengan harga
terendah
13. Keputusan pemilihan obat harus didasarkan pada efek social yang
ditimbulkan
14. Informasi yang lengkap tentang obat yang digunakan meliputi eso &
gangguan laboratory test
15. Kegagalan Terapi (seleksi obat tidak tepat, tidak taat pemakaian,
kesalahan dosis/interval, misdiagnosis, penyakit komplikasi, interaksi
obat, kondisi lingkungan, factor genetic)

TIFFANY LARASWATI – 11161192 – 3 FA 4


Pada Dipiro 7th edition, ada beberapa konsep dalam farmakoterapi yang harus
dipertimbangkan, diantaranya adalah sbb:

1. Pharmacoeconomics (Farmakoekonomi)
Pada konsep ini, prinsipnya adalah setiap uang yang dikeluarkan harus
sesuai dengan benefit yang diperoleh.

2. Health Outcomes and Quality of Life


Pada konsep ini, harus ditargetkan pada tujuan terapinya. Fokus pada
outcome atau target utamanya.

3. Evidence-Base Medicine
Pada konsep ini, ketika memilih suatu obat yang akan digunakan pastikan
ada Evidence-Base nya atau berbasis bukti yang real, bukan hanya
mendengar dari perkataan orang lain.

4. Clinical Pharmacokinetics and Pharmacodynamics


Merupakan hal-hal yang harus diperhitungkan secara tepat untuk
mempertimbangkan obat yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasien.
Misalnya seperti Nilai waktu paruh, Nilai volume distribusi, Clearence,
Bioavailabilitas, dsb.

5. Pharmacogenetics (Farmakogenetik)
Pada konsep Farmakogenetik ini prinsipnya melibatkan variasi genetik
yang mengarah dan berpengaruh pada perbedaan antarindividu dalam
merespon suatu obat. Dengan demikian, informasi genetik yang dimiliki
oleh individu ini nantinya dapat disesuaikan untuk pemilihan obat, dosis
obat, dan lamanya pengobatan untuk mencapai hasil terapeutik dan paling
sedikit potensi bahayanya pada pasien.

6. Pediatrics (Anak-anak)
Prinsipnya: Sangat berbeda dengan orang dewasa. Semua variasi dalam
penyerapan obat-obatan dari mulai saluran pencernaan, tempat injeksi,
dan juga kulit harus sangat diperhatikan pada pasien anak, terutama pada
bayi agar obat tsb efektif dan aman saat digunakan.

7. Geriatrics (Orang tua / lansia)


Pada orang yang lanjut usia, biasanya sifat farmakokinetik dan
farmakodinamik dari suatu obat akan sangat berpengaruh. Hal inilah yang
harus diperhatikan agar kedepannya terapi obat yang digunakan dapat

TIFFANY LARASWATI – 11161192 – 3 FA 4


optimal dan juga dapat mencegah masalah terkait obat pada orang dewasa
yang lebih tua.

8. Pharmacoepidemiology (Farmakoepidemiologi)
Pada Farmakoepidemiologi ini mempelajari tentang penggunaan obat dan
efeknya pada sejumlah besar manusia. Risiko dan manfaat suatu obat
dapat diketahui dan diidentifikasi hanya setelah obat digunakan secara
luas oleh populasi umum.

9. Clinical Toxicology
Merupakan Toxic atau racun dari bahan kimia yang dapat masuk kedalam
tubuh apabila penggunaannya secara berlebih. Tubuh kita memang
mampu mentolerir dan mendetoksifikasi dosis tertentu bahan kimia yang
masuk berlebih didalam tubuh; Namun, setelah ambang kritis terlampaui,
hasilnya akan berupa toksisitas. Adapun racun masuk kedalam tubuh bisa
dari beberapa jalur, diantaranya:
1. Jalur Napas
2. Kulit
3. Mata
4. Makanan

Apabila terjadi keracunan pada tubuh, bisa diberikan Antidotum; yaitu


substansi yang dapat melawan reaksi keracunan. Berikut adalah beberapa
contoh antidotum yang sering digunakan:

 Keracunan Acetaminophen akut : diberikan terapi acetylcysteine


 Keracunan Insektisida Anticholinesterase : diberikan perawatan
symptomatic, atropine, dan pralidoxime.
 Overdosis Calcium Channel antagonists : diberikan calcium,
insulin dengan supplemental dextrose, dan glucagon.
 Keracunan dengan obat-obatan yang mengandung zat besi :
diberikan deferoxamine.

Jadi, dalam pemilihan obat untuk pasien agar obat tsb Aman, Tepat, dan Efektif
disarankan untuk mempertimbangkan 9 konsep farmakoterapi ini.

TIFFANY LARASWATI – 11161192 – 3 FA 4

Anda mungkin juga menyukai