Anda di halaman 1dari 11

FARMAKOEPIDEMIOLOGI

Apt. B. Fitria Maharani, S.Farm, M.Si


YANG AKAN DIPELAJARI

Farmakoepidemiologi, Evidence base


medicine, Medication error dan Penggunaan
obat yang rasional, Epidemiologi lanjut, Desain
penelitian observasional dan eksperimental,
Bias dan confounding dalam
Farmakoepidemiologi, Post marketing
surveillance, Pharmacovigilance, Spontaneus
reporting system dan Record Linkage,
Pengertian

 Kata Farmakoepidemiologi berasal dari kata “Pharmacon” (Obat), “Epi” (Pada),


“Demos” (Penduduk) dan “logos” (Ilmu). Farmakoepidemiologi didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari tentang penggunaan obat dan efek sampingnya
pada sejumlah besar manusia serta menerapkan ilmu tersebut untuk
memecahkan masalah tersebut.

 Farmakoepidemiologi juga di gunakan sebagai aplikasi, metode, latar belakang


dan pengetahuan epidemiologik untuk mempelajari penggunaan dan efek
samping obat dalam suatu populasi manusia.
 Farmakoepidemiologi adalah ilmu mengenai penggunaan
obat dan efek obat dalam populasi yang besar
 Selain itu, studi ini berguna untuk melihat besarnya efek
samping pada populasi tersebut
 Sebagai contoh, program kesehatan masyarakat perlu
mengukur risiko dari obat – obatan yang mereka gunakan
untuk meminimalkan kerugian dan meningkatkan
penggunaan, serta untuk menemukan masalah karena
kesalahan pengobatan dan obat – obatan berkualitas buruk
Dalam pengaplikasian studi ini, dibutuhkan data
yang akan menunjukkan efek dari penggunaan obat
yang dimaksud.
Pengumpulan data tersebut dapat diperoleh dari
beberapa sumber data yaitu pelaporan langsung
(spontaneous reporting), database pelayanan
kesehatan (automated healthcare database),
catatan medis (surveillance), rekam medis
(electronic medical records), survei nasional
(national survey), dan pemantauan resep
(prescription-event monitoring)
Kesimpulan
Farmakoepidemiologi itu sendiri sebenernya tools atau perangkat
yang bisa kita pake buat menjawab pertanyaan yang terkait obat

Farmakopidemiologi juga berarti aplikasi dari ilmu epidemiologi;


metode dan alasan untuk mengetahui kemanfaatan (benefit) dan
juga adverse (kejadian yang tak dikehendaki) dari suatu obat
pada populasi manusia.

Tujuan dari farmakoepidemiologi ini adalah untuk mengawasi,


mengontrol dan memprediksi obst-obst ysng digunakan pada
treatment farmakologi pada waktu, tempat dan populasi
tertentu. Sehingga diperoleh info mengenai : efikasi, safety dan
ekonomi dari suatu obat.
 Efikasi
karena evaluasi obat pada pre-marketing itu sangat terbatas dan juga
‘terkondisikan’, maka mungkin belum cukup adekuat untuk mengetahui
efikasi secraa lebih luas
 Safety
sama dengan efikasi, karena keterbatasan sampel pada pre-marketing
(uji klinik), jadi perlu dipelajari post-marketing surveilance.Apalagi pada
pre-marketing ini, juga menyangkut kode etik percobaan pada manusia.
Jadii, ketat sekaliii. Makanya diperlukan banget yang namanya
farmakoepidemiologi ini.
 Ekonomi
yah ndak bisa dipungkiri juga tho yah, harga iniiih. Secara ekonomi,
kira-kira bakal menguntungkan tidak, ini obat. maka, perusahaan
terttentu atau LSM masyarakat tertentu juga melakukan studi
farmakoepidemiologi.
Apa saja yang kita dapatkan dengan studi
farmakoepidemiologi?
Farmakoepidemiologi dapat menjawab
pertanyaan terkait obat sebagai berikut :

1. Long term effect. Obat-obat yang efeknya jangka


panjang. contohnya : kaitan antara estrogen dengan
kanker endometrium
2. Low Frequency effect. Obat-obat yang angka
kejadiannya sangat jarang. bisa ditemui pada
populasi yang sangat besar. contoh fenilbutazon dan
kaitannya dengan anemia aplastik, klindamisin
dengan colitis, dan halotan dengan jaundice.
3. Effectiveness in Costumary Practice. Bagaimana
penggunaannya pada pasien anak-anak, pasien ibu
hamil, rawat jalan, pasien emergeny. Perlu atau
tidaknya upgrading tenaga kesehatan
next

4. Efficacy in new Indication. Maksudnya,


ditemukan indikasi baru dari indikasi yang
diapprove. Baru ketahuan ternyata obat tersebut
efektif juga untuk indikasi yang lain. Contohnya
propranolol untuk antihipertensi, captopril untuk
reumatik athritis, amantadin untuk mabok jalanan
(antihidtamin) yang sebelumnya buat parkinson,
gabapentin untuk neuropati dan lain sebagainya.
5. Secondary effect. Efek keduanya bagaimana
bagi pasien
6. Modifier of Efficacy. Jika dikombinasi dengan
obat lain, kira-kira ada sinergis tidak?
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai