Anda di halaman 1dari 19

Robiatun Rambe, S.Farm.,M.Si.,Apt.

 Kata Farmakoepidemiologi berasal dari kata


“Pharmacon” (Obat), “Epi” (Pada), “Demos” (Penduduk)
dan “logos” (Ilmu).

 Farmakoepidemiologi didefinisikan sebagai ilmu yang


mempelajari tentang penggunaan obat dan efek
sampingnya pada sejumlah besar manusia serta
menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan
masalah tersebut.

 Farmakoepidemiologi juga di gunakan sebagai


aplikasi, metode, latar belakang dan pengetahuan
epidemiologik untuk mempelajari penggunaan dan
efek samping obat dalam suatu populasi manusia.
 menggabungkan dua cabang ilmu, yaitu
farmakologi dan epidemiologi

 Farmakoepidemiologi berasal dari dua kata


yang terdiri dari “pharmaco” yang berarti obat
dan “epidemiology” yang berarti populasi
besar

 Dengan kata lain farmakoepidemiologi adalah


studi yang mempelajari hubungan pengaruh
klinis suatu obat terhadap suatu populasi
 Berdasarkan pengertian farmakologi adalah
studi yang menjelaskan efek obat dalam
tubuh manusia, tentunya dari sisi
farmakodinamik maupun farmakokinetik.

 Sedangkan epidemiologi sendiri diartikan


sebagai studi yang menentukan faktor –
faktor yang menjelaskan kejadian serta
distribusi penyakit pada suatu populasi.
 Epidemiologi dibagi menjadi berdasarkan
penyakit infeksi dan kronik epidemiolo
 Strom B.L Farmakoepidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang penggunaan obat
dan efeknya pada sejumlah besar manusia.
 Porta dan Hartzema Farmakoepidemiologi
sebagi aplikasi latar belakang, metode dan
pengetahuan epidemiologik untuk
mempelajari penggunaan dan efek obat
dalam populasi manusia.
 Spitzer Studi tentang obat sebagai penentu
kesehatan dan penyakit pada populasi umum
tak terseleksi.
 Farmakoepidemiologi dapat mengevaluasi hasil
treatment, sehingga diperolehkeamanan dan
efikasi yang lebih baik ketika digunakan pada
pasien.
 Studi memiliki peranan penting dalam melihat
keberhasilan ataupun kegagalan terapi obat yang
diberikan.
 Farmakoepidemiologi juga memberikan
rekomendasi pengambilan keputusan yang tepat
dalam pemilihan terapi obat agar dapat
menurunkan derajat mortalitas dalam suatu
populasi akibat ketidaktepatan dalam
pengobatan
 Setiap tahun di Amerika setidaknya 100.000
orang meninggal dan 1,5 juta pasien di rawat di
rumah sakit akibat efek samping dari obat,
padahal 20 – 70 % dari pasien di rumah sakit
dapat dihindari dari efek samping obat yang
tidak diinginkan

 Untuk menghindari kejadian tersebut , mulai


dikembangkan suatu ilmu yang menghubungkan
penggunaan obat dengan pengaruh klinisnya
pada suatu populasi, yang dinamakan
farmakoepidemiologi
 Perjalanan farmakoepidemiologi terbilang
cukup baru karena studi ini baru mulai
berkembang sekitar tahun1960 Didasari atas
peristiwa efek teratogenik yang dihasilkan
ketikamengonsumsi thalidomide
 Kemudian disusul dengan kejadian lainnya
seperti pada rentang tahun 1970 – 1980;
phenformin merupakan obat antidiabetes oral
yang menyebabkan asidosis dan
 dicabut dari pasar tahun 1979
 Lalu debendox adalah kombinasi obat
dicyclomine, doxylamine, dan pyridoxine
memiliki efek terapi dalam mengatasi mual
dan muntah selama kehamilan dinyatakan
mengakibatkan cacat pada sebagian bayi
sehingga dicabut dari pasaran pada tahun
1980

 Mediamer B6
 World Health Origanization (WHO)
membentuk suatu grup studi untuk
mempelajari efek samping yang terjadi, yaitu
The Committee on Safety of Medicines tahun
1968 dan Medicines Act tahun 1968[10]. Di
Amerika Serikat, Food and Drug
Administration(FDA) diberi wewenang untuk
mengevaluasi efisiensi obat dan mulai
mengumpulkan laporan – laporan mengenai
efek samping obat yang dihasilkan
 Sepanjang tahun 2004 hingga 2008 diperoleh
kurang lebih dua juta laporan mengenai efek
samping obat di AS. Dengan contoh obat yang
ditarik dari pasaran Amerika Serikat diantaranya
Suprofen, Encainid HCl, Temofloxasin HCl,
Flosequinan, dan Bromfenak Na

 Dibantu dengan pembentukan Drug


Epidemiology Unit tahun 1970 memberikan
kontribusi yang besar dalam pengembangan awal
farmakoepidemiologi
 Kejadian tersebut juga menginisiasi beberapa
negara Eropa yaitu UK, Perancis, Jerman, dan
Swedia untuk mengadakan suatu konferensi
yang bernama International Conference in
Pharmacoepidemiology tahun 1985

yang menghasilkan kesepakatan pembentukan


suatu badan yang bernama International
Society for Pharmacoepidemiology (ISPE) tahun
1989
 Awalnya disiplin ilmu ini dinamakan
“farmasetikal epidemiologi” yang mempunyai
tujuan untuk mengintegrasikan hubungan
antara epidemiologi dengan pengaruh obat

 Kemudian oleh Jan Venulet diubah namanya


menjadi farmakoepidemiolog
 atas keprihatinan atas efek samping yang
dihasilkan suatu obat, sehingga bercita-cita
ingin menurunkan angka kasus efek samping
obat.

 memberikan suatu nilai positif dalam dunia


kesehatan ke depannya
 Cakupan area studi farmakoepidemiologi
dimulai dari efek samping obat, pola
kebermanfaatan obat, efikasi obat, dan
pemantauan pemasaran obat
 Namun keterbatasan data yang tersedia
akibat bersifat rahasia membuat
perkembangan farmakoepimiologi sedikit
terhambat.
 sangat dirasakan di era sekarang karena
dapat mengoptimalkan kebutuhan obat dan
membantu para tenaga medis dalam
memutuskan terapi obat yang tepat dan telah
menjadi hal yang fundamental dalam
meningkatkan efisiensi dan efikasi suatu
obat. Farmakoepidemilogi pun sudah
berubah fokus dari yang awalnya melihat efek
samping suatu obat dan faktor resiko
menjadi output dari suatu terapi dilihat dari
aspek keberhasilan terapi maupun ekonomi

Anda mungkin juga menyukai