yang concerns, commits, dan competents tentang obat. Dari definisi tersebut muncul istilah profesi, yaitu suatu pekerjaan (occupation) yang menunjukkan karakter specialised knowledge dan diperoleh melalui academic preparation Farmasi Sosial
Disiplin Ilmu Kefarmasian yang Berkembang dengan
dukungan disiplin ilmu terkait untuk menguji, meneliti, memahami, dan mengatasi persoalan yang selalu timbul dalam praktek kefarmasian
Merupakan hibrida ilmu kefarmasian yang berkembang
berdasarkan landasan teori dan metodologi ilmu sosial dan perilaku untuk mengatasi masalah pharmacy practice Sejarah Farmasi Sosial
• Di Eropa dan Amerika kesadaran untuk memperkaya
kurikulum apoteker dengan aspek-aspek farmasi sosial telah dimulai pada tahun 80-an. • Hal ini didasarkan pada fakta bahwa pengetahuan- pengetahuan dasar farmasi dirasakan tidak cukup mendukung orientasi apoteker yang telah mengarah pada pasien. Peran baru ini menyebabkan apoteker akan berada pada lingkungan praktek baru yang menuntut interaksi dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu, apoteker harus dilengkapi dengan kemampuan yang dapat memaksimalkan peran apoteker dalam lingkungan sosial ini. Disinilah farmasi sosial muncul sebagai isu utama untuk menjawab tantangan ini. Farmasi sosial ??
Traditional : chemistry, biochemistry,physics and physiology
form Pharmacy’s core knowledge base
Practising pharmacy, however, is carried out among human beings, the
persons referred to as customers or patients or users. They, in turn, are connected with one another in families, organizations and health systems in countries and cultures around the world.
They need to be supplemented with knowledge from the
disciplines that deal with people and systems, i.e., the humanistic and social sciences. And this is where Social Pharmacy comes into the picture. Farmasi sosial ??
Social Pharmacy regularly draws upon the disciplines of sociology, social
tentang masalah yang terkait dengan kefarmasian atau sedang dihadapi oleh farmasis dalam pengabdian profesi • Perkembangan farmasi sosial dipicu oleh perubahan konsep dan konteks pelayanan kesehatan dari pola penyakit dan penatalaksanaannya ke pola hidup sehat dan promosi kesehatan
Bio-phatology Socio-phychology
Product oriented Patient oriented
• Untuk mencapai hasil yang optimum dalam asuhan kefarmasian (pharmaceutical care) apoteker harus memiliki pemahaman mengenai aspek psikologi dan perilaku (behaviour) dari pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Konsep ilmu psikologi dan perilaku inilah yang menjadi konsep fundamental dari ilmu farmasi sosial. • Dalam farmasi sosial, pengobatan dilihat dari perspektif sains, sosial dan humanistik. Farmasi sosial mencakup semua faktor-faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan obat seperti kepercayaan pasien terhadap obat, regulasi, kebijakan, perilaku, informasi obat, dan etik. POSISI FARMASI SOSIAL • Perubahan konsep membuat perubahan konteks kefarmasian dari konteks dipensing compounding menjadi bentuk hubungan client-counsellor • Untuk penyesuaian terhadap perubahan, perlu adanya inovasi dan perkembangan menurut prioritasnya. Farmasi sosial mengusulkan 4 sistem :
interdisciplinarity professionalisation Biaya Pendidikan
interdisciplinary • Ilmu kefarmasian dilaksanakan dengan dukungan filosofi dan metodologi ilmu sosial dan perilaku yang dipilih berdasarkan masalah yang dihadapi.
Untuk menemukan cara
pemecahan yang proporsional Untuk memahami ibu-ibu yang masalah ketidakharmonisan anaknya sakit dalam memilih hubungan antara profesional obat, dihibridkan dengan ilmu kesehatan, dipilih pendekatan psikologi sosial sosiologi, komunikasi, dan psikologi Professionalisation
• Suatu strategi khusus untuk mempertahankan status
profesi yang berbanding lurus dengan kepuasan kerja.
Perkembangan Meningkatkan status Penguasaan informasi
komputerisasi profesi pelayanan kesehatan Efisiensi dan Efektivitas Biaya
• Dilakukan dengan audit formal terus menerus diiringi
pengendalian sistem pelayanan kesehatan • Susun seluruh macam pekerjaan yang harus dilakukan, kemudian ditetapkan urutan skala prioritasnya, dilanjutkan dengan pengawasan dan pengendalian Pendidikan
• Peran farmasis yang baru perlu inovasi dan
perkembangan yang proporsional di bidang pendidikan dan peningkatan kemampuan komunikasi • Kurikulum yang fleksibel, macam dan jenis mata kuliah yang sesuai, tersusun proporsional, menumbuhkan sikap rendah hati dan percaya diri untuk pelaksanaan kewajiban profesional, mampu berkomunikasi dengan profesi kesehatan lain. TERIMAKASIH