Anda di halaman 1dari 16

KONSEP FARMASI SOSIAL

Hening Pratiwi, M.Sc., Apt


Profesi FARMASI ???

Farmasi (bidang kefarmasian) adalah suatu profesi


yang concerns, commits, dan competents tentang
obat.
Dari definisi tersebut muncul istilah profesi, yaitu
suatu pekerjaan (occupation) yang menunjukkan
karakter specialised knowledge dan diperoleh melalui
academic preparation
Farmasi Sosial

Disiplin Ilmu Kefarmasian yang Berkembang dengan


dukungan disiplin ilmu terkait untuk menguji, meneliti,
memahami, dan mengatasi persoalan yang selalu timbul
dalam praktek kefarmasian

Merupakan hibrida ilmu kefarmasian yang berkembang


berdasarkan landasan teori dan metodologi ilmu sosial dan
perilaku untuk mengatasi masalah pharmacy practice
Sejarah Farmasi Sosial

• Di Eropa dan Amerika kesadaran untuk memperkaya


kurikulum apoteker dengan aspek-aspek farmasi sosial
telah dimulai pada tahun 80-an.
• Hal ini didasarkan pada fakta bahwa pengetahuan-
pengetahuan dasar farmasi dirasakan tidak cukup
mendukung orientasi apoteker yang telah mengarah
pada pasien. Peran baru ini menyebabkan apoteker akan
berada pada lingkungan praktek baru yang menuntut
interaksi dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya.
Oleh karena itu, apoteker harus dilengkapi dengan
kemampuan yang dapat memaksimalkan peran apoteker
dalam lingkungan sosial ini. Disinilah farmasi sosial
muncul sebagai isu utama untuk menjawab tantangan
ini.
Farmasi sosial ??

Traditional : chemistry, biochemistry,physics and physiology


form Pharmacy’s core knowledge base

Practising pharmacy, however, is carried out among human beings, the


persons referred to as customers or patients or users. They, in turn, are
connected with one another in families, organizations and health systems
in countries and cultures around the world.

They need to be supplemented with knowledge from the


disciplines that deal with people and systems, i.e., the humanistic and social
sciences. And this is where Social Pharmacy comes into the picture.
Farmasi sosial ??

Social Pharmacy regularly draws upon the disciplines of sociology, social


psychology, psychology,political sciences, educational studies,
communications, economics, history, and anthropology.
Tujuannya....

• Pemahaman dan penjelasan secara menyeluruh


tentang masalah yang terkait dengan kefarmasian
atau sedang dihadapi oleh farmasis dalam
pengabdian profesi
• Perkembangan farmasi sosial dipicu oleh perubahan
konsep dan konteks pelayanan kesehatan dari pola
penyakit dan penatalaksanaannya ke pola hidup
sehat dan promosi kesehatan

Bio-phatology Socio-phychology

Product oriented Patient oriented


• Untuk mencapai hasil yang optimum dalam asuhan
kefarmasian (pharmaceutical care) apoteker harus
memiliki pemahaman mengenai aspek psikologi dan
perilaku (behaviour) dari pasien dan tenaga
kesehatan lainnya. Konsep ilmu psikologi dan
perilaku inilah yang menjadi konsep fundamental
dari ilmu farmasi sosial.
• Dalam farmasi sosial, pengobatan dilihat dari
perspektif sains, sosial dan humanistik. Farmasi sosial
mencakup semua faktor-faktor sosial yang
mempengaruhi penggunaan obat seperti
kepercayaan pasien terhadap obat, regulasi,
kebijakan, perilaku, informasi obat, dan etik.
POSISI FARMASI SOSIAL
• Perubahan konsep membuat perubahan konteks
kefarmasian dari konteks dipensing compounding
menjadi bentuk hubungan client-counsellor
• Untuk penyesuaian terhadap perubahan, perlu
adanya inovasi dan perkembangan menurut
prioritasnya. Farmasi sosial mengusulkan 4 sistem :

interdisciplinarity professionalisation Biaya Pendidikan


interdisciplinary
• Ilmu kefarmasian dilaksanakan dengan dukungan
filosofi dan metodologi ilmu sosial dan perilaku yang
dipilih berdasarkan masalah yang dihadapi.

Untuk menemukan cara


pemecahan yang proporsional
Untuk memahami ibu-ibu yang
masalah ketidakharmonisan
anaknya sakit dalam memilih
hubungan antara profesional
obat, dihibridkan dengan ilmu
kesehatan, dipilih pendekatan
psikologi sosial
sosiologi, komunikasi, dan
psikologi
Professionalisation

• Suatu strategi khusus untuk mempertahankan status


profesi yang berbanding lurus dengan kepuasan
kerja.

Perkembangan Meningkatkan status Penguasaan informasi


komputerisasi profesi pelayanan kesehatan
Efisiensi dan Efektivitas Biaya

• Dilakukan dengan audit formal terus menerus diiringi


pengendalian sistem pelayanan kesehatan
• Susun seluruh macam pekerjaan yang harus
dilakukan, kemudian ditetapkan urutan skala
prioritasnya, dilanjutkan dengan pengawasan dan
pengendalian
Pendidikan

• Peran farmasis yang baru perlu inovasi dan


perkembangan yang proporsional di bidang
pendidikan dan peningkatan kemampuan komunikasi
• Kurikulum yang fleksibel, macam dan jenis mata
kuliah yang sesuai, tersusun proporsional,
menumbuhkan sikap rendah hati dan percaya diri
untuk pelaksanaan kewajiban profesional, mampu
berkomunikasi dengan profesi kesehatan lain.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai