Anda di halaman 1dari 31

Analisis keuangan

Hening Pratiwi, M.Sc., Apt


Lab. Farmasetika
FIKes-Unsoed
Analisis keuangan
• Persentase Laba Kotor (PLK)
Adalah pengukuran daya laba apotek sebelum
beban usaha diperhitungan. PLK seharusnya
berkisar antara 20% sampai 30%.
PLK = penjualan - H.P.P x 100%
penjualan
• Net Profit Margin (Laba bersih)
(Laba bersih : penjualan) x 100%
Idealnya berkisar 5-7.5%
1. Perolehan atas modal sendiri (Return On Investment/ROI)
Rasio ini mengukur apakah dana yang diinvestasikan dalam
apotek oleh PSA/APA telah digunakan secara efektif.
ROI = Penghasilan bersih x 100%
modal pemilik
ROI untuk apotek minimum 18%

2. Perolehan atas harta (Return On Assets/ROA)


Rasio ini mengukur apakah semua dana yang tersedia oleh
apotek baik hutang ataupun modal telah digunakan secara
efektif.
ROA = laba bersih x 100%
total harta
ROA minimal 12%
Seberapa efisienkah apoteker menggunakan hartanya.
1. Perputaran Persediaan (PP) (Inventory Turn Over Ratio)
Mengukur berapa cepat persediaan obat dibeli, dijual,
dan digantikan.
Persediaan di apotek paling sedikit 4 kali pertahun, 12
kali perputaran masih dapat diterima.
PP = HPP x
Persediaan rata-rata
= HPP x
(persediaan awal + persediaan akhir)/2
HPP = (Persediaan awal+Pembelian)-Persediaan Akhir
APOTEK X
Neraca per 31 Desember 2019
• Aktiva (Rp) % dari
aktiva
• Kas/Bank Rp 10.500.000 4,46
• Piutang Rp 34.423.500 14,63
• Persediaan Obat Rp 131.990.000 56,09
• Peralatan (inventaris) apotek Rp 45.770.000 19,45
• Inventaris kendaraan Rp 12.650.000 5,37
• Rp 235.333.500 100

• Kewajiban
• Utang (Obat) Rp 87.915.000 37,36
• Utang (Bank) Rp 36.295.000 15,42
• Biaya yang masih harus dibayar Rp 13.047.500 5,54
• Rp 137.257.500 58,32
• Ekuitas
• Pemilik Rp 50.000.000 21,25
• Cadangan ekuitas Rp 48.076.000 20,43
• Rp 98.076.000 41,68

• Total Kewajiban + Ekuitas Rp 235.333.500 10


Perhitungan Laba Rugi APOTEK X
Untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2019
• Penjualan Bersih (Rp) %Penjualan
• Penjualan (kontan)………. Rp 635.422.500 70
• Penjualan kredit…………. Rp 272.322.500 30
• Total Penjualan Rp 907.745.000 100
• Harga Pokok Penjualan
• Persediaan awal…………. Rp 111.657.500
• Pembelian bersih………... Rp 632.377.500
• Persediaan akhir………… Rp 131.990.000 (-)
• H.P.P Rp 612.045.000 67,42
• Laba Kotor dari penjualan Rp 295.700.000 32,58
• Beban Usaha:
• Gaji (Apt, AA, JR)……… Rp 144.817.500
• Biaya sewa kantor………. Rp 17.187.500
• Biaya pemakaian suplai
• kantor/apotek…………… Rp 7.150.000
• Biaya Asuransi…………. Rp 9.290.000
• Biaya Bunga……………. Rp 5.930.000
• Biaya Pemeliharaan
• gedung & peralatan…….. Rp 8.895.000
• Biaya iklan……………... Rp 4.197.500
• Biaya Pemasaran……….. Rp 15.245.000
• Biaya Penyusutan……… Rp 7.822.500
• Biaya pemakaian air,
• listrik dan telepon……… Rp 2.712.500
• Biaya serba-serbi………. Rp 27.390.000
• Total Biaya Usaha Rp 250.637.500 27,61
• Laba Bersih Rp 45.062.500 4,96
III. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
ANALISIS KEUANGAN APOTEK X

A. Test Overall Performance


1. Return of Investment (ROI)
ROI = Penghasilan bersih x 100%
modal pemilik
= 45.062.000 x 100%
98.076.000
= 46,95 %
• Nilai ROI lebih besar dari 18% ini menunjukkan bahwa dana yang
diinvestasikan oleh PSA/APA dalam apotek telah digunakan secara efektif.

2. Return on Assets (ROA)


ROA = laba bersih x 100%
total harta
= 45.062.500 x 100%
235.333.500
= 19,15%
• Nilai ROA lebih dari 12% ini menunjukkan bahwa semua dana yang tersedia
oleh apoteker baik hutang maupun modal telah digunakan secara efektif.
• Apotek pada sebuah klinik mata mempunyai laba kotor
dari penjualan sebesar Rp. 120.000.000, total beban
usaha pada apotek tersebut adalah Rp. 85.000.000.
Modal yang dimiliki sebesar Rp. 100.000.000.
• Berapakah % nilai Return of Investment (ROI) apotek
tersebut?
A. 20
B. 25
C. 30
D. 35
E. 40
B. Test of Provitability
1. Persentase Laba Kotor (PLK)
PLK = penjualan - H.P.P x 100%
penjualan
= laba kotor penjualan x 100%
penjualan
= 295.700.000 x 100%
907.745.000
= 32,58%
• Nilai PLK yang berada diantara 20%-30%
2. Persentase Pendapatan Bersih (PLB)
PLB = laba bersih x 100%
penjualan
= 45.062.500 x 100%
907.745.000
= 4,96%
E. Test of Efficiency

1. Perputaran Persediaan (PP)


PP = HPP
Persediaan rata-rata
= HPP
(persediaan awal + persediaan akhir)/2
= 612.045.000
(111.657.500 + 131.990.000)/2
= 5,0 kali
• PP sebesar 5,0 kali menunjukkan bahwa terjadi
perputaran persediaan sebanyak 5 kali dalam setahun,
yang mana hal ini termasuk bagus.
PAY BACK PERIODE APOTEK X

PBP = total harta


laba bersih
= 235.333.500
45.062.500
= 5,22 tahun
• Apotek pada sebuah klinik onkologi mempunyai
total hutang yang harus dibayar sebesar Rp.
125.000.000 dan dari penjualan diperoleh laba
bersih sebesar Rp. 45.500.000. Total modal
pada apotek ini sebesar Rp. 100.000.000
• Berapakah % nilai Return of Assets (ROA)
apotek tersebut?
a. 16
b. 20
c. 24
d. 28
e. 32
BEP adl suatu keadaan dimana jumlah penjualan sama dengan
jumlah biaya atau keadaan dimana perusahaan tidak memperoleh
laba dan tidak menderita rugi atau laba perusahaan sama dengan
nol (0)

BEP adl suatu titik atau keadaan dimana apotek dan rumah sakit
di dlm operasinya tidak memperoleh keuntungan & tidak
menderita kerugian

KEUNTUNGAN = KERUGIAN = NOL (0)


Biaya yg terkait dengan BEP

Variabel Cost (Biaya Variabel)


jenis biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung
dari volume penjualannya/ produksinya.

Jika produksi yg direncanakan meningkat maka


variabel cost jg meningkat.

Contoh : biaya bahan baku, biaya listrik, biaya antar,


biaya kantong plastik, biaya nota penjualan dll
Biaya yg terkait dengan BEP

Fixed Cost (Biaya Tetap)


jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh
oleh volume penjualan melainkan dihubungkan
dengan waktu (function of time) sehingga jenis biaya
ini akan konstan selama periode tertentu.

Contoh biaya sewa, bunga, biaya tenaga kerja, biaya


penyusutan mesin, biaya penyusutan gedung
“Berproduksi atau tidaknya perusahaan, Biaya ini
tetap dikeluarkan”
Biaya yg terkait dengan BEP

Semi Veriable Cost (Biaya Semi Variabel)


jenis biaya yg meningkat atau menurun sesuai dgn
peningkatan atau penurunan akifitas ttp tdk scr
proporsional.
Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales
expense atau komisi bagi salesman dimana komisi
bagi salesman ini tetap per range atau volume
tertentu, biaya pemeliharaan gedung

Seelling Price
Harga jual per unit barang / jasa yg telah diproduksi
menghitung BEP (Break Even Point)
terdapat 2 cara yaitu
1. Break even point dalam unit
• Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus
dihasilkan untuk mendapat titik impas/laba

Keterangan :
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost
P : Price per unit
Lanjutan...
2. Break even point dalam rupiah
• Berapa rupiah nilai penjualan yang harus
diterima untuk mendapat titik impas/laba

Keterangan :
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost
P : Price per unit
S : Sales Volume
ANALISA BREAK EVEN APOTEK X
Fixed Cost (F) = gaji + biaya sewa kantor + biaya asuransi +
biaya bunga + biaya pemeliharaan gedung dan
peralatan + biaya penyusutan
= Rp 144.817.500 + 17.187.500 + 9.290.000 +
5.930.000 + 8.895.0000 + 7.822.500
= Rp 193.942.500

Variable cost (V) = HPP + biaya pemakaian suplai


kantor/apoteker + biaya iklan + biaya
pemasaran + biaya pemakaian air, listrik dan
telepon + biaya serba serbi
= Rp 612.045.000 + 7.150.000 + 4.197.500 +
15.245.000 + 2.712.500 + 27.390.000
= Rp 668.740.000
BEP =
= 193.942.500
1-(668.740.000/907.745.000)
= Rp 736.596.868,9/tahun
= Rp 61.383.072,41/bulan
BE (unit) = FC
P-V
= 193.942.500
(907.745.000-668.740.000)
= 0,81 unit
= 81%
Contoh Soal 1
• Berapakah BEP jika harga saat ini
Rp. 11.000 dan biaya tetap Rp.
4.000.000 serta biaya variabel Rp.
5.000 ?
Jawab

• Dan income saat BEP


Menentukan harga jual apotek

HNA (Harga Netto Apotek)


• harga bersih dari suatu produk.
• HNA bisa diartikan sebagai harga (modal) awal suatu
apotek yang didapatkan saat pembelian dari distributor
atau yang lainnya. Bisa dari PBF atau langsung dari
pabriknya.
Menentukan harga jual apotek

Mark Up/Margin
• persen keuntungan yang didapatkan dari menjual
produk. Mark Up disini bisa disebut juga Margin.
Margin/Mark Up tiap apotek berbeda-beda, ada yang
menetapkan 25% atau 1,25 dan bahkan ada yang
menetapkan 30% atau 1,3.
Menentukan harga jual apotek

PPN 10%
• PPN 10% adalah pajak pertambahan yang wajib
dikeluarkan dan dibayarkan ke kantor pajak. PPN
dikenakan mulai dari proses transaksi dari produsen ke
konsumen.
Menentukan harga jual apotek

• Harga jual apotek (HJA) dapat ditentukan/dihitung


dengan rumus sebagai berikut :
• HJA = (HNA x PPN 10%x Margin/mark up)
Harga Jual Apotek
• Harga Obat Resep
Untuk obat resep, Apotek menambahkan
biaya non racikan /biaya racikan dan
nominalnya berbeda di tiap Apotek.

Jadi Untuk Obat Resep :


• HJA X Jumlah Obat +Biaya
Racikan/Non racikan + harga kapsul
Harga Jual Apotek
• Harga Obat Resep
Untuk obat resep, Apotek menambahkan
biaya non racikan /biaya racikan dan
nominalnya berbeda di tiap Apotek.

Jadi Untuk Obat Resep :


• HJA X Jumlah Obat +Biaya
Racikan/Non racikan + harga kapsul
• Harga sirup obat batuk perbotol dari distributor
adalah Rp. 10.200 belum termasuk PPN 10 %.
Indeks margin yang ditetapkan oleh apotek
adalah sebesar 20 %.
• Berapakah harga jual yang ditetapkan oleh
apotek ?
a. 10.500
b. 11.500
c. 12.500
d. 13.500
e. 14.500
• Apotek membeli 3 dus metformin 500 mg
(masing-masing berisi 10 strip) dari distributor
dengan total harga Rp. 75.000. Diketahui bahwa
harga dari distributor tersebut sudah termasuk
PPN. Harga jual metformin yang ditetapkan oleh
apotek adalah Rp. 3.000/ strip
• Berapakah indeks margin yang ditetapkan
apotek untuk obat tersebut ?
a. 1.1
b. 1.15
c. 1.2
d. 1.25
e. 1.3

Anda mungkin juga menyukai