Anda di halaman 1dari 49

MANAJEMEN FARMASI

&
FARMAKOEKONOMI

Percented by : apt. Siti Aisyah, S.Farm


SIAP UKAI 2020-2021
MANAJEMEN FARMASI
DRUG MANAGEMENT CYCLE
merupakan prosedur tahapan pengelolaan obat agar ketersediaan suatu obat dapat berjalan dengan baik yang dapat
mewujudkan tercapainya keefektifan serta efisien sehingga obat yang diperlukan selalu tersedia saat dibutuhkan
dalam jumlah cukup dengan mutu terjamin untuk mendukung pelayanan yang bermutu. 
Drug management cycle terdiri dari beberapa tahapan yaitu :

1. Use : diagnosing, prescribing, dispensing dan proper consumtion by the patient.


 
2. Selection : Pemilihan obat untuk Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), memastikan bahwa obat
yang dibutuhkan oleh dokter dan pasien selalu tersedia di instalasi farmasi di rumah sakit.

3. Procurement : perencanaan, pengadaan, penerimaan serta penyimpanan obat di rumah sakit.

4. Distribution : proses penyerahan obat setelah sediaan disiapkan oleh unit Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS) sampai dengan dihantarkan kepada perawat, dokter, atau profesi kesehatan lain
untuk didistribusikan kepada pasien.
Manajemen di Rumah Sakit

Pemilihan Perencanaan Pengadaan Penerimaan

Penyimpanan Pendistribusian Pemusnahan Pengendalian


Manajemen di Rumah Sakit
Pemilihan, berdasarkan :
• Formularium Nasional
• Formularium Rumah Sakit
• Pola Penyakit
• Efektifitas & Keamanan
• Mutu
• Harga
• Ketersediaan di pasaran
Manajemen di Rumah Sakit
Perencanaan
Metode yang digunakan untuk melakukan perencanaan :
• Metode Konsumsi
• Metode Epidemiologi
• Metode Kombinasi

Perencanaan Metode Konsumsi =


Stok kerja + Buffer Stock (10%) / Safety stock+ Waktu Tunggu
+ Waktu Kekosongan – Sisa Stock
Order Quantity
Manajemen di Rumah Sakit

Pengadaan
Pengadaan dapat dilakukan melalui :
• Pembelian : e-catalog/tender dan langsung/just in time
• Produksi : Produksi Steril dan Non Steril
• Hibah/sumbangan/droping
Manajemen di Rumah Sakit
Analisis dalam Pengadaan :

1. Analisis VEN (Vital, esensial, non esensial)


• Vital : Obat yang harus ada (life saving drug)
• Esensial : Merupakan obat yang umum ada dan digunakan namun bukan merupakan
yang vital.
• Non Esensial : Merupakan obat-obatan penunjang contohnya vitamin & suplemen.

2. Analisis Pareto (always, better, control)


• Pareto A : 15-20% yang menghasilkan 80% omset
• Pareto B : 20-25% yang menghasilkan 15% omset
• Pareto C : 50-60% yang menghasilkan 5 % omset

Item A < B < C dan Omset A > B > C


Manajemen di Rumah Sakit
Penerimaan
Pada saat penerimaan harus dilakukan double check dengan memeriksa :
1. Surat Pesanan
2. Faktur
3. Fisik Barang, termasuk expired date.

Penyimpanan, berdasarkan :
1. FIFO & FEFO
2. Farmakologi
3. Jenis sediaan
4. Alfabetis
5. LASA (Look Alike Sound Alike)
Manajemen di Rumah Sakit
Pendistribusian
1. Metode Pendistribusian
• Sentralisasi
• Desentralisasi

2. Sistem Pendistribusian
• Floor Stock
• Resep Perorangan
• Unit Dose Dispensing
• Kombinasi
Manajemen di Rumah Sakit
Pemusnahan
1. Voluntary Recall
2. Mandatory Recall
* Pemusnahan dapat dilakukan sendiri atau dilimpahkan pada pihak ketiga.

Pengendalian, dapat dilakukan dengan :


1. Menggunakan Sistem/Teknologi Informasi
2. Menggunakan Kartu Stock
3. Stok Opname, dilakukan secara berkala dan rutin.
• Slow moving : Barang yang perputarannya sangat lambat.
• Death Stock : Barang yang tidak digunakan lagi dalam waktu 3 bulan berturut-
turut.
Manajemen di Apotek
Reorder Point (ROP) adalah titik dimana harus dilakukan pemesanan
barang/obat agar tidak mengalami kekurangan persediaan.

ROP = Safety stock + Pemakaian rata2 x Waktu tunggu


ROP = 2 x Safety stock

Safety Stock = Pemakaian rata2 x waktu tunggu

Stok Minimal = Reorder Point


Economic Order Quantity (EOQ), dalam pengelolaan barang, EOQ
bertujuan untuk mengatasi masalah persediaan barang yang menumpuk sehingga,
pemesanan barang bisa berjalan dengan optimal.

Contoh Soal :
Sebuah rumah sakit akan melakukan pemesana obat. Obat yang dibutuhkan sebanyak
240.000 unit. Harga obar Rp. 2000/unit. Dibutuhkan dana sebesar Rp. 150.000 untuk
biaya pengiriman dan biaya penyimpanan sebesa 25% untuk setiap barang yang disimpan.
Hitung EOQ ?
Inventory Turn Over Ratio (ITOR) atau perputaran persediaan dihitung untuk
melihat apakah suatu bisnis memiliki inventaris yang berlebih jika dibanding dengan
tingkat penjualannya.

 
ITOR

* Rata2 Persediaan = ½ (stok awal + stok akhir)


FARMAKOEKONOMI
MARGIN/MARK UP adalah selisih antara satu bidang dengan
bidang lainnya. Biasanya margin digunakan untuk menjelaskan keuntungan
dalam bentuk persentase (%) yang dihitung berdasarkan angka penjualan
dan produksi.  

LABA KOTOR = MARGIN


PENJUALAN = HPP + MARGIN
HPP = PENJUALAN - MARGIN

  𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑖


𝑀 𝐴𝑅𝐺𝐼𝑁 = 𝑋 100 %
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑖

  ( INDEKS JUAL – 1 ¿
𝑀𝐴𝑅𝐺𝐼𝑁 = 𝑥 𝑂𝑚𝑧𝑒𝑡
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐽𝑢𝑎𝑙
Harga Jual Apotek (HJA) :
HJA = HNA + PPN (10%) + Margin (25%) atau
HJA = HNA x Faktor PPN (1,1) x Faktor margin
(1,25)

Harga Nominal Apotek (HNA) atau Harga Beli :


HNA = HJA – PPN (10%) - Margin (25%) atau
HNA = HJA : Faktor PPN (1,1) = Rp. X : Faktor margin (1,25)

Indeks Penjualan :
Omset / harga per unit
Harga Pokok Penjualan (HPP) : jumlah pengeluaran dan beban yang secara
langsung atau tidak langsung untuk menghasilkan produk atau jasa di dalam kondisi dan tempat dimana
barang dapat dijual dan digunakan.

  Pembel 𝑖𝑎𝑛 +( 𝑆𝑡𝑜𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑆𝑡𝑜𝑘 𝑎𝑘h𝑖𝑟)


%  𝐻𝑃𝑃= 𝑋 100 %
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
  1
𝐻𝑃𝑃 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠= 𝑋 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐽𝑢𝑎𝑙
 
HPP = (100%) -
Contoh HPP

Penjualan apotek X pada bulan Agustus 2020 Rp.


50 juta. Perhitungan stok akhir bulan Agustus
2020 25 juta. Agar stok obat pada akhir bulan
September 2020 10 juta, margin apotek 20% dan
perkiraan penjualan bulan September 2020 sama
dengan Agustus 2020. Berapa pembelian pada
bulan September 2020 ?
a. 45 juta
b. 40 juta
c. 35 juta
d. 30 juta
e. 25 juta
LABA=PROFIT=KEUNTUNGAN

Jumlah penjualan bersih setelah dikurangi Harga


Pokok Penjualan (HPP) atau jumlah pendapatan
Laba Kotor yang tersisa setelah semua biaya pembuatan
produk telah dipertanggungjawabkan.
Laba
keuntungan yang didapat dari jumlah selisih
Laba Bersih pendapatan dan biaya-biaya yang sudah dikurangi
pajak.
LABA KOTOR = Omset = Pendapatan Kotor

LABA BERSIH = Net Income/Net Profit = Pendapatan Bersih


 
Margin Laba Kotor/Gross Profit Margin: rasio profitabilitas untuk
menghitung % kelebihan laba kotor terhadap pendapatan penjualan.

% Laba Kotor = x 100%

 
Margin Laba Bersih/Net Profit Margin: rasio profitabilitas untuk
menghitung % kelebihan laba kotor terhadap pendapatan penjualan.

% Laba Bersih = x 100%


Break Event Point (BEP) : Titik dimana pendapatan sama dengan modal yang
dikeluarkan. Total keuntungan dan kerugian ada pada posisi 0 titik break even point yang artinya
pada titik ini perusahaan tidak mengalami kerugian atau mendapat keuntungan.
Contoh Soal BEP
Contoh Soal BEP
Payback Periode (PP) : Periode atau jumlah tahun yang diperlukan untuk
mengembalikan nilai investasi yang telah dikeluarkan atau menutup kembali pengeluaran investasi
(initial cash investment). 

  𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖


𝑃𝑃= 𝑥 1 𝑡𝑎h𝑢𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑘𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎h𝑢𝑛
Contoh Soal PP
Contoh Soal PP
Return of Investment (ROI) persentase hasil atau rate of return dari suatu periode
investasi tertentu, ROI dihitung berdasarkan setiap Rupiah yang diinvestasikan (total biaya
investasi). ROI digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dari investasi yang telah dilakukan.

  ROI

Return of Assets (ROA) mengacu pada profitabilitas dan efisiensi operasional


dengan menekankan pada total aset perusahaan. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari seluruh aset yang dimiliki.
  ROA

Return of Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


menggunakan ekuitas/modal perusahaan untuk menghasilkan laba bersih.

  ROE
Contoh ROA, ROE, ROI
1. Apoteker Steffi membuat laporan keungan dari apotek tempat ia bekerja. Diketahui modal apotek sebesar Rp.
120.000.000, nilai obligasi sebesar Rp. 30.000.000 serta hasil penjualan apotek tersebut sebesar Rp.
350.000.000. Berdasarkan laporan diatas, berapa nilai ROI dari apotek tersebut ?
a. 1,05
b. 1,33
c. 1,67
d. 1,78
e. 1,56

2. Hasil analisis keuangan menunjukkan laba kotor sebelum pajak sebesar 80 juta. Pajak yang harus dibayar
sebesar 7,2 juta. Modal yang ditanam sebesar 150 juta. Berapakah ROE ?
a. 0,25
b. 0,40
c. 0,50
d. 0,48
e. 1,5

3. Sebuah apotek memiliki hasil penjualan sebanyak Rp. 3.600.000.000 pada tahun 2019, biaya yang dikeluarkan
untuk pembelian obat dan operasional sebesar Rp. 2.350.000.000. Berapa nilai Ratio of Investment dari apotek
tersebut ?
a. 0,52
b. 0,53
c. 0,54
d. 0,55
e. 0,58
4. Apoteker akan memeriksa laporan keuangan yang terjadi atas transaksi periode tahun 2019,
dengan data sebagai berikut :
Penjualan : Rp. 2,15 M
HPP : Rp. 1,55 M
Biaya operasional : Rp. 300 juta
Aktiva lancar = Rp. 250 juta
Aktiva tetap = Rp. 200 juta
Pasiva = Rp. 150 juta
Berapa ROA nya ?
a. 0.56
b. 0,75
c. 1,00
d. 1,20
e. 1,25
AKTIVA & PASIVA
Aktiva adalah segala kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan. Kekayaan tersebut dapat berupa
hak atau benda yang diperoleh perusahaan. Aktiva harus bisa diukur dengan satuan mata uang.

Pasiva adalah kewajiban / liabilitas / hutang perusahaan yang harus dibayarkan ke


pihak lain atau pihak ketiga.

Uang tunai/cash/kas, cek, tabungan di bank,


piutang, persediaan barang, perlengkapan, surat
berharga.

Tanah, mesin, gedung maupun bangunan, alat


angkut, kendaraan operasional, dll.

Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva tetap


  Current Ratio
Metode Analisis dalam Farmakoekonomi

1. Cost of illness adalah analisis (kajian) biaya sakit (ABS—cost of illness


evaluation, COI) dimaksudkan untuk memperkirakan biaya yang disebabkan
oleh suatu penyakit pada sebuah populasi.

2. CMA (cost minimalization analysis) adalah analisis biaya dengan


membadingkan keduan obat yang sama zak aktif dan fungsiny tapi dengan
harga yang lebih terjangkau.
Metode Analisis dalam Farmakoekonomi

3. CEA (cost effectiveness analysis) adalah analisis biaya dengan membandingkan kedua obat
yang sama fungsinya atau manfaatnya tapi beda zat aktif obatnya.

• ACER (an average cost effective ratio) adalah Total biaya dari program pengobatan dibagi dengan
outcome dari suatu klinik.

• ICER (Incremental cost effective ratio) untuk membandingkan dua obat alternatif yang lebih baik,
bisa dihitung.

 
Contoh ACER

Untuk pencegahan venous thrombroembolism, digunakan LMWH dan Warfarin. Total biaya untuk
LMWH adalah Rp. 1.000.000 dengan nilai efektifitas 50 QALY dan warfarin Rp. 8.000.000 dengan nilai
efektivitas 40 QALY. Berapakah nilai ACER pengobatan dari LMWH:

a. Rp. 10.000 per QALY

b. Rp. 15.000 per QALY

c. Rp. 20.000 per QALY

d. Rp. 25.000 per QALY


e. Rp. 30.000 per QALY
Metode Analisis dalam Farmakoekonomi
3. CBA (cost benefit analysis) adalah analisis biaya dengan membadingkan biaya yang dikeluarkan dengan
manfaaat bagi pasien atau suatu instansi.

4. CUA (cost utility analysis) adalah analisis biaya dengan membandingkan biaya pengobatan yang
dikeluarkan dengan hasil tingkat kehidupan pasien.

QALY suatu hasil yang diharapkan dari suatu intervensi kesehatan yang terkait erat dengan besaran kualitas
hidup.
CONTOH SOAL
1. Vitamin C 1 box (100 tab) memiliki HNA Rp. 50.000 (belum ppn).
Harga jual Rp.660. Berapa mark up dari masing-masing tablet
vitamin C ?

2. Apotek sehat farma memiliki persediaan awal Rp. 200.000.000,


persediaan akhir Rp. 220.000.000, dan total penjualan Rp.
850.000.000. Berapa nilai perputaran dari persediaan apotek
tersebut ?

3. Sebuah apotek membeli 1 box obat yang berisi 30 tablet. Harga


distributor Rp. 505.000 dan diberikan diskon 30% belum pajak. Jika
apotek menginginkan keuntungan 15%. Berapa harga jual untuk
masing-masing tablet ?
4. Suatu Rumah Sakit mendapat penjualan sebanyak Rp. 95.000.000 per
bulan dan pembelian sebanyak Rp. 75.000.000. Saldo awal dan akhir
dijaga tetap Rp.8.000.000. Berapa % laba kotor jika dihitung dari
penjualan ?

5. Persediaan di Rumah Sakit X adalah 100 juta, penjualan Rp.


400.000.000, dan setelah stok opname sisa sebanyak Rp.75.000.000.
Hitung berapa Inventory Turn Over Ratio ?

6. Harga obat Rp. 250.000 (belum termasuk pajak) untuk 10 tube.


Margin 25%, berapa HJA per tube obat tersebut ?
7. Sebuah apotek melakukan pengadaan obat X seharga Rp.
250.000/box. Dijual dengan harga 3125/tablet. Berapa % mark up
keuntungan jika 1 box berisi 100 tab ?

8. Seorang pasien menebus R/ di apotek dengan total pembayaran Rp.


10.000, dimana margin yang diperoleh apotek tersebut sebesar 25%.
Hitung berapa harga pokok obat pada resep tersebut ?

9. Seorang apoteker menghitung biaya tetap yang harus dikeluarkan


apotek sebesar Rp. 50.500.000 dan biaya variabelnya sebesar Rp.
115.000.000. Sementara total investasi sebanyak Rp. 150.000.000.
Hitung Break event point pada apotek ?
10. Sebuah apotek menjual obat dan alat kesehatan memiliki keinginan untuk
membuat target penjualan usaha agar tidak rugi. Biaya tetap pengeluaran per bulan
Rp. 5.000.000 dan margin 25% dari harga beli. Berapa total penjualan apotek yang
harus dicapai ?

11. Seorang apoteker bekerja di apotek klinik kecantikan dan akan menyusun neraca
keuangan pada akhir tahun. Dengan data :
Uang kas : Rp. 5.500.000
Uang bank : Rp. 26.000.000
Piutang dagang : Rp.. 1.250.000
Persediaan : Rp. 135.000.000
Peralatan : Rp. 29.500.000
Kendaraan : Rp. 40.000.000
Hutang pbf : Rp 80.000.000
Berapakah nilai aktiva lancar ?
12. Seorang apoteker melakukan evaluasi di IFRS dengan laporan laba rugi sebagai
berikut :
Penjualan = Rp. 2150.000.000
HPP = 1.550.000.000
Biaya operasional = Rp. 300.000.000
Aktiva lancar = Rp. 250.000.000
Aktiva pasiv = Rp. 200.000.000
Berapa ROA nya ?

13. Seorang apoteker di RS akan melakukan perencanaan kebutuhan obat pada tahun
2020 untuk obat Cefixime berdasarkan data pemakaian periode yang lalu. Data
penggunaan obat pada 2019 adalah 15.000 tab dimana penggunaan per hari rata2 40
tablet, buffer stock direncanakan sebesar 10%, sisa obat 200 tab, waktu tunggu sekitar 2
bulan. Namun pada tahun 2019 pernah terjadi kekosongan obat selama 3 hari. Hitung
berapa jumlah obat yang harus dipesan untuk persediaan 2020 ?
14. Dalam proses pengadaan obat disebuat apotel terdapat 2 pilihan obat yang memiliki efektivitas
yang berbeda dan harga yang cukup berbeda. Analisis farmakoekonomi yang tepat digunakan untuk
menganalisis kasus tersebut ?
A. CEA C. CUA E. COA
B. CBA D. CMA

15. Pada sebuah rumah sakit untuk terapi penyakit hipertensi yang digunakan 3 macam obat masing-
masing memiliki kinerja sebagai berikut untuk Captopril membutuhkan biaya Rp. 22.000.000/100
pasien dengan tingkat survival 3%, obat amlodipin membutuhkan biaya Rp. 10.000.000/100 pasien
dengan tingkat survival 5%, dan HCT membutuhkan biaya Rp. 30.000.000/100 pasien dengan
tingkat survival 1%. Berapakah ICER jika terapi dengan obat captopril dialihkan ke amlodipin ?

16. Seorang apoteker sedang menetapkan HJA salep mata yang mengandung Chloramphenicol Rp.
12.800. Berapa HNA obat tersebut jika apoteker menetapkan margin sebesar 15% dari HNA tersebut
?

Anda mungkin juga menyukai