FARMASI
&
FARMAKOEKONOMI
SIAP UKAI 2020
MANAJEMEN FARMASI
Manajemen di Rumah Sakit
Penyimpanan, berdasarkan :
1. FIFO & FEFO
2. Farmakologi
3. Jenis sediaan
4. Alfabetis
5. LASA (Look Alike Sound Alike)
Manajemen di Rumah Sakit
Pendistribusian
1. Metode Pendistribusian
• Sentralisasi
• Desentralisasi
2. Sistem Pendistribusian
• Floor Stock
• Resep Perorangan
• Unit Dose Dispensing
• Kombinasi
Manajemen di Rumah Sakit
Pemusnahan
1. Voluntary Recall
2. Mandatory Recall
* Pemusnahan dapat dilakukan sendiri atau dilimpahkan pada pihak ketiga.
Contoh Soal :
Sebuah rumah sakit akan melakukan pemesana obat. Obat yang dibutuhkan sebanyak
240.000 unit. Harga obar Rp. 2000/unit. Dibutuhkan dana sebesar Rp. 150.000 untuk
biaya pengiriman dan biaya penyimpanan sebesa 25% untuk setiap barang yang disimpan.
Hitung EOQ ?
Inventory Turn Over Ratio (ITOR) atau perputaran persediaan dihitung untuk
melihat apakah suatu bisnis memiliki inventaris yang berlebih jika dibanding dengan
tingkat penjualannya.
ITOR
( INDEKS JUAL – 1 ¿
𝑀𝐴𝑅𝐺𝐼𝑁 = 𝑥 𝑂𝑚𝑧𝑒𝑡
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐽𝑢𝑎𝑙
Harga Jual Apotek (HJA) :
HJA = HNA + PPn (10%) + Margin (25%) atau
HJA = HNA x Faktor Jual
Indeks Penjualan :
Omset / harga per unit
LABA=PROFIT=KEUNTUNGAN
Margin Laba Bersih/Net Profit Margin: rasio profitabilitas untuk
menghitung % kelebihan laba kotor terhadap pendapatan penjualan.
Payback Periode (PP) : Periode atau jumlah tahun yang diperlukan untuk
mengembalikan nilai investasi yang telah dikeluarkan atau menutup kembali pengeluaran investasi
(initial cash investment).
ROI
ROE
AKTIVA & PASIVA
Aktiva adalah segala kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan. Kekayaan tersebut dapat berupa
hak atau benda yang diperoleh perusahaan. Aktiva harus bisa diukur dengan satuan mata uang.
2. CEA (cost effectiveness analysis) adalah analisis biaya dengan membandingkan kedua obat
yang sama fungsinya atau manfaatnya tapi beda zat aktif obatnya.
• ACER (an average cost effective ratio) adalah Total biaya dari program pengobatan dibagi dengan
outcome dari suatu klinik.
• ICER (Incremental cost effective ratio) untuk membandingkan dua obat alternatif yang lebih baik,
bisa dihitung.
Metode Analisis dalam Farmakoekonomi
3. CBA (cost benefit analysis) adalah analisis biaya dengan membadingkan biaya yang dikeluarkan dengan
manfaaat bagi pasien atau suatu instansi.
4. CUA (cost utility analysis) adalah analisis biaya dengan membandingkan biaya pengobatan yang
dikeluarkan dengan hasil tingkat kehidupan pasien.
CONTOH SOAL
1. Vitamin C 1 box (100 tab) memiliki HNA Rp. 50.000 (belum ppn).
Harga jual Rp.660. Berapa mark up dari masing-masing tablet
vitamin C ?
11. Seorang apoteker bekerja di apotek klinik kecantikan dan akan menyusun neraca
keuangan pada akhir tahun. Dengan data :
Uang kas : Rp. 5.500.000
Uang bank : Rp. 26.000.000
Piutang dagang : Rp.. 1.250.000
Persediaan : Rp. 135.000.000
Peralatan : Rp. 29.500.000
Kendaraan : Rp. 40.000.000
Hutang pbf : Rp 80.000.000
Berapakah nilai aktiva lancar ?
12. Seorang apoteker melakukan evaluasi di IFRS dengan laporan laba rugi sebagai
berikut :
Penjualan = Rp. 2150.000.000
HPP = 1.550.000.000
Biaya operasional = Rp. 300.000.000
Aktiva lancar = Rp. 250.000.000
Aktiva pasiv = Rp. 200.000.000
Berapa ROA nya ?
13. Seorang apoteker di RS akan melakukan perencanaan kebutuhan obat pada tahun
2020 untuk obat Cefixime berdasarkan data pemakaian periode yang lalu. Data
penggunaan obat pada 2019 adalah 15.000 tab dimana penggunaan per hari rata2 40
tablet, buffer stock direncanakan sebesar 10%, sisa obat 200 tab, waktu tunggu sekitar 2
bulan. Namun pada tahun 2019 pernah terjadi kekosongan obat selama 3 hari. Hitung
berapa jumlah obat yang harus dipesan untuk persediaan 2020 ?
14. Dalam proses pengadaan obat disebuat apotel terdapat 2 pilihan obat yang memiliki
efektivitas yang sama dan harga yang cukup berbeda. Analisis farmakoekonomi yang
tepat digunakan untuk menganalisis kasus tersebut ?
A. CEA C. CUA E. COA
B. CBA D. CMA
15. Pada sebuah rumah sakit untuk terapi penyakit hipertensi yang digunakan 3 macam
obat masing-masing memiliki kinerja sebagai berikut untuk Captopril membutuhkan
biaya Rp. 22.000.000/100 pasien dengan tingkat survival 3%, obat amlodipin
membutuhkan biaya Rp. 10.000.000/100 pasien dengan tingkat survival 5%, dan HCT
membutuhkan biaya Rp. 30.000.000/100 pasien dengan tingkat survival 1%.
Berapakah ICER jika terapi dengan obat captopril dialihkan ke amlodipin ?