Bioavailability (F)
• Bioavailabilitas adalah persentase atau fraksi dari dosis obat
yang diberikan hingga mencapai sistem sirkulasi.
Contoh :
Berapakah obat tablet lanoxin (digoxin) yang mencapai
sistem sirkulasi jika dosis yang diberikan pada pasien adalah
250µg dan bioavailabilitasnya 0,7?
Obat yg diabsorpsi = (F) (dose)
= (0,7) (250)
= 175 µg
Dosage Form
• Bioavailabilitas dapat sangat bervariasi
tergantung formulasi bentuk sediaan obat.
• Nilai bioavailabilitas digoxin :
Sediaan F (%)
Elixir 80
Soft kapsul 100
Tablet 70
Parenteral 100
Rumus Dosage Form
• Dose of new dosage form = amount of drug absorbed
from current dosage form/F of new dosage form
• Contoh soal :
Dengan menggunakan soal yang diatas berapakah dosis
digoxin yang diberikan jika pasien tersebut mengganti
digoxin tablet menjadi elixir?
Dose elixir = (0,7) (250 µg)
0,8
= 219 µg
Chemical Form (S)
• Bentuk senyawa kimia perlu dipertimbangkan dalam
menghitung bioavailabilitas. Contoh bentuk garam atau ester
dari senyawa obat.
• Contoh : aminophylin merupakan campuran garam
etilendiamin (20%) + theophylin (80%)
• Obat yang diabsorpsi = (S) (F) (Dosis)
• Contoh soal :
Berapkah teophylin yang diabsorpsi dari tablet aminophylin dosis
200 mg jika obat tersebut diabsorpsi sempurna ?
Theofilin yg diabsorpsi = (0,8)(1)(200) = 160 mg
First-Pass Effect
• Obat yang diberikan secara oral diabsorpsi di GIT portal
circulation hati mengalami metabolisme sebelum
mencapai sistem sirkulasi.
• “first-pass” adalah proses metabolisme ketika obat
melewati hati melalui vena porta hepatika sebelum
mencapai sistem sirkulasi.
• Contoh : propanolol memiliki bioavailabilitas yang rendah
jika diberikan secara oral karena mengalami “first-pass
effect” tidak mencapai sistem sirkulasi ”F nya”
rendah.
• Dosis oral propanolol > dari pada dosis IV propanolol
Administration Rate (RA)
• Laju pemberian obat (administration rate) adalah kecepatan
rata-rata obat yang diabsorpsi mencapai sistem sirkulasi.
• RA = (S)(F)(Dose)
ᵗ
t = interval pemberian obat
Contoh :
Berapakah kecepatan pemberian obat theofilin yang merupakan
hasil dari infus aminofilin dengan laju 40 mg/jam ?
RA= (0,8)(1)(40mg) = 32mg/ jam atau 0,53/menit
1 jam
Desired plasma concentration (C)
• Konsentrasi obat didalam plasma menggambarkan
obat yang terikat protein plasma dan obat bebas.
• Hanya fraksi obat bebas yang terdistribusi ke semua
jaringan, reseptor dan akhirnya tereliminasi.
• Pada keadaan tertentu/penyakit tertentu dikaitkan
dengan penurunan plasma protein obat yang
terikat kuat dengan protein plasma persentase
obat bebas meningkat
• Obat yang bersifat asam lemah akan terikat
dengan albumin.
• Obat yang bersifat basa lemah akan terikat
dengan α1-acid glycoprotein (AAG)
• Obat-obat netral terikat oleh lipoprotein
Obat yg terikat dengan AAG secara signifikan
• Alfentanil * Haloperidol
• Alprenolol * Imipramin
• Amitriptilin * Lidokain
• Bupivakain * Meperidin
• Klorpromazin * Metadon
• Desmetilimipramin * Pindolol
• Diazepam * Kinidin
• Dipiridamol * Timolol
• Disopiramid * Triheksifenidil
• Eritromisin
• Etidokain
• Fentanil
• Flufenazin
Volume of distribution (V)
• Adalah volume dalam tubuh di mana obat
terdistribusi.
• Vd berguna untuk mengaitkan konsentrasi obat dalam
plasma (Cp) dan jumlah obat dalam tubuh (DB)
• Volume distribusi dari suatu obat tidak sama dengan
kompartemen fisiologis dalam tubuh.
• Plasma volum orang dewasa kira” 3 L
• Volume distribusi = total jumlah obat dlm
tubuh/konsentrasi obat dalam plasma
Dosis Muatan (loading dose)
• Karena volume distribusi merupakan faktor untuk jumlah seluruh
obat didalam tubuh, maka sangat penting untuk menghitung dosis
muatan yang berguna untuk secara cepat dapat memprediksi obat
mencapai konsentrasi plasma.
• Loading dose = (V)(C)
• (S)(F)
• Contoh :
• Hitung dosis muatan digoxin tablet untuk pasien bobot badan 70 kg
dengan konsentrasi plasma 1,5 µg/L, Jika S = 1 dan F =0,7 dan V =
7.3L/kg
• Loading dose = 7,3x70x1,5/1x0,7 = 1.095 µg/1,095 mg
Loading Dose
• suatu antibiotik diberikan kepada seorang laki-laki dewasa (58
th, 75 kg), melalui infus IV. Waktu paruhnya 8 jam, volume
distribusinya 1,5 L/kg. Obat diberikan dalam ampul 60 mL
dengan konsentrasi 15 mg/ml. Konsentrasi steady state yang
diinginkan adalah 20 mg/L. Berapa loading dose yang
direkomendasikan?
• a. 1000 mg
• b. 1500 mg
DL = Cp ss x Vd
• c. 2000 mg
• d. 2250 mg
• e. 2500 mg
Loading Dose
• Antibiotik dengan volume distribusi 10 L, konstanta laju
eliminasi 0,2/jam. Konsentrasi steady state yang
diinginkan adalah 10µg/ml. Berapa kecepatan infus yang
dibutuhkan untuk mencapai dan mempertahankan
keadaan tersebut?
• a. 5 mg/jam
𝑲𝒐
• b. 10 mg/jam 𝑪𝒑𝒔𝒔=
• c. 15 mg/jam 𝒌 𝒙 𝑽𝒅
• d. 20 mg/jam
• e. 25 mg/jam
Clearance (Cl)
• Adalah kemampuan intrinsik dari tubuh atau
organ untuk mengeliminasi obat dari darah atau
plasma.
• Clearance tidak hanya sebagai indikator seberapa
banyak obat dikeluarkan dari tubuh, tetapi
menggambarkan juga volume darah/plasma yg
secara komplit dibersihkan dari obat per waktu.
• Clearance digambarkan dalam volume per satuan
waktu.
Equation Clearance
RA = Cl x Css ave
RA = Administration Rate
Cl = clearance
Css = avarage steady-state plasma drug
Jadi : Cl = (S)(F)(Dose)/T
Css ave
Contoh
Lidokain IV diberikan secara infus dengan
kecepatan dosis 2 mg/menit dan jika konsentrasi
tunak lidokain sebesar 3 mg/L berapakah
clearance obat tersebut?
Cl = (S)(F)(Dose)/T = (1)(1)(2 mg/menit)
Css ave 3 mg/L
Cl = 0,667 L/menit atau 40 L/Jam
Maintenance dose
• Jika clearance didapatkan dari literatur maka
rumus cleareance dapat digunakan untuk
menghitung maintenence dose/dosis
pemeliharaan.
• MD = (Cl)(Css ave)(T)
(S)(F)
Contoh soal
Data litelatur bahwa Cl teofilin adalah 2,8 L/jam,
pemberian iv dari teofilin hingga mencapai
konsentrasi tunak 10 mg/L. Berapakah dosis
pemeliharaan dari obat teofilin jika diberikan setiap
12 jam?
MD = (2,8 L/Jam)(10 mg/L)(1 jam)
(1)(1)
= 28 mg/jam
Jadi dosis pemeliharaannya = 336 mg setiap 12 jam
Satuan
• RA (Mass/time)
• Konsentrasi obat (Mass/volume)
• Clearance (Volume/time)
Contoh :
• RA (mg/jam)
• C (mg/L)
• Cl (L/Jam)
Faktor yang mempengaruhi “Cl”
1. Body surface area (BSA) and body weight
• Hampir semua litelatur menuliskan clearance
dalam satuan volume/kg/waktu.
• Clearance lebih baik diatur dalam luas
permukaan tubuh dibandingkan dalam berat
badan.
• BSA dalam m2 = bobot pasien dlm kg (1,73 m2)
70 kg
Rumus pengaturan nilai clearence
• Cl pasien = (Cl litelatur per m2) (BSA pasien)
• Cl pasien = (Cl litelatur per 70 kg) (BSA pasien/1,73 m2)
• Cl pasien = (Cl litelatur per 70 kg) (bobot badan pasien dlm kg/70 kg)
• Cl pasien = (Cl litelatur per kg) (bobot badan pasien dlm kg)
Faktor yang mempengaruhi “Cl”
2. Plasma protein binding
Ikatan obat dengan protein plasma tinggi tidak
dieliminasi o/ filtrasi glomerulus Cl rendah.
• Clt = k xVd
• = 0,231x7000
• = 1617 mL/Jam
Contoh soal
Tentukan konsentrasi steady state dan konstanta eliminasi
teofilin yang diberikan secara infus dengan kecepatan 80
mg/jam. Infus teofilin diberikan pada pasien dgn clearance
2,8 L/jam dan waktu paruh 8 jam. Jika diasumsikan nilai S
dan F teofilin adalah 1.
Jawab :
Cl = (S)(F)(Dose)/T
Css ave
Css ave = (S)(F)(Dose)/T
Cl
Css ave = (S)(F)(dose/T) = (1)(1)(80 mg/1jam)
Cl 2,8 L/jam
Css ave = 28,6 mg/L
Pasien adalah penderita gagal ginjal kronis stage IV (ClCr 15-29 ml/menit)
Dosis ofloksasin pada pasien normal adalah 400 mg 1 x sehari. Dengan
fraksi obat yang dieksresikan dalam bentuk utuh 0,75.
Maka, dosis seharusnya untuk penderita gagal ginjal stage IV adalah:
Pasien adalah penderita gagal ginjal kronis stage V (ClCr <15 ml/menit)
Dosis ranitidin pada pasien normal adalah 1 ampul (50 mg/2 ml) 3-4 x
sehari. Dengan fraksi obat yang dieksresikan dalam bentuk utuh 0,8.
Maka, dosis seharusnya untuk penderita gagal ginjal stage V adalah:
Pasien adalah penderita gagal ginjal kronis stage V (ClCr <15 ml/menit)
Dosis metformin pada pasien normal adalah 500 mg, 3 kali sehari.
Dengan fraksi obat yang dieksresikan dalam bentuk utuh 1.
Maka, dosis seharusnya untuk penderita gagal ginjal stage V adalah: