Anda di halaman 1dari 27

apt. Widyastuti, S.Si., M.Farm.

MODEL KOMPARTEMEN
SATU TERBUKA
Model Kompartemen Satu Terbuka
• Menggambarkan cara paling sederhana untuk menggambarkan proses
distribusi dan eliminasi obat dalam tubuh
• Model ini menganggap bahwa obat dapat masuk dan meninggalkan
tubuh (model terbuka) dan tubuh berlaku seperti suatu kompartemen
tunggal yang seragam
• Rute pemakaian obat yang paling sederhana dari pandangan
permodelan adalah injeksi intravena bolus (IV Bolus)
• Model kinetika paling sederhana menggambarkan disposisi obat dalam
tubuh adalah dengan menganggap obat diinjeksikan sekaligus dalam
suatu kotak, atau kompartemen dan obat berdistribusi secara serentak
dan homogen ke dalam kompartemen. Eliminasi obat terjadi dari
kompartemen segera setelah injeksi
PEMBERIAN SECARA IV BOLUS
• Obat langsung mencapai sirkulasi sistemik
• Diasumsikan obat terdistribusi homogen ke semua ruang kompartemen
dalam waktu yang singkat. Kesetimbangan distribusi antara darah dan
jaringan dicapai dalam waktu singkat. Tubuh dilihat sebagai satu ruang
kompartemen dengan volume tertentu
• Model kompartemen satu terbuka tidak memprediksi kadar obat dalam
jaringan sesungguhnya, akan tetapi model menganggap bahwa
perubahan kadar obat dalam plasma akan menghasilkan perubahan
kadar obat dalam jaringan yang proporsional, oleh karena profil
kinetika konsisten dengan inklusi kompartemen vaskuler dan
konsentrasi obat dalam kompartemen berkesetimbangan.
• Obat dalam tubuh (Db), tidak dapat diukur secara langsung, tetapi
cairan tubuh (darah) dapat diambil sampelnya untuk penentuan
konsentrasi obat
TETAPAN LAJU ELIMINASI (k)
• Laju eliminasi untuk sebagian besar obat merupakan suatu proses orde
satu, dimana laju eliminasi bergantung pada jumlah atau konsentrasi
obat yang ada
• Tetapan laju eliminasi (k), merupakan tetapan laju eliminasi orde satu
dengan satuan waktu-1 (misal /jam, /menit dsb)
• Pada umumnya obat yang aktif yang ditentukan dalam kompartemen
vaskuler
• Penghilangan atau eliminasi obat aktif secara total dari kompartemen
dipengaruhi oleh metabolisme (biotransformasi) (km) dan ekskresi (ke)
• Tetapan laju eliminasi menyatakan jumlah dari masing-masing proses
tersebut:
k = km + ke
VOLUME DISTRIBUSI (Vd)
• Vd menyatakan suatu volume yang harus diperhitungkan dalam
memperkirakan jumlah obat dalam tubuh dari konsentrasi obat yang
ditemukan dalam kompartemen sampel
• Vd juga dapat dianggap sebagai volume dimana obat terlarut
• Oleh karena Vd tidak mempunyai makna fisiologis sesungguhnya dalam
pengertian ruang anatomik, maka digunakan istilah volume of
distribution yang selanjutnya disebut apparent
• Jumlah obat dalam tubuh tidak ditentukan secara langsung, tetapi
suatu sampel darah dapat diambil pada jarak waktu secara berkala dan
dianalsis konsentrasi obat tersebut
• Vd berguna untuk mengaitkan konsentrasi obat dalam plasma (Cp) dan
jumlah obat dalam tubuh (Db) sehingga:
Db = Vd x Cp
Makna Volume Distribusi (Vd)
• Vd tidak memiliki arti fisiologis sebenarnya
• Sebagian besar obat mempunyai Vd lebih kecil atau sama dengan
massa tubuh. Untukbeberapa obat Vd mungkin beberapa kali
massa tubuh
• Vd tergantung pada dosis awal (Cop), untuk dosis tertentu
(Cop)dalam tubuh sanga kecil disebabkan konsentrasi obat dalam
jaringan perifer dan organ-organ. Untuk dosis ini (Cop) yang kecil
akan menghasilkan Vd yang besar.
• Tiap obat mempunyai Vd yang konstan
• Pada penyakit tertentu, Vd dapat berubah jika distribusi obat
berubah
• Obat dengan Vd yang besar lebih terpusat dalam jaringan
ekstravaskuler dan sedikit terpusat dalam intravaskuler.
• Jika suatu obat terikat oleh protein plasma dalam jumlah besar
atau tinggal dalam vaskuler, maka (Cop) menjadi lebih tinggi,
yang mengakibatkan Vd yang lebih kecil
• Ikatan obat dengan protein plasma atau jaringan perifer secara
bermakna akan mempengaruhi Vd
• Vd dapat dinyatakan sebagai volume atau dalam istilah persen
berat badan. Jika Vd yang diperoleh merupakan suatu angka
yang sagat besar >100% dari berat badan, maka dapat dianggap
obat berpusat dalam kompartemen jaringan tertentu. Sebagai
contoh, jika didapat Vd 3500 mL untuk seorang subjek dengan
berat badan 70 kg, Vd dinyatakan sebagai:
%BB = (3,5 kg/70 kg) x 100% = 5% BB
• Vd merupakan suatu parameter yang berguna untuk menilai
jumlah relatif obat di luar kompartemen sentral atau dalam
jaringan vaskuler
• Apparent volume distribution (Vd)
adalah suatu volume dimana suatu
dosis obat (D) terlarut menghasilkan
konsentrasi awal di dalam plasma (Cop)
• Waktu paruh (t½) adalah waktu yang
dibutuhkan oleh xenobiotika (obat)
tereliminasi menjadi setengah
konsentrasi awalnya [t½ = 0,693/k]
CONTOH SOAL
KLIRENS OBAT (Cl)
• Klirens adalah suatu ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa
mengidentifikasikan mekanisme atau prosesnya
• Klirens obat menyatakan volume cairan plasma yang
dibersihkan dari obat per satuan waktu
• Klirens juga dianggap sebagai fraksi obat yang dibersihkan
per satuan waktu
• Pernyataan eliminasi obat dari tubuh dalam massa per
satuan waktu (mg/menit, mg/jam) adalah sederhana,
absolut dan tidak memberi makna ganda
• Untuk suatu proses eliminasi orde nol, pernyataan laju
eliminasi obat sebagai massa per satuan waktu
memadai oleh karena lajunya konstan
• Laju eliminasi obat untuk suatu proses eliminasi orde
satu tidak konstan dan berubah sesuai dengan
konsentrasi obat dalam tubuh
• Untuk eliminasi obat orde satu, klirens obat dapay
dinyatakan dalam volume per satuan waktu (L/jam atau
mL/menit) karena harganya konstan
PERHITUNGAN k DARI DATA EKSKRESI URIN
• Klierens (CL) adalah satuan kemampuan dari
organisme (organ tubuh) untuk mengeliminasi
suatu obat tanpa mengindahkan proses yang terjadi
Klirens obat pada jaringan
Masalah dalam mendapatkan data ekskresi
urin yang sahih
1. Suatu fraksi yang bermaka dari obat tidak berubah harus diekskresikan
dalam urin
2. Teknik penetapan kadar harus spesifik untuk obat tidak berubah dan harus
tidak dipengaruhi oleh metabolit-metabolit obat yang mempunyai struktur
kimia yang serupa
3. Diperlukan pengambilan cuplikan yang sering untuk mendapatkan gambaran
kurva yang baik
4. Sampel urin hekdaknya dikumpulkan secara berkala sampai hampir semua
obat diekskresi. Suatu grafik dari kumulatif obat diekskresi vs waktu akan
menghasilkan kurva yang mendekati asimtot pada waktu tak terhingga.
Dalam praktek diperlukan ± 7 x t½ eliminasi untuk mengeliminasi 99% obat
5. Perbedaan pH urin dan volume dapat menyebabkan perbedaan laju ekskresi
urin yang bermakna
6. Subjek hendaknya diberitahu pentingnya untuk memberikan cuplikan urin
yang lengkap (yakni dengan pengosongan kandung kemih yang sempurna)
TUGAS
1. Suatu dosis tunggal IV dari suatu antibiotika baru diberikan kepada seorang
wanita dengan berat 50 kg dengan dosis 20 mg/kg. Sampel urin dan darah
diambil secara berkala dan ditentukan kadar obat induk. Didapat data
sebagai berikut:
Waktu(jam) Cp(µg/mL) Du(mg)
0,25 4,2 160
0,50 3,5 140
1,0 2,5 200
2,0 1,25 250
4,0 0,31 188
6,0 0,08 46
Buatlah kurva Cp vs waktu dan tentukan nilai Vd, k dan t½
2. Seorang wanita dengan berat badan 50 kg diberi obat antibakteria
dngan dosis tunggal IV 6 mg/kg. Sampel darah diambil pada berbagai
jarak waktu. Konsentrasi obat (Cp) ditentukan dalam fraksi plasma
dari masing-masing cuplikan darah dan diperoleh data sbb:
t (jam) 0,25 0,50 1,00 3,00 6,00 12,00 18,00
Cp (µg/mL) 8,21 7,87 7,23 5,15 3,09 1,11 0,40

a. Buatlah kurva Cp vs waktu


b. Berapa harga Vd, k dan t½ untuk obat ini?
c. Obat antibakteri ini tidak efektif pada konsentrasi plasma kurang dari
2 µg/mL. Berapa lama kerja obat ini?
d. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeliminasi obat sampai
99,9%
e. Jika dosis antibakteri diduakalikan, apakah akan terjadi kenaikan lama
kerja aktivitasnya?
3. Seorang sukarelawan dengan berat badan 70 kg diberi
antibiotika dosis IV dan konsentrasinya dalam serum
ditentukan pada 2 jam dan 5 jam setelah pemberian.
Konsentrasinya berturut-turut 1,2 dan 0,3 µg/mL.
Berapa t½ biologik obat ini, bila dianggap kinetika
eliminasinya mengikuti orde satu?
4. Suatu obat baru diberikan dalam dosis tunggal IV 200
mg kepada pasien pria dengan berat badan 80 kg.
Setelah 6 jam, konsentrasi obat dalam darah diperoleh
1,5 mg/100 mL plasma. Dengan menganggap Vd
adalah 10% berat badan, hitung jumlah total obat
dalam cairan tubuh setelah 6 jam. Berapa t½ obat ini?
5. Suatu obat baru diberikan dalam suatu injeksi bolus tunggal 4
mg/kg kepada 5 orang pria dewasa, sehat, umur antara 23 – 38
tahun (berat rata-rata 75 kg). Kurva farmakokinetika kadar obat
dalam plasma vs waktu untuk obat ini sesuai dengan model
kompartemen satu. Persamaan dari kurva yang paling sesuai
dengan data adalah:
Cp = 78 e-0,46 t
Tentukan hal-hal berikut, dengan menganggap satuan µg/mL untuk
Cp dan jam untuk t.
a. Berapa Vd dan t½?
b. Berapa kadar obat dalam plasma setelah 4 jam?
c. Berapa banyak obat yang tertinggal dalam tubuh setelah 4 jam?
d. Dengan menganggap obat tidak efektif lagi apabila kadar
menurun menjadi 2 µg/mL, kapan dosis berikutnya diberikan?
6. Suatu obat menpunyai t½ eliminasi 6 jam dan
mengikuti kinetika orde satu. Jika dosis tunggal 200 mg
diberikan kepada seorang pasien pria dewasa (68 kg)
dengan injeksi IV bolus, berapakah % dosis yang hilang
dalam 24 jam?
7. Seorang pria dalam keadaan agak mabuk (75 kg, 21 th)
dikirim ke pusat rehabilitasi. Dalam darahnya didapat
kandungan alkohol 210 mg%. Dengan menganggap
laku eliminasi rata-rata alkohol 10 mL/jam, berapakah
lama waktu yang diperlukan untuk menurunkan
konsentrasi alkohol dalam darahnya sampai lebih kecil
dari konsentrasi alkohol darah yang diijinkan 100
mg%? (Alkohol dieliminasi dengan kinetika orde nol, BJ
alkohol 0,8, Vd alkohol 60% BB)
8. Suatu injeksi IV bolus tunggal yang mengandung 500
mg Sefamandol nafat diberikan kepada seorang pasien
wanita dewasa (63th, 55 kg) untuk suatu infeksi
septisemia. Vd 0,11/kg dan t½ eliminasi 0,75 jam.
Dengan menganggap obat dieliminasi dengan kinetika
orde satu dan dapat digambarkan dengan model
kompartemen satu, hitunglah Cop, jumlah obat dalam
tubuh pada 4 jam setelah pemberian obat dan waktu
yang diperlukan untuk menurunkan kadar obat sampai
0,5 µg/mL.
9. Jika jumlah obat dalam tubuh menurun dari 100%
dosis (injeksi IV bolus) menjadi 25% dosis dalam waktu
8 jam, berapa t½ eliminasi obat ini (dianggap
mengikuti kinetika orde satu)
10. Suatu obat mempunyai t½ eliminasi 8 jam dan mengikuti kinetika
eliminasi orde satu. Jika suatu dosis tunggal 600 mg diberikan kepada
pasien wanita dewasa (62 kg) dengan injeksi IV cepat, berapa % dosis
yang dieliminasi (yang hilang) selama 24 jam dengan menganggap Vd
= 400 mL/kg. Berapakah Cp pada 24 jam setelah pemberian?
11. Pasien pria (35 th, 72 kg) menderita infeksi saluran kemih diberikan
antibiotika secara IV bolus tunggal dengan dosis 300 mg. pasien
diberitahu agar mengosongkan kandung kemihnya sebelum diobati
dan menyimpan contoh urin untuk dianalisis. Contoh tersebut
dianalisis kandungan oabtnya dan sterilitas (hilangnya bakteri).
Penetapan kadar obat memberi hasil sbb;
t (jam) 0 4 8
jumlah obat dalam urin 0 100 26
a. Dengan menganggap eliminasi orde satu, hitunglah t½ eliminasi
b. Hitunglah tetapan laju ekskresi renal (ke)

Anda mungkin juga menyukai