Anda di halaman 1dari 10

1.

Pada farmakokinetika absorbsi obat untuk pemberian per-oral, kadar obat maksimum dalam
darah (Cp max) akan tercapai pada waktu puncak asorbsi (Tp). Pernyataan berikut yang benar
yaitu:

Tp berkaitan dengan dosis, Ka dan Kel

Tp berkaitan dengan dosis dan Kel

Tp berkaitan dengan dosis dan Ka

Tp berkaitan dengan Ka dan Kel D

Tp tidak berkaitan dengan dosis, Ka dan Kel

2. Suatu obat diketahui mengikuti model 2-kompartemen terbuka di dalam tubuh setelah obat
dengan dosis 50mg diberikan secara intravena bolus. Sampel diambil secara periodik hingga
14jam. Hasil analisis menunjukkan persamaan farmakokinetiknya adalah:

Cpt = .

Nilai AUC model dari t=0 sampai t=∞, adalah :

199,93 mg.jam/L

203,73 mg.jam/L

212,10 mg.jam/L

250,77 mg.jam/L

273,89 mg.jam/L

3. Gangguan ginjal dapat mengubah distribusi obat sebagai akibat dari perubahan dalam
keseimbangan cairan dan ikatan obat protein. Ikatan protein plasma dari obat-obat dipengaruhi
oleh sifat asam - basa obat

Pengaruh apa yang dimaksud?

Peningkatan ikatan obat protein pada obat basa lemah

Peningkatan ikatan obat protein pada obat basa lemah

Ikatan obat protein kurang terpengaruh

Penurunan ikatan obat protein pada obat asam lemah

Peningkatan ikatan obat protein pada obat asam lemah

4. Teofilin diberikan sebagai dosis tunggal intravena bolus 5,6mg/kg kepada subyek dengan bobot
badan 70kg. Profil farmakokinetiknya dapat diterangkan dengan persamaan :

Cpt = . Kadar obat dalam satuan mg/L dan waktu sampling dalam jam. Berapakah kadar obat dalam
darah, 20 jam setelah injeksi intravena.

Cp20 = 0,10mg/L
Cp20 = 0,43mg/L

Cp20 = 0,73mg/L

Cp20 = 1,23mg/L

Cp20 = 2,02mg/L

5. Suatu antibiotik diberikan dengan injeksi bolus iv, dengan dosis 100mg pada subyek berbobot
70kg. Sampel darah diambil secara periodik selama 16jam. Hasil analisis menunjukkan
persamaan farmakokinetiknya adalah :

Cpt = . Jika kadar hambat minimum (KHM) antibiotik tersebut 5mg/L, berapa lama antibiotik tersebut
menunjukkan efektivitasnya?

3,30jam

3,90jam

4,50jam

5,31jam

6,00jam.

6. Pemberian obat antibitik secara oral dosis tunggal (100 mg) diberikan pada pasien laki-laki
dewasa usia 45 tahun (65 kg). Farmakokinetika obat tersebut mengikuti kompartemen 1,
dengan persamaan farmakokinetika sebagai berikut (konsentrasi (mg/ml); waktu (jam)

Cpt = 22,911 . e-0,245.t - 28,113 . e-0,451.t

Pasien mengalami penundaan absorpsi obat. Hitunglah waktu penundaan absorpsi obat

0,99 jam

0,21 jam

0,79 jam

0,45 jam

0,51 jam

7. Model kompartemen dua terbuka intravena obat mengasumsikan tubuh terdiri dari dua
kompartemen yaitu kompartemen sentral dan kompartemen perifer. Satuan AUC yang tepat
untuk model kompartemen terbuka intravena yaitu:

µg/mL

mL/Jam

µg/mL.Jam

µg.Jam /mL
µg.Jam.mL

8. Teofilin diberikan sebagai dosis tunggal intravena bolus 5,6mg/kg kepada subyek dengan bobot
badan 70kg. Profil farmakokinetiknya dapat diterangkan dengan persamaan :

Cpt = . Kadar obat dalam satuan mg/L dan waktu sampling dalam jam. Hitunglah besarnya volume
distribusi pada kompartemen sentral.

1,25L

1,76L

2,50L

2,84L

3,04L

9. Pada farmakokinetika absorbsi obat untuk pemberian per-oral, kecepatan perubahan jumlah
obat dalam tubuh (dAb/dt) tergantung pada :

Kecepatan absorbsi

Kecepatan distribusi

Kecepatan eliminasi

Kecepatan absorbsi dan distribusi

Kecepatan absorbsi dan eliminasi

10. Pada farmakokinetika absorbsi obat untuk pemberian per-oral, kadar obat dalam darah sangat
tergantung pada:

Dosis obat

Konstanta kecepatan absorbsi obat

Fraksi absorbsi obat

Dosis obat dan konstanta kecepatan absobsi obat

Dosis obat, konstanta kecepatan absorbsi obat dan fraksi absorbsi obat

11. Model kompartemen dua terbuka intravena obat mengasumsikan tubuh terdiri dari dua
kompartemen yaitu kompartemen sentral dan kompartemen perifer. Pada suatu waktu obat
akan mencapai keadaan kesetimbangan (steady state) antara kompartemen sentral dan
kompartemen perifir. Setelah keadaan kesetimbangan tercapai maka:

Kecepatan eliminasi obat sama dengan nol

Hilangnya obat dari tubuh disebabkan karena proses fase eliminasi obat.

Hilangnya obat dari tubuh disebabkan karena keseluruhan proses eliminasi obat dari tubuh
Kecepatan eliminasi obat dari tubuh sama dengan kecepatan eliminasi fase eliminasi obat

Jumlah obat yang terdistribusi sama dengan jumlah obat yang terelimasi.

12. Metode giusti-Hayton menghitung penyesuaian dosis pada penderita gagal ginjal dengan
mempertimbangkan rasio klirens kreatinin dan .

Apa yang dimaksud dengan pada metode ini?

Fraksi obat yang diekskresikan melalui rute non renal

Fraksi obat diekskresikan tidak berubah dalam urin

Fraksi obat diekskresikan berubah dalam urin

Tetapan laju ekskresi ginjal uremia

Tetapan laju ekskresi ginjal normal

13. Pemberian obat antibitik secara oral dosis tunggal (100 mg) diberikan pada pasien laki-laki
dewasa usia 45 tahun (65 kg). Farmakokinetika obat tersebut mengikuti kompartemen 1, dan
sesuai dengan persamaan farmakokinetika sebagai berikut:

Cpt = 22,911 . e-0,245.t - 28,113 . e-0,451.t

Jika ketersediaan hayati antibiotik tersebut adalah 80%; konsentrasi (mg/ml); waktu (jam), berapa AUC
0-~

34,3 mg jam/ml

33,3 mg jam/ml

33,7 mg jam/ml

31,2 mg jam/ml

38,5 mg jam/ml

14. Model kompartemen dua terbuka intravena obat mengasumsikan tubuh terdiri dari dua
kompartemen yaitu kompartemen sentral dan kompartemen perifer. Pada suatu waktu obat
akan mencapai keadaan kesetimbangan (steady state) antara kompartemen sentral dan
kompartemen perifir. Pada keadaan ini:

Perubahan kadar obat dalam darah sama dengan nol

Kecepatan distribusi obat sama dengan kecepatan eliminasi obat

Kadar obat dalam kompartemen sentral sama dengan kadar obat dalam kompartemen jaringan

Jumlah obat dalam tubuh sebanding dengan kadar obat dalam darah

Kecepatan obat yang masuk ke dalam jaringan dari kompartemen sentral sama dengan kecepatan obat
yang keluar dari kompartemen jaringan ke dalam kompartemen sentral.
15. Pada model kompartemen dua terbuka intravena dikenal berbagai macam volume distribusi.
Volume distribusi yang mencerminkan perubahan volume distribusi yang sebenarnya dan tidak
berubah dikarenakan fungsi ginjal yaitu:

Vd s

Vd ss

Vd p

Vdꞵ

Vd s dan Vd p

16. Model kompartemen dua terbuka intravena obat mengasumsikan tubuh terdiri dari dua
kompartemen yaitu kompartemen sentral dan kompartemen perifer. Satuan AUC yang tepat
untuk model kompartemen terbuka intravena yaitu:

µg/mL

mL/Jam

µg/mL.Jam

µg.Jam /mL X

µg.Jam.mL

17. Suatu obat diketahui mengikuti model 2-kompartemen terbuka di dalam tubuh setelah obat
dengan dosis 50mg diberikan secara intravena bolus. Sampel diambil secara periodic hingga
14jam. Hasil analisis menunjukkan persamaan farmakokinetiknya adalah:

Cpt=. Nilai tetapan laju eliminasi dari kompartemen sentral (kel) dan k21, masing-masing adalah :

0,6798/jam dan 0,2213/jam

0,9427/jam dan 0,2213/jam

0,6798/jam dan 0,4576/jam

0,9427/jam dan 0,4576/jam

0,5890/jam dan 0,2639/jam

18. Untuk menentukan fungsi ginjal diketahui dengan menghitung klirens kreatinin. Klirens
kreatinin dipengaruhi oleh usia. Klirens kreatinin pada anak perlu dihitung dengan metode
khusus. Metode apa yang dimaksud?

Metode Crockcroft dan Gault

Nomogram Siersback-Nielsen
Nomogran Traub dan Johnson

Nomogram Welling dan Craig

Metode Wagner

19. Pemberian obat antibitik secara oral dosis tunggal (100 mg) diberikan pada pasien laki-laki
dewasa usia 45 tahun (65 kg). Farmakokinetika obat tersebut mengikuti kompartemen 1, dan
sesuai dengan persamaan farmakokinetika sebagai berikut:

Cpt = 22,911 . e-0,245.t - 28,113 . e-0,451.t

Jika ketersediaan hayati antibiotik tersebut adalah 80%; konsentrasi (mg/ml); waktu (jam), hitunglah
volume distribusi (Vd)

7,94 L

9,74 L

2,9 L

10,3 L

17,9 L

20. Seorang pasien laki-laki (umur 53 tahun, berat badan 75 kg) mendapatkan pengobatan
antibiotik vankomisin 4 mg setiap 12 jam melalui injeksi intravena. Vankomisin memiliki volum
distribusi 6 mL/kg dan waktu paruh 4 jam. (nilai F dan S =1). Diketahui klirens kreatinin pasien
tersebut sebesar 40 ml/menit. Bagaimana penyesuaian dosis yang diterima pasien jika asumsi
klirens kreatinin untuk pasien normal sebesar 100 mL/menit dan dokter ingin mempertahankan
interval pemberian?

Dosis diturunkan menjadi 1.6 mg

Dosis diturunkan menjadi 3.2 mg

Dosis tidak perlu disesuaikan

Dosis dinaikkan menjadi 8.4 mg

Dosis dinaikkan menjadi 10 mg

21. Seorang pasien laki-laki (umur 53 tahun, berat badan 75 kg) mendapatkan pengobatan
antibiotik vankomisin 4 mg setiap 12 jam melalui injeksi intravena. Vankomisin memiliki volum
distribusi 6 mL/kg dan waktu paruh 4 jam. (nilai F dan S =1). Diketahui klirens kreatinin pasien
tersebut sebesar 40 ml/menit (asumsi klirens kreatinin normal = 100 ml/menit). Jika
penyesuaian dilakukan dengan merubah interval pemberian, bagaimana penyesuaian regimen
pengobatan tersebut?

Interval tidak perlu dirubah

Interval setiap 4.8 jam


Interval setiap 10 jam

Interval setiap 16 jam

Interval setiap 30 jam

22. Ginjal merupakan organ penting dalam ekskresi obat dari tubuh. Penyakit akut atau trauma
pada ginjal dapat menyebabkan uremia. Uremia dapat mempengaruhi perubahan
farmakokinetik obat.

Perubahan apa yang dimaksud?

Filtrasi glomerulus menurun

Waktu paruh eliminasi obat menurun

Laju ekskresi obat lewat urin meningkat

Volume distribusi menurun

Klirens total tubuh obat tetap

23. pada farmakokinetika absorbsi obat untuk pemberian per-oral, dimungkinkan terjadinya Lag
time. Penyebab terjadinya Lag time yaitu:

Onset obat

Durasi obat

Faktor fisiologi saluran pencernaan

Faktor bentuk sediaan obat

Faktor fisiologi saluran pencernaan dan bentuk sediaan obat

24. Pemberian obat antibitik secara oral dosis tunggal (100 mg) diberikan pada pasien laki-laki
dewasa usia 45 tahun (65 kg). Farmakokinetika obat tersebut mengikuti kompartemen 1, dan
sesuai dengan persamaan farmakokinetika sebagai berikut:

Cpt = 22,911 . e-0,245.t - 28,113 . e-0,451.t

Jika ketersediaan hayati antibiotik tersebut adalah 80%; konsentrasi (mg/ml); waktu (jam), hitunglah
Klirens total dari obat (Cl)

4,39 L/jam

3,49 L/jam

2,10 L/jam

2,90 L/jam

2,39 L/jam
25. Seorang pasien wanita (63 tahun, BB 80 kg) diberikan injeksi IV bolus gentamisin. Pasien tersebut
diketahui memiliki gangguan fungsi ginjal dengan klirens 50 ml/menit. Dosis gentamisin untuk pasien
dengan fungsi ginjal normal 1 mg/kg BB setiap 8 jam. Gentamisin tersedia dengan kekuatan 40 mg/mL
dalam kemasan 2 mL vial. Berapakah dosis dalam mL yang diberikan untuk pasien tersebut jika
diasumsikan klirens kreatinin untuk pasien normal sebesar 100 mL/menit dan nilai fe=1?

0.75 mL

1.0 mL

1.50 mL

1.75 mL

2.0 mL

25. Seorang pasien wanita (63 tahun, BB 80 kg) diberikan injeksi IV bolus gentamisin. Pasien
tersebut diketahui memiliki gangguan fungsi ginjal dengan klirens 50 ml/menit. Dosis
gentamisin untuk pasien dengan fungsi ginjal normal 1 mg/kg BB setiap 8 jam. Gentamisin
tersedia dengan kekuatan 40 mg/mL dalam kemasan 2 mL vial. Bagaimana penyesuaian interval
pemberian obat yang diberikan kepada pasien jika diinginkan dosis tetap dan diasumsikan
klirens kreatinin untuk pasien normal sebesar 100 mL/menit dan nilai fe=1?

2 jam

4 jam

8 jam
16 jam

32 jam

27. Berapa klirens kreatinin menggunakan perhitungan Jellife dari seorang pasien wanita usia 58 tahun
jika diketahui konsentrasi serum kreatininnya 2.4 mg/dL dan berat badannya 60 kg?

24.75 ml/menit

25.35 ml/menit

27.50 ml/menit

28.17 ml/menit

33.80 ml/menit

[09:18, 11/6/2020] Kartika Sitaresmi FF16: Pada farmakokinetika absorbsi obat untuk pemberian per-
oral, dimungkinkan terjadinya Lag time. Penyebab terjadinya Lag time yaitu:

Onset obat

Durasi obat

Faktor fisiologi saluran pencernaan

Faktor bentuk sediaan obat

Faktor fisiologi saluran pencernaan dan bentuk sediaan obat Xx

[09:18, 11/6/2020] +62 896-6606-0873: Berapa klirens kreatinin menggunakan perhitungan Cockroft &
Gault dari seorang pasien wanita usia 46 tahun jika diketahui konsentrasi serum kreatininnya 1.7 mg/dL
dan berat badannya 66 kg?

23.64 ml/menit

27.81 ml/menit

43.08 ml/menit

50.67 ml/menit

73.24 ml/menit

[09:18, 11/6/2020] +62 896-6606-0873: Teofilin diberikan sebagai dosis tunggal intravena bolus
5,6mg/kg kepada subyek dengan bobot badan 70kg. Profil farmakokinetiknya dapat diterangkan dengan
persamaan :

Cpt = . Kadar obat dalam satuan mg/L dan waktu sampling dalam jam. Bila diketahui kisaran terapeutik
teofilin 10-20mg/L. Sejak kapan setelah pemberian obat, subyek tidak lagi merasakan efek obat?

Setelah 3,67jam dari penyuntikan

Setelah 4,67jam dari penyuntikan


Setelah 5,91jam dari penyuntikan

Setelah 6,07jam dari penyuntikan

Setelah 6,67jam dari penyuntikan

Suatu obat diketahui mengikuti model 2-kompartemen terbuka di dalam tubuh setelah obat dengan
dosis 50mg diberikan secara intravena bolus. Sampel diambil secara periodik hingga 14jam. Hasil analisis
menunjukkan persamaan farmakokinetiknya adalah:

Cpt = .

Nilai AUC model dari t=0 sampai t=∞, adalah :

199,93 mg.jam/L

203,73 mg.jam/L

212,10 mg.jam/L

250,77 mg.jam/L

273,89 mg.jam/L

Anda mungkin juga menyukai