Kelompok I 1.

Seorang pria (40 tahun, BB 60 kg) mengalami infeksi protozoa diberi metronidazol 500 mg po, tiap 8 jam selama 2 minggu. Ketersediaan hayati setelah per oral adalah 100%. Volume distribusi 0.8 L/kg dan waktu paro eliminasi 8 jam (Flaherty & Gambertoglio, 1990). a. Kadar obat rata-rata pada keadaan tunak b. Menurut DiPiro dkk (1997), kadar efektif metronidazol berkisar antara 3-6 mg/L. Bagaimana komentar Anda tentang regimen dosis tersebut terkait dengan manfaat terapinya? 2. Siprofloksasin akan diberikan per oral kepada penderita infeksi, pria dewasa dengan BB = 70 kg. Menurut Ritschel (1992), t1/2 siprofloksasin = 4 jam, Vd = 2.25 L/kg, dan kecepatan absorpsinya diperkirakan 0,90 jam-1. Adapun fraksi dosis yang terabsorpsi 0,80. Siprofloksasin dikeluarkan dalam keadaan utuh ke dalam urin 2440% dari dosis. Jika kadar hambat minimum antibiotic berkisar antara 0,03 0,8 mg/L. a. Buatlah rancangan regimen dosis yang tepat untuk siprofloksasin pada pasien tersebut b. Dosis terapi per oral siprofloksasin disebutkan dalam pustaka adalah 500 mg per subyek dan diberikan setiap 12 jam. Bagaimana pendapat Anda tentang dosis terapi ini? c. Bagaimanakah efektivitas obat terhadap infeksi ginjal pasien? Kelompok II 3. Dosis sulfisoxazol (Gantrisin, Roche Labs) yang dianjurkan untuk seorang penderita wanita dewasa (umur 26 tahun; 63 kg) dengan ISK adalah 1,5 g tiap 4 jam. Obat 85% terikat pada protein serum. Waktu paro eliminasi obat ini 6 jam dan volume distribusinya 1,3 L/kg. Sulfisoxazol 100% bioavailabel. a. Hitung konsentrasi tunak dalam plasma dari sulfisoxazol pada penderita ini b. Hitung dosis muatan yang sesuai dari sulfisoxazol untuk penderita ini c. Gantrisin (sulfisoxazol) tersedia dalam tablet yang mengandung 0,5 g obat. Berapa banyak tablet yang akan saudara anjurkan untuk dosis muatan d. Jika tidak diberikan dosis muatan, berapakah waktu yang diperlukan untuk mencapai 95-99% kadar tunak? 4. Tablet nifedipin 10 mg diberikan kepada pasien hipertensi dewasa (BB 55 kg) 3-kali sehari. Ketersediaan hayati 56% dengan volume distribusi 0,77 L/kg dan nifedipin tidak terekskresi ke dalam urin. Pada pasien tersebut, obat terdistribusi menurut model 1-kompartemen dan dibersihkan dengan kecepatan 0,38 L/jam per kilogram berat badan (Giacomini dkk, 1990). a. Kadar obat rata-rata pada keadaan tunak b. Menurut DiPiro dkk (1997), kadar efektif minimum nifedipin 47 g/L. Bagaimana komentar Anda tentang regimen dosis tersebut terkait dengan manfaat terapinya? Kelompok III 1. Suatu antibiotic mempunyai waktu paro eliminasi 2 jam dan Vd 200 mL/kg. KEM serum adalah 2 g/mL dan KTM adalah 16 g/mL. Seorang dokter menginginkan aturan dosis dari antibiotic ini diberikan 250 mg setiap 8 jam melalui injeksi IV bolus berulang. a. Beri komentar atas ketepatan dari aturan dosis ini untuk seorang penderita pria dewasa (23 tahun, 80 kg) yang mempunyai klirens kreatinin 122 mL/menit b. Apakah saudar akan mengusulkan suatu pilihan aturan dosis lain untuk penderita ini? Beri alasan Anda dan anjuran aturan dosis pengganti. 2. Seorang penderita hipertensi dengan BB 60 kg mendapat tablet klonidin 0,25 mg dengan dosis 3 kali sehari dan telah mencapai keadaan tunak. Ketersediaan hayati rata-rata 75%, volume distribusi 2,1 L/kg (Jackson & Shepherd, 1990). Profil kinetic klonidin dalam tubuh pasien diasumsikan mengikuti model 1-kompartemen. Waktu paro eliminasi 8,6 jam.

a. Kadar obat rata-rata pada keadaan tunak dalam darah b. Jika kisar terapetik klonidin 0,2 2 g/L, bagaimana komentar Anda tentang regimen dosis tersebut kaitannya dengan manfaat terapi Kelompok IV 1. Waktu paro eliminasi tobramisin dilaporkan oleh Regamey dkk yaitu 2,15 jam. Volume distribusi dilaporkan sama dengan 33,5% berat badan. a. Berapakah dosis untuk seorang individu dengan BB 80 kg jika diinginkan kadar tunak 2,5 g/mL? Dianggap obat diberikan secara IV setiap 8 jam b. Pabrik menganjurkan bahwa dalam kasus normal tobramisin hendaknya diberikan pada laju 1 mg/kg setiap 8 jam. Dengan aturan dosis ini, berapakah kadar tunak rata-rata? 2. Dosis penjagaan dari digoksin untuk seorang penderita dengan BB 60 kg dan fungsi ginjal normal dilaporkan 0,5 mg/hari. Waktu paro digoksin sama dengan 0,95 hari dan volume distribusi 306 L. Bioavailabilitas tablet digoksin sama dengan 0,56. a. Hitung konsentrasi tunak digoksin b. Tentukan apaah penderita menerima dosis yang cukup (konsentrasi efektif digoksin dalam serum 1-2 g/mL c. Berapakah konsentrasi tunak jika penderita diberi dosis eliksir sebagai pengganti tablet (anggap eliksir 100% bioavailabel)? Kelompok V 1. Hitung aturan dosis obat kardiotonik untuk seorang pria dewasa (68 kg; umur 63 tahun) dengan fungsi ginjal normal. Waktu paro eliminasi 30 jam dan volume distribusinya 4 L/kg. Jika diberikan secara PO obat 80% bioavailabel dan konsentrasi terapetik serum yang dianjurkan untuk obat ini adalah 0,001 0,002 g/mL, tentukan : a. Obat kardiotonik ini secara komersial tersedia sebagai tablet kompresi, warna putih 0,075 mg, 0,15 mg, dan 0,30 mg per biji. Dengan menggunakan tablet yang tersedia ini, berapakah dosis baru yang akan saudara anjurkan untuk penderita ini? b. Adakah keuntungan untuk penderita ini bila diberikan dosis yang lebih kecil yang lebih sering dibandingkan dengan suatu dosis yang lebih besar yang frekuensinya kurang sering? Adakah kerugiannya? c. Apakah saudara akan menganjurkan suatu dosis muatan untuk obat ini? Mengapa? Berapakah dosis muatan yang akan saudara anjurkan? d. Apakah rasional untuk membuat suatu produk pelepasan terkendali obat ini? 3. Seorang wanita dewasa dengan BB 60 kg menderita aritmia ventrikular sudah lama mendapat terapi dengan flekainid 300 mg PO dengan dosis sekali sehari. Menurut Anderson (1990), data farmakokinetik flekainid adalah : ketersediaan hayati 90% ; klirens 10 mL/menit per kg BB; dan waktu paro eliminasi 20 jam. Farmakokinetik obat diasumsikan mengikuti model 1-kompartemen. a. Kadar obat rata-rata pada keadaan tunak dalam darah Apabila kisar terapetik flekainid 0,3 1,0 mg/L, bagaimana komentar Anda tentang regimen dosis tersebut kaitannya dengan manfaat terapi