Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK 10 FARMAKOKINETIKA KELAS C

Dosen : Prof. Dr. Teti Indrawati, MS.Apt

Kelompok 10 :

Raika Novia Safitri (20330736)

Thio Danawan Seno Aji (20330738)

Elsi Noviasari (20330740)

Muhammad Firman Hidayat (20330742)

Rizki Perdana Ade Kurnia (20330743)

Celin Gracela Tanama (20330744)

Fakultas Farmasi

Program Studi Farmasi

Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta

2021
Pengaturan Dosis Ganda

Soal Buku Shargel hal 215-216


1. Gentamisin mempunyai waktu paruh rata-rata kurang dari 2 jam, dan volume distribusi 20%
berat badan. Diperlukan pemberian gentamisin 1 mg/kg setiap 8 jam dengan injeksi IV ganda
kepada seorang wanita dengan berat badan 50 kg dan fungsi ginjal normal. Hitung (a) ∁∞
𝑚𝑎𝑘𝑠

(b) ∁𝑚𝑖𝑛 (c) ∁∞


𝑎𝑣

Diketahui :
• t1/2 : 2 Jam
• Vd : 20% BB
• Do : 1 mg/kg
•  : 8 jam
• BB : 50 kg
• Intravena ganda, fungsi ginjal normal
Ditanya :
a. ∁∞
𝑚𝑎𝑘𝑠

b. ∁𝑚𝑖𝑛
c. ∁∞
𝑎𝑣

Jawab :
Vd : 20% x BB = 20% x 50 kg = 10.000 ml
f : e-kt = e-(0,693/2) (8) = 0,06
𝐷𝑜 50 𝑚𝑔
Dmax : 1−𝑓 = 1−0,06 = 53,33 mg
𝑫𝒎𝒂𝒙 𝟓𝟑,𝟑𝟑 𝒎𝒈
a. ∁∞
𝒎𝒂𝒌𝒔 : = 𝟏𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝒎𝒍 = 5,33 g/ml
𝑽𝒅

Dmin : Dmax – Do = 53,33 mg – 50 mg = 3,3 mg


𝑫𝒎𝒊𝒏 𝟑,𝟑 𝒎𝒈
b. 𝑪𝒎𝒊𝒏 ∶ = 𝟏𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝒎𝒍 = 0,33 g/ml
𝑽𝒅
𝑭.𝑫𝒐.𝟏,𝟒𝟒.𝒕𝟏/𝟐 (𝟏).(𝟓𝟎).(𝟏,𝟒𝟒).(𝟐)
c. ∁∞
𝒂𝒗 : = = 1,8 g/ml
𝑽𝒅. (𝟏𝟎.𝟎𝟎𝟎).(8)

2. Seorang dokter ingin memberikan teofilina kepada seorang pasien asmatik, pria (umur 29
tahun, berat badan 80 kg). Menurut kepustakaan, waktu paruh eliminasi untuk teofilina 5 jam
dan 𝑉𝐷 sama dengan 50% berat badan. Kadar plasma dari teofilina yang diperlukan untuk
memberi pernafasan dengan peredaran udara yang cukup kira-kira 10 µg/ml.
a. Dokter bermaksud agar pasien mendapat pengobatan setiap 6 jam. Berapakah dosis
teofilina yang anda anjurkan (anggap teofilina 100% berada dalam sistemik)?
b. Jika anda mendapatkan bahwa teofilina yang tersedia hanya dalam kapsul 225 mg,
berapakah aturan dosis yang anda anjurkan?
Diketahui :
• t1/2 eliminasi : 5 jam
• BB : 80 Kg
• Vd : 50%BB
• ∁∞
𝒂𝒗 : 10 µg/ml

Ditanya :
a. = 6 jam → Do? (F=1)
b. Jika sediaan teofilin 250 mg,  ?
Jawab :
Vd : 50% x 80 kg = 40.000 ml
a. = 6 jam → Do? (F=1)
∁∞
𝒂𝒗 .𝑽𝒅 . (𝟏𝟎)(𝟒𝟎.𝟎𝟎𝟎)(𝟔)
Do : = = 333 mg tiap 6 jam
𝟏,𝟒𝟒.𝒕𝟏/𝟐 𝟏,𝟒𝟒. (𝟓)

b. Jika sediaan teofilin 250 mg,  ?


𝑭.𝑫𝒐.𝟏,𝟒𝟒.𝒕𝟏/𝟐 (𝟏).(𝟐𝟐𝟓.𝟎𝟎𝟎).(𝟏,𝟒𝟒).(𝟓)
: = = 4,05 jam
𝑽𝒅.∁∞
𝒂𝒗 (𝟒𝟎.𝟎𝟎𝟎)(𝟏𝟎)

3. Parameter farmakokinetika apakah yang paling penting untuk menentukan waktu tercapainya
kadar tunak obat dalam plasma (∁∞
𝑎𝑣 ) ?

Jawab :
Waktu paruh, karena semakin cepat waktu paruh obat, semakin cepat kadar tunak yang
dicapai

4. Sebutkan dua cara yang dapat mengurangi fluktuasi konsentrasi plasma (antara ∁∞
𝑚𝑎𝑘𝑠 dan

∁∞ ∞
𝑚𝑖𝑛 ) untuk seorang yang mendapat obat dosis ganda tanpa mengubah ∁𝑎𝑣 .

Jawab :
• Menggunakan suatu formulasi obat pelepasan terkendali atau suatu obat dalam kelas
farmakologi sama yang mempunyai waktu paruh eliminasi panjang, penggunaan bentuk
sediaan extended release memungkinkan jarak pendosisan berkurang dan mencegah
pengobatan yang kurang Antara dosis sore hari terakhir dan dosis pagi hari yang pertama.
Produk obat extended release dapat memperbaiki kepatuhan pasien dengan menurunkan
jumlah dosis dalam perode 24 jam yang diperlukan pasien. Pada umumnya pasien
menunjukkan kepatuhan yang lebih baik pada aturan dosis 2 kali sehari (BID) dibanding
jadwal pendosisan 3 kali sehari (TID).
• Makin besar jumlah dosis terbagi yang diberikan makin kecil fluktuasi konsentrasi
plasma. Sebagai contoh suatu obat dosis 500 mg diberikan setiap 6 jam akan
menghasilkan harga ∁∞ 𝑎𝑣 yang sama bila dosis 250 mg dari obat yang sama diberikan

setiap 3 jam, sedangkan fluktuasi ∁∞ 𝑚𝑎𝑘𝑠 dan ∁𝑚𝑖𝑛 untuk dosis 250 mg akan turun
separuhnya. Pada obat-obat dengan indeks terapi sempit, jarak pemberian dosis
hendaknya tidak lebih panjang daripada waktu paruh eliminasi.

5. Apakah tujuan pemberian dosis muatan ?


Diketahui : Tujuan Pemberian Dosis Muatan
Ditanya : Apa Tujuan Pemberian Dosis Muatan ?
Jawab :
Tujuan pemberian dosis muatan adalah untuk mencapai konsentrasi plasma yang diinginkan
dan D∞av secepat mungkin.

6. Berapakah dosis muatan untuk suatu antibiotik (k = 0,23 jam-1) dengan dosis penjagaan 200
mg setiap 3 jam?
Diketahui : K : 0,23 jam-1
Dosis Penjagaan : 200 mg
T : 3 jam

Ditanya : DL ?

Jawab :
𝐷𝐿 1
= 1 − 𝑒 −𝐾𝜏
𝐷𝑜
𝐷𝑜
DL = 1 − 𝑒 −𝐾𝜏
200 𝑚𝑔 200 𝑚𝑔
= 1 − 𝑒 −(0,23)(3) = 1 − 𝑒 −0,69
200 𝑚𝑔
= 1 − 0,5015 = 401,2036 mg

7. Apakah keuntungan utama dari pemberian suatu obat poten dengan infusi IV dibandingkan
injeksi IV ganda?
Diketahui :
Keuntungan utama dari pemberian suatu obat poten dengan infusi IV dibandingkan injeksi
IV ganda

Ditanya :
Apakah keuntungan utama dari pemberian suatu obat poten dengan infusi IV dibandingkan
injeksi IV ganda ?

Jawab :
Keuntungan utama dari pemberian suatu obat poten dengan infus IV dibandingkan injeksi
IV ganda adalah:
- Berlangsung cepat langsung masuk ke dalam sistemik
- Efektif
- Tidak melewati first pass effect
- Laju difusi dapat dengan mudah diatur sesuai kebutuhan pasien
- Infus konstan mencegah fluktuasi puncak (maksimum) dan (minimum) kadar obat
dalam darah untuk obat yang mpy IT
- Mudah diberikan kepada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan per oral
- Pemberian obat, makanan, elektrolit dapat dilakukan secara bersamaan melalui infus.

8. Suatu obat mempunyai waktu paruh eliminasi 2 jam dan volume distribusi 40 L. Obat
diberikan dengan dosis 200 mg setiap 4 jam melalui injeksi IV bolus ganda. Perkiraan
konsentrasi obat dalam plasma pada 1 jam setelah dosis ketiga.
Diketahui : t1/2 : 2 jam
Vd : 40 L
Do : 200 mg

: 4 jam (IV bolus ganda)


Ditanya : Cp pada 1 jam setelah dosis ke 3?
Jawab :
𝐷𝑜 1− 𝑒 −𝑛𝐾𝜏
Cp = ( ) e-kt
𝑉𝑑 1 − 𝑒 −𝐾𝜏
210 1− 𝑒 −(3 . 0,3465 . 4)
Cp = ( ) e-(0,3465 . 1)
40 1 − 𝑒 −(0,3465 . 4)
210 1− 𝑒 −4,158
Cp = ( ) e-0,3465
40 1 − 𝑒 −1,386
210 0,98436
= ( ) 0,70715 = 4,641 mg/ L
40 0,74992
0,693
K =
𝑡1/2
0,693
= = 0,3465 jam-1
2

9. Waktu paruh eliminasi suatu antibiotika 3 jam dan volume distribusi 20% berat badan.
Rentang terapeutik obat ini 2 samapi 10 𝜇g/ mL. Toksisitas sering teramati pada konsentrasi
di atas 15 𝜇g/ mL. Obat akan diberikan melalui injeksi IV bolus ganda.
a. Hitung dosis untuk pasien pria dewasa (68 tahun, 82 kg) dengan fungsi renal normal
dengan pemberian setiap 8 jam
b. Hitung harga C∞maks dan C∞min
c. Hitung harga C∞av
d. Beri komentar atas kecukupan pengaturan dosis anda
Diketahui:
• t1/2 : 3 jam
• Vd : 20% BB
• Rentang terapeutik : 2 – 10 𝜇g/ mL
• Toksisitas : > 15 𝜇g/ mL
• Obat di berikan dengan IV bolus ganda
Ditanya :
a. Do untuk pria dewasa (68 tahun, 82 kg) dengan fungsi renal normal dengan pemberian
setiap 8 jam?
b. C∞maks dengan C∞min?
c. C∞av?
d. Komentar atas kecukupan pengaturan dosis anda?
Jawab :
a. Vd = 20% x 82 kg = 16,4 L = 16,400 mL

= 8 jam
0,693 0,693
K = = = 0,231 jam-1
𝑡1/2 3
𝐷𝑜/𝑉𝑑
C∞maks = 1− 𝑒 𝐾𝜏

Do = C∞maks . Vd . (1 − 𝑒 −𝐾𝜏 )
= 10 . 16,4 . (1 – e-(0,231 . 8)
= 10 . 16,4 . (1 – e-1,848)
Do = 10 . 16,4 . 0,8424
= 138,1536 mg diberikan setiap 8 jam

b. C∞maks = 10 mg/ L
C∞min = C∞maks (𝑒 −𝐾𝜏 )
= 10 (e-(0,231 . 8))
= 10 . e-1,848
= 10 . 0, 1575 = 1,575 mg/ L

𝐹 . 𝐷𝑜
c. C∞av = 𝑉𝑑 . 𝐾 .𝜏
1 .138,1536
= 16,400 . 0,231 . 8
138,1536
= = 4,558 µg/ mL
30307,2

d. Pada hasil perhitungan C∞min di dapat 1,575 mg/ L dibawah rentang terapeutik yaitu
C∞min 2 mg/ L sehingga dosis harus diubah, sehingga apabila T diubah menjadi tiap

C∞min = C∞maks (e- )


= 10 (e-(0,231 . 6))
= 10 . e-1,386
= 10 . 0,2500
= 2,5 µg/ L (mask dalam rentang terapeutik)
Sehingga dosisnya berubah :

Do = Vd . C∞maks (1 – e- )
= 16,4 . 10 . (1 - e-(0,231 . 6))
= 16,4 . 10 . (1 – e-1.386)
= 16,4 . 10 . 0,7499
= 122,98 mg setiap 6 jam

Sehingga nilai C∞av ikut berubah


𝐷𝑜 122,98
C∞av = 𝐾 . = 0,231 .
𝑉𝑑 . 𝑇 16,4 . 6
122,98
= 22,73

= 5,41 mg/ L
Jadi pemberian obat dengan dosis 122,98 mg dengan IV bolus setiap 6 jam sekali masuk
dalam rentang terapeutik dengan C∞min 2,5 mg/ L dengan C∞maks 10 mg/ L sehingga iya
tidak menyebabkan efek toksisitas.

10. Tetrasiklin hidrokorida (Achromysin V, Lederle) diresepkan untuk seorang pasien pria
dewasa (28 tahun, 78 kg) mengalami gonorrhea. Menurut pustaka, tetrasiklin HCl oral
terabsorpsi 77%, 65% terikat protein plasma, volume distribusi 0,5 L/ kg, waktu paruh
eliminasi 10,6 jam dan terekskresi tak berubah dalam urine 58%. Konsentrasi hambat
minimal obat (MIC) untuk gonorrhea 25 – 30 𝜇g/ mL.
a. Hitung dosis penjagaan untuk pasien ini yang diberikan setiap 6 jam
b. Achromisin V tersedia dalam kapsul 250 mg dan 500 mg. Berapa kapsul (nyatakan dosis)
yang akan diterima pasien setiap 6 jam
c. Berapa dosis muatan yang akan anda rekomendasikan untuk pasien ini dengan
menggunakan kapsul di atas
Jawaban :
Dik : tetrasiklik HCl terabsorpsi 77%, 65% terikat protein plasma
0,693
Vd : 0,5 L 1 kg K= = 0,0653 jam-1
10,6
BB pasien : 78 kg
Vd = 0,5 L x 78 = 39 L
T1/2 : 10,6 jam
Terekskresi dalam urin 58 %
MIC : 25 – 30 𝜇g/ mL
Dit : a. Do setiap 6 jam?
b. Achromisin V dalam kapsul 250 mg dan 500 mg. Berapa dosis yang akan diketahui
tiap 6 jam?
c. Dosis muatan yang direkomendasikan?
Jawab : MIC untuk gonorrhea 25 – 30 𝜇g/ mL, missal di ambil paling maks yaitu 30 𝜇g/
mL.
a. C∞av = 30 𝜇g/ mL
𝐹 . 𝐷𝑜
C∞av = 𝐾 . 𝑉𝑑 . 𝑇
𝐶∞ 𝑎𝑣 . 𝐾 . 𝑉𝑑 . 𝜏 30 . 0,0653 . 39 . 6
Do = =
𝐹 0,77

Do = 595,33 mg setiap 6 jam


b. 595,33 mg ~ 500 mg
Jika kapsul yang diberikan 500 mg tiap 6 jam yaitu
𝐹 . 𝐷𝑜
C∞av = 𝐾 . 𝑉𝑑 . 𝜏
0,77 . 500 385
= 0,0653 . = .15280,2
39,000 . 6

= 0,0251 mg/ mL = 25,19 µg/ mL


𝐷𝑀 500
c. DL = 1− 𝑒 −𝐾𝜏 = 1− 𝑒 −(0,0653 . 6)
500
= 1− 𝑒 −0,3918
500
= 0,32416 = 1542,44 mg

DL = 3 x 500mg = 1500mg

11. Klirens tubuh sumatripan (Imitrex) 250 mL/ menit. Obat tersedia dalam sistemik 14%.
Berapa konsentrasi obat plasma rata – rata pada pasien setelah 5 dosis 100 mg p.o setiap 8
jam? (dianggap keadaan tuak telah tercapai).
Jawaban :
Dik : Cl : 250 mL/ menit
Obat 14% dalam sistemik
5 dosis 100 mg p.o
𝜏 : 8 jam
Css/ keadaan tunak tercapai
Dit : C∞av?
Jawab :
𝐹 .𝐷𝑜 0,14 . 500 𝑚𝑔
C∞av = 𝜏 . =
𝐶𝑙 𝑡 8 . 15,000
70
= 120.000

= 0,583 𝜇g/ mL

12. Sefotaksin mempunyai volume distribusi 0,17 L/ kg dan waktu paruh eliminasi 1,5 jam.
Berapa konsentrasi obat plasma puncak pada pasien dengan berat badan 75 kg setelah
menerima obat 1 gram IV 3 kali sehari selama 3 hari?
Jawaban :
Dik : Vd = 0,17 L/Kg = 0,17×75 kg = 12,75 L
BB = 75 kg
t1/2 = 1,5 jam
obat 1 gram IV 3 kali sehari selama 3 hari
Dit : Cp puncak ?
Jawab :
0,693
K= 𝑡1/2
0,693
= 1,5

= 0,462 jam-1

𝐷𝑜 1
Cp = 𝑉𝑑 (1 − 𝑒 −𝐾𝜏 ) e-kt
1.000 1
= 12,75 (1 − 𝑒 −0,462.8) e-0,462.8
= 1.000 1
( ) 0,0248
12,75 0,9751

= 1,994 mg/L
Farmakokinetika Non Linier

Soal Buku Shargel hal. 246-247

1. Takrifkan farmakokinetika nonlinier . Apakah perbedaan obat-obat yang mengikuti


farmakokinetika nonlinier dari obat-obat yang mengikuti farmakokinetika linier?
a. Bagaimanakah laju perubahan konsentrasi obat dalam plasma berkait dengan waktu,
dCp/dt, Cp ≪ 𝐾𝑀 ?
b. Bagaimanakah laju perubahan konsentrasi obat dalam plasma berkait dengan waktu,
dCp/dt, Cp ≫ 𝐾𝑀 ?
Jawab :
a. Laju perubahan konsentrasi obat dalam plasma berkait dengan waktu, dCp/dt, Cp ≪ 𝐾𝑀
Linier : Saat konsentrasi obat lebih tinggi dibanding KM, waktu paruh tidak akan
berubah.
Non linier : Saat konsentrasi obat lebih rendah dibanding KM, waktu paruh akan menjadi
lebih pendek.
(Shargel Hal. 235)

b. Laju perubahan konsentrasi obat dalam plasma berkait dengan waktu, dCp/dt, Cp ≫ 𝐾𝑀
Linier : Saat konsentrasi obat lebih tinggi dibanding KM, waktu paruh tidak akan
berubah.
Non linier : Saat konsentrasi obat lebih tinggi dibanding KM, terjadi penjenuhan enzim
dan KM diabaikan. Waktu paruh akan menjadi lebih panjang.
(Shargel Hal. 235) .

2. Proses apakah dari absorpsi, distribusi dan eliminasi obat yang dianggap “kapasitas terbatas”,
“jenuh”, atau “bergantung dosis”?
Jawab :
Proses kapasitas-terbatas untuk obat-obat meliputi:
- Absorpsi
Transpor aktif
Metabolisme intestinal oleh mikroflora
- Distribusi
Ikatan protein
- Eliminasi
Eliminasi hepatic, sekresi aktif bilier
- Ekskresi renal
Sekresi aktif tubuler, reabsorpsi aktif tubular

3. Obat-obat seperti fenitoin dan salisilat dilaporkan mengikuti kinetika eliminasi yang
bergantung dosis. Perubahan apakah dalam parameter farmakokinetika-farmakoinetika yang
meliputi 𝑡1/2 , 𝑉𝑑 , AUC, dan Cp yang dapat diperkirakan jika pemberian jumlah obat ini
dinaikkan dari dosis farmakologik yang rendah ke dosis terapeutik yang tinggi?
Diketahui :
− t1/2 = Waktu paruh
− Cp = konsentrasi obat dalam plasma
− AUC = Area dibawah kurva
− VD = volume distribusi
Ditanya :
Bila dosis ditingkatkan, apa yang akan terjadi pada t1/2, AUC, Cp, dan VD ?
Jawab :
Dengan peningkatan dosis Fenitoin, maka waktu paruh (t1/2) akan menjadi lebih panjang,
konsentrasi obat dalam plasma akan lebih tinggi (Cp), Area dibawah kurva (AUC) menjadi
lebih besar dan tidak proposional, dan volume distribusi (VD) menjadi lebih lambat.

4. Suatu obat dimetabolisme melalui farmakokinetika terbatas. Anggap 𝐾𝑀 =50 µg/mL, 𝑉𝑚 =20
µg/mL jam, dan 𝑉𝑑 =20 L/kg.
a. Apakah order reaksi untuk metabolisme obat ini bila obat diberikan dalam suatu dosis
intravena tunggal 10 mg/kg.
b. Berapa waktu yang diperlukan untuk obat termetabolisme 50%?
Diketahui :
𝐾𝑀 =50 µg/mL, 𝑉𝑚 =20 µg/mL jam, dan 𝑉𝑑 =20 L/kg.
Ditanya :
a. Apakah order reaksi untuk metabolisme obat ini bila obat diberikan dalam suatu dosis
intravena tunggal 10 mg/kg.
b. Berapa waktu yang diperlukan untuk obat termetabolisme 50%?
Jawab :
a. C0p = dosis/Vd = 10.000 µg /20.000 mL = 0,5 µg /mL.
Karena KM = 50 µg/mL,Cp << KM dan laju reaksi merupakan orde ke satu.
b. k’ = Vmaks / KM = 20 µg/jam /50 µg = 0,4 jam-1
untuk reaksi orde kesatu,
t1/2 = 0,693 / k’= 0,693 / 0,4 = 1,73 jam
Obat akan dimetabolisme 50% dalam 1,73 jam

5. Bagaimanakah induksi atau inhibisi enzim hepatik yang terlibat dalam biotransformasi obat
secara teoritis mempengaruhi farmakokinetika obat yang menunjukkan farmakokinetika
nonlinier karena penjenuhan jalur eliminasi hepatik?
Jawab :
Terjadinya induksi atau inhibisi enzim hepatik dalam biotransformasi secara teoritis akan
mempengaruhi farmakokinetika obat sehingga menunjukkan farmakokinetika nonlinier
karena adanya penjenuhan jalur eliminasi hepatik. Hal tersebut digambarkan oleh kinetika
Michaelis-Menten dengan persamaan sebagai berikut :
𝑑𝐶𝑝 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐶𝑝
Laju eliminasi = =
𝑑𝑡 𝐾𝑀 + 𝐶𝑝

Menggambarkan suatu proses enzim nonlinier yang mencakup suatu rentang konsentrasi
yang luas. Bila Cp  Km maka terjadi penjenuhan enzim dan laju eliminasi berlangsung pada
suatu kecepatan tak berubah atau tetapan laju = VM

6. Anggap obat induk aktif dan metabolit inaktif keduanya diekskresi melalui sekresi tubular
aktif. Apakah akibat yang mungkin dari peningkatan dosis obat itu pada waktu paruh
eliminasinya?
Diketahui :
- Obat induk aktif & metabolit inaktif, diekskresi melalui sekresi tubular aktif
Ditanya : Apakah akibat yang mungkin dari peningkatan dosis obat itu pada waktu paruh
eliminasinya?
Jawab :
Bila dianggap obat induk aktif dan metabolit inaktif lalu keduanya diekskresi melalui sekresi
tubular aktif, maka akan terjadi peningkatan dosis obat tersebut.Peningkatan dosis obat yang
terjadi akan menyebabkan waktu paruh eliminasi menjadi lebih panjang.

7. Obat isoniazid dilaporkan mengganggu metabolisme fenitoin. Pasien yang mendapat kedua
obat tersebut bersamaan akan mengakibatkan kadar fenitoin yang lebih tinggi dalam tubuh.
Dengan menggunakan prinsip dasar dalam bab ini, apakah anda mengharap 𝐾𝑚 naik atau
menurun pada pasien yang mendapat kedua obat tersebut? (petunjuk lihat Gb. 9-4)
Diketahui :
- Isoniazid mengganggu metabolisme fenitoin
- Isoniazid mengakibatkan kadar fenitoin yang lebih tinggi
Ditanya : 𝐾𝑚 naik atau menurun pada pasien yang mendapat kedua obat tersebut?
Jawab :
Ketika isoniazid diberikan bersamaan, konsentrasi fenitoin dalam plasma
meningkat sehubungan suatu penurunan dalam laju metabolisme υ.
𝑑𝐶𝑝 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐶𝑝
Laju eliminasi = =
𝑑𝑡 𝐾𝑀 + 𝐶𝑝

Pada persamaan di atas menujukkan bahwa υ dan 𝐾𝑀 berbanding terbalik (𝐾𝑀


dalam penyebut). Suatu peningkatan dalam 𝐾𝑀 akan disertai dengan suatu peningkatan
dalam konsentrasi obat dalam plasma.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa peningkatan 𝐾𝑀 disertai dengan
peningkatan jumlah obat dalam tubuh pada setiap waktu t.
𝐶0 − 𝐶𝑝 𝐾𝑀 𝐶0
= 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 − In
𝑡 𝑡 𝐶𝑝

Persamaan di atas mengkaitkan konsentrasi obat ke 𝐾𝑀 dan dapat dilihat bahwa


keduanya secara proporsional berkaitan, meskipun mereka tidak berbanding lurus satu sama
lain karena kompleksitas dari persamaan. Sebuah studi aktual menunjukkan bahwa k
meningkat beberapa kali dengan adanya isoniazid dalam tubuh.

8. Jelaskan, mengapa 𝐾𝑚 sering dijumpai mempunyai satuan µM/ml dan kadang-kadang mg/L.
Diketahui : satuan 𝐾𝑚 = µM/ml atau mg/L
Ditanya : Mengapa 𝐾𝑚 sering dijumpai mempunyai satuan µM/ml dan kadang-kadang
mg/L ?
Jawab :
𝐾𝑚 memiliki satuan konsentrasi. Dalam studi laboratorium, 𝐾𝑚 dinyatakana
dalam mol per liter atau mikromol per mililiter karena reaksi dinyatakan dalam mol dan tidak
miligram. Dalam pendosisan, obat-obat diberikan dalam miligram dan konsentrasi obat
dalam plasma dinyatakan dalam miligram per liter atau mikrogram per mililiter. Satuan 𝐾𝑚
untuk model farmakokinetika diperkirakan dari data in vivo. Oleh karena itu, umumnya
dinyatakan sebagai miligram per liter, yang lebih disukai daripada mikrogram per mililiter
karena dosis biasanya dinyatakan dalam miligram. Dua istilah yang dapat ditampilkan setara
dan dapat dikonversi. Kadang-kadang, saat mestimulasikan jumlah obat termetabolisme
dalam tubuh sebagai suatu fungsi dari waktu, jumlah obat dalam tubuh diasumsikan
mengikuti kinetika Michaelis-Menten dan 𝐾𝑚 mengasumsikan satuan 𝐷0 (misal, mg). Dalam
hal ini, 𝐾𝑚 memiliki makna yang sangat berbeda.

9. 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 untuk metabolisme suatu obat 10 mmol/jam. Laju metabolisme (v) adalah 5 µmol/jam
saat konsentrasi obat 4 µmol. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang benar ?
a. Untuk obat ini 𝐾𝑀 adalah 5 µmol.
b. 𝐾𝑀 tidak dapat ditentukan dari informasi yang ada.
c. Untuk obat ini 𝐾𝑀 adalah 4 µmol.
Diketahui:
Vmax : 10 mmol/jam
V : 5 mmol/jam
K : 4 mol
Jawab:
KM = K.Vmax
KM = 4.10
= 40 mol/jam
Jadi, dari jawaban diatas, bahwa KM tidak dapat ditemukan dari informasi yang ada. (B)

10. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang benar, berkait dengan farmakokinetika diazepam
(terikat protein 98%) dan propranolol (terikat protein 87%) ?
a. Diazepam mempunyai waktu paruh eliminasi yang panjang karena obat ini sulit
dimetabolisme karena ikatan protein plasma yang besar.
b. Propranolol merupakan satu contoh dari suatu obat dengan ikatan obat protein tinggi
tetapi tidak terbatasi (tidak dipengaruhi) klirens metabolik.
c. Diazepam merupakan satu contoh obat dengan ekstraksi hepatik rendah.
d. Semua pernyataan di atas benar.
e. a dan c.
f. Tidak satu pun pernyataan di atas benar.
Jawaban: e. a dan c
a. Benar, karenaikatan protein dapat memperpanjang waktu paruh eliminasi suatu obat.
obat-obat yang terikat protein harus berdisosiasi menjadi bentuk bebas atau bentuk tak
terikat untuk dieliminasi melalui fltrasi glomerulus. Obat yang terikat protein lebih
terkonsentrasi dalam plasma dari pada obat yang tidak terikat protein dan obatyang
terikat protein dieliminasi pada laju yang lebih lambat, laju nonlinear. Karena kedua obat
dieliminasi melalui mekanisme yang identik, maka sifat laju eliminasi yang lebih lambat
untuk obat yang terikat protein disebabkan oleh sedikit obat bebas yang tersedia untuk
filtrasi glomerulus.
b. Salah, dipengaruhi klirens metabolic karena propanolol berkaitan dengan perubahan
aliran darah hepatik.
c. Benar, karena terjadi penghambatan metabolism dan diazepam memiliki nilai rasio
ekstraksi hepatik yang redah yaitu <0,3.

11. Manakah dari pernyataan berikut yang menggambarkan secara benar sifat suatu obat yang
mengikuti farmakokinetika nonlinier atau terbatasi kapasitas ?
a. Waktu paruh eliminasi akan konstan bila dosis berubah.
b. Area bawah kurva plasma (AUC) akan meningkat secara proposional bila dosis
meningkat.
c. Laju eliminasi obat = 𝑪𝒑 × 𝑲𝑴
d. Semua pernyataan di atas benar
e. a dan b.
f. Tidak satu pun pernyataan di atas benar.
Penjelasan :
Waktu paruh eleminasi akan berubah menjadi lebih panjang pada pemberian dosis yang
tinggi. AUC akan semakin besar dan tidak proposional, Laju eleminasi berlangsung pada
suatu kecepatan tak berubah.

12. Klirens instrinsik hepatik dari dua obat adalah :


Obat A : 1300 mL/menit
Obat B :26 mL/menit
Obat manakah yang menunjukkan peningkatan klirens hepatik paling besar bila aliran darah
hepatik meningkat dari 1 L/menit menjadi 1,5 L/menit.
a. Obat A
b. Obat B
c. Tidak terjadi perubahan pada kedua obat.
Diketahui :
− 𝐶𝑙𝑖𝑛𝑡 obat A = 1300 mL/menit

− 𝐶𝑙𝑖𝑛𝑡 obat B = 26 mL/menit

− 𝑄1 1 L/menit
− 𝑄2 1,5 L/menit
Ditanya : Obat manakah yang menunjukkan peningkatan klirens hepatik paling besar ?
Jawab :
𝑄 = 𝑄2 - 𝑄1
= 1,5 – 1
𝑄 = 0,5 L/menit

𝐶𝑙𝑖𝑛𝑡 obat A = 1300 mL/menit = 1,3 L/menit


𝐶𝑙𝑖𝑛𝑡 obat B = 26 mL/menit = 0,026 L/menit

• 𝑪𝒍𝒉 obat A
𝑄 × 𝐶𝑙𝑖𝑛𝑡
𝐶𝑙𝑖𝑛𝑡  𝑄 …… 𝐶𝑙ℎ = =𝑄
𝐶𝑙𝑖𝑛𝑡

𝐶𝑙ℎ = 0,5 L/menit


• 𝑪𝒍𝒉 obat B
𝑄 × 𝐶𝑙𝑖𝑛𝑡
𝐶𝑙𝑖𝑛𝑡  𝑄 …… 𝐶𝑙ℎ = = 𝐶𝑙𝑖𝑛𝑡
𝑄

𝐶𝑙ℎ = 0,026 L/menit


Obat yang menunjukkan peningkatan klirens hepatik paling besar adalah obat A.

Anda mungkin juga menyukai