Anda di halaman 1dari 32

Volume distribusi, kliren (CL), kecepatan

eliminasi, tetapan kecepatan eliminasi, waktu


paro eliminasi

apt. Rahmat A Hi Wahid, M.Farm|rahmat@upy.ac.id


PENYUSUN:

Program Studi Farmasi Program Sarjana


Fakultas Sains dan Teknologi
TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang:


1. Volume distribusi
2. Kliren (CL),
3. Kecepatan eliminasi
4. Tetapan kecepatan eliminasi
5. Waktu paro eliminasi
Estimasi farmakokinetic iv bolus
(satu kompartemen)
• Untuk obat yang mengikuti model satu
kompartemen dengan cara pemberian iv bolus,
maka perubahan kadar obat dalam darah hanya
ditentukan oleh fase eliminasi
• Adapun karakteristik dari fase eliminasi
ditentukan oleh parameter farmakokinetik :
1. konstanta kecepatan eliminasi (ke)
2. Waktu paruh eliminasi (t ½)
3. Volume distribusi (Vd)
4. Klirens /Cl
VOLUME DISTRIBUSI (Vd)

• a/ suatu faktor yg digunakan dalam memperkirakan jumlah


obat di dalam tubuh, apabila diketemukan kadar obat dari
suatu cuplikan kompartemen.
• Vd  volume dimana obat tsb terlarut.
• Volume ini  volume semu, tidak memiliki makna fisiologi
dari tubuh, shg Vd disebut sbg Vd semu dari suatu obat.
• Sebagian besar obat dianggap berkeseimbangan scr cepat
di dalam tubuh. Tiap jaringan mempunyai kesempatan yg
sama u/ ditempati obat, dan setiap jaringan dapat
mengandung kadar obat yg berbeda, tergantung afinitas
obat thd jaringan tsb.
VOLUME DISTRIBUSI (Vd)

• Sebagian obat memiliki harga Vd lebih kecil atau sama


dengan masa tubuh.
• Pada beberapa obat, Vd-nya dapat beberapa kali lebih
besar disbanding masa tubuh.
• Salah satu cara untuk menetapkan Vd semu suatu obat 
mengukur kadar obat di dalam plasma sesaat setelah
pemberian scr i.v. Kadar obat scr i.v. sesaat ini
menggambarkan kadar obat sebelum terjadi proses
eliminasi.
• Kadar ini= kadar obat mula-mula (kadar pada saat t=0 yakni
Cp0)
Contoh 1
Volume Distribusi (Vd)
Jika suatu obat hepotetik diberikan secara iv dgn dosis 100mg, lalu
kadar obat di dalam plasma yg ditemukan pada saat t = 0 sebesar 5
mg/L. Karena pemberian iv, maka jumlah obat mula-mula besarnya
sama dengan dosis yg diberikan (krn semua obat masuk ke dalam
sirkulasi sistemik). Maka Vd obat dapat dihitung dgn cara berikut:

Vd =
Volume Distribusi (Vd)
• Harga Vd tergantung pada harga kadar obat di dalam
plasma (Cp).
• Semakin >>> harga Cp  semakin <<<harga Vd.
• Obat dgn harga Vd <<< atau sama dgn masa tubuh 
obat hanya didistribusikan di dalam cairan intraseluler.
• Jika obat terikat protein plasma  obat akan
terkonsentrasi di dalam plasma, shg Cp >>> akibatnya
Vd <<<. Oleh sebab itu, pada praktek farmasi klinik perlu
mendapat perhatian adanya ikatan obat dgn protein
plasma krn dpat mempengaruhi harga Vd.
Volume Distribusi (Vd)
• Derajat ikatan obat – protein tergantung pada:
1.Afinitas ikatan O – P
2.Jumlah tempat ikatan meningkat  kadat obat
meningkat
3.Kadar protein meningkat  jumlah obat bebas
menurun
Contoh:
4. Tolbutamid  menurunkan kadar gula, didesak
oleh fenilbutazon / sulfonamid / salisilat  koma
hipoglikemik.
5. Bilirubin. Disesak oleh salisilat & sulfonamid 
icterus / kuning
Contoh 2
Volume Distribusi (Vd)
Jika Vd suatu obat pada seseorang
dengan BB 50 kg adalah 10.000 mL,
maka Vd dapat dinyatakan dlm persen
BB:

Vd =

• Volume air total di dalam badan


mencapai 60% dari total BB, yg terdiri
dari cairan intraseluler (35%) dan
cairan ekstraseluler (25%).
• Cairan ekstraseluler terdiri dari (4%) dan cairan interstisial (21%).
• Cairan intraseluler  cairan yg mengepung inti sel, di luar system
Lanjutan..
• Jika suatu obat mempunyai Vd 2,5 L pada penderita dgn BB 50
kg, maka dapat diasumsikan bahwa obat hanya berada di
dalam plasma (system sirkulasi sistemik) ….%?
• Pada umumnya obat dengan Vd semu besar membutuhkan dosis
yg lebih besar juga untuk mendapatkan kadar obat sesuai target di
dalam plasma.
• Darah a/ cairan yg dibentuk oleh (mengandung) berbagai
komponen yaitu sel darah putih, sel darah merah, dan platelet.
• Plasma a/ merujuk pada cairan darah saja termasuk protein yg
larut, yg tidak mengandung sel-sel darah.
• Bila darah diambil fibrinogennya (darah dibiarkan mengendap, dan
diambil larutannya)  Serum
Lanjutan..
• Kadar obat di dalam plasma dapat lebih kecil disbanding kadar
obat di dalam darah pada kasus obat yg scr khusus terpisahkan ke
dalam sel darah merah (seperti terjadi pada obat-obat anti malaria).
Volume Distribusi (Vd)
• Digoksin  harga Vd besar (300-400 L pada orang
dewasa).
• Hal ini disebabkan krn kadar digoksin di dalam plasma
jauh lebih kecil dari dalam jaringan, dikarenakan
digoksin terikat oleh jaringan
KLIREN (CL)

• a/ kemampuan organ untuk mengeliminasi obat dari


dalam tubuh, tanpa memperhatikan mekanismenya.
• Artinya sebagai volume cairan tubuh (yang mengandung
obat) yang dpt dibersihkan dari kandungan obat per
satuan waktu.
• Ex: Kliren suatu obat besarnya 25 mL/menit pada penderita
dgn volume distribusi 15 L, maka artinya bahwa 25 mL dari
15 L cairan tubuh tsb (darah) akan dibersihkan dari obat
ketika melewati organ eliminasi setiap menit.
KLIREN (CL)

• Dapat dihitung dengan membagi perubahan jumlah obat per


satuan waktu (kec.eliminasi obat) dgn kadar obat di dalam
plasma.

Kliren =

Kliren (CL) =

• dDB/dt = kec.eliminasi obat (mg/jam)


• DB = Jumlah obat di dalam badan (mg)
• Cp = Kadar obat di dalam plasma (mg/L)
KLIREN (CL)

• Kliren tidak mengindikasikan berapa jumlah obat yg


dieliminasi, tetapi lebih pada terminology yg menerangkan
berapa besar volume plasma yang dapt dibersihkan dari
kandungan obat oleh organ eliminasi.
KLIREN (CL)

• Obat dapat dibersihakan dari dalam tubuh dgn berbagai mekanisme dan
cara, serta oleh berbagai organ, termasuk biotransformasi di dalam hepar
maupun ekskresi melalui saluran ginjal atau saluran empedu.
• Total kliren tubuh  penjumlahan dari semua kliren dan berbagai
mekanisme tsb. Kliren dari salah satu organ, Ex: ginjal (Cl ginjal, atau Cl
hepar jika pembersihan obat di lakukan oleh hepar

CLT = Kliren tubuh total (penjumlahan seluruh proses eliminasi


CLR = Kliren renal (eliminasi melalui ginjal)
CLH = Kliren renal (eliminasi melalui hepar)

CLT = (CLR + CLH + CLlain)

CLlain = Eliminasi melalui proses lain, Ex: empedu, gastrointestinal,


or paru-paru
• Darah dgn kec.aliran darah Q (mL/menit), dgn kadar ttu
(mg/L) yg masuk ke dalam organ eliminasi melalui PD
averen (Cav) akan mengalami proses eliminasi.
• Sisa kadar obat yg terkandung di dalam darah akan kembali
ke sirkulasi sistemik melalui vena (Cv). Sedangkan Sebagian
akan di eliminasi dan diekskresikan keluar dari dalam tubuh.
Lanjutan..
• Kemampuan organ untuk mengeliminasi obat (rasio ekstraksi obat) a/ =
kadar obat yang masuk ke dalam organ (Cin) dikurangi kadar obat yg
Kembali ke sirkulasi sistemik (Cout) dibagi kadar obat yg masuk ke organ.
• Harga rasio ekstraksi berkisar antara 0 dan 1.
• Organ dikatakan efisien jika harga E mendekati 1, artinya semua obat yg
melewati organ tsb diekstraksi 100%.
• Kliren obat pada suatu organ tergantung besarnya aliran darah Q
(mL/menit) dan rasio ekstraksi (E).

CLtotal = Q dimana
CLtotal = Q = Q x E
Lanjutan..
• Berdasarkan harga kliren, obat digolongkan ke dalam 2 macam golongan:
1. Obat dengan kliren tinggi (E > 0,6)
2. Obat dengan kliren rendah (E < 0,4)
• Obat2 dengan E tinggi (Hight Clearence)  perubahan aliran darah
mempengaruhi harga kliren, sedangkan perubahan E tidak mempengaruhi
kliren. Dapat jg dipengaruhi o/ pengurangan kapasitas metabolism, Ex:
sirosis hepatikus, inhibisi enzim metabolism, atau polimorfisme sejumlah
isozim sitokrom P-450 (CYP).
• Obat2 dengan E rendah (Low Clearence)  perubahan kec.aliran darah
tidak mempengaruhi harga kliren, tetapi perubahan rasio ekstraksi (E)
menyebabkan perubahan kliren.
Lanjutan..
Lanjutan..
• Berdasarkan konsep kliren, obat terapeutik dibagi menjadi tiga kelompok
besar:

1. Obat Sebagian besar termetabolisme di hati (CLh >> CLr)

2. Obat kurang termetabolisme di hati, shg Sebagian besar tereliminasi


malalui urin (CLr >> CLh)

3. Obat termetabolisme di hati dan ekskresi melalui urin (CLh = CLr)


Lanjutan..
KLIREN (CL)

• a/ parameter eliminasi, diartikan sbg pembersihan obat


dari volume darah (plasma or serum) persatuan waktu.
• Klirens tidak diartikan jumlah obat yg dibersihkan, tetapi
vol.darah (plasma,serum, atau sampel hayati lain) yg
dibersihkan dari kandungan obat dalam satu periode
waktu.
• Nilai AUC sering dikaitkan dgn efek obat

Cl obat =
KECEPATAN ELIMINASI

• Suatu obat sesaat setelah pemberian i.v. dosis tertentu ditemukan


kadar mula-mula 10 mg/L (Cp0), kemudian setelah 2,5 jam ditemukan
kadar obat dalam plasma 1 mg/L, (Cp2,5), maka harga angka arah m
(slop) dapat dihitung sbb:

Slope =

m= =

m= -0,4 jam-1
• Harga negative m  bahwa bertambahnya waktu diikuti oleh turunnya
kadar obat di dalam plasma krn adanya proses eliminasi.
KECEPATAN ELIMINASI

• Untuk proses eliminasi orde pertama, eliminasi obat per satuan unit
waktu selalu konstan pada setiap kadar obat.
• Harga tsb dinamakan Tetapan kecepatan eliminasi
• Tetapan kecepatan eliminasi ini diperoleh dari harga negative angka arah
kurva logaritma natural kadar obat terhadap waktu.

Y=
Ln kadar obat =
LnCpt = -Kt + LnCp0
angka arah (slop) = -tetapan kecepatan eliminasi
-angka arah (slop) = tetapan kecepatan eliminasi
TETAPAN KECEPATAN ELIMINASI

• Tetapan kecepatan eliminasi (K) menggambarkan perubahan fraksi


obat persatuan waktu karena proses eliminasi (menit-1; jam -1).

Contoh:
Jika kadar obat pada jam ke 0 (Cp0)= 12,3 mg/L, sedangkan kadar
pada jam 6 (Cp6) = 5 mg/L, maka:

- = =

- =

- =
K= 0,15 jam-1
TETAPAN KECEPATAN ELIMINASI

• Dalam kasus ini, tetapan kecepatan eliminasi obat sebesar


0,15/jam, artinya, setiap jam obat dieliminasi dari tubuh
sebesar 15%.
• Jika kadar mula-mula 10 mg/L, maka pada jam pertama, obat
yang tereliminasi sebesar 0,15 x 10 mg/L = 1,5 mg/L. Sehingga
sisa kadar obat adalah 8,5 mg/L.
• Pada akhir jam kedua, kadar obat yang tereliminasi = 0,15x 8,5
mg/L = 1,3 mg/L. Jadi, sisa obat pada akhir jam kedua = (10
mg/L) – (1,5 + 1,3) mg/L = (10 - 2,8) mg/L = 7,2 mg/L.
• Dengan cara yang sama kadar obat pada sembarang waktu
obat dapat diprediksikan.
Contoh
Diketahui:
• Dosis 12,5 mg/kg BB i.v
• BB= 80 kg
• Sampling darah mengikuti kinetika orde 1 dengan Cp= 90.
• t = 0 t1= 5 Cp= 90
• Berapa t1/2?
• LnCp= 90.
• LnCp= Ln90.-0,5.t
• Y= a + bx
• -k = -0,5
• k= 0,5
t1/2 =
t1/2 =
t1/2 = 1,386 jam-1
Waktu Paro Eliminasi (t1/2)
• a/ waktu yg dibutuhkan agar kadar obat menjadi separo
dari kadar sebelumnya.
• t1/2 <<<  lebih cepat diekskresikan
• t1/2 >>>  lebih lama diekskresikan
• = durasi aksi dan frekuensi obat
• Kapan saatnya dosis obat selanjutnya harus diberikan
• Persamaan untuk menghitung parameter tersebut di
atas :

T1/2 = 0,693/ke

T1/2 = 0,693 Vd/CLT


Fase absorbsi

Fase post
absorbsi

Fase eliminasi
PENUTUP

• HARGAILAH DIRIMU
• HARGAILAH ORANG LAIN
• BERTANGGUNG JAWABLAH ATAS TINDAKANMU
PENUTUP

TERIMA KASIH
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai