Anda di halaman 1dari 23

Biofarmasetika dan

Farmakokinetika
Terapan
By : Christica Ilsanna Surbakti
Satuan yang umum digunakan dalam farmakokinetika
Parameter Simbol Satuan Contoh
Laju dD/dt Massa / waktu Mg/jam
Tetapan laju orde 0 K0 Konsentrasi/waktu Mg/ml.jam dan
mg/jam
Tetapan laju orde ke K 1 / waktu 1/jam atau jam -1
satu
Obat D Massa Mg
Konsentrasu obat Cp Obat/Volume Mikrogram/ml
dalam plasma
Volume V Volume Ml atau liter
Area di Bawah AUC Konsentrasi X waktu Mikrogram.jam/ml
kurva
Fraksi Obat F Tanpa Satuan 0-1
terabsorpsi
Klirens Cl Volume/waktu Ml/jam
Waktu Paruh T1/2 Waktu Jam
Laju dan Orde Reaksi
• Laju Suatu Reaksi atau proses kimia diartikan sebagai
kecepatan terjadinya suatu reaksi kimia. Untuk reaksi kimia
berikut :
• Obat A Obat B
• Bila Jumlah Obat A berkurang dengan bertambahnya waktu
maka laju reaksi dapat dinyatakan sebagai –dA/dt
• Dengan demikian apabila jumlah obat B bertamabah dengan
bertambahnya waktu, maka laju reaksi dapat pula dinyatakan
sebagai +dB/dt
• Orde Reaksi menunjukkan cara bagaimana konsentrasi obat
atau pereaksi mempengaruhi laju suatu reaksi kimia
Reaksi Orde Nol
• Bila Jumlah Obat A berkurang dalam suatu jarak waktu yang
tetap (t) maka laju hilannya obat A dinyatakan sebagai
dA/dT = -K. O
• Ko adalah tetapan laju reaksi orde nol dan dinyatakan dalam
satuan massa /waktu misal (mg/menit), maka dari rumus
diatas diturunkan menjadi persamaan
A= -Ko . t + Ao
• Ao adalah jumlah obat A pada t =o
Contoh Soal
Seorang Farmasis menimbang tepat 10 gram obat dan dilarutkan dalam 100 ml air.
Larutan disimpan pada suhu kamar dan diambil cuplikan larutan itu secara berkala untuk
ditentukan kadarnya. Farmasis tersebut memperoleh dan berikut

Konsentrasi Obat Waktu (jam) 1. Buatlah Grafik dari tabel diatas


100 0 2. Dari data tersebut dibuat grafil hubungan konsentrasi obat terhadap waktu
95 2
90 4 Bila
85 6 A0 = 100 mg/l pada t =0
80 8 Dan
75 10
A = 90 mg/ml pada t = 4 jam
70 12

Maka
90 = -Ko (4) + 100
Dan
K o = 2,5 mg/ml. Jam

Pemeriksaan lebih lanjut terhadap data menunjukkan bahwa konsentrasi obat


menurun 5 mg /ml setiap jarak waktu 2 jam
Reaksi Orde kesatu
• Bila Jumlah Obat A berkurang dengan laju yang sebanding dengan jumlah
obat A yang tersisa maka laju hilangnya obat A dinyatakan sebagai
dA/dT = -KA
K adalah tetapan laju reaksi orde kesatu dan dinyatakan dalam satuan waktu -1
maka diturunkan rumus sebagai berikut
Ln A = -Kt + Ln Ao
Bila Ln = 2,3 Log maka
Log A = -K.t / 2,3 + Log Ao
Waktu Paruh menyatakan waktu yang diperlukan oleh sejumlah obat atau
konsentrasi obat untuk berkurang menjadi separuhnya.
T1/2 = 0,693 / K
Contoh Soal
• Seorang farmasis melarutkan obat yang ditimbang tepat sebanyak 10 gr dalam 100 ml
air. Larutan disimpan pada suhu kamar dan diambil cuplikan larutan itu secara berkala
untuk ditentukan kadarnya. Farmasis memperoleh data sebagai berikut’

Konsentrasi Log 1. Hitunglah Kecepatan Laju reaksi orde kesatu dari


Obat Waktu (jam) Konsentrasi
100 0 2
data obat diatas jika T1/2 = 4 jam
50 4 1,7
25 8 1,4
12,5 12 1,4
6,25 16 0,8
3,13 20 0,5
1,56 24 0,2
2. Seorang Farmasis Melarutkan beberapa miligram obat
antibiotika baru kedalam 100 ml air suling dengan cepat,
kemudian larutan itu disimpan dalam lemari es 5’C. Dalam
beberapa jarak waktu farmaasis tersebut mengambil 10 ml dari
larutan dan diukur jumlah obat didalamnya. Diperoleh
Waktu Obat A (mg)
0,5 84,5
1,0 81,2 a. Apakah Peruraian Antibiotika ini mengikuti reaksi orde
2,0 74,5 kesatu atau orde ke nol
4,0 61,0
6,0 48,0
b. Berapakah kecepatan peruraian antibiotika ini
8,0 35,0 c. Berapa miligramkah antibiotika didalam larutan yang
12,0 8,7
dipakai oleh farmasis tersebut
Gambaran skematik peristiwa absorpsi, metabolisme, dan ekskresi dari obat-obat
setelah berbagai rute pemberian dapat dilihat pada gambar dibawah ini
(Ansel, 1989)
Kerjakan Soal dibawah
Waktu Obat A (mg)
10 96
20 89 a. Gambarkan data berikut pada kertas semilog
40 73 b. Berapakah tetapan laju reaksi (K) tersebut
60 57 c. Berapakah waktu paruh (T1/2)
90 34 d. Apakah Jumlah obat A dapat mencapai nol pada sumbu x
120 10
130 2,5
efek obat Kuantitatif

data kinetika obat

hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh dengan


intensitas efek yang ditimbulkannya.

daerah kerja efektif obat (therapeutic window) dapat


ditentukan.
Bioavailabilitas

kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.

Oleh karena itu bioavailabilitas suatu obat mempengaruhi daya terapetik,


aktivitas klinik, dan aktivitas toksik obat. (Shargel & Yu, 1988 ).
Beberapa parameter farmakokinetik
pada sediaan oral, yaitu:
1.Tetapan Laju Absorpsi (Ka) dan Waktu Paruh Absorpsi (t½a)
Tetapan laju absorpsi (Ka) adalah tetapan laju absorpsi order
kesatu dengan satuan waktu-1. Ka diperoleh dengan membuat
kurva antara waktu absorpsi dengan log Cpdiff kemudian
diregresikan sehingga diperoleh persamaan regresi. Harga Ka
dapat dihitung dengan rumus:
Ka (waktu-1) = 2, 303 x (-slope) atau
Ka (waktu-1) = 2,303 x (-b)
Sedangkan t½a ddihitung dengan menggunakan rumus:
t½a = 0, 693/Ka
2. Tetapan kecepatan eliminasi (Ke) dan waktu paruh
eliminasi (t½e)
Tetapan laju eliminasi (Ke) adalah tetapan laju
eliminasi order kesatu dengan satuan waktu-1. Harga
Ke diperoleh dengan membuat kurva antara waktu
eliminasi dengan log Cp kemudian diregresikan
sehingga diperoleh persamaan regresi. Harga Ke
diperoleh dengan rumus:
Ke (waktu-1) = 2,303 x (-slope) atau
Ke (waktu-1) = 2,303 x (-b)
t½e = 0,693/Ke
3. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum (tmaks)
tmaks adalah waktu konsentrasi plasma mencapai puncak dapat
disamakan dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai
konsentrasi obat maksimum setelah pemberian obat.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi maksimum
tidak tergantung pada dosis tetapi tergantung pada tetapan laju
absorpsi (Ka) dan eliminasi (Ke). Harga tmaks dapat dihitung sebagai
berikut:
In (Ka/Ke)
Tmaks =
Ka – Ke
4. Kadar maksimum dalam darah (Cpmaks)
Cpmaks adalah konsentrasi plasma puncak
menunjukkan konsentrasi obat maksimum
dalam plasma setelah pemberian obat secara
oral
Pada konsentrasi maksimum, laju absorpsi
obat sama dengan laju eliminasi, sehingga
harga Cpmaks dapat dihitung dengan rumus di
bawah ini:
Cpmaks = Cpo (e-Ke.tmaks – e-Ka.tmaks)
5. Volume distribusi (Vd)
Volume distribusi dipengaruhi oleh keseluruhan laju eliminasi
dan jumlah perubahan klirens total obat di dalam tubuh.
Do x F x Ka
Vd =
Cpo (Ka – Ke)
6. Area di bawah kurva (AUC)
AUC mencerminkan jumlah total obat aktif yang mencapai
sirkulasi sistemik. AUC merupakan area di bawah kurva
kadar obat dalam plasma – waktu dari t = 0 sampai t = ~
(lihat gambar 2). Harga AUC dapat diperoleh dengan cara:
a. AUC dari 0 - n jam, dapat dihitung dengan rumus luas segitiga yaitu ½ x alas x
tinggi
b. AUC dari waktu n1 – nx dihitung dengan rumus
Cn-1 + Cn (tn – tn-1)
2

c. AUC dari waktu nx - ~ dihitung dengan rumus


Cpnx
  Ke
7. Klirens total (Cltot)
Klirens adalah volume plasma yang dibersihkan dari obat persatuan
waktu oleh seluruh tubuh (ml/menit). Klirens obat merupakan
ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa mempermasalahkan
mekanisme prosesnya. Klirens total adalah jumlah total seluruh
jalur klirens di dalam tubuh termasuk klirens melalui ginjal dan
hepar.
Cltot = Vd . Ke
8. Volume kompartemen sentral (Vp)
Volume kompartemen sentral berguna untuk menggambarkan
perubahan konsentrasi obat karena merupakan kompartemen
yang diambil sebagai kompartemen cuplikan. Vp berguna
dalam menentukan klirens obat. Besaran Vp memberikan
petunjuk adanya distribusi obat di dalam tubuh.
Harga Vp dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Do
Vp =
Ke x [AUC]~
9. Jumlah obat terabsorpsi, persen obat terabsorpsi dan persen obat tidak
terabsorpsi
a. Jumlah obat terabsorpsi menurut waktu dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Ab Cp + Ke [AUC]t
=
Ab~ Ke [AUC]o
 
b. Persen obat terabsorpsi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Ab
% terabsorpsi = x 100%
Ab~
c. Persen obat tidak terabsorpsi :
% obat tidak terabsorpsi = 100% - % obat terabsorpsi
Keterangan

Anda mungkin juga menyukai