SARIAH HAZRAH
3 TAHAP KIMIA BAHAN ALAM
Catatan :
Kepolaran suatu pelarut didasarkan pada nilai konstanta dieletrik,
jika < 15 maka senyawa tersebut non polar dan jika > 15 maka senyawa
tersebut polar, contoh air 80, metanol 55, DMSO (dimetil sulfoksida)
43-47 bersifat apokrit.
UJI FITOKIMIA
Metabolit sekuder : Alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, fenol, steroid.
Metabolit Primer : Karbohidrat, Lipid, Protein
Identifikasi senyawa metabolit sekunder :
1. Alkaloid dengan pereaksi drangedorf : endapan coklat
alkaloid dengan pereaksi mayer : endapan gumpal putih atau warna kabut.
2. Flavonoid dengan pereaksi asam klorida pekat : terbentuk warna merah
3. Tanin dengan pereaksi besi III klorida : terbentuk warna hitam kehijauan
4. Saponin dengan air panas dikocok terbentuk busa atau buih putih menetap
selama kurang dari 10 menit
5. Steroid/triterpenoid dengan pereaksi liberman-bouchard(asam asetat
glasial-asam sulfat pekat) : bila terbentuk wama merah menunjukkan
senyawa steroid atau hijau menunjukkan senyawa triterpenoid.
Visualisasi bercak
• Langsung / mata telanjang
• Lampu UV 254 nm dan 366 nm
• Uap iodin/ amonia
• FeCl3 untuk zat Fenolik
• Reagen penyemprot (Flavonoid AlCl3 (warna
kuning)
• Penyemprotan H2SO4 Degradasi
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
Kromatografi lapisan tipis (KLT) adalah metode pemisahan
komponen menggunakan fase diam berupa plat dengan lapisan
bahan absorben inert. KLT sering digunakan untuk identifikasi
awal.
KLT dilapisi dengan adsorben seperti silika gel, alumunium
oksida (alumina maupun selulosa) adsorben sebagai fase diam.
Fase gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut eluen,
pemilihan eluan berdasarkan polaritas senyawa dan biasanya
merupakan campuran beberapa cairan yg berbeda.
Parameter pada KLT adalah nilai Rf (Faktor retensi)
Rf adalah jarak yang ditempu oleh komponen dibagi dengan jarak
yang ditempu oleh eluen. Rf yang bagus 0,2- 0,8
CARA PENGUJIAN MENGGUNAKAN KLT
A B C D
Rf ?
KETERANGAN :
A. Proses penotolan sampel ( komponen ) pada KLT E
B. Proses penjenuhan pelarut (eluen)
C. Proses elusi
D. Proses elusi terbentuknya spot-spot noda
E. Hasil proses elusi
CARA MENGHITUNG PERBANDINGAN PELARUT
(eluen)
•Rumus
:
A = x BY
Keterangan :
A = Pelarut yang akan di ambil
X = Perbandingan pelarut yang akan di buat
Y = Jumlah keseluruhan perbandingan eluen
BY = Jumlah ml yang akan di buat
MACAM-MACAM METODE EKSTRAKSI
1. Pengumpulan bahan baku : Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara
lain tergantung pada : Bagian tanaman yang digunakan, Umur tanaman atau bagian tanaman
pada saat panen, Waktu panen, Lingkungan tempat tumbuh
2. Sortasi basah: sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-
bahan asing lainnya dari bahan simplisia
3. Pencucian : Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang
melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih yang mengalir
4. Perajangan: Beberapa jenis bahna simplisia tertentu ada yang memerlukan proses
perajangan. Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan,
pengepakan dan penggilingan.
5. Pengeringan: Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah
rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu lama. Kadar air yang dapat diterima untuk
simplisia harus < 10%
6. Sortasi kering : tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing dan pengotor-pengotor
lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.
7. Pengepakan dan penyimpanan: Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena
faktor luar dan dalam, antara lain cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, dehidrasi, penyerapan
air, pengotoran, serangga dan kapang
CONTOH SOAL