Anda di halaman 1dari 25

KIMIA BAHAN ALAM

SARIAH HAZRAH
3 TAHAP KIMIA BAHAN ALAM

 TAHAP STUDI LITERATUR

 TAHAP PERSIAPAN SAMPEL UJI (tanaman/hewani)

 TAHAP PROSES PENGUJIAN


PENGGOLONGAN OBAT
GOLONGAN OBAT LOGO KET
OBAT BEBAS Dapat digunakan untuk
swamedikasi
OBAT BEBAS TERBATAS Dapat digunakan untuk
swamedikasi, harus
diberikan informasi lebih
karena mengandung obat
keras
OBAT KERAS Harus dengan resep
dokter
NARKOTIKA Harus dengan resep
dokter dan
mengakibatkan
ketergantungan yang
kuat. Distribusinya
dikendalikan oleh
pemerintah
PSIKOTROPIKA Harus dengan resep dokter dan kadang
mengakibatkan ketergantungan
JAMU Khasiat yang dicantumkan merupakan
khasiat empiris di masyarakat, belum
sepenuhnya terstandar, dan belum
dilakukan uji praklinik dan klinik
OBAT HERBAL Khasiat yang dicantumkan sudah
TERSTANDAR dibuktikan dengan uji praklinik, sudah
terstandar dan sudah dilakukan uji
praklinik dan/atau uji klinik belum
lengkap
FITOFARMAKA Khasiat yang dicantumkan sudah
dibuktikan dengan uji praklinik dan
klinik, sudah terstandar dan sudah
dilakukan uji klinik dengan lengkap
(fase 1, fase 2 dan fase 3)
• Peringatan obat bebas terbatas :

 P no. 1 Awas! Obat Keras bacalah aturan pakai

 P no.2 Awas! Obat Keras hanya untuk kumur, jangan ditelan

 P no. 3 Awas! Obat Keras hanya untuk bagian luar badan

 P no. 4 Awas! Obat Keras hanya untuk dibakar

 P no. 5 Awas! Obat Keras tidak boleh ditelan

 P no. 5 Awas! Obat Keras obat wasir, jangan ditelan


UJI PRAKLINIK DAN UJI KLINIK
• Uji Praklinik
Pengujian awal yang di lakukan pada hewan uji, cth : mencit,
kelinci, tikus
• Uji klinik
Pengujian yang di lakukan setelah pengujian praklinik
dilaksanakan, dimana pada pengujian klinik diujikan pada manusia.
Dimana dalam pengujian Klinik terdapat 3 fase yaitu :
1. Fase 1
Pengujian pada orang sehat (sukarelawan) sebanyak 20-100 orang.
2. Fase 2
Pengujian pada pasien sakit sebanyak 100-200 orang, dengan
catatan pasien tidak ada komplikasi penyakit lain, cth kasus pada pasien
cancer
3. Fase 3
Pengujian efek samping obat sebanyak 500 orang, catatan harus ada
penyakit penyerta
4. Fase 4 (post market)
Pengawasan terhadap obat yang sudah di edarkan
OBAT HERBAL

Ada tiga golongan :


1. Jamu : berdasarkan pengalaman empiris,
turun temurun, cth :Tolak angin, antangin,
beras kencur.
2. Obat herbal terstandar : telah lulus uji
praklinis, cth : Diapet, lelap, kiranti
3. Obat Fitofarmaka : telah lulus uji klinis dan
praklinis, cth : Stimuno, tensigard.
LOGO OBAT HERBAL
BAHAN KIMIA OBAT

Jenis-jenis BKO yang sering dimasukkan dalam


sediaan jamu :
1. Sildenafil sitrat : obat kuat lelaki
2. Deksametason, fenil butason : nyeri sendi, pegal
linu.
3. Metampiron, antalgin, parasetamol, CTM : masuk
angin
4. Allopurinol : asam urat
5. Sibutramin HCL : pelangsing
TIGA GOLONGAN PELARUT

• Pelarut polar memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk


mengekstrak senyawa-senyawa yang polar dari tanaman. contoh
pelarut polar adalah: air, metanol, etanol, asam asetat.
• Pelarut semipolar memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah
dibandingkan dengan pelarut polar. Contoh pelarut ini adalah: aseton,
etil asetat, kloroform
• Pelarut nonpolar hampir sama sekali tidak polar. Senyawa ini baik
untuk mengekstrak berbagai jenis minyak. Contoh: heksana, eter

Catatan :
Kepolaran suatu pelarut didasarkan pada nilai konstanta dieletrik,
jika < 15 maka senyawa tersebut non polar dan jika > 15 maka senyawa
tersebut polar, contoh air 80, metanol 55, DMSO (dimetil sulfoksida)
43-47 bersifat apokrit.
UJI FITOKIMIA
Metabolit sekuder : Alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, fenol, steroid.
Metabolit Primer : Karbohidrat, Lipid, Protein
Identifikasi senyawa metabolit sekunder :
1. Alkaloid dengan pereaksi drangedorf : endapan coklat
alkaloid dengan pereaksi mayer : endapan gumpal putih atau warna kabut.
2. Flavonoid dengan pereaksi asam klorida pekat : terbentuk warna merah
3. Tanin dengan pereaksi besi III klorida : terbentuk warna hitam kehijauan
4. Saponin dengan air panas dikocok terbentuk busa atau buih putih menetap
selama kurang dari 10 menit
5. Steroid/triterpenoid dengan pereaksi liberman-bouchard(asam asetat
glasial-asam sulfat pekat) : bila terbentuk wama merah menunjukkan
senyawa steroid atau hijau menunjukkan senyawa triterpenoid.
Visualisasi bercak
• Langsung / mata telanjang
• Lampu UV 254 nm dan 366 nm
• Uap iodin/ amonia
• FeCl3 untuk zat Fenolik
• Reagen penyemprot (Flavonoid AlCl3 (warna
kuning)
• Penyemprotan H2SO4 Degradasi
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
Kromatografi lapisan tipis (KLT) adalah metode pemisahan
komponen menggunakan fase diam berupa plat dengan lapisan
bahan absorben inert. KLT sering digunakan untuk identifikasi
awal.
KLT dilapisi dengan adsorben seperti silika gel, alumunium
oksida (alumina maupun selulosa) adsorben sebagai fase diam.
Fase gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut eluen,
pemilihan eluan berdasarkan polaritas senyawa dan biasanya
merupakan campuran beberapa cairan yg berbeda.
Parameter pada KLT adalah nilai Rf (Faktor retensi)
Rf adalah jarak yang ditempu oleh komponen dibagi dengan jarak
yang ditempu oleh eluen. Rf yang bagus 0,2- 0,8
CARA PENGUJIAN MENGGUNAKAN KLT

A B C D

Rf ?

KETERANGAN :
A. Proses penotolan sampel ( komponen ) pada KLT E
B. Proses penjenuhan pelarut (eluen)
C. Proses elusi
D. Proses elusi terbentuknya spot-spot noda
E. Hasil proses elusi
CARA MENGHITUNG PERBANDINGAN PELARUT
(eluen)

•Rumus
  :
A = x BY

Keterangan :
A = Pelarut yang akan di ambil
X = Perbandingan pelarut yang akan di buat
Y = Jumlah keseluruhan perbandingan eluen
BY = Jumlah ml yang akan di buat
MACAM-MACAM METODE EKSTRAKSI

Ekstraksi adalah pemisahan suatu senyawa menggunakan pelarut tertentu.


Fraksinasi adalah pemisahan senyawa berdasarkan tingkat kelarutannya.

A. Ekstraksi Cara Dingin


Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang
dimaksud rusak karena pemanasanan (Termolabil). Jenis ekstraksi dingin
adalah maserasi dan perkolasi

B. Ekstraksi Cara Panas


Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya
panas secara otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan
cara dingin. Metodanya adalah refluks, ekstraksi dengan
alat soxhlet dan infusa.
1. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari,
prinsip reaksi difusi ( ) – osmosis ( )
2. Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang
sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator.
3. Refluks adalah satu metode sintesis senyawa anorganik. Prinsip dari metode refluks
adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan
didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut
akan tetap ada selama reaksi berlangsung.
4. Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu
5. Destilasi Uap Air Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air
ditempatkan dalam labu berbeda.
6. Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada
suhu 90ᵒC selama 15 menit.
7. Dekokta adalah suatu proses penyarian yang hampir sama dengan infus, perbedaannya
pada dekokta digunakan pemanasan selama 30 menit dihitung mulai suhu mencapai
90ᵒC.
8. Digestasi adalah proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan menggunakan
pemanasan pada suhu 30ᵒC – 40ᵒC
•  
NAMA LATIN TANAMAN
1. Zingiberis officinalle: jahe, kandungan senyawa kompleks seperti oleoresin (gingerol,
shogaol, paradol, zingireone dan lain-lain) serta minyak atsiri. Digunakan untuk
Mencegah dan mengobati masuk angin.
2. Curcumae xanthoriza: temu lawak, mengandung kandungan minyak asiri, curcumin,
glucosida, phellandrene, turmerol, myrcene,xanthorrihizol, Isofuranogermacreene, p-
tolyletycarbinol. Digunakan untuk Menambah Nafsu Makan 
3. Guazumae Folium : daun jati belanda, mengadung tanin, lendir, damar. Digunakan
untuk mencret dan pelangsing.
4. Ephedra equisetina : efedrin, mengandung alkaloid, efendrin digunakan untuk obat
asma, menekan stimulan.
5. Chincona sucirubra : kina, mengandung senyawa kina, kinin kuarsetin digunakan untuk
malaria.
6. Carica papaya: pepaya dengan kandungan papain. Digunakan untuk pelunak tekstur
daging
7. Androgafis paniculata : sambiloto mengandug senyawa marker spesifik andrografolid,
digunakan untuk antibakteri dan jamur.
8. Allium Sativum : bawang putih mengandung organosulfur, digunakan untuk tekanan
darah tinggi, meredakan rasa pening di kepala, menurunkan kolesterol,dan obat maag .
9. Averrhoa bilimbi :   belimbing, mengandungsaponin, tanin, glukosida,
kalsium oksalat, sulfur, asam format. Digunakan untuk menurunkan kadar
kolesterol.
10. Orthosipon folium : Kumis kucing, mengandung sinensetin, eupatorin,
skutellarein, tetrametil eter, salvigenin, rhamnazin; glikosida flavonol,
turunan asam kafeat. Digunakan untuk hipertensi dengan efek diuresis.
11. Sanchus arvensis : daun tempuyung, mengandung flavanoid (kaempferol,
luteolin-7-0 glukosida, dan apigenin-7-0-glukosida), taraksasterol, inositol,
kumarin (skepoletin), dan asam fenolat (sinamat, kumarat, dan vanilat).
Digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
12. Melaleuca leucadendran : kayu putih mengandung, terpineol tertinggi,
flavanoid (kaempferol, luteolin-7-0 glukosida, dan apigenin-7-0-glukosida),
taraksasterol, inositol, kumarin (skepoletin), dan asam fenolat (sinamat,
kumarat, dan vanilat). Digunakan untuk demam, flu, masuk angin, ngilu-
ngilu.
13. Ananas comosus : nanas, mengandung flavanoid (kaempferol, luteolin-7-0
glukosida, dan apigenin-7-0-glukosida), taraksasterol, inositol, kumarin
(skepoletin), dan asam fenolat (sinamat, kumarat, dan vanilat) bromolein
untuk pelunak daging.
TAHAPAN PEMBUTAN SIMPLISIA 

1. Pengumpulan bahan baku : Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara
lain tergantung pada : Bagian tanaman yang digunakan, Umur tanaman atau bagian tanaman
pada saat panen, Waktu panen, Lingkungan tempat tumbuh
2. Sortasi basah: sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-
bahan asing lainnya dari bahan simplisia
3. Pencucian : Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang   
melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih yang mengalir
4. Perajangan: Beberapa jenis bahna simplisia tertentu ada yang memerlukan proses
perajangan. Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan,
pengepakan dan penggilingan.
5. Pengeringan: Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah
rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu lama. Kadar air yang dapat diterima untuk
simplisia harus < 10%
6. Sortasi kering : tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing dan pengotor-pengotor
lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.
7. Pengepakan dan penyimpanan: Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena
faktor luar dan dalam, antara lain cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, dehidrasi, penyerapan
air, pengotoran, serangga dan kapang
CONTOH SOAL

1.Industri farmasi akan memproduksi sediaan tablet dari


kulit batang kina untuk antimalaria bagi pasien dewasa.
Proses pengeringan simplisia dilakukn untuk
mengurangi kadar air. Berapakah presentase yang
memenuhi parameter standar ekstrak…?
a.10% b.15% c.20% d.25% e.30%
2. Enzim apa dari tanaman nanas yang berfungsi
melunakkan daging ……?
a. papain b. bromelain c.mirosinase
d.Pektinase e.zingibain
3.Keputusan kepala BPOM RI, obat herbal dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan
empirik, uji praklinik dan uji klinik. Salah satu obat herbal Indonesia yang telah melalui fase
klinik adalah stimuno untuk sistem imun, termasuk obat herbal apakah obattersebut ?
a. Ekstrak obat terstandar
b. Jamu
c. Obat herbal terstandar
d. Obat tradisional
e. Obat fitofarmaka
4. Senyawa marker apa yang terdapat pada herbal sambiloto aadalah ?
f. Kurkumin
g. Naringenin
h. Piperin
i. Kuersetin
j. Andrografolid
5. Seorang asisten dalam suatu industri ingin melakukan
proses elusi suatu sampel ekstrak dengan
menggunakan perbandingan pelarut etanol : air : etil
asetat : heksan dengan perbandingan 3 : 2 : 0,5 : 1
dibuat sebanyak 10 ml, berapa banyak pelarut (ml)
yang di gunakan dari tiap perbandingan tersebut… ?
a. 4 ml : 3,1 ml : 0,3 ml : 1,5 ml
b. 4,6 ml : 3,1 ml : 0,8 ml : 1,5 ml
c. 3 ml : 2 ml : 0,8 ml : 1,5 ml
d. 5 ml : 3,1 ml : 0,5 ml : 1,5 ml
e. 3,6 ml : 2 ml : 0,8 ml : 3 ml
6. Isolat yang diperoleh dengan bobot 121 mg
dikristalisasi dengan pelarut n-heksan pemilihan
pelarut, diperoleh bobot setelah rekristalisasi yaitu
100,7 mg , berapa persen rendamen yang di dapatkan
?
7. Berat sampel 500 g
Berat wadah =150 g
Berat wadah + ekstrak = 301,22 g
Berapakah berat ekstrak yang di dapatkan dan %
rendamen?

Anda mungkin juga menyukai