LAB SKILL
SEMESTER GENAP
OLEH
SOAL 1
Setiap bulan RS Sehat membutuhkan amoksisilin sebanyak “x” obat dengan pembelian
setiap 1 minggu. Waktu tunggu pembelian obat tersebut adalah 1 hari sedangkan sisa stok di RS
hanya ada “y” obat. Safety stock obat :
1
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 = 𝑥𝑦 = 0,033𝑦
30
SOAL 2
Setiap bulan RS A membutuhkan amoksisilin sebanyak 6.000 obat dengan pembelian
setiap 1 minggu. Waktu tunggu pembelian obat tersebut adalah 1 hari sedangkan sisa stok di RS
hanya ada 500 obat. Harga amoksisilin adalah Rp 10.000/satuan. Anggaran yang harus
dikeluarkan untuk membeli obat adalah:
1
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 = × 6000 = 200
30
𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 − 𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 − 𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘
𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 = 6000 − 200 − 500 = 5.700
10.000
𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 = 5.700 × 𝑅𝑝 = 𝑅𝑝 57.000.000
𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
Dampak yang diakibatkan jika tidak menghitung safety stock adalah barang bisa
mengalami kekosongan stok (stock out) karena lead time yang tidak sesuai perkiraan,
peramalan yang tidak akurat, dan distributor yang tidak dapat mengirimkan obat sesuai
dengan permintaan atau kondisi obat yang rusak serta bias atau bisa juga mengalami
penumpukan (over stock) akibat perputaran stok tidak baik misalnya stok mati tidak berputar
lebih dari 3 bulan.
Lead time tidak bisa diabaikan dalam menghitung safety stock, karena jika lead time
diabaikan akan mengakibatkan kekosongan stock. Safety stock itu sendiri merupakan jumlah
produk yang dibutuhin saat lead time supaya tidak kehabisan stok.
SOAL 3
Total pembelian barang di Apotek X dalam bulan September 2019 adalah Rp850.000.000
(belum termasuk biaya angkut pembelian Rp50.000.000) dengan retur pembelian Rp10.000.000
dan potongan pembelian Rp50.000.000. Total pembelian bersih Apotek X adalah :
Pembelian bersih =
(Pembelian + Ongkos Angkut pembelian) – (Return Pembelian + Potongan Pembelian)
Pembelian Bersih = 850.000.000 + 50.000.000 – 10.000.000 – 50.000.000 = Rp840.000.000
SOAL 4
Diketahui Apotek Maju Farma memiliki data-data seperti dibawah ini. Nilai Harga
Pokok Penjualannya (HPP) adalah:
KETERANGAN TOTAL
Persediaan barang dagang awal 20 juta
Pembelian 50 juta
Beban angkut pembelian 1 juta
Return pembelian 5 juta
Potongan pembelian 2 juta
Persediaan barang dagang akhir 10 juta
HPP = Persediaan Barang – Persediaan Akhir
Persediaan Barang = Persediaan awal + Pembelian Bersih
Pembelian bersih =
(Pembelian + Ongkos Angkut pembelian) – (Return Pembelian + Potongan Pembelian)
HPP =
Persediaan Awal + (Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian) - (Return Pembelian + Potongan
Pembelian) – Persediaan Akhir
HPP = 20 juta + (50 juta + 1 juta) – (5 juta + 2 juta) – 10 juta
= 54 juta
Harga Pokok Penjualan (HPP) atau disebut juga Cost of Goods Sold tidak sama dengan
Harga Jual karena memiliki perhitungan yang berbeda. HPP itu lebih kepada seluruh biaya
langsung yang telah dikeluarkan saat memperoleh barang atau jasa yang dijual mencakupi biaya
bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overload. Tujuan dihitungnya HPP agar diketahui
besarnya biaya yang dikeluarkan dalam produksi dan jasa.
Untuk Biaya Plus Perhitungannya => Harga jual = biaya total + margin
SOAL 5
Dalam 1 bulan, Apotek A mencatatkan penjualan sebanyak Rp350.000.000. Apotek
tersebut juga mempunyai catatan retur penjualan dan potongan penjualan masing-masing sebesar
Rp15.000.000 dan Rp10.000.000. Total penjualan bersih Apotek A adalah:
Penjualan bersih = Penjualan – (Return Pembelian + Potongan Pembelian)
Penjualan Bersih = 350.000.000 – 15.000.000 – 10.000.000 = Rp325.000.000
SOAL 6
Dalam laporan laba rugi PBF Z terdapat beberapa catatan sebagai berikut:
KETERANGAN TOTAL HARGA
Penjualan Bersih Rp 700.000.000
Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp 250.000.000
Beban Usaha Rp 100.000.000
SOAL 7
Laba Usaha
𝑌 = 𝐴𝑥 − 𝐵𝑥 − 𝐶
𝐿𝑎𝑏𝑎 = 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐿𝑎𝑏𝑎 = Rp 40.000.000 − Rp 24.000.000 − Rp 7.500.000
𝐿𝑎𝑏𝑎 = Rp 8.500.000
BEP dalam unit
𝐶
𝐵𝐸𝑃 =
𝐴−𝐵
Biaya Tetap Total
𝐵𝐸𝑃 =
Harga Jual per Unit − Biaya Variabel per Satuan
𝑅𝑝 7.500.000
𝐵𝐸𝑃 = = 𝑅𝑝 3.750.000
Rp 5.000 − Rp 3.000