Anda di halaman 1dari 3

1.

Sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh apotek menurut Permenkes Nomor 14 Tahun 2021:
Sarana
• Ruang penerimaan resep
• Ruang pelayanan resep dan peracikan
• Ruang penyerahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP
• Ruang konseling
• Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP dan komiditi lainnya
• Ruang arsip
Prasarana
• Instalasi air bersih dan sanitasi
• Instalasi listrik
• Instalasi sirkulasi udara
• Sistem penerangan
• Sistem proteksi kebakaran
• Sistem komunikasi
• Papan nama apotek
• Papan nama praktik Apoteker

2. Status PTKP : TK/0


Status NPWP : Aktif
Tunjangan Pajak : Non Gross-Up
Masa Penghasilan : Januari s.d Desember
Gaji Per Bulan : Rp 8.000.000
Pengurang
Biaya Jabatan : 5% x Rp 8.000.000
: Rp 400.000
Perhitungan PPh Pasal 21 Tahun 2023
Penghasilan Bruto Setahun : Rp 96.000.000 (Rp 8.000.000 x 12 Bulan)
Biaya Jabatan Setahun : Rp 4.800.000 (Rp 400.000 x 12 Bulan)
Penghasilan Neto : Rp 91.200.000
PTKP (TK/0) : Rp 54.000.000
PKP Disetahunkan : Rp 37.200.000
Tarif PPh Pasal 21
5% x Rp 37.200.000 : Rp 1.860.000
PPh Pasal 21 Per Bulan : Rp 155.000
Jadi, kontribusi apoteker tersebut yang diberikan kepada negara setiap bulannya adalah Rp 155.000

3. Pembukuan merupakan kegiatan pendokumentasian transaksi mengikuti standar akuntasi yang


berlaku umum. Secara praktis, saat menerima penghasilan ataupun mengeluarkan biaya maka
harus dibuat jurnal akuntansinya. Pada akhir periode, jurnal tersebut akan diolah untuk
menghasilkan laporan keuangan berupa laporan laba rugi dan neraca keuangan. Jika Pencatatan
hanya berfokus pada aktivitas penerimaan penghasilan maka berbeda dengan Pembukuan yang
akan menjurnal semua jenis transaksi yang dilakukan.

4. Obat-obatan yang diserahkan oleh instalasi farmasi rumah sakit kepada pasien rawat inap
merupakan bagian dari jasa pelayanan kesehatan yang tidak termasuk dalam JKP, sehingga tidak
dikenakan PPN. Sedangkan obat-obatan yang diserahkan oleh instalasi farmasi rumah sakit
kepada pasien rawat jalan merupakan BKP, sehingga dikenakan PPN.

5. Langkah-langkah penyusunan laporan keuangan apotek :


a. Melakukan analisis transaksi keuangan apotek
b. Mencatat transaksi apotek
c. Membuat buku besar
d. Menyusun neraca saldo
e. Membuat neraca lajur
f. Menyusun laporan keungan apotek lengkap

6. Dokumen pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi (OP)


• Bukti Potong PPh Pasal 21 sebagai penerima penghasilan. Form A1 dari pemberi kerja non-
pegawai negeri atau pensiunannya, form A2 untuk Pegawai Negeri atau Pensiunannya
• Daftar harta dan kewajiban atau utang
• Laporan keuangan jika melakukan pekerjaan bebas
• Bukti Potong PPh Pasal 4 Ayat (2) jika ada penghasilan yang bersifat final
• Bukti potong PPh Pasal 23 sebagai kredit pajak (jika ada)
• Bukti Potong PPh 25 sebagai kredit pajak (jika ada)
• Bukti Pembayaran PPh Pasal 29 jika kurang bayar
• Bukti Lapor SPT / Bukti Penerimaan Elektronik

7. Aset adalah segala sesuatu yang memiliki nilai ekonomis dan dapat dimiliki oleh seseorang atau
badan usaha
Hutang adalah kewajiban yang harus dibayar oleh seseorang atau badan usaha kepada pihak
lain
Modal adalah adalah kekayaan bersih yang dimiliki oleh seseorang atau badan usaha
Persamaan dasar akuntansinya : Harta = Utang + Modal
Artinya, total harta yang dimiliki oleh seseorang atau badan usaha harus sama dengan jumlah
utang yang harus dibayar kepada pihak lain ditambah dengan modal yang dimiliki oleh seseorang
atau badan usaha tersebut.

8. Menghitung Break Even Point (BEP)


Rumusnya :
𝐹
BEP = 𝑉 Ket : F = Fixed Cost = Biaya Tetap
1−
𝑃
V = Variabel Cost = Biaya Variabel
P = Price = Penjualan
Diketahui
Biaya Tetap = Rp 27.936.000
Biaya Variabel = Rp 182.871.000
Jumlah Penjualan = Rp 246.321.000

Ditanya
Berapa Break Even Poin (BEP) Apotek Mulia Farma Tahun 2009
Jawab
Break Even Poin = Rp 27.936.000 / 1 - (Rp 182.871.000 / Rp 246.321.000)
= Rp 27.936.000 / 1 - 0,742
= Rp 27.936.000 / 0,258
= Rp 108.279.070
Pada Tahun 2009, Apotek Mulia Farma telah melewati BEP karena jumlah penjualan yang dibukukan
pada tahun 2009 sebesar Rp 246.321.000 lebih besar dari BEP tahun 2009 sebesar Rp 108.279.070

9. Diketahui
Jumlah Penjualan = Rp 245.000.000
Persediaan Awal = Rp 75.000.000
Pembelian = Rp 150.000.000
Persediaan Akhir = Rp 5.500.000

Ditanya
Laba Kotor Apotek Ben Saras

Jawab
Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
HPP = Persediaan Awal + Pembelian - Persediaan Akhir
= Rp 75.000.000 + Rp 150.000.000 - Rp 5.500.000
= Rp 219.500.000

Laba Kotor = Jumlah Penjualan - HPP


= Rp 245.000.000 - Rp 219.500.000
= Rp 25.500.000

10. Return on Investment (ROI)


Rumusnya : ROI = (Laba Bersih / Biaya Investasi) x 100%
Diketahui
Biaya Investasi = Rp 5.000.000.000
Jumlah Penjualan = Rp 6.500.000.000
Ditanya
Return On Investmen (ROI)
Jawab
Laba Bersih = Jumlah Penjualan - Biaya Investasi
= Rp 6.500.000.000 - Rp. 5.000.000.000
= Rp 1.500.000.000

ROI = (Laba Bersih / Biaya Investasi) * 100%


= (Rp 1.500.000.000 / Rp. 5.000.000.000) * 100%
= 0,3 * 100%
= 30%
Jadi, Return On Investmen (ROI) adalah sebesar 30%. Artinya, dari setiap Rp 100 yang diinvestasikan,
perusahaan akan mendapatkan laba bersih sebesar Rp 30.

Anda mungkin juga menyukai