Anda di halaman 1dari 33

NERACA KEUANGAN DAN

LAPORAN LABA RUGI

Apt. Erniza Pratiwi, M. Farm.


Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau
Why Finansial analisis diperlukan?

• Bagaimana likuiditas apotek??


Mampukah perusahaan/apotek untuk
menyelesaikan kewajiban jangka
pendeknya menggunakan aktiva lancar?
• Bagaimana kemampuan apotek untuk
membayar kewajiban yang segera jatuh
tempo
• Apakah dana yg disediakan sudah
digunakan dengan benar?
Likuiditas
→Kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Mampukah
memenuhi kewajiban / hutang yang segera harus
dibayar dengan harta lancarnnya.
Likuidasi
→Pembubaran perusahaan oleh likuidator dan
sekaligus pemberesan dengan cara melakukan
penjualan harta perusahaan, penagihan piutang,
pelunasan hutang dan penyelesaian sisa harta atau
hutang diantara para pemilik
Likuidator
→ Seseorang/badan yang diberikan kewenangan
untuk menyelesaikan segala urusan yang berkaitan
dengan pembubaran.
Why Finansial analisis diperlukan?

• Bagaimana solvabilitas apotek?


Mampukah perusahaan/apotek untuk
memenuhi segala kewajiban finansialnya
apabila perusahaan tersebut
dilikuidasikan, baik kewajiban jangka
pendek dan jangka panjang.
• Seberapa efisienkah aset apotek dikelola?
• Apakah apotek mendapat laba yg cukup?
Solvabilitas
→kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajibannya. Menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk melunasi seluruh hutang yang
ada dengan menggunakan seluruh aset yang
dimilikinya.
Piutang
→ Harta perusahaan yg timbul karena terjadinya
transaksi penjualan secara kredit atas barang dan
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Menurut M. Munandar
→Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada
pihak lain yg nantinya akan diminta pembayaran
bilamana telah sampai jatuh tempo.
Maksud dari Aktiva disini adalah :

• Aktiva : Segala sumber daya dalam bentuk


harta benda/hak yang dikuasai perusahaan.
• Aktiva lancar : aktiva yang mempunyai
masa manfaat kurang dari 1 tahun seperti
kas, surat-surat berharga, deposito jangka
pendek, piutang usaha, sediaan, persediaan
barang dagang, perlengkapan dan
pendapatan yang masih harus diterima.
Istilah-istilah dalam Keuangan:
• Neraca,
• Laba-rugi
• Aktiva
• Pasiva
• Fixed cost, variable cost
• Break even point, pay back period
• ROE, ROA
• CR (current ratio), QR (Quick ratio)
• Dll
Analisa Laporan Keuangan

1
• Test of Overall Performance

2
• Test Daya Laba (Test of Provitability)

3
• Test Liquiditas (Test of Liquidity)

4
• Rasio Solvabilitas ( Ratio of solvency )

5
• Test Efisiensi ( Test of efficiency )
Analisis Laporan Keuangan dibagi menjadi:

A. Test of Overall Performance


1. Perolehan atas modal sendiri (Return On Equity/ROE)
Rasio ini mengukur apakah dana yang diinvestasikan dalam
apotek oleh PSA/APA telah digunakan secara efektif.
ROE untuk apotek minimum 18%

2. Perolehan atas harta (Return On Assets/ROA)


Rasio ini mengukur apakah semua dana yang tersedia oleh
apotek baik hutang ataupun modal telah digunakan secara
efektif.
ROA untuk apotek minimum 12%
B. Test Daya Laba (Test of Provitability)
Menunjukkan kemampuan apotek dalam
menutup biaya yang dikeluarkan, yang akhirnya
akan meningkatkan laba apotek.
1. Presentase Laba Kotor (PLK)
Adalah pengukuran daya laba apotek sebelum
beban usaha diperhitungan. PLK seharusnya
berkisar antara 20% sampai 30%.
2. Presentase Pendapatan Bersih (PLB)
Pengukuran daya laba setelah memperhitungkan
beban usaha. PLB seharusnya berkisar antara 5%
sampai dengan 7,5%.
C. Test Liquiditas (Test of Liquidity)
Mengukur suatu bisnis dalam membayar hutang
lancarnya bila jatuh tempo.
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Membandingkan harta lancar sebuah apotek yang
memberikan uang tunai untuk membayar utang
lancarnya dengan hutang itu sendiri. CR sebaiknya
berkisar antara 2 - 3,8.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio Cepat sama dengan Rasio Lancar tapi RC
merupakan tes yang lebih keras terhadap liquiditas
apotek. Nilai QR sebaiknya berada diantara 1 dan 2.
3. Masa Perkiraan Utang (Account Payable Period)
Menunjukkan berapa lama waktu yang dibutuhkan
apotek untuk membayar pembelian kreditnya.
D. Rasio Solvabilitas ( Ratio of Solvency )
Menunjukkan apakah suatu usaha akan dapat
memenuhi pembayaran hutang jangka
panjangnya.
Nilai RS sebaiknya sebesar 80%, kecuali untuk
apotek yang baru berdiri bisa lebih tinggi (>100%).
E. Test Efisiensi ( Test of efficiency )
Seberapa efisienkah Apoteker menggunakan hartanya.

1. Masa Penagihan Perkiraan Piutang (MPPP)


(Account Receivable Collectio Period = ARCP)
Merupakan perkiraan jumlah hari rata-rata yang
diperlukan apotek untuk menagih perkiraan piutang.
MPP sebaiknya tidak lebih dari 1,5 kali syarat kredit
perusahaan, dimana syarat kredit perusahaan adalah 30
hari.

2. Perputaran Persediaan (PP) (Inventory Turn Over)


Mengukur berapa cepat persediaan obat dibeli, dijual,
dan digantikan.
Persediaan di apotek paling sedikit 4 kali pertahun, 12
kali perputaran masih dapat diterima.
Sistem manajemen harus dapat memprediksi efek-efek
perubahan dalam biaya, harga atau pendapatan atas
laba apoteker. Analisa yang dapat digunakan untuk
memprediksi hal tersebut diantaranya adalah Analisa
Break Even Point (ABEP) dan Pay Back Periode (PBP).

• Analisa Break Even Point (ABEP), digunakan untuk


mengetahui pada volume (jumlah) penjualan berapakah
apotek miliknya tidak mengalami keuntungan maupun
kerugian.
• Asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan dalam ABEP
adalah :
1. Data yang sahih dan dapat dipercaya mengenai biaya
dan pendapatan tersedia di apotek.
2. Hanya dikenal dua macam biaya, yakni:
✓ Biaya tetap (Fixed cost = F) yaitu biaya yang tetap
nilainya selama satu tahun periode akuntansi
walaupun jumlah penjualan berubah. Misalnya biaya
penyusutan, biaya gaji, biaya bunga pemeliharaan,
sewa, asuransi dan sebagainya.
✓ Biaya varibel (Varible cost = V) yaitu biaya yang
nilainya tidak akan tetap apabila dilihat biaya per unit
penjualannya. Misalnya HPP, biaya pengiriman, biaya
perbaikan, biaya iklan, piutang tak tertagih dan
lainnya.

3. Harga jual per unit adalah tetap, tidak tergantung banyak


sedikitnya yang dijual.
4. Apotek hanya menjual satu jenis produk.
Apabila lebih dari satu jenis produk, maka
produk-produk tersebut dianggap satu jenis
produk dengan kombinasi yang tetap.
5. Tidak ada barang persediaan (stok awal dan
stok akhir adalah 0), dianggap terjual semua.

6. Analisa Break Even diterapkan pada batas


maksimal dan minimal penjualan yang
terbatas.
PERMASALAHAN
Lakukanlah Analisa Keuangan, serta BE (Break Even) dan PBP
(Pay Back Periode) untuk Apotek Kenanga berdasarkan Neraca
dan Perhitungan Laba Ruginya seperti yang tercantum berikut :
APOTEK KENANGA
Neraca per 31 Desember 2020

Aktiva (Rp) % dari aktiva


Kas/Bank Rp 10.500.000 4,46
Piutang Rp 34.423.500 14,63
Persediaan Obat Rp 131.990.000 56,09
Peralatan (inventaris) apotek Rp 45.770.000 19,45
Inventaris kendaraan Rp 12.650.000 5,37
Rp 235.333.500 100

Kewajiban
Utang (Obat) Rp 87.915.000 37,36
Utang (Bank) Rp 36.295.000 15,42
Biaya yang masih harus dibayar Rp 13.047.500 5,54
Rp 137.257.500 58,32
Ekuitas (Modal Pemilik)
Pemilik Rp 50.000.000 21,25
Cadangan ekuitas Rp 48.076.000 20,43
Rp 98.076.000 41,68

Total Kewajiban + Ekuitas Rp 235.333.500 100


Perhitungan Laba Rugi APOTEK KENANGA
Untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2020
Penjualan Bersih (Rp) %Penjualan
Penjualan (kontan)………. Rp 635.422.500 70
Penjualan kredit…………. Rp 272.322.500 30
Total Penjualan Rp 907.745.000 100
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal…………. Rp 111.657.500
Pembelian bersih………... Rp 632.377.500 (+)
Persediaan akhir………… Rp 131.990.000 (-)
H.P.P Rp 612.045.000 67,42
Laba Kotor dari penjualan Rp 295.700.000 32,58
Beban Usaha:
Gaji (Apt, AA, JR)……… Rp 144.817.500
Biaya sewa kantor………. Rp 17.187.500
Biaya pemakaian suplai
kantor/apotek…………… Rp 7.150.000
Biaya Asuransi…………. Rp 9.290.000
Biaya Bunga……………. Rp 5.930.000
Biaya Pemeliharaan
gedung & peralatan…….. Rp 8.895.000
Biaya iklan……………... Rp 4.197.500
Biaya Pemasaran……….. Rp 15.245.000
Biaya Penyusutan……… Rp 7.822.500
Biaya pemakaian air,
listrik dan telepon……… Rp 2.712.500
Biaya serba-serbi………. Rp 27.390.000
Total Biaya Usaha Rp 250.637.500 27,61
Laba Bersih Rp 45.062.500 4,96
III. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
ANALISIS KEUANGAN APOTEK KENANGA

A. Test Overall Performance


1. Return of Equity (ROE)

ROE = Penghasilan bersih x 100%


modal pemilik

ROE = 45.062.000 x 100%


98.076.000
ROE = 45,95 %

Nilai ROE lebih besar dari 18% ini menunjukkan bahwa


dana yang diinvestasikan oleh PSA/APA dalam apotek
telah digunakan secara efektif.
2. Return on Assets (ROA)

ROA = laba bersih x 100%


total harta

ROA = 45.062.500 x 100%


235.333.500
ROA = 19,15%

Nilai ROA lebih dari 12% ini menunjukkan bahwa semua


dana yang tersedia oleh apoteker baik hutang maupun
modal telah digunakan secara efektif.
B. Test of Provitability
1. Persentase Laba Kotor (PLK)

PLK = penjualan - H.P.P x 100%


penjualan

= laba kotor penjualan x 100%


penjualan

= 295.700.000 x 100%
907.745.000
= 32,58%

Nilai PLK yang berada diantara 20%-30% menunjukkan


bahwa persentase penjualan yang terjadi belum dapat
menutup ongkos dan laba apotek.
2. Persentase Pendapatan Bersih (PLB)

PLB = laba bersih x 100%


penjualan

PLB = 45.062.500 x 100%


907.745.000
PLB = 4,96%

PLB harus berkisar antara 5 – 7,5 %.


Hal ini menunjukkan bahwa laba yang diperoleh
belum menutupi beban usaha.
C. Test of Liquidity
1. Rasio Lancar (Current Ratio)

CR = harta lancar
kewajiban lancar

= 176.913.500
137.257.500
= 1,29

CR yang lebih rendah dari 2 menunjukkan bahwa


apotek memiliki masalah dalam membayar hutang
lancar secara tepat waktu.
CR sebaiknya berkisar antara 2 - 3,8.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

QR = harta lancar – persediaan obat


kewajiban lancar

QR = 176.913.500 – 131.990.000
137.257.500
QR = 0,33

Nilai QR sebaiknya berada antara 1 dan 2.


Nilai QR yang lebih kecil dari 1 ini menunjukkan
bahwa apotek ini memiliki barang dagang yang dapat
segera dialihkan menjadi uang tunai dibandingkan
apotek lainnya.
Nilai QR sebaiknya berada diantara 1 dan 2
3. Masa Perkiraan Utang (Account Payable Period)

MPU = Perkiraan hutang


Pembelian per hari
ban lancar

MPU = 87.915.000 x 365 hari


632.377.500
MPU = 51 hariban lancar

Apotek membutuhkan waktu 51 hari untuk


membayar pembelian kreditnya.
D. Rasio Solvabilitas
RS = Total pinjaman x 100%
Modal pemilik
= KL + KP x 100%
M
KL = Kewajiban Lancar x 100%
M Modal pemilik
= 137.257.500 x 100%
98.076.000
= 140%
KP = nihil (tidak ada pinjaman jangka panjang)
M
Maka, RS = 140%

• Nilai RS yang lebih besar dari 80%, bahkan mencapai


lebih dari 100% menunjukkan sebagian besar modal
apotek ini berasal dari pinjaman bukan dari investasi
pemilik apotek.
E. Test of Efficiency

1. Masa Penagihan Perkiraan Piutang (MPPP)

MPPP = Piutang
Penjualan kredit bersih perhari

MPPP = 34.423.500 x 365 hari


272.322.500
MPPP = 46 hari

MPPP yang lama dari 45 hari (1,5 x 30 hari)


menunjukkan pengelolaan kredit yang buruk dan
apotek mempunyai banyak pelanggan yang tidak
membayar tepat waktu.
2. Perputaran Persediaan (PP)

PP = HPP
Persediaan rata-rata

PP = HPP
(persediaan awal + persediaan akhir)/2

PP = 612.045.000
(111.657.500 + 131.990.000)/2
= 5,0 kali

PP sebesar 5,0 kali menunjukkan bahwa terjadi


perputaran persediaan sebanyak 5 kali dalam setahun,
yang mana hal ini termasuk bagus.
PP di apotek paling sedikit 4 kali pertahun.
ANALISA BREAK EVEN APOTEK KENANGA

Fixed Cost (F) = gaji + biaya sewa kantor + biaya asuransi + biaya bunga +
biaya pemeliharaan gedung dan peralatan + biaya penyusutan

= Rp 144.817.500 + 17.187.500 + 9.290.000 + 5.930.000 +


8.895.0000 + 7.822.500
= Rp 193.942.500

Variable cost (V) = HPP + biaya pemakaian suplai kantor/apotek + biaya


iklan + biaya pemasaran + biaya pemakaian air, listrik, dan
telepon + biaya serba serbi

= Rp 612.045.000 + 7.150.000 + 4.197.500 + 15.245.000 +


2.712.500 + 27.390.000
= Rp 668.740.000
BE (Rp) = F BE : Break Even
(1-V/P) F : Fixed Cost
V : Variable Cost
P : Penjualan
BE (Rp) = 193.942.500
1-668.740.000/907.745.000)
= Rp 736.596.868,9/tahun
= Rp 61.383.072,41/bulan

BE (unit) = F
P-V

= 193.942.500
(907.745.000-668.740.000)
= 0,81 unit
= 81%
PAY BACK PERIODE APOTEK KENANGA

PBP = Total investasi


Laba bersih

= 235.333.500
45.062.500
= 5,22 tahun

Anda mungkin juga menyukai