Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FARMAKOEPIDEMIOLOGI

PERSPEKTIF FARMAKOEPIDEMIOLOGI PANDANGAN AKADEMIK

OLEH :
NAMA-NAMA KELOMPOK :
1. ANDREINA DEBORA DE ARAUJO
2. FERNANDA ORLANDA MENDONCA
3. KETRIN V. KONO
4. SENDY VIERA MAROMON
5. PASKARINA ELSA
KELAS : FARMASI B/IV
KELOMPOK : 4

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat-nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERSPEKTIF
FARMAKOEPIDEMIOLOGI PANDANGAN AKADEMIK” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah fitokimia .

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu , selaku dosen  Farmakoepidemiologi yang


telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun, akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sekian dan terimakasih.

Kupang, 24 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Farmakoepidemiologi dapat didefinisikan sebagai studi tentang penggunaan serta efek obat
yang telah diuji pada manusia. Farmakoepidemiologi muncul pada awal 1960 saat
kekhawatiran tetntang efek samping obat muncul padamasyarakat sehingga mendorong
terbentuknya metode dalam mempelajari keamaan terapi obat(Storm dan
Kimmel,2008).

Pada tahun 1960 FDA (Federal Drug Administration)mulai mengumpulkan laporan efek
samping obat, mengarah kepada pembentukan program pemantauan obat berbasis
rumah sakit. Sistem ini dikembangkan lebih lanjut, dan farmakoepidemiolgi diusulkan
menjad idisiplin ilmu baru yang mendukung sistem ini. Pada saat yang sama, di Eropa
farmasi klinis melakukan penelitian tentang penggunaan obat baru. Awalnya penelitian
penggunaan obat di fokuskan terhadap pemasaran,distribusi, resep dan penggunaan
obat dalam masyarakat dengan penekanan khusus pada dampak medis, sosial, dan
ekonomi yang dihasilkan. Selama bertahun-tahun database mengenai peresepan obat telah
berkembang. Hal ini mempengaruhi pengembangan farmakoepidemiologi. Selama 50
tahun terakhir penelitian telah dikembangkan dari penelitian deskriptif seperti menghitung
tablet yang digunakan hingga menilai efektivitas dan keamanan terapi obat dalam praktek
klinis. Farmasi klinis memiliki peranan penting dalam perkembangan di masa depan.
Pada abad ke-20 farmakoepidemiologi bergeser dari yang sepenuhnya berfokus terhadap
efek samping obat dan studi hubungan resiko, termasuk hasil klinis lain dan aspek
ekonomi kesehatan terhadap penggunaan narkoba, sehingga mengurangi
perbedaan antara farmakoepidemiologi dan penelitian penggunaan obat
(Wettermark, 2013)
Teknologi informatika telah memasuki dunia kesehatan dengan mengubah pengobatan
klinis, dimana perawatan pasien Teknologi informatika telah memasuki dunia kesehatan
dengan mengubah pengobatan klinis, dimana perawatan pasien dapat dilakukan dengan
kualitas yang lebih
baik, efisiensi dan biaya yang lebih murah. Teknologi mendorong terciptanya sistem
pharmacovigilanceuntuk mendeteksi keamanan. Pemerintah menuntut program
pengawasan yang mencakup rencana pengelolaan resiko yang komprehensif pada proses
pascapemasaran Undang-undang yang mengatur proses pengawasan di sebagian besar
negara, mengatur persyaratan bahwa harus ada pharmacovigilancepada awal obat tersebut di
luncurkan. Sementara spontaneous reportingtetap menjadi landasan
pharmacovigilancedalam peraturannya. Pharmacovigilance adalah cabang ilmu
farmakologi yang mempelajari tentang deteksi, penilaian, pemahaman dan
pencegahan efek saping dari obat (Lu, 2009).
Masa depan farmakoepidemiologi diharapkan membawa banyak peluang,
termasukpertumbuhan database, pengembangan metode dan peningkatan kerja sama
internasional. Pengenalan keputusan algoritma yang dibantu komputer disarankan untuk
mengurangi tingkat ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Ada beberapa tantangan
seperti keterbatasan jumlah profesional yang berkualitas, kesulitan menggunakan database
untuk tujuan penelitian (termasuk pembatasan karena kerahasiaan) dan kurangnya
tindakan yang tepat untuk menilai manfaat dari terapi obat dalam studi observasional
(Wettermark, 2013)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan farmakoepidemiologi ?
2. Bagaimana perspektif farmakoepidemiologi terhadap pandangan akademik?
3. Bagaimana melakukuan Tugas akademisi?
4. Apa-apa saja peran yang dilakukan akademisi?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui dan memahami dengan farmakoepidemiologi.
2. Mengetahui dan Memahami perspektif farmakoepidemiologi terhadap pandangan
akademik.
3. Mengetahui dan memahami terhadap tugas akademisi.
4. mengetahui dan memahami peran yang dilakukan akademisi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peranan Epidemiologi
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa
epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan
selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa
ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di
dalam konteks lingkungannya. Epidemiologi, mencakup juga studi tentang pola-pola
penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit
serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.
 Di dalam batasan epidemiologi, sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen, yakni

1. Mencakup semua penyakit


Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit
non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu
lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara
maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
2. Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari
penyakitpenyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada
distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.

3. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang
dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari
manusia dan total lingkungannya.

2.2 Pengertian Epidemiologi Ditinjau Dari Berbagai Aspek akademik secara akademik
 Aspek Akademik Secara Akademik Epidemiologi berarti Analisa data kesehatan,
sosial-ekonomi, dan trend yang terjadi untuk mengindentifikasi dan menginterpretasi
perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat
umum atau kelompok penduduk tertentu.
2.3. Kegunaan / Manfaat Epidemiologi
 Apabila Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan diperoleh
berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah sebagai berikut :3

1. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan. Epidemiologi membantu pekerjaan dalam


Perencanaan ( Planning ) dari pelayanan kesehatan, Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian
( Evaluation ) suatu upaya kesehatan. Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan
dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana
atau tidak (Pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak
(Penilaian).

2. Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan. Dengan diketahuinya penyebab


suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah – langkah penaggulangan selanjutnya,
baik yang bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan.

4. Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit. Salah satu masalah


kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit. Dengan menggunakan metode
Epidemiologi dapatlah diterangkan Riwayat Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit
(Natural History of Disease). Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat
penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan
tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit
sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat / peranan
Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah
melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit terutama
penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul dan
berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan perkembangan penyakit
tersebut. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Farmakoepidemiologi


 Farmakoepidemiologi dapat didefinisikan sebagai studi tentang penggunaan serta
efek obat yang telah diuji pada manusia. Farmakoepidemiologi muncul pada awal
1960 saat kekhawatiran tetntang efek samping obat muncul padamasyarakat
sehingga mendorong terbentuknya metode dalam mempelajari keamaan
terapi obat(Storm dan Kimmel,2008).

3.2 Perspektif farmakoepidemiologi terhadap pandangan akademisi


Tidak seperti pemerintahan atau industri, pihak akademisi memiliki
kemandirian dan otonomi padailmupengetahuan untuk meningkatkan pemahaman
ilmiah masyarakat terhadap kesehatan. Selain
memiliki peran dalam pendidikan dan pengembangan tenaga kerja,
akademisi memberikan kontribusi dalam pengembangan
penelitian. Akademisi berperan menjadi komite penasehat FDA. Saran yang
diberikanoleh akademisi berkontribusi pada kualitasbadan pengawas pengambil
keputusan dan kredibilitas untuk memberi ulasan produk. Akademisi dan komunitas
memberikan FDA dan industri jumlah data yang cukup banyak mengenai kemanan
obat.

3.3 Bagaimana melakukuan Tugas akademisi


 Melakukan riset dan memberikan pendidikan yang dapat meningkatkan penggunaan
obat secara optimal . dapat meningkatkan penggunaan obat secara optimal .

 Misi ini dicapai melalui beberapa aktivitas :


 Mengembangkan pengetahuan mengenai terapi dan Mengembangkan
pengetahuan mengenai terapi dan bagaimana menggunakannya dengan
tepat, bagaimana menggunakannya dengan tepat,
 menngatur menngatur resiko yaitu resiko yaitu dengan dengan cara cara
mengukur keuntungan mengukur keuntungan dan kerugian dari efek terapi
yang digunakan, dan kerugian dari efek terapi yang digunakan,
 meningkatkan praktek dengan cara mengatur strategi untuk meningkatkan
praktek dengan cara mengatur strategi untuk menjamin bahwa terapi yang
dilakukan merupakan terapi menjamin bahwa terapi yang dilakukan
merupakan terapi yang seharusnya dilakukan.
 menginformasikan pada pembuat kebijakan menginformasikan pada
pembuat kebijakan mengenai tujuan ilmu klinis, efeknya saat ini mengenai
tujuan ilmu klinis, efeknya saat ini.dan tujuan dari kebijakan.
 dengan membawa konsep dengan membawa konsep farmakoepidemiologi,
dan studi mengenai farmakoepidemiologi, dan studi mengenai terapetik
pada umumnya, dapat meningkatkan terapetik pada umumnya, dapat
meningkatkan.
 pelayanan kesehatan pada masyarakat.

3.3 Peran yang dilakukan akademisi


3.3.1 Meningkatkan pengetahuan
 Peningkatan pengetahuan merupakan Peningkatan pengetahuan merupakan langkah
awal untuk mengatasi kesenjangan langkah awal untuk mengatasi kesenjangan antara
pengetahuan dan praktik. antara pengetahuan dan praktik.
 Usaha yang dilakukan adalah memberikan Usaha yang dilakukan adalah memberikan
pelatihan kepada perawat, apoteker, dokter, pelatihan kepada perawat, apoteker,
dokter, dokter gigi dan sekolah kesehatan
3.3.2 Memperkuat farmakologi klinik
 Dengan memperkokoh famakologi klinik obat Dengan memperkokoh famakologi
klinik obat akan lebih aman dan banyak memberikan akan lebih aman dan banyak
memberikan manfaat, sehingga dampak buruk akibat manfaat, sehingga dampak
buruk akibatpenggunaan obat dapat dihindari.
Misal : perlu dilakukan adanya penelitian pengembangan suatu obat shg obat lebih aman
pengembangan suatu obat shg obat lebih aman dan banyak memberikan manfaat, sehingga
dan banyak memberikan manfaat, sehingga
resiko yang buruk dapat dihindari.
3.3.3 Membuat database
 Data empiris dari farmakoepidemiologi Data empiris dari farmakoepidemiologi
merupakan salah satu pedoman untuk merupakan salah satu pedoman untuk
memberikan terapi secara individual, memberikan terapi secara individual, membuat
suatu kebijakan.
 Data yang disimpan merupakan data yang sudah diolah dan dianalisis dengan tepat.

3.3.3 Meningkatkan praktik


 Setelah tenaga kesehatan melakukan Setelah tenaga kesehatan melakukan pelatihan,
maka diharapkan pelatihan, maka diharapkan meningkatkan meningkatkanpraktik
mereka. praktik mereka.
 Selain itu, Selain itu, mereka juga diharapkan dapat mereka juga diharapkan dapat
memahami dan menggunakan teknologi memahami dan menggunakan
teknologiuntuk kemajuan pelayanan di masa untuk kemajuan pelayanan di masa
depan depan.
BAB IV
PENUTUP

Dari Makalah ini dapat disimpulkan :

Anda mungkin juga menyukai