Anda di halaman 1dari 18

EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi berasal dari bahasa atau kata:

Yunani Epi = upon : pada atau tentang


Demos = people : penduduk Logia = knowledge : ilmu
Yang berarti : ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk

Dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi diartikan ilmu tentang DISTRIBUSI (penyebaran) dan
DETERMINANT (factor-faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk
pembuatan DEVELOPMENT (perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi
masalah kesehatan

1. Definisi
1) Wade Hampton Frost 1972
Adalah guru besar epidemiologi di School of Hygiene, mengatakan bahwa epidemiologi
adalah pengetahuan tentang fenomena massal (mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai
riwayat alamiah (natural history) penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu
penekanan perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang
mengenai massa (masyarakat).
2) Greenwood 1934
Professor di School of Hygiene and Tropical Medicine, London, mengemukakan batasan
epidemiologi yang lebih luas di mana dikatakan bahwa epidemiologi mempelajari tentang
penyakit dan segala macam kejadian penyakit yang mengenai kelompok (herd) penduduk.
Kelebihan pengertian ini adalah dengan adanya penekanan pada kelompok penduduk yang
memberikan arahan pada distribusi dan metode terkait.
3) Brian Mac Mahon 1970
Pakar Epidemiologi di Amerika Serikat yang bernama Thomas F. Pugh menulis
Epidemiology Princple and Methods menyatakan bahwa Epidemiology is the study of the
distributions and determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah studi tentang
penyebaran dan penyebab kejadian penyakit pada manusia terjadi distribusi semacam itu.
4) Definisi lama
Ilmu yang mempelajari penyebaran dan perluasan suatu penularan penyakit di dalam suatu
kelompok penduduk (masyarakat).
5) Omran (1974)
Suatu study mengenai terjadinya dan didistribusi keadaan kesehatan penyakit dan perubahan
pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok
penduduk masyarakat.

pg. 1
6) Hacmohan dan Pugh (1970)
Ilmu yang memperlajari penyebaran penyakit dan factor-faktor yang menentukan terjadinya
penyakit pada masyarakat.
7) WHO (Regional Commite Nacting ke-42 di Bandung
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan determinan peristiwa
kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa
sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah
tersebut.
8) Gary D. Friedman (1974)
Selanjutnya dalam bukunya Primer of Epidemiology menuliskan bahwa Epidemiology is the
study of disease occurance in human populations. Batasan ini lebih sederhana dan tampak
senapas dengan MacMahon.

2. Ruang lingkup epidemiologi


1) Epidemiologi penyakit menular
Sebagai bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit menular yang saat ini
hasilnya sudah tampak sekali.
2) Epidemiologi Penyakit tidak menular
Upaya untuk mencegah penyakit yang tak menular seperti: Cancer, penyakit sistemik, penyakit
akibat kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat termasuk penyakit akibat gangguan
industry.
3) Epidemiologi klinik
Bentuk yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang bertujuan untuk membekali para
klinisi atau dokter/para medis tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu
epidemiologi.
4) Epidemiologi kependudukan
Cabang epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam menganalisis
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang
mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi di dalam masyarakat. Memberikan
analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografi dalam hubungannya dengan
masalah kesehatan dalam masyarakat. Juga berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta
keluarga berencana. Juga digunakan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan dan menyusun
perencanaan yang baik.
5) Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari factor
penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut
pg. 2
secara menyeluruh dan terpadu. Bentuk pendekatan ini dapat digunakan oleh para perencana
pelayanan kesehatan, baik dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat
umum maupun sebagai sasaran yang khusus.

6) Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja


Occupational and environmental epidemiology merupakan salah satu bagian epidemiologi yang
mempelajari serta menganalis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan
pada lingkungan kerja baik yang bersifat fisik, kimia, biologis, maupun social budaya serta
kebiasaan hidup para pekerja. Kegunaannya adalah analisis tingkat kesehatan para pekerja serta
untuk menilai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja (PAK).
7) Epidemiologi kesehatan jiwa
Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat, baik mengenai
keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor yang
memperngaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
8) Epidemiologi gizi
Banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat, dimana masalah ini erat
hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan ini
bertujuan untuk menganalisis factor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi
masyarakat, baik yang bersifat biologis dan terutama yang berkaitan dengan masalah social.
Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan pendekatan khusus, mulai dari
mengidentifikasi sampai mengevaluasi keadaan kesehatan. Ruang lingkup epidemiologi dalam maslaah
kesehatan tersebut di atas dapat meliputi “6E” yakni:
a. Etiologi, berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam mengidentifikasi penyebab
penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Misalnya: etiologi dari malaria adalah parasit dan
plasmodium.
b. Efikasi (efficacy), berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapay diperoleh dari adanya
intervensi kesehatan. Efikasi dimaksudkan untuk melihat hasil atau efek suatu intervensi, misalnya
efikasi vaksinasi. Hal ini merupakan kemujaraban teoritis dari suatu obat yang dapat dilakukan
dengan melakukan uji klinik (clinical trial).
c. Efektivitas (effectiveness) adalah besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu tindakan
(pengobatan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan lainnya.
Efektivitas ini ditujukan untuk mengetahui efek intervensi atau pelayanan dalam berbagai kondisi
lapangan yang sebenarnya yang sangat berbeda-beda. Untuk pengobatan maka hal ini berkaitan
dengan kemujaraban praktis, kenyataan khasiat obat di klinik.
d. Efisiensi (efficiency) adalah sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh
berdasarkan besarnya biaya yang diberikan. Efisiensi ini ditujukan untuk mengetahui kegunaan dan

pg. 3
hasil yang diperoleh berdasarkan besarnya pengeluaran ekonomi/biaya yang dilakukan.
e. Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program
kesehatan masyarakat. Evaluasi melihat dan member nilai keberhasilan program seutuhnya.
f. Edukasi (education) adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan
masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit. Edukasi merupakan salah satu bentuk
intervensi andalan kesehatan masyarakat yang perlu diarahkan secara tepat oleh epdemiologi.

3. Macam epidemiologi
Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimana distribusi penyakit atau bagaimana berbagai
komponen menjadi factor penyebab penyakit tersebut. Untuk mengungkap dan menjawab masalah
tersebut, epidemiologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan epidemiologi dapat
dibagi dalam beberapa jenis.

1) Epidemiologi deskriptif
Epidemiologi deskriptif berkaitan dengan epidemiologi sebagai ilmu yang memperlajari tentang
distribusi (distribution) penyakit atau masalah kesehatan masyarakat.
Hasil pekerjaan epidemiologi deskriptif diharapkan mampu menjawab pertanyaan mengenai factor
who (siapa), where (dimana), dan when (kapan). Di sini epidemiologi merupakan langkah awal
untuk mengetahui adanya masalah kesehatan dengan menjelaskan siapa yang terkena dan di mana
serta kapan terjadinya masalah itu.
a) Siapa: merupakan pertanyaan tentang factor orang yang akan dijawab dengan mengemukakan
perihal mereka yang terkena masalah, bisa mengenai variabel umur, jenis kelamin, suku,
agama, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Factor-faktor ini biasa disebut sebagai variabel
epidemiologi atau demografi. Kelompok orang yang potensial atau punya peluang untuk
menderita sakit atau mendapatkan risiko, biasanya disebut population at risk (populasi
berisiko).
b) Di mana: pertanyaan ini mengenai factor tempat di mana masyarakat tinggal atau bekerja, atau
di mana saja di mana ada kemungkinan mereka menghadapi masalah kesehatan. Factor tempat
ini dapat berupa: kota (urban) dan desa (rural); pantai dan pegunungan; daerah pertanian,
industry, tempat bermukim atau kerja.
c) Kapan: kejadian penyakit berhubungan juga dengan waktu. Factor waktu ini dapat berupa jam,
hari, minggu, bulan, dan tahun; musim hujan dan musim kering.
2) Epidemiologi analitik
Epidemiologi analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk menganalisis factor penyebab
(determinant) masalah kesehatan. Di sini diharapkan epidemiologi mamapu menjawab pertanyaan
kenapa (why) atau apa penyebab terjadinya masalah itu. Misalnya: setelah ditemukan secara
deskriptif bahwa banyak perokok yang menderita
pg. 4
kanker paru, maka perlu dianalisis lebih lanjut apakah memang rokok itu merupakan factor
determinan/ penyebab terjadinya kanker paru.
3) Epidemiologi eksperimentasl
Salah satu hal yang perlu dlakukan sebagai pembuktian bahwa factor sebagai penyebab terjadinya
suatu luaran (output=penyakit), adalah diuji kebenarannya dengan percobaan (experiment).
Misalnya kalau rokok dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan eksperimen
jika rokok dikurangi maka kanker paru akan menurun, ataupun sebaliknya. Eksperimen
epidemiologi dapat juga dilakukan di laboratorium, tetapi disesuaikan dengan masalah komuniti
yang dihadapinya, sehingga ekperimen epidemiologi sewajarnya dilakukan di komuniti. Untuk itu,
mislanya, pembuktian peranan rokok terhadap kanker paru dilakukan dengan melakukan intervensi
pengurangan rokok dalam kehidupan masyarakat dan melihat apakah memang terjadi penurunan
kanker paru. Peraturan pelarangan merokok ditandai menurunnya jumlah perokok dan diikuti
dengan menurunnya kanker paru akan membuktikan bahwa rokoklah yang menjadi penyebab
kanker paru.
Bentuk ekperimental lain yang sering dilakukan adalah berkaitan dengan pengaruh intervensi
penyuluhan terhadap perubahan pengetahuan tentang suatu masalah.misalnya, dilakukan
penyuluhan tentang HIV/AIDS dan dilihat apakah intervensi ini sebagai komponen eksperimen
yang menyebabkan meningkatnya pengetahuan subjek penelitian.
Ketiga jenis epidemiologi ini tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, saling berkaitan dan
mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman pendekatan epidemiologi yang
dihadapi. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengungkapan dan pemecahan masalah
epidemiologi dimulai dengan epidemiologi dekriptif, lalu diperdalam dengan epidemiologi analitik
dan disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimen.

4. Kegunaan epidemiologi
Bagi seorang tenaga kesehatan, khususnya bidan, yang akan diterjunkan ke masyarakat hendaknya
memahami tujuan dan manfaat ilmu epidemiologi bagi kesehatan masyarakat, khusunya ibu dan anak.
Tujuan dan manfaat tersebut antara lain diuraikan di bawah ini.
1) Mempelajari riwayat alamiah penyakit
2) Menentukan masalah komunitas
3) Melihat risiko dan pengaruhnya
4) Menilai dan meneliti
5) Menyempurnakan gambaran penyakit
6) Identifikasi sindrom
7) Menentukan penyebab dan sumber penyebab

pg. 5
5. Prinsip-prinsip epidemiologi
 Mempelajari sekelompok manusia/masyarakat untuk mengalami masalah kesehatan.
 Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada sekelompok manusia yang
dinyatakan dengan angka frekuensi mutlak dan rasio.
 Menunjukkan kepada banyaknya masalah-masalah kesehatan yang diperinci menurut keadaan-keadaan
tertentu, diantaranya keadaan waktu, tempat, orang yang mengalami masalah kesehatan.
 Merupakan rangkaian kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji masalah-masalah kesehatan
sehingga diperoleh kejelasan dari masalah tersebut.

6. Prosedur kerja epidemiologi


 Tentukan adanya suatu wabah
 Gambarkan cirri-ciri wabah
 Rumuskan hipotesa
 Tes hipotesa
 Sarankan dan tetapkan tindakan penanggulangan
 Siapkan dan sebarkan laporan epidemic
 Nilai prosedur penyelidikan

7. Ukuran-ukuran epidemiologi
Ada tiga macam ukuran yang digunakan dalam epidemiologi, yaitu:
a. Ukuran frekuensi penyakit: mengukur kejadian penyakit, cacat, atau kematian pada populasi. Ukuran
ini merupakan dasar dari epidemiologi deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati diukur
menggunakan prevalens dan insidens.
b. Ukuran dari akibat pemaparan: Mengukur keeratan hubungan statistic antara factor tertentu dan
kejadian penyakit yang diduga merupakan akibat pemaparan tersebut. Hubungan antara pemaparan dan
akibat diukur menggunakan relative risk atau odds ratio.
c. Ukuran dari potensi dampak: Menggambarkan kontribusi dari factor yang diteliti terhadap kejadian
suatu penyakit dalam populasi tertentu. Ukuran yang digunakan dalam attributable risk percent dan
population attributable risk. Ukuran ini berguna untuk meramalkan efficacy atau effectiveness suatu
pengobatan dan strategi intervensi pada populasi tertentu.
Sebelum membahas ukuran frekuensi penyakit sebaiknya dipahami terlebih dahulu ukuran dasar dari
epidemiologi. Ada 2 komponen ukuran dasar yaitu:
a. Pembilang (nominator) X: frekuensi atau jumlah kasus yang diamati (subjek pengamatan yang
mengalami kejadian atau akibat yang tidak diinginkan).
b. Penyebut (denominator) Y: jumlah populasi yang berisiko, yaitu sekelompok individu yang mempunyai
pg. 6
peluang untuk mengalami kasus yang diamati.

Ukuran Dasar Epidemiologi


Untuk mengukur frekuensi kejadian penyakit pada suatu populasi digunakan salah satu dari tiga bentuk
pecahan, yaitu proporsi, rasio, dan rate.
a. Proporsi
Distribusi proporsi adalah suatu persen (yakni, proporsi dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam
kelompok data yang mengenai masing- masing kategori (atau subsekelompok) dari kelompok itu.
Rumus yang dipakai dalam menghitung proporsi adalah:
mana: x = Banyaknya peristiwa atau orang, dan lain-lain, yang terjadi dalam kategori tertentu atau
subkelompok dari kelompok yang lebih besar.
y = Jumlah peristiwa atau orang, dan lain-lain, yang terjadi dalam semua kategori dari kelompok data tersebut.
k = Selalu sama dengan 100

Proporsi umumnya dipakai dalam keadaan di mana tidak mungkin menghitung angka insidensi; Karen aitu
proporsi bukan suatu rate dan dia tidak dapat menunjukkan perkiraan peluang keterpaparan atau
infeksi, kecuali jika banyaknya orang di mana peristiwa dapat terjadi adalah sama pada setiap
subkelompok. Tetapi biasanya hal ini tidak terjadi.
Karena x dan y berada pada tempay yang sama, berbagai persen dalam kelompok data yang ada dapat dan
seharusnya saling ditambahkan bersama semua kategori data, dan jumlah harus menjadi 100%,
sedangkan angka (rate) kalau dijumlahkan tidaklah demikian.
Interpretasi dari proporsi adalah: dari jumlah frekuensi di mana suatu jenis peristiwa tertentu terjadi, kejadiannya
dinyatakan dalam persen dari berbagai subkelompok utama.

a. Rasio
Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi nisbi kejadian suatu peristiwa terhadap peristiwa lainnya.
Misalnya, jumlah anak sekolah kelas 6 yang telah diimunisasi dibandingkan dengan jumlah anak
sekolah kelas 6 yang tidak diimunisasi pada sekolah tertentu.

Rumus rasio adalah:


Di mana : x = Banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu
y = Banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu, tetapi dalam hal
berbeda atributnya dengan anggota x.
k=1

Karena k = 1, rumus rasio dapat disederhanakan menjadi: Rasio = x/y = x:y

Populasi dab masa jedah (atau titik waktu) dari data yang dipakai haruslah tertentu/khusus, persis untuk

pg. 7
angka/rate. Rasio dapat dihitung untuk angka hanya sebagai banyaknya peristiwa.
Umumnya nilai x dan y dibagi oleh nilai x maupun nilai y sehingga salah satu nomor dalam ratio
menjadi sama dengan 1,0. Misalnya, jika suatu kelompok 20 orang menderita penyakit tertentu dan 2
mati karenanya maka rasio terhadap kematian lebih tepat dinyatakan bukan 20:2, tetapi angka ini dibagi
2 menjadi 10:1 (10 kasus:1 mati. Interpretasinya adalah bahwa pada episode ini dalam 10 kasus ada 1
orang yang mati (atau 10 kali banyaknya kasus dari kematian).
b. Rate
Rumus untuk ketiga ukuran di atas sebenarnya mempunyai bentuk dasar yang sama:
Rate (atau rasio atau proporsi) = ((X/Y) x k ;
Yang biasa dibaca: X kali k dibagi Y; atau X bayi Y kali k.
Perbedaan perhitungan antara ukuran ini terletak dalam penetapan X dan Y nilai yang diberikan pada k.
Nilai rate mengukur kemungkinan kejadian dalam populasi terhdap beberapa peristiwa tertentu
misalnya kasus atau mati karena penyakit infeksi. Dalam contoh angka, rumusnya menjawab
pertanyaan: Jika sejumlah X kasus penyakit (atau kematian) terjadi dlaam populasi yang besarnya Y,
berapa banyak yang diharapkan terjadi dalam populasi yang besarnya k? pertanyaan ini dapat juga
dinyatakan sebagai berikut:
- ---------------------------------------

Hitungan selanjutnya memperoleh: Angka = X/Y x k


Dengan mengetahui angka frekuensi kejadian dari peristiwa yang dinyatakan dengan X dalam suatu
populasi yang berukuran “baku”, frekuensi nisbi (relative) yang terjadi terhadap peristiwa yang sedang
diteliti dapat dibandingkan secara logis di antara berbagai populasi, dan factor yang menunjang
perbedaan pengamatan yang terjadi dapat dicari.

Table: Berbagai Nilai Rate yang Sering Dipakai sebagai Indikator Kesehatan
Nilai k (satuan
Hitungan Rate
factor populasi)
I. Angka Kematian Umum
1. Angka kematian kasar 100.000
2. Angka kematian kausa-khusus100.000
3. Angka kematian umum khusus100.000
4. Angka kematian proporsional
5. Angka fatalitas kasus % kematian per
100 kasus
6. Angka survival % hidup per 100

pg. 8
Kasus
Angka Morbiditas
100.000
Insidensi
100.000
Point prevalence
Angka Maternas dan Bayi
100.000 kelahiran hidup
Maternal Mortality Rate
1000 kelahiran hidup
1000 kelahiran hidup
Angka Kematian Bayi
1000 kelahiran hidup &
kematian fetus
Angka Kematian Neonatal
1000 lahir hidup dan
kematian
Fetal Death Rate
fetus >= 28
minggu.

Perinatal Mortality Rate

8. Istilah dalam epidemiologi

Agen Suatu kesatuan biologi, fisik dan kimiawi yang


menyebabkan penyakit
Antibodi Suatu globulin yang terdapat dalam cairan jaringan dan serum darah,
diproduksi sebagai reaksi atas rangsangan suatu antigen spesifik dan
mempunyai kemampuan untuk bergabung dengan antigen tersebut
untuk menetralisir atau memusnahkannya.

Antigen Bagian atau produk dari suatu agen biologi yang


mampu merangsang formasi antibody spesifik
Antigenisitas Kemampuan agen untuk memproduksi reaksi
imunologis sistemik atau local dalam diri seorang penjamu.

pg. 9
Endemic Keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit tertentu secara terus menerus
tetap ada pada populasi
manusia dalam suatu area geografis tertentu

Epidemic Timbulnya kasus secara mendadak pada sekelompok manusia pada suatu area
geografis tertentu yang yang mempunyai efek perubahan nyata atau mengganggu
ketenteraman masyarakat yang jumlahnya melebihi
insidensi normal penyakit tersebut.

Pandemic Epidemic yang luas, mengenai beberapa Negara atau


kontinen.
Sporadic Jarang terjadi, terjadi sekali-sekali, tidak tersebar luas.
Patogenitas Kemampuan untuk menimbulkan perubahan patologis
atau menimbulkan penyakit.
Virulensi Derajat patogenitas suatu mikroorganisme, diukur
dengan derajat kecepatan menimbulkan penyakit atau fatalitas.

Infektivitas Daya kuman menyebabkan infeksi


Vector Organism yang tidak menyebabkan penyakit tapi
menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang
lain.
Reservoir Setiap orang, binatang, serangga, tanaman, tanah atau zat lain di mana agen
infektif biasanya hidup dan berkembang biak. Agen menular tergantung pada
reservoir untuk kelangsungan hidupnya.

Insidensi Kasus baru yang muncul dari suatu populasi penduduk


tertentu
Prevalensi Seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi pada sekelompok orang.
Prevalensi dihitung dengan membagi jumlah orang yang memiliki penyakit atau
kondisi dengan jumlah total orang dalam kelompok.

pg. 10
Perencanaan Kesehatan
 

Perencanaan  atau planning adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut apa yang akan
dilakukan di masa mendatang, kapan, bagaimana dan siapa yang akan melakukannya.

Perencanaan menurut para ahli:


Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari berbagai kemungkinan yang
tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan (Billy E. GoetZ).

Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyususnan konsep serta kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik (Le
Breton)

Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling
penting yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Maloch dan Deacon)

Perencanaan adalah proses menetapkan berbagai hambatan yang diperkirakan ada dalam menjalankan
suatu program guna dipakai sebagai pedoman dalam suatu organisasi (Ansoff dan Brendenbrg)

Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan
diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan itu memungkinkan para pengambil
keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya
guna. 

Perencanaan merupakan suatu fungsi penganalisaan tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu
menjadi urutan tindakan yang sistematis. Perencanaan merupakan suatu organisasi adalah suatu
proses yang berkesinambungan, tidak akan pernah berhenti, karena organisasi akan terus
menghasilkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh unit-unit pelaksanaan. 

Dari batasan-batasan yang telah ada dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perencanaan adalah suatu
kegiatan atau proses penganalisaan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan ini dapat
ditarik kesimpulan-kesimpulan antara lain :
1. Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik.
2. Perencanaan pada hakekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan  dilaksanakan untuk
mencapai tujuan dan misi organisasi.
3. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih
baik.
Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang
menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu program atau kegiatan yang akan
dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses perencanaan adalah “rencana” (plan). 
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang
berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta
dan bukan berdasarkan emosi atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data
untuk menunjang perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan proses pemilihan alternative
tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk
mengerjakan sesuatu di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa yang
akan datang. Salah satu tugas manajer yang terpenting di bidang perencanaan adalah menetapkan
tujuan jangka panjang dan pendek organisasi berdasarkan analisis situasi di luar (eksternal) dan di
dalam (internal) organisasi. 

Fungsi Perencanaan

pg. 11
Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen. Fungsi ini akan menentukan fungsi –
fungsi manajemen selanjutnya. Perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen. Tanpa
perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan
manajerial terdiri dari perumusan strategi dan penerapan strategi. Dalam perumusan strategi, manajer
kesehatan harus memiliki kemampuan ketrampilan konseptual, dan pada penerapan strategi, manajer
kesehatan harus memiliki ketrampilan teknis.

Fungsi perencanaan dapat dilihat dari 4 aspek utama:


1. Kontribusi pada tujuan
2. Keutamaan perencanaan
3. Penembusan rencana
4. Efisiensi perencanaan
 Kontribusi Pada Tujuan
Tujuan semua perencanaan adalah memfasilitasi perusahaan dalam mencapai semua tujuannya.
Merupakan prinsip utama dalam mencapai tujuan bersama perusahaan.
 Keutamaan Perencanaan
Perencanaan adalah perintah yang berfungsi untuk melakukan eksekusi berjalannya fungsi
manajemen.
Walaupun perencanaan juga bersifat aksi, tapi juga bisa menunjang tujuan bersama perusahaan.
Selain itu perencanaan harus dibuat sebelum fungsi manajemen yang lain. Tentu saja semua
fungsi harus juga direncanakan agar berjalan secara efektif.

Perencanaan dan pengawasan tidak bisa dipisahkan. Kegiatan yang tidak direncanakan tidak dapat
direncanakan, kontrol mengikuti jalur – jalur yang ada pada perncanaan.

 Penembusan Rencana
Perencanaan merupakan fungsi dari manajer, meskipun karakter dan pelaksanaannya dari
perencanaan bermacam – macam tergantung dengan otoritas dan kebijakan alami serta dibatasi
oleh kekuatan. Hal tersebut secara virtual tidak mungkin untuk membatasi dari lingkupan pilihan
perencanaan.
Pengenalan terhadap penembusan perencaaan melangkah jauh dalam mengklarifikasi pada bagian
dari sejumlah siswa yang mempelajari ilmu manajemen menuju pembedaan antara pembuatan
kebijakan (penyiapan penuntun untuk berfikir dalam membuat keputusan) dan pekerja
administrasi, atau antara manajer dan pekerja administrasi atau pengawas. dikarenakan delegasi
autoritas atau posisinya dalam organisasi, mungkin membutuhkan lebih banyak perencanaan atau
perencanaan yang lebih penting dibandingkan yang lain, atau perencanaannya mungkin lebih
mendasar dan lebih aplikatif pada porsi yang luas terhadap perusahaan / swasta dibanding
terhadap yang lain. Bagaimanapun juga, semua rencana manajer – dari presiden hingga pengawas
-. dibatasi oleh prosedur – prosedur garis pandu yang jelas dan tegas.
 Effisiensi dari Rencana
Efisiensi terhadap rencana diukur menurut kontribusi sejumlah rencana terhadap beberapa tujuan
dan obyektivitas sebagai hasil dari pengeluaran biaya dan kosekuensi lain yang diperlukan untuk
merumuskan dan menjalankannya. Konsep efisiensi ini mempunyai implikasi terhadap rasio
normal daripada pemasukan dan pengeluaran.

Manfaat Perencanaan
Manfaat perencanaan bagi organisasi kesehatan adalah manajer dan staf organisasi kesehatan tersebut
dapat mengetahui :
1. Tujuan yang ingin di capai organisasi dan cara mencapainya
2. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan.
3. Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan.
4. Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
5. Aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan dapat dilaksanakan secara teratur.
6. Menghilangkan aktivitas yang tidak produktif.
7. Mengukur hasil kegiatan.
8. Sebagai dasar pelaksanaan fungsi manajemen lainnya.

pg. 12
Istilah Yang Identik Dengan Perencanaan
1. Peramalan
Peramalan (Forcasting) adalah suatu upaya mendga apa yang akan terjadi pada masa depan, yang
juga merupakan ciri perencanaan. Tetapi peramalan bukan perencanaan, karena pada peramalan
tidak ditemukan adanya unsur-unsur yang bersifat pasti dan karena itu dapat diperhitungkan.

2. Penyelesaian Masalah        
Penyelesaian masalah (problem solving) adalah suatu upaya menghilangkan hambatan atau
masalah, yang juga merupakan ciri perencanaan. Tetapi penyelesaian masalah bukan
perencanaan, karena pada penyelesaian masalah tidak terkandung uraian yang lengkap tentang
bagaimana melaksanakan berbagai kegiatan.

3. Penyusunan program (programming)


Penyusunan program adalah satu upaya menysusn rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan,
yang juga merupakan ciri perencanaan.

4. Penyusunan Rancangan
Penyususnan rancangan (designing) adalah suatu upaya menghasilkan pedoman (bagan) kerja,
yang juga merupakan ciri perencanaan. Tetapi penyusunan rancangan bukan perencanaan, karena
hasil akhir perencanaan tidak terbatas hanya pada penyusunan pedoman (bagan) kerja saja.

Aspek Perencanaan
Ada 3 aspek pokok yang di perhatikan dalam perencanaan :
1. Hasil dari pekerjaan perencanaan.
Hasil perencanaan disebut plan, berbeda antara satu perencanaan kegiatan dengan perencana
kegiatan yang lain Ex : rencana kesehatan atau rencana pendidikan.

2. Perangkat pelaksanaan
Perangkat pelaksanaan (Mechanic of planning) adalah suatu organisasi yang ditugaskan/yang
bertanggung jawabmenyelenggarakan pekerjaan pelaksanaan.

3. Proses perencanaan
Proses perencanaan (process of planning) adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan pada
pekerjaan perencanaan

Ciri-Ciri Perencanaan
1. Bagian dari sistem administrasi
2. Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan.
3. Berorentasi pada masa depan.
4. Mampu menyelesaikan masalh.
5. Mempunyai tujuan
6. Bersifat mampu kelola.

Unsur – Unsur Perencanaan


Menurut Manullang (2009:41), rencana yang baik pada umumnya memuat enam unsur yaitu  what,
why, where, when, who, how. Selanjutnya menurut Hasibuan (2008 : 112), pertanyaan-pertanyaan ini
harus dijawab secara ilmiah, artinya atas hasil analisis data, informasi, dan fakta, supaya rencana yang
dibuat itu relatif baik, pelaksanaannya mudah dan tujuan yang diinginkan akan tercapai. Pertanyaan
itu secara rinci berupa:
1. What (apa)
Apa yang akan dicapai, tindakan apa yang harus dikerjakan untuk mencapai sasaran, sarana dan
prasarana apa yang diperlukan, harus ada penjelasan dan rinciannya
2. Why (mengapa)
Mengapa itu menjadi sasaran, mengapa ia harus dilakukan dengan memberikan penjelasan,
mengapa ia harus dikerjakan dan mengapa tujuan itu harus dicapai.
3. Where (di mana)

pg. 13
Di mana tempat setiap kegiatan harus dikerjakan. Perlu dijelaskan dan diberikan alasan-alasannya
berdasarkan pertimbangan ekonomis.
4. When (kapan)
Kapan rencana akan dilakukan. Penjelasan waktu dimulainya pekerjaan baik untuk tiap-tiap
bagian maupun untuk seluruh pekerjaan harus ditetapkan standar waktu untuk memilih pekerjaan-
pekerjaan itu. Alasan-alasan memilih waktu itu harus diberikan sejelas- jelasnya.
5. Who (siapa)
Siapa yang akan melakukannya, jadi pemilihan dan penempatan karyawan, menetapkan
persyaratan dan jumlah karyawan yang akan melakukan pekerjaan, luasnya wewenang dari
masing-masing pekerja.
6. How (bagaimana)
Bagaimana mengerjakannya, perlu diberi penjelasan mengenai teknik-teknik pengerjaannya.

J.S. Tjeng Bing Tie (1964) dalam buku Dasar-dasar Manajemen yang ditulis M. Manulung
berpendapat bahwa perencanaan mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Tujuan Organisasi
Menjelaskan rencana apa yang menjadi tujuan, tujuan tersebut dapat bersifat materiil untuk
mencari keuntungan sebesar-besarnya, maupun bersifat moral dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintah diantaranya dalam melayani masyarakat.

2. Politik Organisasi
Merupakan peraturan atau pedoman yang digariskan bagi tindakan organisasi untuk mencapai
tujuan dengan hasil baik.

3. Prosedur
Memuat prosedur, yakni urutan pelaksanaan yang harus dilakukan dalam melakukan tindakan.

4. Anggaran Belanja
Yaitu ikhtisar dari hasil-hasil yang diharapkan tercapai dan pengeluaran yang diperlukan untuk
mencapai hasil tersebut, yang dinyatakan dalam angka.

5. Program – Kegiatan
Merupakan rangkaian tindakan untuk waktu yang akan datang.

Suatu perencanaan yang komprehensif harus memperhatikan unsur – unsur penting sebagai berikut :
1. Visi dan misi.
2. Permasalahan, penyebab dan prioritasnya.
3. Tujuan rencana pemecahan masalah.
4. Kebijakan kesehatan.
5. Rencana usulan kegiatan.
6. Rencana pelaksanaan kegiatan dan perkiraan hambatan.

Jenis-Jenis Perencanaan Kesehatan


Perencanaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain :
1. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana :
2. Rencana jangka panjang (long term planning), yang berlaku antara 10-25 tahun.
3. Rencana jangka menengah (medium range planning), yang berlaku antara 5-7 tahun.
4. Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya hanya berlaku untuk 1 tahun.
5. Dilihat dari tingkatannya :
6. Rencana induk (masterplan), lebih menitikberatkan uraian kebijakan  organisasi. Rencana ini
mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas.
7. Rencana operasional (operational planning), lebih menitikberatkan pada pedoman atau
petunjuk dalam melaksanakan suatu program.
8. Rencana harian (day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat rutin.
9. Ditinjau dari ruang lingkupnya :
10. Rencana strategis (strategic planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka
panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana ini sulit untuk diubah.

pg. 14
11. Rencana taktis (tactical planning) ialah rencana yang berisi uraian yang  bersifat jangka
pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah.
12. Rencana menyeluruh (comprehensive planning) ialah rencana yang  mengandung uraian
secara menyeluruh dan lengkap.
13. Rencana terintegrasi (integrated planning) ialah rencana yang mengandung uraian yang
menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain diluar kesehatan.
Meskipun ada berbagai jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas namun
prakteknya sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut. Misalnya berdasarkan
tingkatannya suatu rencana termasuk rencana induk tetapi juga merupakan rencana strategis
berdasarkan ruang lingkupnya dan rencana jangka panjang berdasarkan jangka waktunya.

Proses Perencanaan
Perencanaan dalam suatu organisasi adalah suatu proses, dimulai dari identifikasi masalah, penentuan
prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah, implementasi (pelaksanaan pemecahan masalah)
dan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut akan muncul masalah-masalah baru kemudian dari masalah-
masalah tersebut dipilih prioritas masalah dan selanjutnya kembali ke siklus semula.

Di bidang kesehatan khususnya, proses perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan
pemecahan masalah (problem solving). Secara terinci, langkah-langkah perencanaan kesehatan adalah
sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
Perencanaan pada hakekatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan masalah. Oleh sebab itu,
langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan
masyarakat di lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Sumber masalah kesehatan
masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain :
1. Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada.
2. Survailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit.
3. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan kesehatan.
4. Hasil kunjungan lapangan supervisi, dan sebagainya.
2. Menetapkan Prioritas Masalah
Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan segudang masalah kesehatan yang menunggu untuk
ditangani. Oleh karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga dan teknologi maka tidak
semua masalah tersebut dapat dipecahkan sekaligus (direncanakan pemecahannya). Untuk itu
harus dipilih masalah mana yang “feasible” untuk dipecahkan. Proses memilih masalah ini
disebut memilih atau menetapkan prioritas masalah. Pemilihan prioritas dapat dilakukan melalui 2
cara, yakni :
1. Teknik Skoring
Yakni memberikan nilai (scor) terhadap masalah tersebut dengan menggunakan ukuran
(parameter) antara lain :
1. Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah.
2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut (severity).
3. Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate increase).
4. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of unmeet need).
5. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit).
6. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasiblity).
7. Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (resources
availability), termasuk tenaga kesehatan.
Masing-masing ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan justifikasi kita, bila masalahnya
besar diberi 5 paling tinggi dan bila sangat kecil diberi nilai 1. Kemudian nilai-nilai
tersebut dijumlahkan. Masalah yang memperoleh nilai tertinggi (terbesar) adalah yang
diprioritaskan, masalah yang memperoleh nilai terbesar kedua memperoleh prioritas
kedua dan selanjutnya.

2. Teknik Non Skoring


Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu
juga disebut “nominal group tecnique (NGT)”. Ada 2 NGT yakni :
1. Delphi Technique

pg. 15
Yaitu masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian
yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang disepakati
bersama.

2. Delbeq Technique
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah juga melalui diskusi
kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya
maka sebelumnya dijelaskan dulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama
terhadap masalah-masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah
yang disepakati bersama.

3. Menetapkan Tujuan
Menetapkan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-ketetapan tertentu
yang ingin dicapai oleh perencanaan tersebut. Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan
secara konkret dan dapat diukur. Pada umumnya dibagi dalam tujuan umum dan tujuan
khusus.
1) Tujuan Umum
Adalah suatu tujuan masih bersifat umum dan masih dapat dijabarkan ke dalam tujuan-
tujuan khusus dan pada umumnya masih abstrak.
Contoh :
Meningkatnya status gizi anak balita di kecamatan Cibadak.
2) Tujuan Khusus
Adalah tujuan-tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus merupakan
jembatan untuk tujuan umum, artinya tujuan umum yang ditetapkan akan tercapai apabila
tujuan-tujuan khususnya tercapai.
Contoh :
Apabila tujuan umum seperti contoh tersebut di atas dijabarkan ke dalam tujuan khusus
menjadi sebagai berikut :
 Meningkatnya perilaku ibu dalam memberikkan makanan bergizi kepada anak balita.
 Meningkatnya jumlah anak balita yang dittimbang di Posyandu.
 Meningkatnya jumlah anak yang berat badannya naik, dan sebagainya.

4. Menetapkan Rencana Kegiatan


Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya kegiatan mencakup 3 tahap
pokok, yakni :
 Kegiatan pada tahap persiapan, yakni keggiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum
kegiatan pokok dilaksanakan, misalnya rapat-rapat koordinasi, perizinan dan sebagainya.
 Kegiatan pada tahap pelaksanaan yakni keegiatan pokok program yang  bersangkutan.
 Kegiatan pada tahap penilaian, yakni keggiatan untuk mengevaluasi seluruh  kegiatan
dalam rangka pencapaian program tersebut.

5. Menetapkan Sasaran (Target Group)


Sasaran (target group) adalah kelompok masyarakat tertentu yang akan digarap oleh program
yang direncanakan tersebut. Sasaran program kesehatan biasanya dibagi dua, yakni :
1) Sasaran langsung, yaitu kelompok yang langsung dikenai oleh program tersebut.
Misalnya kalau tujuan umumnya : Meningkatkan status gizi anak balita seperti   tersebut
di atas maka sasaran langsungnya adalah anak balita.
2) Sasaran tidak langsung adalah kelompok yang menjadi sasaran antara program tersebut
namun berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung.
Misalnya : seperti contoh tersebut di atas, anak balita sebagai sasaran langsung sedangkan
ibu anak balita sebagai sasaran tidak langsung. Ibu anak balita, khususnya perilaku ibu
dalam memberikan makanan bergizi kepada anak sangat menentukan status gizi anak
balita tersebut.

6. Waktu

pg. 16
Waktu yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat tergantung dengan jenis
perencanaan yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam rangka mencapai
tujuan. Oleh sebab itu, waktu dan kegiatan sebenarnya dapat dijadikan satu dan disajikan
dalam bentuk matriks, yang disebut gant chart.

7. Organisasi dan Staf


Dalam bagian ini digambarkan atau diuraikan organisasi sekaligus staf atau personel yang
akan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau program tersebut. Disamping itu juga diuraikan
tugas (job description) masing-masing staf pelaksana tersebut. Hal ini penting karena masing-
masing orang yang terlibat dalam program tersebut mengetahui dan melaksanakan kewajiban.

8. Rencana Anggaran
Adalah uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai dari
persiapan sampai dengan evaluasi. Biasanya rincian rencana biaya ini dikelompokkan
menjadi :
1) Biaya personalia
2) Biaya operasional
3) Biaya sarana dan fasilitas
4) Biaya penilaian

9. Rencana Evaluasi
Rencana evaluasi sering dilupakan oleh para perencana padahal hal ini sangat penting.
Rencana evaluasi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai
sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah tercapai.

Sesuai pendapat A.M. Williams, sebagaimana dalam buku Soewarno Handayaningrat


(1996:135), proses perencanaan meliputi[5]:
1) Menentukan/ menetapkan dengan jelas maksud dan tujuan, menentukan kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang akan dilakukan, maksud dan tujuan adalah sasaran yang ingin
dicapai.
2) Menentukan alternatif, memperhatikan factor-faktor yang dihadapi yaitu kejadian-
kejadian yang akan datang, termasuk waktu yang diperlukan, kondisi/situasi untuk
menentukan pilihan dari alternatif-alternatif yang ada.
3) Mengatur sumber-sumber yang diperlukan, antara lain man, money, equipment,
materials, time will be need.
4) Menentukan organisasi, metode dan prosedur
5) Menentukan/menetapkan rencana itu sendiri.
6) Menurut Siagian (1996: 111-115), proses perencanaan dapat ditinjau dari atau fungsi
perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui tiga cara, yaitu:
a) Mengetahui sifat atau ciri-ciri suatu rencana yang baik, yaitu:
b) Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
c) Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami tujuan
organisasi.
d) Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik-
teknik perencanaan.
e) Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang teliti, artinya rencana harus diikuti
oleh programming.
f) Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksana.
g) Rencana harus bersifat sederhana, dimana rencana itusistematik, prioritas jelas,
bahasa mudah dipahami oleh semua kegiatan pokok yang akan dilaksanakan sudah
tercakup.
h) Rencana harus luwes, meskipun pola dasar harus bersifat permanen dan tidak
berubah, tapi tergantung keadaan yang dihadapi untuk mengadakan perubahan dan
penyesuaian.
i) Di dalam rencana terdapat tempat pengambilan resiko.
j) Rencana harus bersifat praktis (Pragmatis), artinya suatu rencana harus dapat dicapai
dengan memperhitungkan tujuan, kapasitas organisasi, faktor lingkungan, dan lain-
lain.

pg. 17
k) Rencana harus merupakan forecasting, rencana harus merupakan peramalan atas
keadaan yang mungkin dicapai.
l) Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian perencanaan yang harus
dijawab dengan memuaskan, yaitu:
m) Apakah kegiatan yang harus dijalankan dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
n) Dimana kegiatan tertentu tersebut akan dilaksanakan.
o) Dalam perencanaan harus tergambar sistem prioritas yang akan digunakan,
penjadwalan waktu, target phase-phase tertentu yang akan dicapai.
p) Bagaimana cara melaksanakan kegiatan-kegiatan ke arah tercapainya tujuan.
q) Dalam perencanaan harus tergambar tentang pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab.
r) Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan
dengan menggunakan teknik-teknik ilmiah, yaitu:
s) Mengetahui sifat hakiki dari masalah yang dihadapi.
t) Kumpulkan data, yang dimaksud data adalah fakta yang relevan dengan tujuan yang
hendak dicapai, informasi dari unit organisasi yang lebih rendah, saran dari anggota
organisasi yang akan menjadi pelaksana, ide bawahan dan kritik dari dalam dan luar
organisasi.
u) Analisa data.
v) Penentuan beberapa alternative.
w) Memilih cara yang kelihatannya terbaik.
x) Pelaksanaan pembuatan rencana tersebut.
y) Penilaian hasil yang dicapai

Sifat Suatu Rencana Yang Baik


Menurut Manullang (2009 : 44) rencana yang baik, haruslah mengandung sifat-sifat sebagai berikut :

1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan terang. Kata-kata dalam kalimat-kalimat yangaaa
dipergunakan oleh suatu rencana haruslah sederhana dan mudah dimengerti untuk meniadakan
penafsiran yang berbeda.
2. Fleksibel, rencana tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah yang
tidak diduga sebelumnya
3. Mempunyai stabilitas,
4. Ada dalam perimbangan, artinya pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada setiap
unsur organisasi seimbang dengan kebutuhannya.
5. Meliputi semua tindakan yang diperlukan, rencana harus meliputi segala-galanya hingga
terjamin koordinasi dari tindakan seluruh unsur-unsur organisasi.
Menurut Hasibuan (2008 : 111), syarat rencana yang baik yaitu :
1) Rencana harus mempunyai tujuan yang jelas, objektif, rasional, dan cukup menantang untuk
diperjuangkan
2) Rencana harus mudah dipahami dan penafsirannya hanya satu.
3) Rencana harus dapat dipakai sebagai pedoman untuk bertindak ekonomis rasional.
4) Rencana harus menjadi dasar dan alat untuk pengendalian semua tindakan.
5) Rencana harus dapat dikerjakan oleh sekelompok orang.
6) Rencana harus menunjukkan urutan-urutan dan waktu pekerjaan.
7) Rencana harus fleksibel, tetapi tidak mengubah tujuan.
8) Rencana harus berkesinambungan
9) Rencana harus meliputi semua tindakan yang akan dilakukan.
10) Rencana harus berimbang artinya pemberian tugas harus seimbang dengan penyediaan
fasilitas.
11) Dalam rencana tidak boleh ada pertentangan antar departemen,hendaknya saling mendukung
untuk tercapainya tujuan perusahaan.
12) Rencana harus sensitif terhadap situasi, sehingga terbuka kemungkinan untuk mengubah
teknik pelaksanaannya tanpa mengalami perubahan pada tujuannya.
13) Rencana harus ditetapkan dan diimplementasikan atas hasil analisisdata, informasi dan fakta.

pg. 18

Anda mungkin juga menyukai