Anda di halaman 1dari 10

 

HUBUNGAN PERILAKU MEMBUANG DAHAK SEMBARANGAN


DENGAN KEJADIAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI
DESA PAKUSARI TAHUN 2016

(The Relationship of The Throw Sputum Behavior Carelessly With The


Incident Of Contagion Tuberculosis Diseases In Pakusari Village Jember
District)
Yati Nur Afidha1), Sri Utami2), Cahya Tribagus Hidayat3)
1)
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
2,3)
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jl. Karimata 49 Jember Telp :(0331) 332240 Fax :(0331) 337957


Email: Nurafidha21@gmail.com

ABSTRAK
Tuberkulosis atau TB Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Perilaku membuang dahak tidak sembarangan yaitu
suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah penyebaran kuman tuberculosis
sedangkan perilaku membuang dahak sembarangan merupakan suatu tidakan
dimana seseorang melakukan tindakan penyebaran kuman tuberculosis. Cara
penularan tuberculosis paru melalui percikan dahak (droplet) sumber penularan
adalah penderita tuberculosis paru bakteri tahan asam positif. Pada waktu
penderita tuberculosis paru batuk atau bersin.Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui Hubungan Perilaku Membuang Dahak Sembarangan Dengan
Kejadian Penularan Penyakit Tuberkulosis di Desa Pakusari Jember. Desain
penelitian ini adalah korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah penderita penyakit tuberkulosis dengan BTA
positif sebanyak 32. Sampel yang diambil 32 responden yang diperoleh dengan
tehnik Total Sampling. Pengumpulan data menggunakan panduan wawancara.
Analisa data menggunakan Chi Square (alpha = 0,05) didapatkan nilai Fisher’s
Exact 0,038 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada HubungaN perilaku
membuang dahak sembarangan dengan kejadian penularan penyakit tuberkulosis
di Desa Pakusari Jember

Kata kunci: Penderita Tuberkulosis, Membuang Dahak Sembarangan, Penularan


Tuberkulosis
Daftar Pustaka: 27 (2007-2013)

1
2
 

ABSTRACT
Tuberculosis or Pulmonary TB is an infectious disease caused by the bacterium
Mycobacterium tuberculosis. Behavior of not arbitrary the sputum is an action
taken to prevent the spread of germs tuberculosis while the behavior of throwing
sputum carelessly is a action where a person performs the action of the spread of
germs tuberculosis. The mode of transmission of pulmonary tuberculosis through
sprinkling of sputum (droplet) the source of the transmission is the tuberculosis
patient of lung acid-resistant bacilli positive. At the time of lung tuberculosis
sufferers cough or sneeze. The purpose of this study is to know the Relationship
Behavior Throwing Spuriously With the Incidence of Tuberculosis Disease
Transmission in the Village of Pakusari Jember. The design of this research is
correlation using Cross Sectional approach. Population in this research is
tuberculosis disease patient with BTA Positif counted 32. The samples which
taken are 32 respondents obtained by total sampling technique. The data
collection technique is using interview guides. The analysis data is using Chi
Square (alpha = 0,05) and fisher’s exact 0,038, so it can be concluded thet there
is relation of sputum discharge behavior with the incidence of transmission of
tuberculosis disease in Pakusari Village of Jember.

Keywords: Tuberculosis Patient, Sputum Behavior Carrelessly, Contagion


Tuberculosis Diseases
References: 27 (2007-2013)

 
 
3
 

PENDAHULUAN Penyakit ini dapat menyebar


Menurut Skinner dalam kebagian tubuh lain seperti meningen
Notoadmodjo (2008) perilaku adalah ginjal, tulang, dan nodus limfe
respon atau reaksi seseorang (Somarti 2012).
terhadap stimulus ( rangsangan dari Tuberkulosis adalah penyakit
luar), oleh karena itu perilaku ini yang disebabkan oleh
terjadi melalui proses adanya Mycobacterium Tubercuosis yang
stimulus terhadap organisme dan hampir seluruh organ tubuh dapat
kemudian organisme tersebut terserang olehnya tetapi yang paling
merespon. Perilaku manusia adalah banyak adalah paru-paru (Mansjoer
refleksi dari berbagai gejala kejiwaan dalam buku Padila 2013).
seperti pengetahuan, persepsi, minat, Cara penularan tuberkulosis
keinginan dan sikap. Hal-hal yang paru melalui percikan dahak
mempengaruhi perilaku seseorang (droplet) sumber penularan adalah
sebagian terletak dalam diri individu penderita tuberkulosis paru bakteri
itu sendiri yang disebut juga faktor tahan asam (BTA) positif, pada
internal sebagian terletak di luar waktu penderita tuberkulosis paru
dirinya atau disebut dengan faktor batuk atau bersin. Droplet yang
eksternal yaitu faktor lingkungan. mengandung kuman TB paru dapat
Membuang dahak bertahan diudara pada suhu kamar
sembarangan merupakan suatu selama beberapa jam (Depkes RI,
tindakan melakukan penyebaran 2008)
kuman tuberculosis. Sedangkan Menurut (Depertemen
Perilaku membuang dahak tidak Kesehatan, 2009) bahwa penularan
sembarangan adalah suatu tindakan penyakit tuberkulosis yaitu dengan
yang dilakukan untuk mencegah jarak lingkungan radius 100 meter.
penyebaran kuman tuberkulosis Daya penularan dari seorang
(Depkes RI, 2008). penderita ditentukan oleh banyaknya
Tuberkulosis paru merupakan kuman yang dikeluarkan dari
penyakit infeksi yang menyerang parunya. Makin tinggi derajat positif
parenkim paru-paru, disebabkan oleh hasil pemeriksaan dahaknya maka
Mycobacterium Tuberculosis. makin menular penderita tersebut.

 
 
4
 

Bila hasil pemeriksaan dahaknya di Desa Pakusari Jember ini


negatif maka penderita tersebut melibatkan
dianggap tidak menular. Penderita penyakit Tuberkulosis
Menurut penelitian Susilowati dengan BTA positif dengan jumlah
(2010), diperoleh kesimpulan bahwa 32 orang yang berada di Desa
faktor yang berhubungan dengan Pakusari Jember yang pertama kali
kejadian TB paru isolasi dahak yang terkena penyakit Tuberkulosis.
tidak baik dari penderita TB bagi Penentuan sampel dilakukan dengan
orang serumah beresiko 9,240 kali. tehnik Total Sampling, sedangkan
Studi pendahuluan yang tehnik pengumpulan data dilakukan
dilakukan peneliti Mazayudha (2014) dengan menggunakan Panduan
hasil pemeriksaan BTA pada anggota wawancara dalam kuisioner skala
keluarga penderita TBC dan perilaku likert.
penderita TBC, terdapat Data yang telah dikumpulkan
kecenderungan bahwa apabila pada penelitian ini meliputi data: 1)
penderita TBC berperilaku kurang Jenis Kelamin, 2) Usia Responden 3)
baik (membuang dahak pekerjaan Responden 4) Kebiasaan
sembarangan) maka terjadi penularan Merokok dan 5) Pengetahuan tentang
pada anggota keluarga penderita penyakit Tuberkulosis. Pengolahan
TBC. Dari 23 responden hasil data yang diperoleh baik secara
pemeriksaan BTA pada anggota teoritis maupun lapangan dianalisis
keluarga penderita TBC hasilnya secara kuantitatif baik secara
positif, 63,9% penderita berperilaku deskriptif maupun menggunakan uji
kurang. korelasi Chi Square.

MATERIAL DAN METODE

Penelitian ini menggunakan


desain penelitian korelasional
dengan rancang bangun cross
sectional. Penelitian yang dilakukan
pada bulan September-Oktober 2017

 
 
5
 

HASIL
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden TB Paru positif di
Puskesmas Pakusari Jember Oktober 2017 n= (32)

No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase


1 Laki - laki 22 68,8%
2 Perempuan 10 31,2% 
Jumlah 32 100%

Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Usia Responden TB Paru di Puskesmas Pakusari


Oktober 2017 n= (32)

No Usia Responden frekuensi Prosentase


1 20-24 2 6,2%
2 25-29 9 28,1%
3 30-34 5 15,6%
4 35-39 6 18,8%
5 40-45 10 31,2%
Jumlah 32 100%

Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Pekerjaan Responden TB Paru di


Puskesmas Pakusari Jember Oktober 2017 n= (32)

No Pekerjaan Responden Frekuensi Prosentase


1 Buruh 12 53,1%
2 Wirasuasta 54 18,8%
3 Ibu Rumah Tangga 2 21,8%
Jumlah 32 100%

Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Responden TB Paru di Puskesmas


Pakusari Jember 2017. n= (32)

Persentase
No Kebiasaan Merokok Frekuensi
(%)
1 Merokok 23 71,9 %
2 Tidak Merokok 9 28,8 %
Jumlah 32 100 %

Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang penyakit tuberkulosis di


Puskesmas Pakusari Jember 2017. n= (32)

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


Tentang Penyakit
Tuberkulosis
1 Tahu 1 3,1%
2 Ragu-ragu 10 31,2%

 
 
6
 

3 Tidak Tahu 21 65,5%


Jumlah 32 100 %

Tabel 1.6 Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Perilaku Seksual Masa


Kehamilan Pada Ibu Primigravida Trimester 1 di Wilayah Kelurahan
Sumbersari Juli 2017

No Variabel Variabel Nilai Fisher’s N


Independen Dependen Alpha Exact
1 Perilaku Kejadian 0.05 0.038 32
Membuang Penularan
Dahak Penyakit
Sembarangan Tuberkulosis

penularan penyakit tuberkulosis di


PEMBAHASAN
Desa Pakusari Jember.
Berdasarkan hasil uji korelasi
Hasil analisa data yang
Chi Square dengan menggunakan
dilakukan kepada 32 responden
sistem Merger pada variabel
menunjukkan bahwa selisih antara
independen perilaku membuang
responden yang memeliki perilaku
dahak sembarangan dan variabel
cukup baik dan kurang baik sangat
dependen kejadian penularan
jauh. Diketahui bahwa mayoritas
penyakit tuberkulosis pada penderita
responden yang memiliki perilaku
tuberkulosis BTA positif di
membuang dahak sembarangan
Puskesmas Pakusari Jember
kurang baik dengan jumlah 26 atau
didapatkan Fisher’s Exact dengan
sekitar 81,2%. Hasil tersebut
nilai 0,038 ≤ 0,05. Arah korelasi
menunjukkan bahwa penderita
pada hasil penelitian ini adalah
tuberkulosis BTA positif di Desa
negatif (+) sehingga semakin kurang
Pakusari Jember memiliki perilaku
perilaku membuang dahak
kurang baik terhadap membuang
sembarangan maka semakin tinggi
dahaknya.
kejadian penularan penyakit
Tuberkulosis. Dengan demikian, H1 Terdapat beberapa potensi
diterima yang berarti ada hubungan yang mendukung, di tinjau dari data
antara perilaku membuang dahak demografi yakni salah satunya
sembarangan dengan kejadian pengetahuan tentang penyakit

 
 
7
 

tuberkulosis dan cara membuang merupakan reaksi yang masih


dahak yang baik responden. Pada tertutup.
penelitian ini latar belakang Penelitian ini berkaitan dengan
pengetahuan tentang penyakit penelitian yang dilakukan oleh
tuberkulosis responden beragam Mazayudha (2014) hasil pemeriksaan
mulai dari Tahu, Ragu – ragu dan BTA pada anggota keluarga
Tidak Tahu. Menurut Bloom (1908) penderita TBC dan perilaku
dalam Soekidjo (2007) Pengetahuan penderita TBC, terdapat
merupaka hasil dari tahu setelah kecenderungan bahwa apabila
terjadi pengindraan terhadap suatu penderita TBC berperilaku kurang
objek tertentu. Sebagian besar baik (membuang dahak
pengindraan manusia diperoleh sembarangan) maka terjadi penularan
melalui mata dan telinga. pada anggota keluarga penderita
Pengetahuan merupakan domain TBC. Dari 23 responden hasil
yang sangat penting dalam pemeriksaan BTA pada anggota
membentuk suatu tindakan keluarga penderita TBC hasilnya
seseorang. positif, 63,9% penderita berperilaku
Potensi lain yang mendukung kurang.
terjadinya penularan tuberkulosis di Membuang dahak
tinjau dari Kebiasaan Merokok. sembarangan merupakan suatu
Berdasarkan data demografi tindakan melkukan penyebaran
diketahui bahwa Kebiasaan Merokok kuman tuberculosis. Sedangkan
pada penderita TB paru BTA positif Perilaku membuang dahak tidak
yaitu 23 (71,9%). Menurut Bloom sembarangan adalah suatu tindakan
(1908) dalam Soekidjo (2007) Sikap yang dilakukan untuk mencegah
merupakan kesiapan untuk betindak penyebaran kuman tuberkulosis
terhadap objek di lingkungan tertentu (Depkes RI, 2008).
terhadap suatu objek. Sikap belum Setelah di lakukan penelitian
tergolong suatu tindakan tetapi terhadap 32 penderita TB paru BTA
merupakan predisposisi tindakan positif di Desa Pakusari Jember,
atau perilaku, karena sikap diperoleh data sebagian besar
responden memiliki perilaku Kurang

 
 
8
 

baik dengan jumlah 26 atau setara dorongan dalam pengobatan


dengan (81,2%). khususnya meminum obat, petugas
SIMPULAN DAN SARAN kesehatan diharapkan selalu
Simpulan memberikan healt education pada
Berdasarkan Hasil penelitian penderita maupun masyarakat
dapat diketahui bahwa terdapat lainnya. guna memberi pengetahuan
hubungan antara perilaku membuang lebih tentang manfaat melakukan
dahak sembarangan dengan kejadian hidup bersih dan sehat serta perilaku
penularan penyakit Tuberkulosis di dalam membuang dahak.
Desa Pakusari Jember. Namun, pada peningkatan pelayanan kesehatan
penelitian ini didapatan masih sangat untuk melakukan konseling serta
minim sekali pengetahuan mengenai melakukan penyuluhan tentang
penyakit Tuberkulosis sehingga pentingnya mengetahui kesehatan
penderita Tuberkulosis dengan BTA dan penyakit Tuberkulosis.
positif maupun tenaga kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
perlu melakukan upaya promotif
Aditama. (2007), Tuberkulosis paru:
maupun preventif guna Masalah Dan
meningkatkan pengetahuan dan Penanggulangan ,UI Press,
Jakarta
meningkatkan derajat kesehatan
Depertemen Kesehatan Republik
khususnya pada penderita Penyakit Indonesia. (2011). Pedoman
Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis dengan BTA positif.
Tuberkulosis. Edisi 2.
Saran Cetakan Kedua. Jakarta
Penelitian tentang perilaku Dinas Kesehatan Profinsi Jawa
Timur. (2013). Profil
membuang dahak sembarangan pada Kesehatan Profinsi Jawa
penderita penyakit tuberkulosis Timur Tahun 2012. Surabaya
dengan BTA positif ini ditujukan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2011. Profil
pada tenaga kesehatan dan Kesehatan Indonesia 2010.
khususnya pada penderita Depkes RI. Jakarta 2017
Depertemen Kesehatan Republik
tuberkulosis BTA positif. Keluarga Indonesia. (2008). Pedoman
sebagai support sistem bagi penderita Penyakit Tuberkulosis.
Cetakan Edisi 2 Jakarta
penyakit tuberkulosis agar merubah Dinas Kesehatan Kabupaten Jember,
dan selalu memberikan motivasi, 2015. Profil Kesehatan
Kabupaten Jember Tahun

 
 
9
 

2015. Jember: Dinas Nursalam. (2008). Konsep dan


Kesehatan Kabupaten Jember Penerapan Metodologi
Hidayat A. 2008. Riset Keperawatan Penelitian Ilmu Keperawatan
dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika
Jakarta: Salemba Medika. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75
Kurniawan, Hendra. (2012). Buku Tahun (2014). Tentang Pusat
Ajar Penyakit Infeksi Tropis. Kesehatan Masyarakat.
Fakultas Ilmu Kesehatan. Putra. (2011). Pedoman Upaya
Jember Penanggulangan Tuberkulosis.
Kementrian Kesehatan Republik Jakarta
Indonesia. (2011). Pedoman Padila. (2013). Buku Ajar:
Nasional Pengendalian Keperawatan Medikal Bedah.
Tuberkulosis. Direkrorat Yogyakarta : Medika
Jendral Pengendalian Susilowati, T. (2010). Faktor- faktor
Penyakit dan Penyehatan: yang berpengaruh terhadap
Jakarta. Kementrian kejadian tuberkulosis di
Kesehatan RI kecamatan Kaliangkrik
Magelang.
L.W Green dan Marshall W.Kreuter.
http://www.ejournal.akbidpurw
2007. Health Promotion
orejo.ac.id/index.Php/jkk3/arti
Planning, An educational and
cle/view/56/54.diakses tanggal
Environmental Approach.
18 April 2017
Mayfield PublishingCompany.
Soekidjo. (2007). Faktor-faktor yang
Toronto London
Mempengaruhi Perilaku
Mazayudha, Mundakir. 2014
Manusia. Jakarta: Katahati
Perilaku Penderita
Tuberkulosis Dengan Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik
Penularan Pada Anggota Penulisan Riset Keperawatan.
Keluarga . The Sundiakses Edisi: 2. Yogyakarta: Graha
tanggal 12 april 2017 ilmu
Manurung, dkk. (2013). Gangguan Syaifuddin. (2012). Anatomi
Sistem Pernafasan Akibat Fisiologi : Kurikulum
Infeksi. Jakarta Berbasis Kopetensi Untuk
Muttaqien, Arif. (2008). Asuhan Keoerawatan dan Kebidanan.
Keperawatan Dengan Jakarta : EGC
Gangguan Sistem Pernafasan.
Jakarta : Salemba Medika Somarti. (2012). Asuhan
Keperawatan Pada Klien
Notoadmodjo. (2008). Ilmu Perilaku Dengan Gangguan Sistem
Kesehatan hal. 20-26. Pernafasan, Edisi 2. Jakarta :
Jakarta: Rineke Cipta Salemba Medika
Notoadmodjo. (2008). Pendidikan WHO. (2014). WHO Tuberkulosis
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Global
Rineke Cipta
Report.http://apps.who.int/iris/bit
Notoadmodjo. (2007). Kesehatan stream/10665/137094/1/9789
Masyarakat Ilmu dan Seni. 24156809_eng.pdf. Diakses
Jakarta: Renike Cipta 27 Maret 2017

 
 
10
 

Widiarti, C. (2013). Stop TB DOTS.


Tuberkulosis Paru dan
Kejadiannya
http:/ibundayusufhanun.wordpres
s.com/2013/02/12/serba-
serbi-tb-2/. Diakses 13 April
2017

 
 

Anda mungkin juga menyukai