Anda di halaman 1dari 11

MADU SEBAGI TERAPI KOMPLEMENTER UNTUK

ANAK DENGAN DIARE AKUT


DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :
1. ASEP SAEFUDIN
2. AYU TEDDY
3. MAULIA HINDUN
4. NENI A
5. NENSI FEBRIANAN LUBIS
6. RAHMA RULIANA
7. RAMLAH
8. YOGI
ABSTRAK

 Diare merupakan suatu penyakit endemis di


Indonesia yang berpotensial menjadi Kejadian
Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan
kematian.penangan diare selain menggunakan
tehnik farmakoterapi terdapat juga terapi
komplamenter yang dpt digunakan yaitu
memberikan madu.
 Tujuan penelitian : untuk menganalisa pengaruh
madu terhadap diare akut pada anak balita.
 Metode yg digunakan : quasi eksperimental
dgn pretest dan post test non equivalent
control group design.
 Hipotesa penelitian : terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap frekuensi buang air besar
(BAB) dan karakteristik feses pada balita
sebelum dan sesudah pemberian madu (p
value = 0,001)
 Kata kunci : anak balita, diare akut , madu
LATAR BELAKANG :
 Jurnal ini dipilih untuk dipersentasikan karena
banyaknya angka kejadian diare pada balita di
indonesia sebanyak 1.516.438 pada tahun
2018 dan DKI Jakarta berada di peringkat ke 5
terbanyak, dengan total penderita 104.743
sedangkan wilayah jakarta utara berada
diperingkat ke 2 di DKI Jakarta dengan
persentase sebesar 86,78 %. Dari data yang
diambil dibulan agustus 2019 di ruang rawat
inap lumba dan dory RSUD Koja sebanyak 506
kasus.
METODE PENELITIAN

 Quasi experiment dengan pretest dan post test


non equivalent control group design.
 Variable independen : eksperiment pemberian
madu
 Variable dependen : frekuensi BAB dan
karakterstik feses.
 Jumlah responden 26 anak balita
 Kelompok eksperimen mendapat terapi
standar dari puskesmas ditambah terapi madu
selama 5 hari dengan dosis 3 x 5 cc, madu
yang diberikan dari pusat perlebahan pramuka
yang terstandar SNI
 Kelompok kontrol : mendapat terapi standar
dari puskesmas.
 Penelitian dilakukan di poli MTBS Puskesmas
Cinere, Depok pada bulan mei-juni 2018
PEMBAHASAN

 Hasil rata-rata frekuensi BAB pada kelompok


eksperimen menunjukkan bahwa terdapat
penurunan frekuensi BAB sebelum dan
sesudah intervensi sebesar 6,30 yaitu dari
7,92 turun menjadi 1.62. Hasil uji T diperoleh p
value = 0,001, yang artinya ada perbedaan
yang signifikan frekuensi BAB sebelum dan
setelah intervensi pada kelompok eksperimen
 Pada kelompok kontrol menunjukan bahwa
terdapat penurunan frekuensi BAB sebesar 3,69
yaitu dari 7,69 turun menjadi 4,00 hasil uji T
diperoleh p value 0,001 yang artinya ada
perbedaan signifikan frekuensi BAB sebelum dan
setelah intervensi pada kelompok kontrol.
 Dari hasil tersebut dapat disimpulkan terdapat
pengaruh pemberian madu terhadap frekuensi
BAB pada balita dengan diare akut.
 Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Cholid dkk (2011),
purnamawati,dkk (2015), dan nadhilla(2014),
KESIMPULAN

 Berdasarkan hasil analisa data dan


pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa hasil analisa stastistik
menunjukkan pemberian madu berpengaruh
positif terhadap penurunan frekuensi BAB dan
perbaikan konsistensi feses pada anak balita
dengan diare akut.
REKOMENDASI
 Berdasarkan jurnal yang diambil dapat diterapkan
penggunaan madu bagi balita dengan diare akut
baik yang dirawat di rs ataupun di masyarakat
sekitar.

Saran
 RS diharapkan dapat melakukan kajian lanjutan
tentang penerapan efektivitas madu terhadap
diare akut pada balita
TERIMA KASIH……

Anda mungkin juga menyukai