Anda di halaman 1dari 3

Analisis Jurnal Keperawatan

Madu Sebagai Terapi Komplementer Untuk Anak Dengan Diare Akut


1. Judul Penelitian : Madu Sebagai Terapi Komplementer Untuk Anak Dengan
Diare Akut
2. Nama Jurnal : JKH/ Volume 3/ Nomor 1
3. Penulis : Dwi Nurmaningsih , Rokhaida
4. Introduction : Diare merupakan suatu penyakit endemis di Indonesia yang
berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering
disertai dengan kematian. Penanganan diare selain
menggunakan teknik farmakoterapi terdapat juga terapi
komplementer yang dapat digunakan yaitu dengan
memberikan madu. Manfaat madu untuk mengatasi diare
karena efek antibakterinya dan kandungan nutrisinya yang
mudah dicerna. Madu juga membantu dalam penggantian
cairan tubuh yang hilang akibat diare.
5. Tujuan Penelitian : Untuk menganalisis pengaruh madu terhadap diare akut
pada anak balita
6. Metode Penelitian : Quasi eksperimental dengan Pretest and posttest non
equivalent control group design dengan dibagi dua kelompok.
Kelompok ekeperimen mendapatkan terapi standar dari
puskesmas ditambah dengan terapi madu selama 5 hari
dengan dosis 5 cc madu dan diberikan 3 kali sehari pada
pukul 07.00, 15.00, dan 21.00 wib. Madu yang digunakan
dalam penelitian ini adalah madu murni dari pusat perlebahan
Pramuka yang sudah terstandarisasi SNI. Sedangkan
kelompok kontrol mendapatkan terapi standar dari puskesmas
7. Hasil Penelitian - Menunjukkan perbedaan frekuensi BAB sebelum dan
setelah intervensi pada kelompok ekperimen dan
kelompok kontrol. Hasil rata-rata frekuensi BAB
pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa
terdapat penurunan frekuensi BAB sebelum dan
setelah intervensi sebesar 6.30, yaitu dari 7.92 turun
menjadi 1.62 Dan hasil rata-rata frekuensi BAB
pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa terdapat
penurunan frekuensi BAB sebesar 3.69, yaitu dari
7.69 turun menjadi 4.00.
- Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh pemberian madu terhadap frekuensi BAB
pada balita dengan diare akut.
- Hasil rata-rata konsistensi feses pada kelompok
eksperimen menunjukkan terdapatnya penurunan
konsistensi feses sebesar 3.38, yaitu dari 6.46 turun
menjadi 3.08. Dan hasil rata-rata konsistensi feses
pada kelompok kontrol menunjukkan terdapatnya
sedikit penurunan konsistensi feses sebesar 2.62,
yaitu dari 6.77 turun menjadi 4.15
- Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh pemberian madu terhadap konsistensi feses
pada anak balita dengan diare akut.
8. Kelebihan : Bermanfaat untuk dunia medis.
9. Kekurangan : Jumlah responden yang terlalu sedikit
10. Kesimpulan : Pemberian madu berpengaruh positif terhadap penurunan
frekuensi BAB dan perbaikian konsistensi feses pada anak
balita dengan diare akut.
11. Daftar Pustaka : (Nurmaningsih et al., 2019).

Honey: an adjuvant therapy in acute infantile diarrhea

1. Judul Penelitian : Honey: an adjuvant therapy in acute infantile diarrhea

2. Nama Jurnal : Medical Research Journal


3. DOI : DOI: 10.1097/01.MJX.0000429690.01738.8e
4. Penulis : Hala G. Elnady a, Naglaa Abdalmoneam c , Nadia A. Aly a
, Maysa T. Saleh a ,Lobna S. Sherif a and Shams Kholoussi b
5. Introduction : Diarrheal disease is one of the major causes of mortality of
infants and toddlers in developing countries. Bee honey is a
functional food that has a unique composition, antimicrobial
properties, and bifidogenic and anti-inflammatory effects
6. Tujuan Penelitian : The present study was carried out to assess the effect of
using pure honey as a form of adjuvant to oral
rehydration solution (ORS) in the management of acute
infantile diarrhea
7. Metode Penelitian : The effect of floral honey on 150 infants aged 6–24 months
suffering from acute diarrhea with mild to moderate
dehydration was assessed. They were randomized into three
groups of 50 infants each. Group I received WHO ORS only.
The other two groups received floral honey in various forms:
group II: received 50 ml honey in 1 l of ORS; group III:
received pure honey at a dose of 5 ml every 6 h/day, in
addition to ORS. The studied groups were observed for
rehydration time, vomiting, diarrhea, and recovery time.
Stool culture was carried out at admission. Stool pH and
serum sodium and potassium levels were estimated and
followed up until recovery
8. Hasil Penelitian - The recovery time was significantly shorter in group
III, which was treated with pure honey and ORS (3.1
± 0.6 days) as compared with group I and group II.
(P < 0.05). Moreover, pure honey and ORS shortened
the recovery time significantly both in infants with
bacterial and in those with nonbacterial diarrhea. A
significant positive correlation was found between
the degree of dehydration and frequency of diarrhea
(r = 0.340, P < 0.01). The recovery time was
significantly negatively correlated with the frequency
of diarrhea and stool pH (r = – 0.340, P < 0.05)
9. Kesimpulan : Honey is a nonallergic, natural agent of high nutrient value.
Pure honey administered as a form of adjuvant therapy in
addition to ORS in cases of acute infantile diarrhea causes
significant shortening of the recovery period, decreases the
frequency of passing loose stools, and improves stool
consistency. Further studies on pure honey as an adjuvant
therpy in infantile diarrhea are recommended on a large scale
10. Daftar Pustaka : (Elnady et al., 2023)

Anda mungkin juga menyukai