Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS JURNAL

1. Judul Artikel: Terapi Madu Efektif Untuk Menurunkan Frekuensi Diare Dan Bising Usus

Pada Anak Usia Balita

2. Kata Kunci: Balita, Diare, Frekuensi Diare, Bising usus, Madu

3. Penulis: Tri Purnamawati, Nani Nuerhaeni, Nur Agustini

4. Telaah Step 1 (Fokus penelitian)

Problems Diare akut merupakan penyakit yang sering terjadi pada

anak berusia di bawah lima tahun, yang didefinisikan

sebagai peningkatan secara tiba-tiba frekuensi dan

perubahan konsistensi feses. Perubahan tersebut sering

kali disebabkan oleh agen infeksius pada saluran

pencernaan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(2007) menjelaskan bahwa penyakit diare merupakan

penyebab kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan

balita (25,2%), Dan Prevalensi diare pada balita di

wilayah DKI Jakarta tersebar merata, kasus diare

tertinggi ditemukan di Jakarta Pusat (10,3%) dan

Jakarta Utara (10,2%). Kasus anak balita dengan diare

akut dalam 6 bulan terakhir (Juli – Desember 2014) di

RS TNII AL Dr. Mintohardjo sekitar 108 balita dari 312

pasien anak yang dirawat di ruang anak.

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV


Intervention - Intervensi apa yang digunakan dalam penelitian

Pemberian terapi madu untuk menurunkan frekuensi

diare dan bising usus pada anak usia Balita.

- Bagaimana mekanisme intervensi tersebut dapat

mengatasi masalah

Madu murni memiliki aktivitas bakterisidal yang dapat

melawan beberapa organisme enteropathogenic,

termasuk diantaranya spesies dari Salmonella, Shigella

dan E.Colli. Madu mengandung Karboidrat, protein,

mineral, vitamin B Kompleks dan vitamin C yang

memiliki sifat sebagai anti inflamasi, anti bakteri, anti

viral dan anti oksidan yang bermanfaat untuk

memerangi bakteri resisten dan virus penyebab diare.

Comparison Intervention - Apakah ada intervensi pembanding dalam

penelitian

Dalam penelitian ini sendiri terdapat kelompok control,

dimana klien dengan diare diberikan zink, lacto B,

cairan parenteral, tanpa terapi madu.

- Intervensi yang selama ini diberikan untuk

mengatasi masalah tersebut apa saja?

Di ruang ketilang dan ruang parkit penatalaksanaan

diare hanya diberikan intervensi sesuai dengan lima

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV


pilar penatalaksanaan diare.

Outcome - Apa hasil dari penelitin?

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang bermakna frekuensi diare antara

kelompok intervensi dan kelompok control (p= 0,000:

ᾰ= 0,05).

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang bermakna frekuensi bising usus antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p= 0,000 :

ᾰ= 0,05).

- Indicator apa yang mennjadi acuan keberhasilan

intervensi?

Pada kelompok intervensi frekuensi diare menurun dari

rerata 7,30 hingga 1,52. Hasil yang sama juga terlihat

pada variabel bising usus, namun sebaliknya terjadi

pada kelompok kontrol frekuensi diare sedikit

mengalami penurunan dari rerata 7,04 hingga 4,48.

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV


5. Telaah Step 2 (Validitas)

Recruitment - Bagaimana tehnik sampling dan besar sampel?

Penelitian ini dilakukan menggunakan desain kuasi

eksperimental secara non-equivalent control group

before after design. Jumlah responden 46 orang

yaitu 23 responden untuk kelompok intervensi dan

23 responden kelompok kontrol.

- Kriteria inklusi dan eksklusi

Kriteria inklusi:

1. Anak usia 1 - < 5 tahun

2. Anak dengan diare akut dehidrasi

ringan/sedang

3. Anak mendaapat terapi zink, lacto B, dan

cairan parenteral

4. Ibu pengasuh bersedia berpartisipasi dalam

penelitian

5. Ibu pengasih Mampu berkomunikasi secara

verbal dan non verbal

6. Ibu pengasuh bersedia melakukan intervensi

yang dianjurkan

Krieria eksklusi:

1. Anak yang memiliki penyakit berat/penyakit

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV


penyerta.

Pengendalian bias penelitian tidak dijelaskan.

Maintenance - Bagaimana intervensi dilaksanakan?

Kelompok intervensi diberikan zink, lacto B, cairan

parenteral, dan madu, dimana madu diberikan tiga

kali dalam sehari sebanyak 2,5 ml. Sebelum

diberikan intervensi, peneliti terlebih dahulu

memonitor frekuensi diare dan bising usus

responden (pre-intervensi), monitor tersebut juga

dilakukan setelah pengamplikasian intervensi (post

intervensi).

- Standar Operasional Prosedur.

1. Persiapan

a. Persiapan klien

1) Klien diberitahukan tujuan dan manfaat

dari madu

2) Klien dalam posisi yang nyaman

b. Persiapan lingkungan

1) Ruangan yang tenang

2) Ruangan bersih, cukup ventilasi dan

pencahayaan

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV


c. Persiapan alat

1) Lembar observasi

2) Madu asli

3) Sendok

2. Fase orientasi

a. Mengucapkan salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan

d. Menjelaskan prosedur

e. Menanyakan kesiapan ibu/keluarga

3. Fase kerja

a. Anamnesis: menanyakan keluhan utama dan

keluhan penyerta, perjalanan penyakit dan

pengobatan yang telah diberikan

b. Pengukuran tanda-tanda vital

c. Monitor frekuensi diare dan bising usus

d. Pemberian terapi madu secara oral: madu

2,5 ml/satu kali pemberian.

e. Pemberian terapi dilakukan 3 kali sehari

f. Catatan atau evaluasi tindakan dilakukan 1

hari kemudian untuk melihat reaksi setelah

diberikan terapi madu, dan catat hasil

evaluasi frekuensi diare dan bising usus

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV


setelah diberikan terapi madu berdasarkan

pengamatan yang diberikan kepada orang

tua atau pendamping

4. Fase terminasi

a. Melakukan evaluasi tindakan

b. Menyampaikan rencana tindak lanjut

c. Berpamitan

Measurement - Bagaimana cara pengukuran variabel

penelitian?

Analisa data menggunakan program statistik dan

dilakukan secara univariat dan bivariate. Analisis

univariat dilakukan untuk mengidentifikasi

karakteristik responden, Analisis bivariate untuk

melihat perbedaan frekuensi diare dan bising usus

pada kedua kelompok setelah intervensi

menggunakan uji paired Sample T-test dengan α=

0,05.

Instrument penelitian yang digunakan ialah berupa

lembar observasi pemberian madu, frekuensi diare,

dan bising usus.

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV


6. Telaah Step 3 (Aplikabilitas)

Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam pemberian tindakan keperawatan. Banyaknya

kasus diare terutama terjadi pada balit, hal ini memerlukan perhatian dari semua tenaga

kesehatan termasuk perawat. Perawat memegang peranan penting dalam melakukan

usaha pencegahan dan pengobatan diare. Peran perawat sebagai care giver dapat

menerapkan terapi komplementer terapi madu untuk membantu menurunkan frekuensi

diare dan bising usus pada balita dengan diare. Pemberian intervensi tersebut juga tidak

membutuhkan biaya yang banyak serta tidak memerlukan tenaga dan waktu yang banyak.

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV

Anda mungkin juga menyukai