Pembimbing:
dr. Muhammad Ifan Romli, Sp. A
Oleh:
Arriza Maulana
2017730014
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi ≥ Tiga kali dalam 24 jam, dengan konsistensi tinja
yang lebih cair dari biasanya.
Menurut WHO, Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan pada anak di
seluruh dunia.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi diare tertinggi terjadi pada anak usia 1-4 tahun.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam pengobatan diare dapat diberikan cairan
rehidrasi oral, zinc dan antibiotik bila ada indikasi. Namun dalam beberapa tahun terakhir, penelitian
mengenai terapi suportif seperti probiotik pada anak yang mengalami diare akut terbukti efektif
dapat menurunkan frekuensi dan durasi diare.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui hubungan antara pemberian probiotik dengan
lama diare akut pada anak di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya.
METODE
Desain penelitian Tempat penelitian
Populasi Sampel
Anak usia 1-5 t ahun yang Anak usia 1-5 tahun yang
mengalami diare akut mengalami diare akut di Teknik
di
poliklinik anak RS Gotong poliklinik anak RS consecutive sampling
6
METODE
• Prosedur penelitian ini dilakukan 48 anak yang dirawat jalan dengan diare akut
dengan
dibagi menjadi dua kelompok yaitu
mengumpulkan data primer, mencatat terapi
• Kelompok diberi probiotik :
24 anak
• Probiotik yang diberikan pada anak diare akut
• Kelompok tidak diberi probiotik : 24
yang datang ke RS gotong royong surabaya dan
anak
melakukan rawat jalan, kemudian dilanjutkan
dengan monitoring kepada orang tua pasien setiap
hari untuk mengetahui lamanya diare akut pada
anak setelah terapi probiotik.
HASIL
• Tabel 1 karakteristik berupa usia
responden
responden, jenis kelamin dan usia ibu
9
DISKUSI
• Responden yang lebih dominan dalam penelitian ini adalah laki-laki didapatkan jumlah
responden laki-laki sebanyak 26 anak (54%).
• Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sabella Gustika, dkk pada
tahun 2015 di Puskesmas Rawat Inap Pekanbaru. Penelitiannya mengungkapkan bahwa
kejadian diare pada laki-laki < 5 tahun lebih tinggi. Hal ini diduga terjadi karena kecenderungan
anak laki- laki untuk bermain dan berakitivitas di luar rumah lebih aktif dari pada anak
perempuan dengan demikian, anak laki- laki lebih mudah terkena patogen penyebab diare
DISKUSI
• Responden dalam penelitian ini paling banyak berusia dua tahun, yaitu 16 anak (33%).
• Berdasarkan (Riskesdas), data kejadian diare tertinggi terjadi pada balita, terutama usia 1-4
tahun.
• Hasil ini juga sesuai dengan data WHO yang menyebutkan bahwa penderita diare akut
sebanyak 80% adalah anak di bawah dua tahun. Hal ini bisa terjadi karena anak di bawah
dua tahun lebih rentan terkena infeksi yang disebabkan oleh sistem imun alami tubuh yang
belum sempurna. Selain itu, penyapihan dan pemberian makanan tambahan dimulai pada usia 1-2
tahun, proses pembersihan botol susu, higienitas dan mainan campuran yang diberikan kepada
anak-anak juga dapat menyebabkan kontaminasi yang dapat menyebabkan diare
11
DISKUSI
• Pada penelitian ini ditemukan bahwa usia ibu terbanyak berada pada rentang usia 31-40
tahun yaitu 20 orang (62,5%).
• Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinthamurniawaty pada
tahun 2006 di Kabupaten Semarang. Penelitian ini meneliti bahwa ibu yang anaknya
mengalami diare lebih banyak pada usia >30 tahun dibandingkan dengan usia 20-30
tahun. Hal ini disebabkan karena usia ibu yaitu >30 tahun merupakan usia produktif, ibu yang
termasuk dalam usia produktif lebih cenderung bekerja dan melakukan aktivitas di luar rumah
sehingga mereka kurang memperhatikan k e s e h a t a n dan k o n d i s i anak- anak nya di
rumah. Selain itu, tidak menutup kemungkinan juga karena ibu yang aktif di luar rumah
akan membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain.
12
DISKUSI
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama diare pada anak yang tidak
mendapatkan probiotik adalah 3,25 hari. Sebaliknya, perbedaan rata-rata lama diare pada
anak yang mendapat probiotifi adalah 1,25 hari. Oleh karena itu, perbedaan durasi diare pada
kedua kelompok adalah dua hari.
• Pemberian probiotik dapat menurunkan frekuensi dan durasi diare. Pemberian probiotik
dapat meningkatkan keseimbangan antara patogen dan bakteri yang ada.
• Probiotik dapat membentuk agregat untuk mencegah bakteri patogen berkoloni di epitel.
Pemberian probiotik dapat meningkatkan k o n s i s t e n s i feses dengan cara memperbaiki
gangguan penyerapan air. Oleh karena itu, hasil penelitian tentang probiotik dapat
mempercepat penyembuhan diare akut pada anak
13
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa durasi diare pada
anak yang diberikan terapi probiotik lebih singkat (2 hari) jika dibandingkan dengan
anak yang tidak diberikan probiotik.
14
TERIMA KASIH