Anda di halaman 1dari 5

Tarumanagara Medical Journal

Vol. 2, No. 1, 143-147, Oktober 2019

Angka kejadian diare pada anak usia 6-24 bulan dengan


riwayat pemberian ASI eksklusif
di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan
Reinhart Eugene Sampakang1, Herwanto2,*
1
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
2
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
*korespondensi email: herwanto@fk.untar.ac.id

ABSTRAK
Diare merupakan penyakit menular yang menyebabkan kematian pada peringkat ketiga di
Indonesia. Salah satu faktor risiko terjadinya diare adalah orang tua yang tidak memberikan air
susu ibu (ASI) secara eksklusif sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu cara
agar anak terlindung dari penyakit seperti diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
angka kejadian diare pada anak usia 6-24 bulan dengan riwayat pemberian ASI Eksklusif di
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan. Penelitian merupakan penelitian deskriptif cross
sectional. Sampel penelitian ini adalah anak usia 6-24 bulan yang berkunjung ke Puskesmas
Kecamatan Grogol Petamburan. Pemilihan sampel diambil berdasarkan populasi terjangkau dan
memenuhi kriteria inklusi. Jumlah anak yang berusia 6-24 bulan didapatkan 75 anak. Hasil
penelitian menunjukkan angka kejadian diare dengan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas
Kecamatan Grogol Petamburan sebanyak 35 anak (46.7%) dan yang tidak mengalami diare
sebanyak 40 anak (53.3%). Angka kejadian diare pada anak usia 6-24 bulan yang mendapatkan
ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan lebih sedikit dibandingkan yang tidak
mengalami diare.

Kata kunci: diare, anak, ASI eksklusif

PENDAHULUAN

Diare adalah bertambahnya frekuensi melalui fekal-oral khususnya melalui

buang air besar lebih dari biasanya atau makanan atau minuman yang tercemar

lebih dari tiga kali dalam sehari, disertai oleh enteropatogen, yaitu melalui finger,

dengan perubahan konsisten tinja.1 Diare flies, fluid, field (4F). Salah satu faktor

merupakan penyakit menular yang risiko terjadinya diare adalah orang tua

endemis di Indonesia yang hingga dapat yang tidak memberikan air susu ibu (ASI)

menyebabkan kematian. Kejadian diare secara penuh pada bayi usia 4-6 bulan.3

di Indonesia masih terbilang tinggi. Terdapat juga beberapa pencegahan yang

Menurut Profil Kesehatan Indonesia dapat dilakukan agar terhindar dari diare

tahun 2017, DKI Jakarta sendiri angka seperti memberikan ASI eksklusif selama

kejadian diare pada balita cukup tinggi 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun,

yaitu 54,23%.2 Diare dapat ditularkan menjaga kebersihan lingkungan dan

143
Tarumanagara Med. J. 2, 1, 143-147, Oktober 2019

kebersihan diri sendiri, dan meminum air A (IgA), faktor anti-inflamasi, dan sel
yang matang.1 aktif secara imunologis yang memberikan
ASI adalah cara yang tidak ada dukungan tambahan untuk sistem
bandingannya untuk menyediakan kekebalan tubuh yang belum matang pada
makanan ideal bagi pertumbuhan dan neonatus.7 Setelah kolostrum, muncul
perkembangan bayi yang sehat.4 Terdapat ASI Transisi pada hari ke 2-14 kemudian
tiga pola dalam pemberian ASI yaitu ASI berganti menjadi ASI matur yang
parsial, ASI predominan, dan ASI merupakan susu terakhir yang diproduksi
eksklusif. ASI parsial adalah pemberian sampai akhir masa menyusui.8
ASI disertai makanan selain ASI, Perlindungan terhadap infeksi telah
misalnya susu formula, bubur, atau terbukti dengan baik selama menyusui,
makanan lain sebelum bayi berusia 6 misalnya diare akut dan berkepanjangan,
bulan. Yang dimaksud ASI predominan infeksi saluran pernafasan, termasuk
adalah pemberian ASI tetapi disertai otitis media, infeksi saluran kemih,
sedikit minuman lain seperti air putih atau septikemia neonatal, enterokolitis
teh.5 ASI eksklusif adalah ASI yang nekrosis, dan juga meningkatkan status
diberikan kepada bayi sejak lahir selama gizi bayi.7,9
enam bulan tanpa menambahkan atau Laura M Lamberti, dkk. menyatakan
mengganti dengan makanan atau bahwa pemberian ASI eksklusif kepada
minuman lainnya.6 Pemberian ASI bayi dapat mencegah angka kesakitan
eksklusif merupakan cara optimal untuk dan angka kematian akibat diare pada 24
memberi makan bayi. Setelah itu bayi bulan pertama kehidupan.10 Menurut data
harus menerima makanan pelengkap WHO, di Asia Tenggara sendiri angka
dengan terus menyusui hingga usia 2 kematian akibat diare mencapai 8,5%.11
tahun atau lebih.4 ASI melindungi bayi Di Indonesia sendiri, prevalensi diare
terhadap infeksi melalui antibodi sekresi pada balita adalah 12,3%.12 Prevalensi
IgA (SIgA) dan juga faktor-faktor diare tertinggi di kota Jakarta terdapat di
bioaktif lainnya.7 ASI memiliki 3 tahap daerah Jakarta Barat yaitu 27% diikuti
tergantung dari waktu produksi setelah Jakarta Timur 25%, Jakarta Utara 20%,
melahirkan yaitu kolostrum, ASI transisi, Jakarta Selatan 19% dan yang terakhir di
dan ASI matur. Kolostrum dihasilkan Jakarta Pusat yaitu 9%.13 Oleh karena itu,
selama kehamilan sampai dengan penulis ingin mengetahui angka kejadian
beberapa hari setelah bayi lahir.8 diare pada anak usia 6-24 bulan dengan
Kolostrum mengandung imunoglobulin riwayat pemberian ASI Eksklusif.

144
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 2, No. 1, 143-147, Oktober 2019

METODE PENELITIAN Tabel 1. Karakteristik responden

Penelitian berupa studi deskriptif dengan Karakteristik sampel Jumlah anak

desain cross-sectional. Penelitian Frekuensi kejadian diare


(1 bulan)
dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tidak diare 40 (53.3%)
1-3 kali 35 (46.7%)
Grogol Petamburan dari bulan Februari – >3 kali 0

November 2018 dengan subyek Lama kejadian setiap


episode diare
penelitian ibu dengan anak usia 6-24 <3 hari 25 (71.4%)
bulan dengan pemberian ASI eksklusif. 3-7 hari 10 (28.6%)
>7 hari 0
Jumlah subyek penelitian ini sebesar 75
orang. Data diambil dengan cara
wawancara untuk mengetahui riwayat PEMBAHASAN
pemberian ASI dan diare. Analisis data
Pada studi yang dilakukan pada bulan
univariat berupa karakteristik subyek
Februari-November 2018 di Puskesmas
disajikan dalam tabel frekuensi.
Kecamatan Grogol Petamburan
didapatkan responden sebanyak 75 orang,
HASIL PENELITIAN yaitu ibu dengan anak usia 6-24 bulan
Didapatkan subjek sebanyak 75 orang
‘ dengan pemberian ASI eksklusif. Studi
dengan mayoritas ibu yang memiliki anak yang dilakukan oleh Eka dkk. tahun 2013
yang tidak memiliki riwayat diare dalam mengenai “Hubungan pemberian ASI
waktu 1 bulan terakhir. Jumlah anak yang eksklusif dengan angka kejadian diare
mengalami kejadian diare dalam 1 bulan akut pada bayi usia 0-1 tahun di
terakhir sebesar 35 (46,7%) anak. Puskesmas Kuranji Kota Padang”
Berdasarkan frekuensi kejadian diare terdapat angka kejadian diare akut pada
dalam 1 bulan, didapatkan lama kejadian bayi usia 6-12 bulan yang mendapat ASI
setiap episode diare yang dibedakan eksklusif sebanyak 9 anak (26,5%) dari
menurut durasi, yaitu kurang dari 3 hari, jumlah total 30 anak.14 Hasilnya serupa
3 sampai 7 hari, dan lebih dari 7 hari. dengan hasil penelitian ini yaitu jumlah
Diare dengan durasi kurang dari 3 hari anak yang mengalami diare dan
merupakan diare yang tersering dialami mendapatkan ASI eksklusif lebih sedikit
dan tidak ada anak yang mengalami diare meskipun persentasenya lebih besar. Hal
selama lebih dari 7 hari (Tabel 1). tersebut dapat terjadi karena adanya

145
Tarumanagara Med. J. 2, 1, 143-147, Oktober 2019

beberapa faktor, salah satunya adalah KESIMPULAN


karena perbedaan usia anak yang diteliti. Angka kejadian diare pada anak usia 6-24
Pada studi Eka, dkk anak berusia bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di
maksimal 12 bulan sedangkan pada studi Puskesmas Kecamatan Grogol
ini usia anak maksimal adalah 24 bulan Petamburan lebih sedikit dibandingkan
dimana hal tersebut mempengaruhi jenis yang tidak mengalami diare.
makanan yang dikonsumsi anak. Selain
itu, pada anak usia 1-5 tahun rentan SARAN
terkena infeksi karena merupakan usia Untuk memeperkecil angka kejadian
anak yang sedang aktif bermain. Faktor diare, ibu wajib memberikan ASI
lingkungan menjadi faktor risiko terkena eksklusif karena pentingnya kandungan
diare karena anak-anak dapat bermain di ASI bagi bayi dan bagi petugas kesehatan
lingkungan/tempat yang kurang bersih disarankan agar dapat memberi
15
dan terinfeksi. Hasil serupa juga penyuluhan dan edukasi kepada ibu-ibu
didapatkan oleh penelitian yang tentang pentingnya ASI eksklusif.
dilakukan oleh Habibah pada tahun
2013.16
DAFTAR PUSTAKA
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
1. Departemen kesehatan RI. Buku saku lintas
Isnaini tahun 2014 mengenai gambaran diare. Departemen Kesehatan RI. 2011:2-32
kejadian diare pada bayi yang 2. Kurniawan R, Yudianto, Hardhana B,
Siswanti T. Profil kesehatan Indonesia.
mendapatkan ASI eksklusif di RSUD
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Labuang Baji Makassar dan RSUD Syekh 2017

Yusuf Gowa menunjukkan anak usia 7-12 3. Subagyo B, Santoso NB. Buku ajar
gastroenterologi-hepatologi Jilid 1. Jakarta:
bulan yang mengalami diare dengan Badan Penerbit IDAI. 2012.
riwayat mendapat ASI Eksklusif 4. World Heart Organization. Exclusive
breastfeeding. (cited 2017 September 23).
sebanyak 30 anak (37,5%) dari total Available from: http://www.who.int/
subjek. Penelitian tersebut juga menyim- nutrition/topics/exclusive_breastfeeding/en/
5. Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan
pulkan bahwa anak yang mendapat ASI analisis ASI eksklusif. 2014:1-6
eksklusif tidak mudah terkena diare jika
dibandingkan dengan anak yang tidak
mendapat ASI eksklusif. 17

146
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 2, No. 1, 143-147, Oktober 2019

6. Lubis ME. Hubungan pengetahuan, sikap 12. Kementeritan Kesehatan Rakyat Indonesia.
dan dukungan keluarga ibu menyusui Potret sehat Indonesia dari Riskesdas 2018.
dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 2018.
usia 6-12 bulan di Dusun I Desa Bandar 13. Bidang Perencanaan dan Pembiayaan Dinas
Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Profil
Deli Serdang. Jurnal Ilmiah Simantek. kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2016.
2017(cited 2017 Des 5);1 Jakarta. Komite Akreditasi Nasional. 2016.
7. Palmeira P, Sampaio MC. Immunology of 14. Rahmadhani EP, Lubis G, Edison.
breast milk. SciELO. 2016. (cited 2017 July Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan
31). angka kejadian diare akut pada bayi usia 0-1
8. American Pregnancy Association. tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang.
Breastfeeding: overview. (updated FK Universitas Andalas. 2013.
2017;cited 2017 Des 2). 15. Nursa’in SH. Gambaran penggunaan oralit
9. Namangboling AD, Murti B, Sulaeman ES. dan zinc pada kasus diare. Sekolah Tinggi
Hubungan riwayat penyakit infeksi dan Ilmu Kesehatan Kendal. 2017.
pemberian ASI eksklusif dengan status gizi 16. Habibah U. Hubungan ASI eksklusif dengan
anak usia 7-12 bulan di Kecamatan Kelapa kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan di
Lima Kota Kupang. Sari Pediatri. 2017 Rumah Sakit Syarif Hidayatullah. FKIK
(cited 2017 Nov 20);19(2):91. UIN Syarif Hidayatullah. 2013.
10. Lamberti LM, Walker CLF, Noiman A, 17. Isnaini. Gambaran kejadian diare pada bayi
Victora C, Black RE. Breastfeeding and the yang mendapatkan ASI eksklusif di RSUD
risk for diarrhea morbidity and mortality. Labuang Baji Makassar dan RSUD Syekh
BMC Public Health. 2011(cited 2017 Aug Yusuf Gowa. FIK UIN Alauddin. 2014.
20);11(suppl 3).
11. Dairo MD, Ibrahim TF, Salawu AT.
Prevalence and determinants of diarrhea
among infants in selected primary health
centres in Kaduna north local government
area, Nigeria. NCBI. 2017.

147

Anda mungkin juga menyukai