id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Epilepsi
a. Definisi
munculnya kejang berulang (dua kali atau lebih) yang kejadian tiap
b. Epidemiologi
dari 487 kasus baru dan 1801 kasus lama (Perhimpunan Dokter
commit to user
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bayi dan anak cukup tinggi dengan insiden terbanyak pada kelompok
usia 1-5 tahun yakni 42% (Suwarba, 2011). Di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta dalam kurun waktu enam bulan (Januari – Juni 2008) terdapat
c. Etiologi
et al., 2007).
(Magnetic Resonance Imaging) dan tidak ada tanda atau gejala lain
commit to user
7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Tumor otak
neurosistiserkosis.
3) Tidak diketahui
d. Klasifikasi
al., 2017). Pengklasifikasian untuk kejang demam dan epilepsi ini terus
commit to user
8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 2.1. Klasifikasi epilepsi (Berg et al., 2010; Fisher at al., 2017).
Tidak dapat
Umum Fokal
diklasifikasikan
1) Tonik-klonik 1) Motorik
2) Absans a) Automatisme
a) Tipikal b) Atonik
b) Atipikal c) Klonik
c) Absans dengan d) Spasme
ciri khas epileptik
(1) Absans e) Hiperkinetik
mioklonik f) Mioklonik
(2) Mioklonia g) Tonik
kelopak mata 2) Non motorik
3) Mioklonik a) Autonomik
a) Mioklonik b) Perilaku
b) Mioklonik atonik c) Kognitif
c) Mioklonik tonik d) Emosional
4) Klonik e) Sensori
5) Tonik 3) Fokal menjadi
6) Atonik bilateral tonik-
klonik
1) Umum
9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Fokal
2017).
3) Umum-fokal
Lennox-Gastaut.
e. Faktor Risiko
saling berkaitan dalam timbulnya gangguan pada janin atau bayi yang
commit to user
10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Wiknjosastro, 2009).
1) Faktor prenatal
a) Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2) Faktor perinatal
a) Asfiksia
b) Berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu berat badan lahir kurang
d) Partus lama
f) Perdarahan intrakranial
3) Faktor postnatal
a) Kejang demam
e) Gangguan metabolik
4) Faktor herediter
commit to user
11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
f. Patofisiologi
dan struktur otak yang melepas muatan (Brodie et al., 2016). Bila
mengalami pengaktifan
secara berlebihan
commit to user
12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
g. Manifestasi Klinis
1) Kejang umum
a) Kejang absans
sehari.
b) Kejang atonik
commit to user
13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c) Kejang mioklonik
d) Kejang tonik-klonik
2) Kejang parsial
commit to user
14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Obat Antiepilepsi
a. Definisi
RI, 2015).
15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gan, 2012) :
1) Golongan hidantoin
2012).
2) Golongan barbiturat
3) Golongan oksazolidindion
16
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Golongan suksinimid
kejang tipe absans. Obat ini memiliki sedikit efek samping, termasuk
5) Karbamazepin
2009).
6) Golongan benzodiazepin
2012).
7) Asam valproat
commit to user
17
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8) Antiepilepsi lain
18
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pemeliharaan : 5 mg/kg
Awal : 0,1 mg/kg
Tiagabin 2-3
Pemeliharaan : 0,6-1 mg/kg
Awal : 0,5-1 mg/kg
Topiramat 2
Pemeliharaan : 3-9 mg/kg
Awal : 40 mg/kg
Vigabatrin 2
Pemeliharaan : 80-100 mg/kg
Awal : 10-20 mg/kg
Pemeliharaan : 20-40 mg/kg
Asam valproat 2
(anak di bawah 20 kg), 20-30
mg/kg (anak di atas 20 kg)
menjadi inaktif dalam dua fase kinetik: cepat dan lambat. Obat yang
memblok kanal Na+ dengan berikatan pada kanal Na+ dalam keadaan
19
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
AMPA
20
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 2.1. Mekanisme OAE yang meningkatkan inhibisi (A) dan mengurangi
eksitasi (B) (Stafstrom, 1998).
Bourgeois, 2007).
21
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bebas kejang, bukan 2 tahun minum obat, kecuali untuk jenis epilepsi
tahun bebas kejang jika pada pemeriksaan EEG ulang masih terdapat
3. Fungsi Hati
a. Definisi
rata sekitar 1500 gram atau 2% berat badan orang dewasa normal (Price
dan Wilson, 2006). Hati berfungsi untuk sekresi garam empedu dalam
saluran cerna.
2) Mendetoksifikasi zat sisa tubuh dan hormon serta obat dan senyawa
asing lain.
22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ginjal.
makrofag residennya.
menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif (Price dan Wilson, 2006).
Tes fungsi hati (Liver Function Test / LFT) merupakan tes yang
penyakit hati dan efek terapi terutama efek pada hati setelah
induced liver injury) (Rahmioglu, 2009). Sel hati yang terdiri dari
2013). Secara klinis, tes yang paling sering dilakukan dan merupakan
hati atau penyakit hati adalah SGOT dan SGPT. Hasil pemeriksaan
23
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
et al., 2016).
SGOT pada anak yaitu perempuan < 31 u/l dan laki-laki < 35 u/l di
SGPT pada anak yaitu perempuan < 34 U/L dan laki-laki < 45 u/l
Contoh obat yang dapat meningkatkan enzim hati yaitu obat anti
(Limdi dan Hyde, 2003). Insiden kerusakan hati akibat obat dilaporkan
terjadi pada 1 dari 10.000 hingga 1 dari 100.000 orang (Haque et al.,
2016). Usia, jenis kelamin, konsumsi alkohol, penyakit hati yang sudah
commit to user
24
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
risiko terjadinya kerusakan hati akibat obat (Mehta et al., 2016). Faktor
lain yang juga menjadi risiko ialah dosis harian, interaksi obat dan
a) Kerusakan hepatosit
multifaset.
d) Apoptosis hepatosit
commit to user
25
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terprogram (apoptosis).
e) Gangguan mitokondria
pada sel hepatosit akan meningkatkan kadar SGOT dan SGPT dalam darah
(Aragon dan Younossi, 2010). Peningkatan SGOT dan SGPT dapat terjadi
26
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 2.4. Implikasi obat terhadap kerusakan hati (Haque et al., 2016).
Sonmez et al. (2006) didapatkan sebesar 2,2±1,0 U/L dan 1±2,0 U/L
peningkatan kadar pada tes fungsi hati (Björnsson, 2008). Kadar SGOT
commit to user
27
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Usia penderita
Risiko kerusakan hati terkait OAE meningkat pada anak berusia kurang
valproat berisiko tinggi pada anak berusia kurang dari 2 tahun dengan
Louis et al., 2009). Masalah yang timbul dari politerapi yaitu (Fenichel,
2009) :
kedua
28
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Asam valproat
mitokondria.
metabolit hepatotoksik.
commit to user
29
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Fenitoin
30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
al., 2012).
3) Karbamazepin
commit to user
31
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Fenobarbital
32
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Variabel bebas
Obat Antiepilepsi
Variabel terikat
Kadar fungsi hati:
SGOT
SGPT
Keterangan
: variabel yang diteliti
34
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Hipotesis Penelitian
panjang, dan usia penderita lebih muda dengan kadar fungsi hati penderita
epilepsi anak.
commit to user
35