Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFENISI
Gastroenteritis Akut adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan
usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang pathogen.
Gastroenteritis merupakan adanya peradangan di dalam lambung, yang
disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang pathogen. Buang air besar
lebih dari 3 kali perhari dengan kosistensi cair (Putri, 2019).
B. ETIOLOGI
Penyebab gastroenteritis yaitu (Lestari, 2016) :
1. Faktor Infeksi a. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan
makanan yang merupakan penyebab utama Gastroenteritis Akut.
Meliputi
a. Infeksi enteral sebagai berikut :
1) Infeksi bakteri: Vibrio, Escherichia Coli, Salmonella, Shigella,
dan sebagainya.
2) Infeksi virus: Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
3) Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris), protozoa
(Entamoeba histolytica, Giardia lamblia), jamur (Candida,
Albicans).
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di luar sistem pencernaan yang
dapat menimbulkan diare seperti tonsillitis atau tonsilofaringitis.
2. Faktor Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa dan
maltosa), monosakarida (intoleransi glukosa dan galaktosa), intoleransi
laktosa merupakan penyebab diare yang penting pada bayi dan anak, di
samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor makan pada diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan
basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor psikologis pada diare dapat terjadi karena faktor psikologis
(rasa takut dan cemas) jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak
yang lebih besar
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang dapat ditemui yaitu (Prastowo, 2009):
1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas
kulit menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
3. Kram abdominal
4. Demam
5. Mual dan muntah
6. Anoreksia
7. Lemah
8. Pucat
9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin.
D. DIAGNOSA MEDIS
Diagnosa medis yang dapat ditemui yaitu (Azizah, 2020) :
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out
put yang berlebihan
2. Diare berhubungan dnegan proses
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan dengan
membrane alveolus kapiler
4. Hipertemia berhubungan dengan faktor psikologis
5. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
E. PATHWAY
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis pada pasien gastroenteritis akut meliputi
pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan menurut berdasarkan Lestari
(2016) :
1. Pada anak mengalami diare tanpa dehidrasi (defisit cairan) tindakan:
a. Untuk mencegah dehidrasi, beri anak minum lebih banyak dari
biasanya.
b. ASI (Air Susu Ibu) diteruskan makan diberikan seperti biasanya.
c. Bila keadaan anak bertambah berat, segera bawa ke puskesmas
terdekat.
2. Bila anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan atau sedang
tindakan:
a. Berikan oralit
b. ASI di teruskan
c. Pemberian makanan dilanjutkan
d. Berikan makanan yang lunak atau mudah dicerna
e. Bila tidak ada perubahan segera bawa kembali ke puskesmas
terdekat.
3. Pada anak yang mengalami dehidrasi berat tindakan:
a. Segera bawa ke rumah sakit atau puskesmas terdekat
b. Oralit dan ASI tetap diberikan selama anak masih bisa minum
4. Dasar pengobatan diare Pemberian cairan, jenis cairan, cara
memberikan cairan.
a. Cairan per oral :
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral
berupa cairan yang bersifat NaCL dan NaHCO3 dan glukosa, untuk
diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar natrium 90
mEg/1, pada anak di bawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-
sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. formula lengkap disebut oralit
sedangkan larutan gula garam disebut formula yang tidak lengkap
karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
b. Cairan parentral :
Beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setempat,
yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur
dan berat badannya. 1) Dehidrasi ringan 1 jam pertama 25-50 ml/kg
BB/ hari, kemudian 125 ml / kg BB/oral. 2) Dehidrasi sedang 1 jam
pertama 50-100 ml/kg BB/oral kemudian 125 ml/kg BB/hari. 3)
Dehidrasi berat 1 jam pertama 20 ml/kg BB/ jam atau 5 tetes/kg
BB/menit (inperset 1 ml: 20 tetes), 16 jam berikutnya 105 ml/kg BB
oralit per oral
LITERATURE REVIEW

A. Jurnal 1
Judul : Pengaruh Pemberian Madu Terhadap Penurunan
Frekuensi Diare Anak Balita Di Desa Ngumpul,Jogoroto, Jombang
Penulis : Dian Puspitayani, Listriana Fatimah
Tahun : 2014
Desain Penelitian : Eksperimen Yang Digunakan Adalah Quasy
Eksperimental Design(Rancangan Eksperimental Semu) Dengan Post Test
Only Control Group.
Hasil : Penelitian menggnuakan uji statistic mutivariat2
variabel bersama dengan uji Mann-Whitney U-Testyang penguji hipotesis.
Didapatkan eksperimen saat diberi madu frekuensi diare sebagian besar
kilat (65%), tetapi terhadap group pengecekan (tidak diberi madu) menurunnya
frekuensi diare sebagian besar lambat (40%). Hasil uji U-Testdiatas,
didapatkan hasil hitung ≤ nilai signifikannya (0,032 ≤ 0,05), bersama dengan
diambil kesimpulan H1 diterima yang berarti memiliki kandung-an perbandingan
lama penyusutan frekuensi diare kelompok memakai madu serta kelompok
tidak memakai madu. Dengan kata lain, adanya akibat proteksi madu pada
penyusutan frekuensi diare pada anak usia 1-5 tahun.

B. Jurnal 2
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gastroenteritis
Akut Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit di Ruangan anak
RSUD Dr. M. Haulussy
Penulis : Jois Nari
Tahun : 2019
Tujuan : Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan
gastroenteritis akut dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dengan
mengunakan proses keperawatan keperawatan yaitu : pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Desain Penelitian : Deskriptif yang berbentuk studi kasus
Hasil : Melalui pengkajian tanggal 04 Juli 2018, pada An.. C.A.
didapatkan data Ibu klien mengatakan klien ; BAB encer >11x/hari, mual-muntah
4 kali, lemas, pusing, klien makan ½ porsi dihabiskan, minum 4 gelas/hari,
Keadaan umum lemah, mata cekung, wajah tampak pusat, turgor kulit jelek/tidak
elastis, klien tampak mual-muntah, klien tampak memegang kepalanya yang
pusing, konjungtiva anemis, BB saat sakit 19 kg sebelum sakit 20 kg membrane
mukosa kering, bibir pecah-pecah, terpasang IVFD RL 20 tetes/menit pada
ekstermitas kanan atas, Hematokrit52%, kekurangan cairan sebanyak 194
CC.Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada An.C.A. dengan gastroenteritis
akut dalam perawatan selama 3x24jam menunjukkan bahwa diagnosa/masalah
keperawatan kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara intake dan output teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, N. L. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak Dengan Diare. 10–
290.
Lestari, titik. (2016). Asuhan Keperawatan Anak. Nuha Medika.
Nurarif, Amin, Huda, & H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.
PRASTOWO, F.A. (2009). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DIARE DI BANGSAL MELATI RSUD
SRAGEN.
Putri, D. E. N., Riesmiyatiningdyah, R., & Sulistyowati, A. (2019). Asuhan
Keperawatan Pada An.A Dengan Dagnosa Medis Gastroenteritis Di Ruang Uang
Ashoka Rsud Bangil-Pasuruan. Kerta Cendekia Nursing Academy.

Anda mungkin juga menyukai