Kelompok ingin mengetahui pengaruh pemberian madu pada an. R dengan diare akut
dehidrasi sedang di ruang Seruni RS Bayangkara Semarang
Populasi dalam penelitian ini adalah 70 pasien anak diare akut, di ruang
perawatan Sub-bagian Gastroenterologi Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan
RSUD Ketileng Semarang.
Intervensi adalah 35 pasien diare akut dilakukan tindakan / intervensi berupa
pemberian suplementasi madu secara oral oleh seorang petugas 20 g perhari,
terbagi rata dalam 3 kali pemberian (pada jam 07.00, 15.00, 21.00) dengan
pengenceran menggunakan aquadest steril menjadi 10 cc pada masing-masing
pemberian.
Control dari penelitian ini adalah 35 pasien diare akut tanpa dilakukan intervensi
pemberian madu hanya tindakan keperawatan seperti biasa
Outcome dari penelitian ini adalah Nilai rerata gula darah sewaktu (GDS)
sebelum intervensi pada kelompok suplementasi madu lebih tinggi yaitu 89,09
(±1,6328) dibandingkan dengan kelompok tanpa suplementasi madu 86,86
(±1,83). Sedangkan untuk rerata GDS akhir pada kelompok suplementasi madu
sedikit lebih tinggi 96,77 (±1,46) dibandingkan dengan kelompok tanpa
suplementasi madu 96,0286 (±1,50).
Tujuan penelitian untuk Menilai dan membuktikan bahwa pemberian
madu pada pasien diare akut akan mengurangi frekuensi diare, lama rawat,
dan meningkatkan berat badan
– Madu dikenal sebagai jenis suplemen yang bernilai tinggi dan mudah didapat di masyarakat dan harga
cukup terjangkau. Dari studi laboratorium dan uji klinis, madu murni memiliki aktivitas bakterisidal
yang dapat melawan beberapa organisme enteropathogenic, termasuk diantaranya spesies dari
Salmonela, shigela, dan E. coli.
– Orang tua pasien An. R sudah terbiasa memberikan madu di saat An R mengalami panas, tetapi saat
ini An R mengalami sakit diare dan muntah sehingga orang tua tidak memberikan madu. Setelah
diberikan penjelasan dan edukasi tentang manfaat madu pada pasein dengan Diare akut orang tua An
R memberikan madu dengan takaran 1 sendok makan diencerkan 10 cc air diberikan 3 x sehari.
– Pada hari ke 2, An R sudah tidak mual dan tidak muntah lagi, frekuensi BAB 4 x konsistensi ada ampas
dan sudah tidak panas lagi. Pada hari ke 3, An R nampak lebih segar, frekuensi BAB 3 x dengan
konsistensi lembek cair, tidak panas dan tidak mual muntah. Terapi pemberian madu pada pasien diare
akut dapat diterapkan pada An R dan cukup berhasil.
KERUGIAN DAN KEUNTUNGAN
Keuntungan dari terapi pemberian madu pada diare akut, madu
merupakan bahan yang mudah didapat, cukup terjangkau dan disukai
anak-anak karena rasanya yang manis. Sedang kerugiannya terapi
pemberian madu pada diare akut tidak dapat diaplikasikan pada anak
usia dibawah 1 tahun karena berdasarkan rekomendasi mencegah
keracunan botulismus pada bayi, dengan tidak memberikan madu
sampai usia 12 bulan.
IMPLIKASI DALAM KEPERAWATAN
Terapi pemberian madu pada pasien diare akut dapat dipakai sebagai
alternatif terapi untuk mengatasi diare pada anak karena terbukti
dapat mengurangi frekuensi diare, lama rawat inap dan dapat
meningkatkan berat badan anak.
TERIMA KASIH