Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI

DIARE

Disusun oleh Kelompok


Alfrizal Bagas Aryasena (1704015332)
Tiara Larasati Ayuninda (1904015112)
Kelvin Ari Saputra (1904015173)

Kelas : G1

Dosen Pengampu :
Apt. Maifitrianti, M. Farm.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA


JAKARTA
2023

BAB I
KASUS

A. KASUS
Seorang Ibu usia 35 tahun datang ke apotek untuk membeli obat diare untuk
anaknya yang berusia 3 tahun. Sejak 5 jam yang lalu, anaknya sudah mencret 3
kali, feses seperti bubur dan lebih lunak dari biasanya. Tidak ada keluhan lain
seperti mual, muntah, demam, lendir atau darah pada feses, dan nyeri perut.
Kondisi anaknya saat ini masih bisa bermain, tidak rewel, tidak lemas dan masih
bisa makan dan minum seperti biasa. Makanan untuk anak selalu dimasak di
rumah. Anak ini tidak mempunyai alergi atau penyakit lain dan tidak
menggunakan obat apapun sehari-hari. Sampai saat ini Ibu anak tersebut belum
memberikan obat apapun untuk mengatasi diare anaknya.
B. TUGAS
1. Buatlah skenario swamedikasi pada kasus diatas
2. Apakah pilihan obat yang saudara rekomendasikan untuk pasien
3. Apakah informasi mengenai obat-obatan yang saudara berikan kepada
pasien
4. Apakah terapi non-farmakologi yang saudara sarankan untuk pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat
berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih)
dalam satu hari (Depkes RI 2011). Menurut WHO Pengertian diare adalah
buang air besar dengan konsistensicair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih
dalam satu hari (24 jam).
Klasifikasi Diare
1. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya
kurang dari 7 hari). Gejala dan tanda sudah berlangsung < 2 minggu
sebelum datang berobat. Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan
dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.
2. Diare kronik, yaitu diare yang gejala dan tanda sudah berlangsung > 2
minggu sebelum dating berobat atau sifatnya berulang.
3. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat dari disentri
adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadi
komplikasi pada mukosa.
4. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus
menerus. Akibat dari diare persisten adalah penurunan berat badan dan
gangguan metabolisme.
B. Etiologi
Mekanisme diare (Juffrie, 2011) Secara umum diare disebabkan dua hal yaitu
gangguan pada proses absorpsi atau sekresi. Kejadian diare secara umum terjadi
dari satu atau beberapa mekanisme yang saling tumpang tindih. Menurut
mekanisme diare maka dikenal: diare akibat gangguan absorpsi yaitu volume
cairan yang berada di kolon lebih besar daripada kapasitas absorpsi. Disini diare
dapat terjadi akibat kelainan di usus halus, mengakibatkan absorpsi menurun
atau sekresi yang bertambah. Apabila fungsi usus halus normal, diare dapat
terjadi akibat absorpsi di kolon menurun atau sekresi di kolon meningkat. Diare
juga dapat dikaitkan dengan gangguan motilitas, inflamasi dan imunologi.
Komplikasi kebanyakan penderita diare sembuh tanpa mengalami komplikasi,
tetapi sebagian kecil mengalami komplikasi dari dehidrasi, kelainan elektrolit
atau pengobatan yang diberikan. Rotavirus merupakan etiologi paling penting
yang menyebabkan diare padaanak dan balita. Infeksi Rotavirus biasanya
terdapat pada anak-anak umur 6 bulan - 2 tahun (Suharyono, 2008). Infeksi
Rotavirus menyebabkan sebagian besar perawatan rumah sakit karena diare
berat pada anak-anak kecil dan merupakan infeksi nosokomial yang signifikan
oleh mikroorganisme patogen. Salmonella, Shigella dan Campylobacter
merupakan bakteri patogen yang paling sering diisolasi. Mikroorganisme
Giardia lamblia dan Cryptosporidium merupakan parasit yang paling sering
menimbulkan diare infeksius akut (Wong dkk., 2009).
C. Patofisiologi
Patofisiologi dari diare adalah Empat mekanisme patofisiologi umum
mengganggu keseimbangan air dan elektrolit, menyebabkan diare, dan menjadi
dasar diagnosis dan terapi. Ini adalah (a) perubahan transpor ion aktif baik
dengan penurunan penyerapan natrium atau peningkatan sekresi klorida; (b)
perubahan motilitas usus; (c) peningkatan osmolaritas luminal; dan (d)
peningkatan tekanan hidrostatik jaringan. Mekanisme ini telah dikaitkan
dengan empat kelompok diare klinis yang luas: sekretori, osmotik, eksudatif,
dan perubahan transit usus.
D. Gejala dan Tanda
1. Feses berwarna gelap yang mengindikasi adanya darah pada feses
2. Kurang tidur
3. Penurunan berat badan
4. Badan lemah
5. Feses lembek dan cair serta lebih dari 3 kali dalam 24 jam
6. Sakit perut dan kram perut
7. Mual dan muntah
8. Sakit kepala
9. Kehilangan nafsu makan
10. Demam
11. Dehidrasi
12. Darah pada feses
13. Feses yang dihasilkan banyak
E. Pengobatan
1. Terapi Farmakologi

2. Terapi Non-Farmakologi
Air dan Elektrolit, Rehidrasi dan pemeliharaan air dan elektrolit adalah
tujuan pengobatan utama sampai episode diare berakhir. Jika volume pasien
berkurang, rehidrasi harus diarahkan untuk mengganti air dan elektrolit ke
komposisi tubuh normal. Kemudian komposisi air dan elektrolit
dipertahankan dengan mengganti kehilangan.
F. Algoritma Terapi
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis SOAP
1. Data Subjektif
Seorang ibu mengeluhkan sejak 5 jam yang lalu, anaknya sudah mencret 3
kali, feses seperti bubur dan lebih lunak dari biasanya. Tidak ada keluhan
lain seperti mual, muntah, demam, lendir atau darah pada feses, dan nyeri
perut. Kondisi anaknya saat ini masih bisa bermain, tidak rewel, tidak lemas
dan masih bisa makan dan minum seperti biasa. Makanan untuk anak selalu
dimasak di rumah.
2. Data Objektif
Anak ini tidak mempunyai alergi atau penyakit lain dan tidak menggunakan
obat apapun sehari-hari. Sampai saat ini Ibu anak tersebut belum
memberikan obat apapun untuk mengatasi diare anaknya.
3. Data Assesment
a. Untreated Indication : Sejak 5 jam yang lalu, pasien sudah mencret 3
kali, feses seperti bubur dan lebih lunak dari biasanya tetapi belum
diberikan obat.
b. Subtherapeutic dosage : Tidak ada, karena obat baru akan diberikan
c. Overdosage : Tidak ada, karena obat baru akan diberikan
d. Failure to Receive drug : Tidak ada, karena obat baru akan diberikan
e. Adverse drug event : Tidak ada, karena obat baru akan diberikan
f. Drug interaction : Tidak ada, karena obat baru akan diberikan
g. Improper drug selection : Tidak ada, karena obat baru akan diberikan
h. Drug without Indication : Tidak ada, karena obat baru akan diberikan
4. Data Plan
Berdasarkan keluhan pasien disarankan untuk pemberian cairan oralit 100
sampai 200 ml dirumah setiap kali anak buang air besar (BAB). Disarankan
pemberian tablet zinc sebanyak 1 tablet (20 mg)/hari selama 10 hari (MTBS
2008 Halaman 17).

B. Pembahasan
1. Skenario Swamedikasi
A : Selamat siang ibu, selamat datang di apotek persona perkenalkan saya
Kelvin, apoteker yang berjaga hari ini apa ada yang bisa dibantu?
P : Saya mau cari obat sekaligus mau konsultasi mas
A : Baik ibu, sebelumnya mohon maaf, ini obatnya untuk siapa ya bu?
P : Oh obatnya untuk anak saya Mas
A : Kalau boleh tahu, anaknya usia berapa ya bu?
P : usianya 3 tahun mas.
A : Baik ibu, lalu gejala seperti apa yang dialami anak ibu ya?
P : Anak saya sudah mencret 3 kali, feses seperti bubur dan lebih lunak dari
biasanya.
A : Lalu apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi gejala anak ibu ini
ya?
P : Sejauh ini saya belum melakukan apapun mas.
A : Baik ibu, lalu gejala ini itu sudah muncul sejak kapan ya bu?
P : Sejak 5 jam yang lalu.
A : Sejauh ini ada tidak ya bu hal yang membuat gejalanya semakin
memburuk atau meringankan gejalanya?
P : Sejauh ini tidak ada mas.
A : Apa anak ibu ada gejala lain seperti muntah?
P : tidak ada Mas
A : Selama ini apakah anak ibu memiliki riwayat alergi?
P : Tidak ada juga Mas.
A : Baik ibu, jadi jika melihat kondisi anak ibu sekarang sedang mengalami
diare tetapi tanpa ada tanda-tanda dehidrasi ya bu, baik dehidrasi berat
maupun ringan/sedang. Berdasarkan hal ini saya merekomendasikan untuk
pemberian cairan oralit dan tablet zinc kepada anak ibu ya.
P : Baik mas, lalu untuk ketentuan konsumsi cairan oralit dan tablet zincnya
itu bagaimana ya mas?
A : Jadi ibu, saya akan memberikan ibu cairan oralit 200 ml sebanyak 6
bungkus bu. Cairan oralit ibu berikan sebanyak 100-200 ml tiap anak buang
air besar ya bu. Ibu sebaiknya Meminumkan cairan oralit sedikit-sedikit tapi
sering dari mangkuk/cangkir/gelas. Jika anak muntah, tunggu 10 menit.
Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat. Lanjutkan pemberian
cairantambahan sampai diare berhenti.
P : Oh iya baik mas.
A : Selanjutnya, untuk pemberian Tablet zinc untuk mencukupi kebutuhan
cairan. Pemberian suplemen ini juga dilakukan untuk mencegah munculnya
komplikasi akibat diare. Untuk pemberiannya, 1 tablet zinc yaitu 20 mg,
untuk anak berusia ≥ 6 bulan dosis yang diberikan 1 tablet ya bu sebagai
dosis tunggal selama 10 hari, adapun cara penyiapannya adalah Larutkan
tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet akan larut ± 30
detik) , segera berikan kepada anak. Apabila anak muntah sekitar setengah
jam setelah pemberian tablet Zinc, ulangi pemberian dengan cara
memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis
penuh. Meskipun diare sudah berhenti pemberian tetap dilanjutkan hingga
10 hari ya bu.
P : Baik mas. Jadi saya cukup melakukan pengobatan dirumah saja ya tanpa
harus ke rumah sakit atau PUSKESMAS?
A : Iya ibu, berdasarkan kondisi yang dialami anak ibu, pengobatan cukup
dilakukan dirumah saja ya bu dengan memperhatikan beberapa hal seperti
agar pemberian ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.
Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai
tambahan. Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih
cairan seperti Oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang.
P : Baik Mas, Terima kasih
A : Iya ibu sama sama, semoga lekas sembuh ya bu anaknya
Keterangan :
A : Apoteker
P : Pasien

2. Pilihan Obat Untuk Pasien


Berdasarkan MTBS 2008, pasien mengalami gejala diare tanpa dehidrasi
karena berdasarkan data subjektif (keluhan pasien/wali pasien) tidak
mencakup diare dehidrasi berat maupun ringan/sedang.

Berdasarkan MTBS 2008 halaman 16, disarankan untuk pemberian cairan


oralit 100 sampai 200 ml dirumah setiap kali anak buang air besar (BAB).
Disarankan pemberian tablet zinc sebanyak 1 tablet (20 mg)/hari selama 10
hari (MTBS 2008 Halaman 17).
3. Informasi Obat Untuk Pasien
a) Memberikan kepada ibu 6 bungkus oralit (200 ml), dimana diberikan
kepada anak tiap kali buang air besar sebanyak 100-200 ml cairan oralit.
Meminumkan cairan oralit sedikit-sedikit tapi sering dari
mangkuk/cangkir/gelas. Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian
lanjutkan lagi dengan lebih lambat. Lanjutkan pemberian cairan
tambahan sampai diare berhenti.
b) Pada anak umur ≥ 6 bulan, diberikan 1 tablet zinc/hari dengan dosis 20
mg. Cara pemberian tablet Zinc:
1) Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet
akan larut ± 30 detik) , segera berikan kepada anak.
2) Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian tablet
Zinc, ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih
kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh.
3) Ingatkan ibu untuk memberikan tablet Zinc setiap hari selama 10
hari penuh, meskipun diare sudah berhenti.
4) Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus,
tetap berikan tablet Zinc segera setelah anak bisa minum atau
makan.
4. Saran Terapi Non-Farmakologi untuk Pasien
a) Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.
b) Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang
sebagai tambahan.
c) Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan
berikut ini : Oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air
matang.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan data subjektif dan objektif pasien mengalami gejala diare tanpa
dehidrasi karena berdasarkan data subjektif (keluhan pasien/wali pasien) tidak
mencakup diare dehidrasi berat maupun ringan/sedang. Maka disarankan untuk
pemberian cairan oralit 100 sampai 200 ml dirumah setiap kali anak buang air
besar (BAB). Disarankan pemberian tablet zinc sebanyak 1 tablet (20 mg)/hari
selama 10 hari.
DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI. (2008). Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta;


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dipiro, J., Talbert, L.R., Yee, G.C., Matzke, G R., Wells, B.G., Possey, L.M.
(2008). Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 11th Edition, Micc
Grow Hill Medical, Washington Dc, 1435- 1472.
Katzung, Bertram G. (2019). Basic and Clinical Pharmacology, 13th ed., Mc Graw
Hil education.
Pusat Informasi Obat Nasional (Pionas), Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) Republik Indonesia 2014, Informatorium Obat Nasional Indonesia
(IONI), BPOM RI, diakses 04 November 2023. http://pionas.pom.go.id

Anda mungkin juga menyukai