Anda di halaman 1dari 29

DIARE PADA ANAK

Oleh : Aniesa Muarandari S.F 20080310103 Preceptor : dr. Kiswarjanu.,Sp.A

Hippocrates Diare : pengeluaran tinja yang normal dan cair Bagian ilmu kesehatan anak FK UI/RSCM Diare : buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja encer, frekuensi lebih banyak dari biasanya.

Suraatmaja,

2007 : Bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan atau lendir biasanya diklasifikasikan sebagai diare akut dan kronis (Wong, 2009)

Diare

Akut

Diare
Disentri Persisten

BAB

> 3x / 24 jam Konsistensi cair Berlangsung < 1 minggu Kematian o.k dehidrasi Penyebab terbanyak pada usia 0-2 thn infeksi rotavirus

Diare

akut dengan atau tanpa disertai darah. Merupakan bagian dari diare kronik yang disebabkan oleh berbagai penyebab Berlanjut sampai 14 hari atau lebih

Diare yang disertai darah Disebabkan oleh Shigella

Diagnosis

BAB cair, sering dan disertai dengan darah Di rs px feses identifikasi trofozoit amuba dan Giardia Shigellosis menimbulkan tanda radang akut meliputi: Nyeri perut, demam, kejang, letargis, prolaps rektum

1.

INFEKSI
A.

Infeksi Enteral (penyebab utama diare pada anak) meliputi :


infeksi

bakteri: E. Coli, Salmonella, Vibrio cholerae, Salmonella, Shigella, Bacillus cereus, Clostridium perfringens. virus: Enterovirus (virus Echo, Coxsackie), Adenovirus, rotavirus

infeksi

Investasi

parasit: Giardia lamblia dan Cryptosporidium, cacing (Ascaris,Trichiuris,Oxyuris), Protozoa(Entamoeba histolytica), jamur (candida albicans)
B.

Infeksi Parenteral : infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan. OMA, tonsilofaringitis, bronchopneumonia, enchepalitis, terutama terdapat pada bayi dan anak < 2 tahun.

2. MALABSORPSI
Malabsorbsi karbohidrat Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa. A. Malabsorbsi lemak B. Malabsorbsi Protein 3. MAKANAN (basi, beracun, alergi terhadap makanan) 4. IMMUNODEFISIENSI 5. PSIKOLOGIS : RASA TAKUT DAN CEMAS
A.

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare: 1. Gangguan osmotik


Makanan/zat Makanan/zat yang tidak dapat diserap tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus isi rongga usus yang berlebihan merangsang usus untuk mengeluarkannya Diare osmotik

Faktor lingkungan : sanitasi yang buruk serta sarana air bersih yang kurang Faktor perilaku masyarakat : tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar Faktor rendahnya pengetahuan masyarakat tentang diare Tidak memberi ASI secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan pada bayi Faktor gizi : malnutrisi

2. Gangguan sekresi
Rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus diare sekretorik timbul karena terdapat peningkatan isi irongga usus 3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan diare Bila peristaltik usus menurun bakteri tumbuh berlebihan diare

Kehilangan

cairan akibat diare akut menyebabkan dehidrasi yang dapat bersifat ringan, sedang atau berat. Pada diare akut, dehidrasi merupakan gejala yang segera terjadi akibat pengeluaran cairan tinja yang berulang. Dehidrasi terjadi akibat kehilangan air dan elektrolit yang melebihi pemasukannya.(Suharyono, 2007).

Tanpa Dehidrasi Kehilangan cairan < 5% BB Tidak ditemukan tanda utama&tambahan Ku baik, sadar VS dbn UUB tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mukosa mulut dan bibir basah T/E baik, BU normal. Akral hangat Pasien dpt dirawat di rumah, kec : tidak mau minum, muntah terus menerus, diare yang frekuen

Dehidrasi Ringan Sedang kehilangan cairan 510 % BB didapatkan dua atau lebih tanda sbb : KU gelisah atau cengeng UUB sedikit cekung, mata sedikit cekung Air mata kurang, mukosa mulut dan bibir sedikit kering. Turgor kembali lambat Akral hangat Minum dengan lahap (haus) Pasien harus rawat inap

Dehidrasi Berat kehilangan cairan > 10% BB didapatkan dua atau lebih tanda sbb : KU lemah, letargi atau koma Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa mulut dan bibir sangat kering Turgor kembali sangat lambat Akral dingin Tidak bisa minum/malas minum Pasien harus rawat inap

Tanpa Dehidrasi

Dehidrasi Ringan-Sedang

Dehidrasi Berat

Rencana Terapi A

Rencana Terapi B

Rencana Terapi C

1.

Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)


Jelaskan kepada ibu : - Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian - Jika anak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan - Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini : oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin), atau air matang. Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit (200 ml)

Banyak oralit / cairan lain yang harus diberikan setiap kali bab:

Sampai umur 50-100 ml Setiap kali bab 1 tahun

Umur 1-5 tahun

100-200 ml Setiap kali bab

2. Beri tablet zinc selama 10 hari 3. Lanjutkan pemberian makan/asi 4. Kapan harus kembali

1.

Tentukan Oralit untuk 3 jam pertama


Umur BB Jumlah cairan Sampai 4 bulan < 6 kg 200 400 4 12 bulan 6 10 kg 400 - 700 12 24 bulan 10 12 kg 700 900 25 tahun 12 19 kg 900 - 1400

- Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam kg) X 75 ml. - Digunakan UMUR hanya bila berat badan anak tidak diketahui.

Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman di atas. Untuk anak berumur < 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga 100-200 ml air matang selama periode ini.

2. 3.

Berikan tablet Zinc selama 10 hari Pemberian makan

Pengobatan

empirik diindikasikan pada pasien yang diduga mengalami infeksi bakteri invasif. Obat pilihan yaitu : 1. Kuinolon (misalnya Ciprofloksasin 500 mg selama 5-7 hari). 2. Metronidazol 250 mg 3 kali sehari selama 7 hari diberikan bagi yang dicurigai giardiasis (Depkes, 2006)

Hiponatremia,

hipernatremia, demam, edema, asidosis, hipokalemia, kejang, ileus paralitikus, intoleransi laktosa, dan gagal ginjal (Suraatmaja, 2007)

Pemberian ASI yang benar Memperbaiki makanan pendamping ASI Penggunaan air bersih yang cukup Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air besar dan sebelum menjamah makanan dan minuman Penggunaan jamban yang saniter oleh seluruh anggota keluarga Membuang tinja yang benar Pemberian imunisasi campak

Anda mungkin juga menyukai