Anda di halaman 1dari 30

DIARE DENGAN

DEHIDRASI BERAT
P E MB I M BI N G :

D R . G A LU H R A M A N I N G R U M , SP. A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
SEMARANG
DEFINISI
• Diare  buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekwensi
lebih dari 3 kali dalam 24 jam.

• Bila diare berlangsung < 14 hari  Diare Akut.

• Bila diare berlangsung ≥ 14 hari  Diare Persisten.

• Pada feses dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala penyerta dapat berupa mual, muntah,
nyeri abdominal, mulas, demam dan tanda-tanda dehidrasi.

• Sebagian besar diare berlangsung selama 7 hari dan biasanya sembuh sendiri (self limiting disease) 1,2

• Dehidrasi  suatu gangguan dalam keseimbangan air sebagai pengeluaran tubuh


EPIDEMIOLOGI
Sampai saat ini penyakit diare pada balita masih menjadi masalah
kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya masalah
tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat
diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada
tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-
anak dibawah umur 5 tahun.
ETIOLOGI Diare
PATOFISIOLOGI mekanisme
dasar terjadinya diare:
1. Diare akibat gangguan sekretorik
Disebabkan oleh karena sekresi air dan elektrolit kedalam usus halus. Hal ini
terjadi bila absorbs natrium oleh vili gagal sedangkan sekresi klorida di sel
epitel berlangsung terus atau meningkat. Akhirnya terjadi sekresi cairan yang
menyebabkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh sebagai tinja cair ini
menyebabkan terjadinya dehidrasi. Pada diare infeksi, perubahan ini terjadi
karena adanya rangsangan pada mukosa usus oleh toksin bakteri seperti
Escerichia coli dan Vibrio cholera atau virus.
PATOFISIOLOGI mekanisme
dasar terjadinya diare:
2. Diare akibat gangguan osmotic
Mukosa usus halus adalah epitel berpori yang dapat dilewati air dan
elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara lain isi
usus dengan cairan ekstraseluler. Akibat terdapatnya makanan atau zat yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus.
Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
PATOFISIOLOGI mekanisme
dasar terjadinya diare:
3. Diare akibat gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengaibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare.
PATOFISIOLOGI mekanisme
dasar terjadinya diare:
Patogenesis diare akut:2-4
1. Masuknya jazad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung.
2. Jazad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus.
3. Oleh jazad renik akan dikeluarkan toksin (toksin diaregenik).
4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan
diare.
PATOFISIOLOGI mekanisme dasar terjadinya diare:
Tanda dan gejala diare dehidrasi
(umum)
OAnak cengeng

OGelisah

OPengeluaran feses yang encer

OPeningkatan suhu tubuh disertai muntah dan lemas

OTerdapat nyeri perut dan bising usus meningkat

OGejala dehidrasi yaitu terlihat lemah, menangis lemah, respon tidak sesuai, nadi cepat, mulut kering, dan apatis.

OLetargis atau tidak sadar, mata cekung, tidak bias minum atau malas minum,cubitan kulit perut kembali sangat
lambat.
Tanda dan Gejala spesifik
OCampylobacter :diare berair dan berdarah nyeri perut serta demam.

OShigella sonnei : menyebabkan disentri dengan gejala diare berlendir dan berdarah.

Ovibrio cholera : diare berat dan tinja berwarna putih seperti cucian beras berbau amis
Osalmonella gastroenteritis: diare berair dan disentri (diare yang disertai darah dalam feses)
Bentuk klinis diare
Klasifikasi derajat dehidrasi diare
Diagnosis
OAnamnesis
• Buang air besar berdasarkan lamanya, frekuensi, volume, konsistensi, warna, bau, adakah darah ,lendir
• Adanya mual sampai muntah berapa volume dan frekuensi
• Buang air kecilnya lancar atau tidak berapa frekuensi dan volume dalam 6-8 jam terakhir
• Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengonsumsi makanan yang tidak biasa
• Disertai dengan panas dan penyakit penyerta
• Rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil terakhir, demam, sesak, kejang, kembung
• Laporan setempat mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) kolera
• Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak atau pengobatan lainnya
• Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pada bayi).
Pemeriksaan fisik
•Kesadaran : apatis, letargi •Mulut dan lidah : sangat kering
•Nadi : takikaedi, bradikardi •Turgor : kembali <2 detik
•Kualitas nadi : lemah, kecil •CTR : memanjang
•Pernapasan : cepat dan dalam •Ekstremitas : aktral dingin, mottled dan
sianotik
•Mata : sangat cekung
•Urin : minimal
•Air mata : tidak ada
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan feses tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila ada
tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasi.
Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit
Penanganan diare di rumah yang tepat adalah dengan memberikan cairan
yang lebih banyak dari biasanya:
1. Jika masih menyusui maka teruskan dalam pemberian ASI.
2. Berikan oralit sampai diare berhenti, jika terjadi muntah tunggu 10
menit lalu lanjutkan sedikit demi sedikit. Usia< 1 tahun berikan 50-
100 ml setiap kali berak, > 1 tahun berikan 100-200ml setiap kali
berak.
3. Berikan cairan rumah tangga seperti kuah sayur atau air matang
sebagai tambahan.
Penanganan dehidrasi dengan muntah yang berlebih yaitu dengan cara
pemberian cairan tambahan seperti oralit dan zinc
penanganan demam pada balita adalah dengan memberikan antipiretik
paracetamol dan ibuprofen.
4. Ibuprofen memiliki risiko yang terkecil terhadap efek samping
gastrointestinal.
5. Parasetamol oral, dosis standar 10–15 mg/kg per dosis (maksimum, 1
gr per dosis) diberikan 4–6 kali per hari.
Tatalaksana
ORehidrasi berikan cairan intravena : Ringer laktat, NaCL 0,9% 100 ml/kgBB

Usia <1 th : pemerian awal 30 ml/kgBB per 1 jam kemudian 70 ml/kgBB per 5 jam

Usia >1 th : pemerian awal 30 ml/kgBB per 30 menit kemudian 70 ml/kgBB per 2 ½ jam
OOralit 5 mg/kg/jam bila penderita bisa minum; biasanya setelah 3-4jam (bayi) atau 1-2jam (anak)

OObat zinc selama 10 hari berturut-turut

OAntibiotik selektif

Antibiotik selektif  diare berdarah , kolera


OAnti parasit

Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis merupakan obat pilihan untuk amuba vegetatif
Oralit
Oralit baru : oralit dgn osmolaritas rendah
O Lebih efektif
O Menurunkan kebutuhan cairan i.v
O Mengurangi pengeluaran tinja 20%
O Mengurangi kejadian muntah 30%

Ketentuan pemberian oralit baru


• Beri ibu 2 bungkus oralit
• Larutkan 1 bungkus oralit dalam 1 liter air matang  persedian 24 Jam
• Berikan larutan oralit pada anak setiap BAB
Umur < 2 tahun : 50 – 100 ml tiap BAB
Umur > 2 tahun : 100 – 200 ml tiap BAB
Jika dalam 24 jam persediaan larutan oralit masih ada  sisa larutan harus dibuang
Komposisi Mmol/liter

Natrium 75

Klorida 65

Glucose,anhydrous 75

Kalium 20

Sitrat 10

Total Osmolaritas 245


Tatalaksana
Langkah tuntas diare
OBerikan Oralit 

OBerikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut 

OTeruskan ASI dan MPASI

OBerikan antibiotik secara selektif 

OBerikan Nasihat pada ibu/keluarga


Edukasi
OBerikan ASI ekslusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun

OMemberikan makanan pendamping ASI sesuai umur

OMemberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air bersih yang cukup

OMencuci tangan dengan air sabun sebelum dan sesudah makan dan sesudah buang air besar

OBuang air besar dijamban

OMembuang tinja bayi dengan benar

OMemberikan imunisasi campak


Prognosis
Diare dengan dehidrasi berat
penyakit diare yang tidak dapat mendapatkan pertolongan dengan segera akan
mengalami dehidrasi dan dapat menyebabkan kematian pada anak. Adanya
infeksi yang berulang, akan menimbulkan daya proteksi pada infeksi berikutnya.
Daftar Pustaka
1. Noersaid H, Suraatmadja, Asnil P O. Gastroenteritis (Diare) Akut dalam Gastroenterologi
anak Praktis. Jakarta. FKUI; 1999.

2. World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta:
2009.

3. Alatas H, Hassan R. Buku Kuliah Ilmu Keehatan Anak jilid 1. Jakarta. FKUI; 1999

4. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan medis Kesehatan Anak. Jakarta:2011

5. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diare akut dalam Standart Pelayanan Medis Kesehatan Anak
Edisi I. Jakarta:2004
Terima kasih
mohon arahan dan bimbingannya

- FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai