Anda di halaman 1dari 15

SWAMEDIKASI

DIARE

Agus Irawati (2020394331)


Alfani Achmad Suryadi (2020394334)
Ayesha Zulkha (2020394351)
Charisma Dewi Narlisaputri (2020394355)
Cici Rosfitania (2020394356)
PENGERTIAN
DIARE

Diare adalah suatu kondisi buang


air besar dengan konsistensi feses (tinja)
yang lembek, atau cair, bahkan dapat
berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi
lebih dari tiga kali sehari dan berlangsung
dalam jangka waktu lama.
JENIS DIARE
Diare cair akut, berlangsung selama beberapa jam atau hari dan
dapat menyebabkan dehidrasi serta penurunan berat badan.
Diare akut berdarah atau disebut disentri, bisa menyebabkan
kerusakan mukosa usus, dan gizi buruk, mempunyai komplikasi
seperti dehidrasi.
Diare persisten, berlangsung selama 14 hari atau lebih. Diare ini
menyebabkan malnutrisi dan infeksi non-usus serius serta
dehidrasi.
Diare dengan malnutrisi berat. Diare ini menyebabkan infeksi
sistemik yang parah, dehidrasi, gagal jantung dan kekurangan
vitamin dan mineral.
PATOFISIOLOGI
Diare adalah kondisi ketidakseimbangan absorpsi dan sekresi air serta elektrolit.
Terdapat 4 mekanisme patofisiologis yang mengganggu keseimbangan air dan
elektrolit yang mengakibatkan terjadinya diare, yaitu:

Perubahan transport ion aktif yang disebabakan oleh penurunan absorpsi


natrium dan peningkatan sekresi klorida

Perubahan motilitas usus. Adanya rangsangan terhadap saraf otonom di


dinding usus yang menimbulkan reflex mempercepat gerakan peristaltik,
sehingga tinja dikeluarkan secara dipercepat dan masih mengandung
banyak cairan.

Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan

Peningkatan osmolaritas luminal


PENYEBAB
DIARE
 Keracunan makanan
 Infeksi bakteri yang dapat merusak dinding usus,
sehingga timbul diare yang disertai demam atau lendir
serta darah dalam tinja.
 Akibat penyakit. Terdapat beberapa jenis penyakit yang
menyebabkan diare sebagai salah satu
gejalanya, seperti kanker usus besar dan pankreas,
dan peradangan dinding usus besar.
 Akibat alergi makanan, misalnya kepekaan berlebihan
lemak atau suatu zat lain. Diare karena alergi terhadap
susu sering dijumpai, disebabkan karena tidak adanya
suatu enzim dalam tubuh yang mampu menguraikan
laktosa.
 Akibat emosi (psikologi). Keadaan emosional sebagai
penyebab diare misalnya gelisah, gugup, dan perasaan
takut yang hebat dapat mempengaruhi terjadinya
peningkatan peristaltik usus.
GEJALA
1. Bising usus meningkat, sakit perut atau mules
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
3. Mual dan muntah
4. Tidak nafsu makan
5. Lemah
6. Pucat
7. Demam
8. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
9. Pemeriksaan mikro organisme (+) ( misalnya amoeba)
10. Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses (misalnya pada disentri
amuba)
PENCEGAHAN
Pada bayi Pada anak-anak & dewasa

1. Memperbaiki cara
mempersiapkan makanan
Diberikan Air susu
ibu (ASI) eksklusif, 2. Pengguanaan air bersih

minimal menyesui 3. Cuci tangan


harus terus
diberikan sampai 4. Keamanan makan
2 tahun
5. Penggunaan jamban dan
pembuangan kotoran aman
TATALAKSANA TERAPI
Terapi swamedikasi diare. Dapat diberikan obat sbb:

ANTIMOTILITAS

1 mengurangi transmisi sinyal saraf ke otot intestinal sehingga mengurangi kontraksi otot
dan membuat air memiliki lebih banyak waktu untu diserap dari residu makanan.
Contohnya: Enkefalis, Loperamid, Difenoksilat, Difenoksin.

ABSORBEN

2 Terbuat dari partikel yang akan membesar sesudah menyerap cairan sehingga feses
lebih padat dan kurang mngandung air. Selain menyerap air dan feses juga menyerap
racun dan zat kimia penyebab diare. Contohnya: pektin, kaolin, Polikarbofil, Attapulgit.
TATALAKSANA TERAPI

ANTISEKRESI

3 Mekanisme kerja diduga melalui peningkatan absorpsi air dan elektrolit (antisekretori)
dan juga sebagai penghambat sintesis prostaglandin sehingga terjadi efek antiinflamasi
dan penurunan motilitas usus. Contohnya: Bismuth subsalisilate, Ocreotide.

ANTIBIOTIK

4 Dalam penggunaan antibiotik sebagai swamedikasi masyarakat diharapkan dapat lebih


bijak dalam menyikapi swamedikasi karena masih banyak kasus ditemukan bahwa
masyarakat keliru memahami swamedikasi. Contohnya metronidazole
TATALAKSANA TERAPI
Terapi non farmakologi sbb:

1 Minum banyak cairan


Guna memelihara kadar cairan tersebut adalah sangat penting untuk banyak minum. Apalagi
bila mana tubuh kehilangan banyak cairan akibat diare dengan disertai muntah-muntah dan
suhu tubuh yang meningkat. Hal ini berlaku terutama anak-anak kecil dan orang yang lanjut
usia, karena pada mereka yang lebih mudah terjadi pengacauan dari keseimbangan cairan dan
kekeringan (dehidrasi) sebagai minuman sebaiknya digunakan air dengan sedikit gula, kaldu
tanpa lemak, perasan buah-buahan (juice) atau larutan ORS (Oral Rehidration Solution).

2 Istirahat yang lengkap


Artinya tinggal dirumah dan sebaik-baiknya berbaring guna memungkinkan luka-luka dinding-usus
menyembuhkan selain itu diadakan pantangan makanan, yakni soalnya gorengan dan makanan
berlemak ,zat merangsang (sambal,merica ), hanya makanan yang mudah dicernakan boleh
dimakanan seperti sedikit bubur encer dan kecap atau garam, roti panggang atau biskuit.
KASUS & PEMBAHASAN

Kasus 1
Anak Rani umur 8 tahun datang ke apotek bersama ibunya. Anak Rani mengeluh mual
muntah, perut mulas sekali setiap akan BAB, BAB lebih dari 3x sehari, tinja sedikit cair,
panas sejak 2 hari yang lalu.
Pembahasan:
Untuk mengatasi diare dapat diberikan obat Neo kaolana
Komposisi : 15 ml mengandung kaolin 700 mg dan pektin 66 mg
Indikasi : Terapi simptomatik untuk diare nonspesifik
Dosis : 6-12 tahun 1 sendok teh tiap kali sesudah BAB
Kontraindikasi : Obstruksi usus
Peringatan : Kehilangan cairan dan elektrolit, anak 3-6 tahun
Interaksi obat : Menurunkan kadar digoksin
KASUS & PEMBAHASAN

Dehidrasi dapat diatasi dengan pemberian cairan elektrolit (oralit) untuk mengganti cairan
yang hilang akibat diare dan muntah-muntah. Oralit dilarutkan dalam 200 mL air matang,
diaduk dan diberikan sedikit demi sedikit dengan sendok kepada pasien. Apabila oralit tidak
tersedia, dapat membuat larutan campuran gula dan garam (1 sendok teh gula + ¼ sendok
teh garam, dilarutkan dengan 200 mL air hangat).
Untuk mengatasi muntahnya, dapat diberikan Metoklopramid (metolon, damaben, norvom)
Komposisi : Metoklopramid
Indikasi : Mual muntah
Dosis : Anak 8-14 tahun 1 sendok teh 3 kali sehari
Pemakaian : Diberikan setengah jam sebelum makan
KI : Epilepsi dan motilitas
ES : Jarang (kram perut ringan)
KASUS & PEMBAHASAN

Kasus 2
Seorang Ibu yang sedang hamil datang ke apotek dengan keluhan sering buang air besar sebanyak 5
kali sehari, merasa lemas, beberapa hari yang lalu rumahnya terkena banjir. Ibu tersebut menanyakan
kepada apoteker tentang obat apa yang sebaiknya diberikan.
Pembahasan:
Diberikan bekarbon yang mengandung karbon aktif
Indikasi : Diare, kembung, keracunan zat
Dosis : Dewasa 3-4 tablet 3 kali sehari sesudah makan
Pemakaian : Sesudah makan
ES : Muntah, konstipasi dan feses hitam
IO : Antidotum oral spesifik
KASUS & PEMBAHASAN

Pasien mengalami dehidrasi yang ditandai dengan lemas, maka dapat


diatasi dengan pemberian cairan elektrolit (oralit) untuk mengganti cairan
yang hilang. Oralit dilarutkan dalam 200 mL air matang, diaduk dan
diberikan sedikit demi sedikit dengan sendok kepada pasien. Apabila oralit
tidak tersedia, dapat membuat larutan campuran gula dan garam (1 sendok
teh gula + ¼ sendok teh garam, dilarutkan dengan 200 mL air hangat).
THANK YOU

http://www.free-powerpoint-templates-design.com

Anda mungkin juga menyukai