Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

DIARE DEHIDRASI SEDANG


PADA BAYI MUDA

DISUSUN OLEH :

NOVA FITRIA (2020 91 040)

DOSEN PEMBIMBING

NS.DWI KARTIKA PEBRIANTI, M.KEP

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

TAHUN AJARAN 2020/2021


LAPORAN PENDAHULUAN

I.Pengertian

Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih
banyak dari natrium (Dehidrasi hipertonik), atau hilang nya air dan natrium dalam jumlah yang
sama (Dehidrasi isotonic), atau hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air (Dehidrasi
hipotonik (Sudoyo Aru, 2009). Klasifikasi dehidrasi ada 3 yaitu: Tanpa dehidrasi, Dehidrasi
ringan/sedang dan Dehidrasi berat.

Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bisa juga didefinisikan
sebagai BAB yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3kali BAB, sedangkan neonates dikatakan
diare bila sudah lebih dari 4kali BAB (Nanny Lia Dewi, Vivian, 2010).

Diare adalah seringnya frekuensi BAB lebih dari biasanya dengan konsistensi yang lebih
encer. Atau keaadaan individu mengalami perubahan dalam kebiasaan BAB yang normal,
ditandai dengan seringnya kehilangan cairan, feses yang tidak berbentuk (Susilaningrum,
Rekawati dkk, 2013).

II. Penyebab dan Faktor Predisposisi

Penyebab terutama beberapa kuman usus penting, yaitu: Rotavirus, Escherichia coli,
Shigella, Cryptosporidium, Vibrio cholera, Salmonella. Selain kuman, ada beberapa perilaku
yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare yaitu:
1. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan
2. Menggunakan botol susu
3. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar
4. Air minum tercemar dengan bakteri tinja
5. Tidak mencuci tangan sesudah BAB, sesudah membuang tinja, atau sebelum
menjamah makanan

Diare dapat terjadi dengan mekanisme dasar sebagai berikut:


1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya mkanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi penggesaran air dan
elektrolit kedalam rongga usus. Selanjutnya, timbul diare karena terdapat peningkatan
isi rongga usus.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya toksin pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus, selanjutnya timbul diare
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan. Selanjutnya, timbul diare.

Sebagai akibat dari diare akut maupun kronis dapat terjadi hal-hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi
2. Hipoglikemia
3. Gangguan gizi
4. Gangguan sirkulasi
5. Komplikasi

III. Manifestasi Klinis

 Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer


 Terdapat tanda dan gejala dehidrasi: turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering
 Keram abdominal
 Demam
 Mual dan muntah
 Anorexia
 Lemah
 Pucat
 Perubahan tanda-tanda vital
 Pengeluaran urine tidak ada atau menurun

IV. Patofisiologi

Diare akut pada anak paling sering disebabkan oleh virus, tetapi juga dapat
berkaitan enteropatogen bakteri atau parasit. Virus menciderai permukaan absortif sel vilosa
matur, menyebabkan penurunan absorpsi cairan dan defisiensi disakaridase. Baktri
menyebabkan cedera usus dengan secara langsung menginvasi mukosa, merusak permukaan
vilosa atau melepaskan toksin. Diare juga dapat terjadi terkaitdengan penggunaan antibiotic.
(Tablang et al, 2009).

V. Pathway/WOC keperawatan

WOC diare

Infeksi Makanan
Pskologi

Berkembang Toksik tak dapat Ansietas


diusus diserap

Hipersekresi air
& elektrolit
Hiperperistaltik Malabsorbsi kh,
lemak, protein

Isi usus
Penyerapan Tekanan osmotic
makanan diusus
menurun

Diare Pergeseran air &


elektrolit ke usus

Frekuensi BAB Distensi abdomen


meningkat

Hilang cairan Gangguan Mual muntah


elektrolit integritas kulit
berlebihan perianal
Nafsu makan
menurun

Gangguan Asidosis
keseimbangan metabolik
cairan & elektrolit
Dehidrasi Sesak
Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebutuhan
Gangguan tubuh
pertukaran
gas

Kekurangan Resiko syok


volume (hipovolemi)
cairan

VI. Penatalaksanaan

1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan)


2. Diatetik (pemberian makanan)
3. Obat-obatan
a. Jumlah cairan yang diberikan adalah 100ml/kgBB/hari sebanyak 1 kali setiap 2
jam, jika diare tanpa dehidrasi. Sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4jam
pertama dan sisanya adlibitum.
b. Sesuaikan dengan umur anak:
 < 2 tahun diberikan ½ gelas
 2-6 tahun diberikan 1 gelas
 > 6 tahun diberikan 400cc (2 gelas)
c. Apabila dehidrasi ringan dan diare nya 4 kali sehari, maka diberikan cairan 25-
100ml/kg/BB dalam sehari atau setiap jam 2 kali.
d. Oralit diberikan sebanyak ± 100 ml/kgBB setiap 4-6 jam pada kasus dehidrasi
ringan sampai berat.

Beberapa cairan untuk membuat cairan rumah tangga (cairan RT)


a. Larutan gula garam (LGC): 1 sendok teh gula pasir + ½ sendok teh garam
dapur halus + 1 gelas air masak atau air teh hangat.
b. Air tajin (2 liter + 5g garam).
 Cara tradisional
3 liter air + 100g atau 6 sendok makan beras dimasak selama 45-60
menit.
 Cara biasa
2 liter air + 100g tepung beras + 5g garam dimasak hingga mendidih.

VII.Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan tinja
 Makroskopis dan mikroskopis
 Ph dan kadar gula dalam tinja
 Biarkan dan resistensi feses (colok dubur)
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda ganggu keseimbangan asam basa
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, kalsium dan posfat
Asuhan Keperawatan Teoritis

I.Pengkajian

Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, tempat lahir,
asal suku bangsa nama orang tua, pekerjaan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan. Untuk
umur pada pasien diare akut, sebagian besar adalah anak dibawah dua tahun. Insiden paling
tinggi umur 6-11 bulan karena pada masa ini mulai diberikan makanan pendamping. Kejadian
diare akut pada anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan

II. Keluhan utama

Buang air besar (BAB) lebih tiga kali sehari. BAB kurang dari empat kali dengan
konsistensi cair (diare tanpa dehidrasi). BAB 4-10kali dengan konsistensi cair (dehidrasi ringan
atau sedang). BAB lebih dari 10 kali (dehidrasi berat). Bila diare berlangsung kurang dari 14
hari adalah diare akut. Bila berlangsung 14 hari atau lebih adalah diare persisten.
.

III. Riwayat Penyakit sekarang

a. Mula-mula bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat,


nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemungkinan timbul diare.
b. Tinja makin cair, mungkin disertai lender atau lender dan darah. Warna tinja berubah
menjadi kehijauan karena bercampur empedu.
c. Anus dan daerah sekitar timbul lecet karena sering defekasi dan sifatnya makin lama
makin asam
d. Gejala muntah dapat terjdi sebelum dan sesudah diare
e. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai
tampak
f. Dieresis, yaitu terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi dehidrasi. Urine
normal pada diare tanpa dehidrasi. Urine sedikit gelap pada dehidrasi ringan atau
sedang. Tidak ada urine dalam waktu 6 jam (dehidrasi berat).

IV. Riwayat kesehatan meliputi:

a. Riwayat imunisasi terutama anak yang belum imunisasi campak. Diare lebih sering
terjadi dan berakibat berat pada anak-anak dengan campak atau yang menderita
campak dalam empat minggu terakhir, yaitu akibat penurunan kekebalan pada
pasien.
b. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotic) karena factor ini salah
satu kemungkinanan penyebab diare
c. Riwayat penyakit yang sering pada anak dibawah dua tahun biasanya batuk, panas,
pilek, dan kejang yang terjadi sebelum, selama, atau setelah diare. Hal ini untuk
melihat tanda dan gejala infeksi lain yang menyebabkan diare, seperti OMA,
tonsillitis, faringitis, bronko pneumonia, ensefalis

V. Riwayat nutrisi

Riwayat pemberian makanan sebelum sakit diare meliputi hal sebagai berikut.
a. Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan sangat sangat mengurangi risiko
diare dan infeksi yang serius
b. Pemberian susu formula, apakah menggunakan air masak, diberikan dengan botol
atau dot karena botol yang tidak bersih akan mudah terjadi pencemaran
c. Perasaan haus. Anak yang diare tanpa dehidrasi tanpa dehidrasi tidak merasa haus
(minum biasa), pada dehidrasi ringan/sedang anak merasa haus, ingin minum banyak
sedangkan pada dehidrasi berat anak malas minum atau tidak bisa minum
VI. Pemeriksaan fisik
a. Keaadan umum
1. Baik, sadar (tanpa dehidrasi)
2. Gelisah, rewel (dehidrasi ringan/sedang)
3. Lesu, lunglai, atau tidak sadar(dehidrasi berat)
b. Berat badan
Diare dengan dehidrasi biasanya
Kehilangan berat badan (%)
Tingkat dehidrasi Bayi Anak besar
Dehidrasi ringan 5% (50 ml/kg) 3% (30 ml/kg)
Dehidrasi sedang 5-10% (50-100 ml/kg) 6% (60 ml/kg
Dehidrasi berat 10-15% (100-150ml/kg) 9% (90 ml/kg)

Presentase penurunan bb tersebut dapat diperkirakan saat anak dirawat dirumah sakit.
Sedangkan dipuskesmas/fasilitas pelayanan dasar dapat digunakan pedoman MTBS.

VII. Kulit

Untuk mengetahui elastisitas kulit, kita dapat melakukan pemeriksaan turgor, yaitu
dengan cara mencubit daerah perut dengan kedua ujung jari

VIII. Kepala

Anak dibawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi, ubun-ubun nya biasanya cekung

IX. Mata

Mata anak yang diare tanpa dehidrasi, bentuk kelopak mata normal, bila dehidrasi ringan
atau sedang, kelopak mata cekung. Sedangkan dehidrasi berat kelopak mata sangat cekung.

X. mulut dan lidah

a. Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi)


b. Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan/sedang)
c. Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat)

XI. Abdomen

Kemungkinan distensi, kram, bising usus meningkat

XII. Anus

Adakah iritasi pada kulitnya

XIII. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalammenegakkan diagnosis (kausal) yang


tepat, sehingga dapat memberikan terapi yang tepat pula. Pemeriksaan yang perlu dilakukan
pada anak diare yaitu:
1. Pemeriksaan tinja, baik secara makropi maupun mikroskopi dengan kultur
2. Tes malabsorbsi yang meliputi karbohidrat (ph, clinic test), lemak, dan kultur urine.

.
ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


Ds: Kehilangan cairan aktif Kekurangan volume cairan
- Ibu
mengatakan
anak BAB ± 5
kali dengan
konsistensi
encer,
berwarna
kuning, An.I
sering
menangis
kadang muntah
dan berkurang
nya minum asi
tidak seperti
biasa nya.
Do:
- Klien tampak
lemah, dan
gelisah.
- Keaadan
umum: lemah.
TTV :
RR: 33 x/menit
Suhu : 37,1°C
Saturasi
Oksigen : 96 %
Nadi : 120
x/menit

DS: Iritasi Kerusakan integritas kulit


- Ny.A
mengatakan
An.I menangis
jika bagian
anus
dibersihkan

DO:
- Tampak
kemerahan/irit
asi pada bagian
anus
- GCS : E: 4, M:
6, V: 4

No Diagnosa NOC / Tujuan NIC / Intervensi Aktivitas


1. Kekurang Setelak dilakukan - Manajemen - Timbang popok jika
an tindakan keperawatan cairan diperlukan
volume selama 3x24jam, - Manajemen - Pertahankan catatan
cairan b/d diharapkan hipovolemia intake dan output
kehilanga kekurangan volume yang akurat
n cairan cairan dapat teratasi - Monitor status hidrasi
aktif dengan kriteria hasil: (kelembaban
- Mempertahankan membran mukosa,
urine output nadi adekuat)
sesuai dengan usia - Monitor vital sign
dan BB, BJ urine - Monitor masukan
normal, HT makanan/cairan
normal - Monitor status cairan
- TTV dalam batas termasuk intake dan
normal output cairan
- Tidak ada tanda - Monitor tingkat hb dan
tanda dehidrasi hematokrit
- Elastisitas turgor - Kolaborasi dalam
kulit baik, pemberian analgetik
membrane
mukosa lembab
dan tidak ada rasa
haus yg
berlebihan.

Kerusaka Setelak dilakukan Manajemen tekanan - Jaga kebersihan kulit


2. n tindakan keperawatan agar tetap bersih dan
integritas selama 2x4jam, kering
kulit b/d diharapkan kerusaan - Monitor kulit akan
iritasi integritas kulit klien adanya kemerahan
dapat teratasi dengan - Oleskan
kriteria hasil: minyak/baby oil
- Integritas kulit pada daerah yang
yg baik bisa tertekan
dipertahankan - Memandikan klien
(sensasi, dengan air hangat
elastisitas,
temperature,
hidrasi,
pigmentasi)
tidak ada
luka/lesi
- Perfusi
jaringan baik
Implementasi Evaluasi
- Timbang popok jika diperlukan S: Ibu mengatakan klien masih diare dengan
- Pertahankan catatan intake dan BAB 5 kali sehari
output yang akurat O: tampak lemas, palpebra tampak normal
- Monitor status hidrasi (kelembaban
membran mukosa, nadi adekuat) A: masalah belum teratasi
- Monitor vital sign
- Monitor masukan makanan/cairan P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor status cairan termasuk
intake dan output cairan
- Monitor tingkat hb dan hematokrit
- Kolaborasi dalam pemberian
analgetik

S: Ibu klien mengatakan An.I menangis sudah


- Jaga kebersihan kulit agar tetap berkurang
bersih dan kering O: Tampak kemerahan pada bagian anus
- Monitor kulit akan adanya
kemerahan A: Masalah belum teratasi
- Oleskan minyak/baby oil pada
daerah yang tertekan P: Intervensi dilanjutkan
- Memandikan klien dengan air
hangat
DAFTAR PUSTAKA

- Suriadi & Yuliani Rita (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta: CV
Sagung seto.

- Widoyono, (2011). Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan,


pemberantasan nya. Edisi: Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.

- Susilaningrum dkk, (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Untuk Perawat dan
Bidan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

- Huda amin Nur arif (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnosis medis
& nanda NIC NOC Jilid 1 dan 3. Yogyakarta: mediaction.

- Terry kyle & Carman susan, (2016). Buku Ajar Keperawatan Pediatri edisi 2. Jakarta:
EGC
PENGKAJIAN DI RUANG RAWAT ANAK
Nama Anak : An. I
No. RM : 442213
usia : 1,6 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal klien masuk ruang rawat : 31 Desember 2020
Diagnosa Medis : Diare dehidrasi sedang
Diagnosa Diferensial :-
Anak ke :1
Pendidikan Anak :-
Nama Ibu : Ny. A
Nama Ayah : Tn. D
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pendidikan Ibu : SMA
Pendidikan Ayah : D3
Alamat orangtua : Simpang mayang kota Jambi
I. Alasan Masuk masuk RS
Ibu klien mengatakan bahwa anak nya gelisah datang dengan keluhan BAB >5x
konsistensi cair, An.I muntah.

Keluhan Utama saat pengkajian :


Ny.A mengatakan bahwa anak nya gelisah, menangis dan kadang muntah, BAB ± 6x
dengan konsistensi cair dan sedikit ampas.

Masalah keperawatan : - Kekurangan volume cairan

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


Ibu klien mengatakan An.I BAB ± 6x konsistensi cair dengan sedikit ampas, tidak
berlendir/berdarah. BAB berwarna kuning, tidak berbau busuk, ibu mengatakan dibagian anus
bila dibersihkan anak menangis, nyeri dirasakan saat dibersihkan dan tampak iritasi pada
bagian anus, Ibu mengatakan An.I sering menangis, dan kadang muntah An.I saat menangis
ada air mata. Ibu mengatakan An.I tidak seperti biasanya dalam minum ASI. Klien tampak
lemas
Masalah keperawatan :
- Kekurangan volume cairan
- Kerusakan integritas kulit

III. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


1. Penyakit yang diderita sebelumnya :
Ny.A mengatakan sebelumnya anaknya tidak pernah sakit.
2. Pernah dirawat di RS:
An.I tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.
3. Obat-obatan yang pernah digunakan:
An.I belum pernah minum obat sebelumnya.
4. Alergi :
Ny.A mengatakan An.I tidak memiliki riwayat alergi.
5. Kecelakaan :
Ny.A mengatalan An.I tidak pernah mengalami kecelakaan.
6. Riwayat imunisasi:
Ny.A mengatakan imunisasi An.I yang telah diberikan yaitu hepatitis B, BCG dan polio 1.
Imunisasi dasar An.I lengkap sesuai usia.

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (buat Genogram maksimal 3 generasi)


Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Garis hubungan tinggal bersama

: Garis keluarga

V. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


1. Prenatal : Ny.A melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 2 bulan 1 kali. Pada masa
kehamilan yang biasa dirasakan ibu mual.
2. Intranatal : Ny.A bersalin di Rs baiturrahim dengan usia kehamilan 39 minggu dan
ditolong oleh dokter dengan jenis persalinan normal. Saat ibu melahirkan, bayi langsung
menangis dengan berat badan bayi 3000 gram dan kulit berwarna merah.
3. Postnatal : Ny.A mengatakan rencana akan diberikan ASI ekslusif hingga berumur 6 bulan
dan setelah itu ditambah dengan pemberian susu formula dan makanan pendamping ASI.

VI. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG PERKEMBANGAN


1. Motorik Kasar :
An.I mampu mengangkat kepalanya sendiri.
2. Motorik Halus :
An.I mampu mengikuti arahan pemeriksa untuk mengikuti ke garis tengah.
3. Bicara dan Bahasa :
An.I sudah bisa bersuara.
4. Personal Sosial :
An.I bisa membalas senyuman pemeriksa, tersenyum spontan serta mengamati tangannya.
(Denver II Terlampir)
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

VII. PENGKAJIAN KEBUTUHAN CAIRAN


Kebutuhan maintenans cairan harian selama sakit : 800 cc/24 jam
Intake cairan :
Minum/ oral :500 cc/24 jam
IVFD : 1000 cc/24 jam
Output cairan :
Urin :500 cc/24 jam
Muntah :100 cc/24 jam
IWL :128,25 cc/24 jam
Kesimpulan balans cairan :500 cc/24 jam (Kurang)
Diuresis/ berapa jam : ................ cc (normal/ tidak)

Masalah Keperawatan :
- Kekurangan volume cairan

PENGKAJIAN NUTRISI
Pola minum ASI sebelum sakit :
Ny. A mengatakan An.I minum ASI ± 12 kali/hari.
Pola minum ASI saat sakit :
Ibu klien mengatakan An.I minum ASI ± 10 kali/ hari
Pola & porsi makan/minum ASI sebelum sakit (jenis yang biasa dimakan, frekuensi, jumlah) :
Ibu klien mengatakan porsi minum ASI An.I sebanyak ± 800 ml/hari.
Pola & porsi makan/minum ASI saat sakit (apa saja yang dimakan, frekuensi, jumlah) :
An.I susah dalam minum dan sering kali An.R memuntahkan susunya saat minum ASI.
porsi minum ASI An.I sebanyak ± 500 ml/hari.

Masalah Keperawatan :
- Kekurangan volume cairan

VIII. RIWAYAT SOSIAL


1. Yang mengasuh klien : An.I dari lahir sampai sekarang diasuh oleh orang tua nya.
2. Hubungan dengan anggota keluarga :-
3. Hubungan dengan teman sebaya : -
4. Pembawaan secara umum :An.I berperilaku seperti anak normal lainnya.
5. Lingkungan rumah : Lingkungan rumah baik dan bersih.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah


IX. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Lemah
2. Tingkat Kesadaran : Apatis
3. GCS : E : 4, M : 6, V : 4
4. Tanda Vital :
TD :- mmHg Frekuensi napas : 33 x/menit
Suhu : 37,1 °C Saturasi Oksigen : 96 %
Nadi : 120 x/menit
5. Antropometri :
BB sebelum sakit :6 kg
BB selama sakit :5 kg
TB saat ini : 60 cm
BB/TB :6kg /60cm BB/U : 5/1 kg
TB/U : 60/5kg IMT : 11 kg
Status nutrisi : Normal
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
6. Kepala
a. Lingkar kepala : 38 cm
b. Status lingkar kepala : normal (Kurva lingkar kepala/umur terlampir)
c. Rambut :
Kebersihan : Bersih
Warna : Hitam
Distribusi rambut : Normal
Tekstur : Kuat
d. Fontanel : Lunak
e. Kelainan lain : -
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

7. Mata :
a. Sklera : Anikterik
b. Konjungtiva : Ananemis
c. Palpebra : Cekung
d. Pupil : Isokor Ukuran: 2 mm
e. Kornea : Jernih
f. Kelainan lain : -
Masalah keperawatan :
8. Telinga :
Simetris :Simetris kiri kanan Serumen : Tidak ada serumen
Pendengaran : Bisa mendengar dengan jelas dan baik
Nyeri telinga : Tidak ada nyeri pada telinga
Kelainan lain : -
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
9. Hidung :
Septum : Normal
Sekret : Tidak ada sekret
Nyeri : Tidak ada nyeri pada hidung
Kelainan lain : -
Masalah keperawatan :Tidak ada masalah
10. Mulut :
a. Bibir : Kering
b. Warna bibir/ mukosa : Anemis
c. Mulut/ Lidah : Bersih
d. Gigi : Belum ada
e. Gusi : Normal
f. Stomatitis : Tidak
Kelainan lain : -
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
11. Leher :
a. Kelenjar Getah Bening : Teraba tidak membesar
b. Kelenjar Tiroid : Tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid pada leher
c. JVP :
Kelainan lain : -
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
12. Paru-paru :
a. Inspeksi :
bentuk dada : Normal
Retraksi dinding dada :Tidak
Irama pernapasan : Reguler
Kedalaman pernapasan :Dalam
Nyeri saat bernapas/ nyeri dada :Tidak ada nyeri
Luka di dinding dada : Tidak ada luka pada dinding dada
b. Palpasi :
Stridor :Tidak
Fremitus dada : Fokal premitus sama kanan dan kiri
c. Perkusi dada : Sonor
d. Auskultasi dada : Suara napas vesikuler
Kelainan Lain : -
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah
13. Jantung :
a. Inspeksi : Pergerakan dada normal
Ictus cordis : Terlihat
b. Palpasi :
Ictus cordis / Irama Jantung : Teratur
c. Auskultasi :
BJ 1 &2 : Normal
Murmur : Tidak
Gallop : Tidak
Kelainan lain : -
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
14. Abdomen :
a. Inpeksi : Tidak membesar Asites : Tidak ada asites
Luka di permukaan abdomen: Tidak ada luka di permukaan abdomen
b. Auskultasi :
Bising usus : 20 x/ menit
c. Perkusi :
Suara abdomen : Timpani
d. Palpasi :
Distensi abdomen : Tidak
Lingkar abdomen : 42 cm
Turgor kulit/ cubitan kulit perut : kembali >2 detik (sangat lambat)
Hepatomegali : Tidak
Splenomegali : Tidak
Nyeri tekan : Tidak Nyeri lepas : Tidak
Kelainan lain di abdomen : -
Masalah Keperawatan : -
15. Ekstremitas dan Muskuloskeletal :
Kekuatan tonus otot :
Ekstremitas kiri Atas : 5 Ekstremitas kanan Atas : 5
Ekstremitas kiri bawah : 5 Ekstremitas kanan bawah : 5
Kelemahan ekstremitas : Tidak ada
Tremor : Tidak
Luka di ekstremitas : Tidak
Bengkak/edema di ekstremitas : Tidak
Nyeri otot/sendi : Tidak
Kelainan lain : -
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
16. Kulit :
Kebersihan kulit : Bersih
CRT :
Warna telapak tangan : Pink
Warna kulit wajah / ekstremitas : An-anemis
Turgor kulit : Kembali >2 detik (kembali sangat lambat)
Integritas kulit : Kemerahan
Elastisitas : Ya
Luka kulit : Tidak ada luka kulit
Luka dekubitus : Tidak ada luka dekubitus
Kelainan lain di kulit : -
Masalah Keperawatan :-
17. Pemeriksaan Neurologis :
Kejang : Tidak
Kesemutan : Tidak
Refleks fisiologis :
Refleks bisep : positif
Refleks trisep : positif
Refleks patella: positif
Refleks achilles : positif
Refleks Patologis :
Refleks Babinski : positif
Refleks kaku kuduk : positif
Refleks brudzinski 1 : positif
Refleks brudzinski 2 : positif
Refleks kernig sign : positif
Hasil tes : Kelainan saraf / nervus apa : Tidak ada
Kelainan lain : -
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
18. Genitalia dan anus :
Laki-laki :
Kebersihan genitalia : Ya bersih
Luka di anus / genitalia :Sedikit luka di anus karena diare
Pola defekasi/ berkemih : BAK 3-4 kali sehari
Kelainan lain : -
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

X. PENGKAJIAN SPRITUAL
An.I masih bayi, tetapi orangtua berencana akan mengajarkan An.I sholat dan mengaji
jika sudah besar.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Nilai Laboratorium : (sertakan tanggal dan jam setiap perubahan hasil labor, tulis satuan nilai
labor)
Tanggal 31 Desember 2020 jam 09.20 WIB
1. Darah rutin
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NORMAL
Hemoglobin 9,4 g/dl 10-17
Hematokrit 25 % 29-54
Leukosit 10 10³/µL 5,7-18
Eritrosit 6,2 10³/µL 3,8-6,1
Trombosit 430 10³/µL 150-450
2. Feses
Makroskopis :Konsistensi : Cair 
Warna : Kuning
Darah : (-)
Lendir : (-)
Bau :(-)
Mikroskopis : Sel epitel : (+)
Leukosit : (-)
Telur cacing : (-)

XII. TERAPI YANG DIPEROLEH SELAMA DI RUANG RAWAT :


• Terapi
- Pemberian 1 jam pertama cairan intravena RL : 5 kg x 30 cc/jam = 150 cc/jam
X tetes/menit = X cc/jam >> 150 tetes/menit (mikro)
Cek per 30 menit, jika membaik lanjutkan pada pemberian selanjutnya kalau tidak
membaik ulangi pemberian 1 jam pertama nya
- Maintenance : 5 kg x 100 = 500 cc/24jam
500 : 94 = 5,3 ( 6 tpm)
- Zinc 10 mg / hari
- Ondansentron 3 x 0,5 mg
ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


Ds: Kehilangan cairan aktif Kekurangan volume cairan
- Ibu
mengatakan
anak BAB 6
kali dengan
konsistensi
cair, berwarna
kuning, An.I
sering
menangis
kadang muntah
dan berkurang
nya minum asi
tidak seperti
biasa nya.
Do:
- Klien tampak
lemah, dan
gelisah.
Membran
mukosa kering
- Keaadan
umum: lemah.
BB: 5kg.
TTV :
RR: 33 x/menit
Suhu : 37,1°C
Saturasi
Oksigen : 96 %
Nadi : 120
x/menit
- HT: 25%, HB:
9,4g/dl

DS: Iritasi Kerusakan integritas kulit


- Ny.A
mengatakan
An.I menangis
jika bagian
anus
dibersihkan

DO:
- Membran
mukosa kering
- Tampak
kemerahan/irit
asi pada bagian
anus
- GCS : E: 4, M:
6, V: 4
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (NIC-NOC)

No
Diagnosa NOC / Tujuan NIC / Intervensi Aktivitas
.dx
25 Kekurang Setelak dilakukan - Manajemen - Timbang popok jika
an tindakan keperawatan cairan diperlukan
volume selama 2x24jam, - Manajemen - Pertahankan catatan
cairan b/d diharapkan hipovolemia intake dan output yang
kehilanga kekurangan volume akurat
n cairan cairan dapat teratasi - Monitor status hidrasi
aktif dengan kriteria hasil: (kelembaban membran
- Mempertahankan mukosa, nadi adekuat)
urine output - Monitor vital sign
sesuai dengan usia - Monitor masukan
dan BB, BJ urine makanan/cairan
normal, HT - Monitor status cairan
normal termasuk intake dan
- TTV dalam batas output cairan
normal - Monitor tingkat hb dan
- Tidak ada tanda hematokrit
tanda dehidrasi - Monitor berat badan
- Elastisitas turgor - Kolaborasi dalam
kulit baik, pemberian analgetik
membrane
mukosa lembab
dan tidak ada rasa
haus yg
berlebihan.
28 Kerusaka Setelak dilakukan Manajemen tekanan - Jaga kebersihan kulit
n tindakan keperawatan agar tetap bersih dan
integritas selama 2x4jam, kering
kulit b/d diharapkan kerusaan - Monitor kulit akan
iritasi integritas kulit klien adanya kemerahan
dapat teratasi dengan - Oleskan minyak/baby
kriteria hasil: oil pada daerah yang
- Integritas kulit tertekan
yg baik bisa - Memandikan klien
dipertahankan dengan air hangat
(sensasi,
elastisitas,
temperature,
hidrasi,
pigmentasi)
tidak ada
luka/lesi
- Perfusi
jaringan baik
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Diagnosa Implementasi Evaluasi


Kekurangan S: Ibu mengatakan klien
volume - Menimbang popok jika diperlukan masih diare dengan BAB 5
cairan b/d - Mempertahankan catatan intake dan output kali sehari konsistensi cair,
kehilangan yang akurat muntah sudah berkurang
cairan aktif - Memonitor status hidrasi (kelembaban
membran mukosa, nadi adekuat) O: tampak lemas, palpebra
- Memonitor vital sign tampak normal, membran
- Memonitor masukan cairan mukosa kering, klien
- Memonitor status cairan termasuk intake dan sedikit gelisah. BB: 5kg.
output cairan TTV :
- Monitor tingkat hb dan hematokrit RR: 33 x/menit
- Memonitor berat badan Suhu : 37,1°C
- Berkolaborasi dalam pemberian analgetik Saturasi Oksigen :
96 %
Nadi : 120 x/menit
- HT: 25%, HB:
9,4g/dl

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
- Memonitor status hidrasi (kelembaban S: Ibu mengatakan klien
membran mukosa, nadi adekuat) diare atau BAB sudah
- Memonitor vital sign berkurang (4 kali sehari)
- Memonitor status cairan termasuk intake dan konsistensi lunak, muntah
output cairan sudah berkurang
- Monitor tingkat hb dan hematokrit
- Memonitor berat badan O: tampak baik, palpebra
Berkolaborasi dalam pemberian analgetik tampak normal, membrane
mukosa lembab, klien
sedikit gelisah. BB: TTV:
RR:33x/m, suhu: 37,1ºC,
N: 120x/m, saturasi
oksigen: 96%

A: masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan
Kerusakan - Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih S: Ibu klien mengatakan
integritas dan kering An.I menangis sudah
kulit b/d - Memonitor kulit akan adanya kemerahan berkurang, BAB berkurang
iritasi - Mengoleskan minyak/baby oil pada (4 kali sehari)
daerah yang tertekan
- Memandikan klien dengan air hangat O: Keadaan umum: baik,
Tampak iritasi/kemerahan
pada bagian anus

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

Kerusakan - Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih S: Ibu klien mengatakan
integritas dan kering An.I menangis sudah
kulit b/d - Memonitor kulit akan adanya kemerahan berkurang, BAB berkurang
iritasi - Mengoleskan minyak/baby oil pada (4kali sehari)
daerah yang tertekan
- Memandikan klien dengan air hangat O: Keadaan umum: baik,
kemerahan berkurang pada
bagian anus, membran
mukosa lembab

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai