DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING
I.Pengertian
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih
banyak dari natrium (Dehidrasi hipertonik), atau hilang nya air dan natrium dalam jumlah yang
sama (Dehidrasi isotonic), atau hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air (Dehidrasi
hipotonik (Sudoyo Aru, 2009). Klasifikasi dehidrasi ada 3 yaitu: Tanpa dehidrasi, Dehidrasi
ringan/sedang dan Dehidrasi berat.
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bisa juga didefinisikan
sebagai BAB yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3kali BAB, sedangkan neonates dikatakan
diare bila sudah lebih dari 4kali BAB (Nanny Lia Dewi, Vivian, 2010).
Diare adalah seringnya frekuensi BAB lebih dari biasanya dengan konsistensi yang lebih
encer. Atau keaadaan individu mengalami perubahan dalam kebiasaan BAB yang normal,
ditandai dengan seringnya kehilangan cairan, feses yang tidak berbentuk (Susilaningrum,
Rekawati dkk, 2013).
Penyebab terutama beberapa kuman usus penting, yaitu: Rotavirus, Escherichia coli,
Shigella, Cryptosporidium, Vibrio cholera, Salmonella. Selain kuman, ada beberapa perilaku
yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare yaitu:
1. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan
2. Menggunakan botol susu
3. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar
4. Air minum tercemar dengan bakteri tinja
5. Tidak mencuci tangan sesudah BAB, sesudah membuang tinja, atau sebelum
menjamah makanan
Sebagai akibat dari diare akut maupun kronis dapat terjadi hal-hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi
2. Hipoglikemia
3. Gangguan gizi
4. Gangguan sirkulasi
5. Komplikasi
IV. Patofisiologi
Diare akut pada anak paling sering disebabkan oleh virus, tetapi juga dapat
berkaitan enteropatogen bakteri atau parasit. Virus menciderai permukaan absortif sel vilosa
matur, menyebabkan penurunan absorpsi cairan dan defisiensi disakaridase. Baktri
menyebabkan cedera usus dengan secara langsung menginvasi mukosa, merusak permukaan
vilosa atau melepaskan toksin. Diare juga dapat terjadi terkaitdengan penggunaan antibiotic.
(Tablang et al, 2009).
V. Pathway/WOC keperawatan
WOC diare
Infeksi Makanan
Pskologi
Hipersekresi air
& elektrolit
Hiperperistaltik Malabsorbsi kh,
lemak, protein
Isi usus
Penyerapan Tekanan osmotic
makanan diusus
menurun
Gangguan Asidosis
keseimbangan metabolik
cairan & elektrolit
Dehidrasi Sesak
Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebutuhan
Gangguan tubuh
pertukaran
gas
VI. Penatalaksanaan
VII.Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis
Ph dan kadar gula dalam tinja
Biarkan dan resistensi feses (colok dubur)
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda ganggu keseimbangan asam basa
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, kalsium dan posfat
Asuhan Keperawatan Teoritis
I.Pengkajian
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, tempat lahir,
asal suku bangsa nama orang tua, pekerjaan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan. Untuk
umur pada pasien diare akut, sebagian besar adalah anak dibawah dua tahun. Insiden paling
tinggi umur 6-11 bulan karena pada masa ini mulai diberikan makanan pendamping. Kejadian
diare akut pada anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan
Buang air besar (BAB) lebih tiga kali sehari. BAB kurang dari empat kali dengan
konsistensi cair (diare tanpa dehidrasi). BAB 4-10kali dengan konsistensi cair (dehidrasi ringan
atau sedang). BAB lebih dari 10 kali (dehidrasi berat). Bila diare berlangsung kurang dari 14
hari adalah diare akut. Bila berlangsung 14 hari atau lebih adalah diare persisten.
.
a. Riwayat imunisasi terutama anak yang belum imunisasi campak. Diare lebih sering
terjadi dan berakibat berat pada anak-anak dengan campak atau yang menderita
campak dalam empat minggu terakhir, yaitu akibat penurunan kekebalan pada
pasien.
b. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotic) karena factor ini salah
satu kemungkinanan penyebab diare
c. Riwayat penyakit yang sering pada anak dibawah dua tahun biasanya batuk, panas,
pilek, dan kejang yang terjadi sebelum, selama, atau setelah diare. Hal ini untuk
melihat tanda dan gejala infeksi lain yang menyebabkan diare, seperti OMA,
tonsillitis, faringitis, bronko pneumonia, ensefalis
V. Riwayat nutrisi
Riwayat pemberian makanan sebelum sakit diare meliputi hal sebagai berikut.
a. Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan sangat sangat mengurangi risiko
diare dan infeksi yang serius
b. Pemberian susu formula, apakah menggunakan air masak, diberikan dengan botol
atau dot karena botol yang tidak bersih akan mudah terjadi pencemaran
c. Perasaan haus. Anak yang diare tanpa dehidrasi tanpa dehidrasi tidak merasa haus
(minum biasa), pada dehidrasi ringan/sedang anak merasa haus, ingin minum banyak
sedangkan pada dehidrasi berat anak malas minum atau tidak bisa minum
VI. Pemeriksaan fisik
a. Keaadan umum
1. Baik, sadar (tanpa dehidrasi)
2. Gelisah, rewel (dehidrasi ringan/sedang)
3. Lesu, lunglai, atau tidak sadar(dehidrasi berat)
b. Berat badan
Diare dengan dehidrasi biasanya
Kehilangan berat badan (%)
Tingkat dehidrasi Bayi Anak besar
Dehidrasi ringan 5% (50 ml/kg) 3% (30 ml/kg)
Dehidrasi sedang 5-10% (50-100 ml/kg) 6% (60 ml/kg
Dehidrasi berat 10-15% (100-150ml/kg) 9% (90 ml/kg)
Presentase penurunan bb tersebut dapat diperkirakan saat anak dirawat dirumah sakit.
Sedangkan dipuskesmas/fasilitas pelayanan dasar dapat digunakan pedoman MTBS.
VII. Kulit
Untuk mengetahui elastisitas kulit, kita dapat melakukan pemeriksaan turgor, yaitu
dengan cara mencubit daerah perut dengan kedua ujung jari
VIII. Kepala
Anak dibawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi, ubun-ubun nya biasanya cekung
IX. Mata
Mata anak yang diare tanpa dehidrasi, bentuk kelopak mata normal, bila dehidrasi ringan
atau sedang, kelopak mata cekung. Sedangkan dehidrasi berat kelopak mata sangat cekung.
XI. Abdomen
XII. Anus
.
ANALISA DATA
DO:
- Tampak
kemerahan/irit
asi pada bagian
anus
- GCS : E: 4, M:
6, V: 4
- Suriadi & Yuliani Rita (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta: CV
Sagung seto.
- Susilaningrum dkk, (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Untuk Perawat dan
Bidan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
- Huda amin Nur arif (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnosis medis
& nanda NIC NOC Jilid 1 dan 3. Yogyakarta: mediaction.
- Terry kyle & Carman susan, (2016). Buku Ajar Keperawatan Pediatri edisi 2. Jakarta:
EGC
PENGKAJIAN DI RUANG RAWAT ANAK
Nama Anak : An. I
No. RM : 442213
usia : 1,6 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal klien masuk ruang rawat : 31 Desember 2020
Diagnosa Medis : Diare dehidrasi sedang
Diagnosa Diferensial :-
Anak ke :1
Pendidikan Anak :-
Nama Ibu : Ny. A
Nama Ayah : Tn. D
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pendidikan Ibu : SMA
Pendidikan Ayah : D3
Alamat orangtua : Simpang mayang kota Jambi
I. Alasan Masuk masuk RS
Ibu klien mengatakan bahwa anak nya gelisah datang dengan keluhan BAB >5x
konsistensi cair, An.I muntah.
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Garis keluarga
Masalah Keperawatan :
- Kekurangan volume cairan
PENGKAJIAN NUTRISI
Pola minum ASI sebelum sakit :
Ny. A mengatakan An.I minum ASI ± 12 kali/hari.
Pola minum ASI saat sakit :
Ibu klien mengatakan An.I minum ASI ± 10 kali/ hari
Pola & porsi makan/minum ASI sebelum sakit (jenis yang biasa dimakan, frekuensi, jumlah) :
Ibu klien mengatakan porsi minum ASI An.I sebanyak ± 800 ml/hari.
Pola & porsi makan/minum ASI saat sakit (apa saja yang dimakan, frekuensi, jumlah) :
An.I susah dalam minum dan sering kali An.R memuntahkan susunya saat minum ASI.
porsi minum ASI An.I sebanyak ± 500 ml/hari.
Masalah Keperawatan :
- Kekurangan volume cairan
7. Mata :
a. Sklera : Anikterik
b. Konjungtiva : Ananemis
c. Palpebra : Cekung
d. Pupil : Isokor Ukuran: 2 mm
e. Kornea : Jernih
f. Kelainan lain : -
Masalah keperawatan :
8. Telinga :
Simetris :Simetris kiri kanan Serumen : Tidak ada serumen
Pendengaran : Bisa mendengar dengan jelas dan baik
Nyeri telinga : Tidak ada nyeri pada telinga
Kelainan lain : -
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
9. Hidung :
Septum : Normal
Sekret : Tidak ada sekret
Nyeri : Tidak ada nyeri pada hidung
Kelainan lain : -
Masalah keperawatan :Tidak ada masalah
10. Mulut :
a. Bibir : Kering
b. Warna bibir/ mukosa : Anemis
c. Mulut/ Lidah : Bersih
d. Gigi : Belum ada
e. Gusi : Normal
f. Stomatitis : Tidak
Kelainan lain : -
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
11. Leher :
a. Kelenjar Getah Bening : Teraba tidak membesar
b. Kelenjar Tiroid : Tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid pada leher
c. JVP :
Kelainan lain : -
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
12. Paru-paru :
a. Inspeksi :
bentuk dada : Normal
Retraksi dinding dada :Tidak
Irama pernapasan : Reguler
Kedalaman pernapasan :Dalam
Nyeri saat bernapas/ nyeri dada :Tidak ada nyeri
Luka di dinding dada : Tidak ada luka pada dinding dada
b. Palpasi :
Stridor :Tidak
Fremitus dada : Fokal premitus sama kanan dan kiri
c. Perkusi dada : Sonor
d. Auskultasi dada : Suara napas vesikuler
Kelainan Lain : -
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah
13. Jantung :
a. Inspeksi : Pergerakan dada normal
Ictus cordis : Terlihat
b. Palpasi :
Ictus cordis / Irama Jantung : Teratur
c. Auskultasi :
BJ 1 &2 : Normal
Murmur : Tidak
Gallop : Tidak
Kelainan lain : -
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
14. Abdomen :
a. Inpeksi : Tidak membesar Asites : Tidak ada asites
Luka di permukaan abdomen: Tidak ada luka di permukaan abdomen
b. Auskultasi :
Bising usus : 20 x/ menit
c. Perkusi :
Suara abdomen : Timpani
d. Palpasi :
Distensi abdomen : Tidak
Lingkar abdomen : 42 cm
Turgor kulit/ cubitan kulit perut : kembali >2 detik (sangat lambat)
Hepatomegali : Tidak
Splenomegali : Tidak
Nyeri tekan : Tidak Nyeri lepas : Tidak
Kelainan lain di abdomen : -
Masalah Keperawatan : -
15. Ekstremitas dan Muskuloskeletal :
Kekuatan tonus otot :
Ekstremitas kiri Atas : 5 Ekstremitas kanan Atas : 5
Ekstremitas kiri bawah : 5 Ekstremitas kanan bawah : 5
Kelemahan ekstremitas : Tidak ada
Tremor : Tidak
Luka di ekstremitas : Tidak
Bengkak/edema di ekstremitas : Tidak
Nyeri otot/sendi : Tidak
Kelainan lain : -
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
16. Kulit :
Kebersihan kulit : Bersih
CRT :
Warna telapak tangan : Pink
Warna kulit wajah / ekstremitas : An-anemis
Turgor kulit : Kembali >2 detik (kembali sangat lambat)
Integritas kulit : Kemerahan
Elastisitas : Ya
Luka kulit : Tidak ada luka kulit
Luka dekubitus : Tidak ada luka dekubitus
Kelainan lain di kulit : -
Masalah Keperawatan :-
17. Pemeriksaan Neurologis :
Kejang : Tidak
Kesemutan : Tidak
Refleks fisiologis :
Refleks bisep : positif
Refleks trisep : positif
Refleks patella: positif
Refleks achilles : positif
Refleks Patologis :
Refleks Babinski : positif
Refleks kaku kuduk : positif
Refleks brudzinski 1 : positif
Refleks brudzinski 2 : positif
Refleks kernig sign : positif
Hasil tes : Kelainan saraf / nervus apa : Tidak ada
Kelainan lain : -
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
18. Genitalia dan anus :
Laki-laki :
Kebersihan genitalia : Ya bersih
Luka di anus / genitalia :Sedikit luka di anus karena diare
Pola defekasi/ berkemih : BAK 3-4 kali sehari
Kelainan lain : -
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
X. PENGKAJIAN SPRITUAL
An.I masih bayi, tetapi orangtua berencana akan mengajarkan An.I sholat dan mengaji
jika sudah besar.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
DO:
- Membran
mukosa kering
- Tampak
kemerahan/irit
asi pada bagian
anus
- GCS : E: 4, M:
6, V: 4
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (NIC-NOC)
No
Diagnosa NOC / Tujuan NIC / Intervensi Aktivitas
.dx
25 Kekurang Setelak dilakukan - Manajemen - Timbang popok jika
an tindakan keperawatan cairan diperlukan
volume selama 2x24jam, - Manajemen - Pertahankan catatan
cairan b/d diharapkan hipovolemia intake dan output yang
kehilanga kekurangan volume akurat
n cairan cairan dapat teratasi - Monitor status hidrasi
aktif dengan kriteria hasil: (kelembaban membran
- Mempertahankan mukosa, nadi adekuat)
urine output - Monitor vital sign
sesuai dengan usia - Monitor masukan
dan BB, BJ urine makanan/cairan
normal, HT - Monitor status cairan
normal termasuk intake dan
- TTV dalam batas output cairan
normal - Monitor tingkat hb dan
- Tidak ada tanda hematokrit
tanda dehidrasi - Monitor berat badan
- Elastisitas turgor - Kolaborasi dalam
kulit baik, pemberian analgetik
membrane
mukosa lembab
dan tidak ada rasa
haus yg
berlebihan.
28 Kerusaka Setelak dilakukan Manajemen tekanan - Jaga kebersihan kulit
n tindakan keperawatan agar tetap bersih dan
integritas selama 2x4jam, kering
kulit b/d diharapkan kerusaan - Monitor kulit akan
iritasi integritas kulit klien adanya kemerahan
dapat teratasi dengan - Oleskan minyak/baby
kriteria hasil: oil pada daerah yang
- Integritas kulit tertekan
yg baik bisa - Memandikan klien
dipertahankan dengan air hangat
(sensasi,
elastisitas,
temperature,
hidrasi,
pigmentasi)
tidak ada
luka/lesi
- Perfusi
jaringan baik
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
P: Intervensi dilanjutkan
- Memonitor status hidrasi (kelembaban S: Ibu mengatakan klien
membran mukosa, nadi adekuat) diare atau BAB sudah
- Memonitor vital sign berkurang (4 kali sehari)
- Memonitor status cairan termasuk intake dan konsistensi lunak, muntah
output cairan sudah berkurang
- Monitor tingkat hb dan hematokrit
- Memonitor berat badan O: tampak baik, palpebra
Berkolaborasi dalam pemberian analgetik tampak normal, membrane
mukosa lembab, klien
sedikit gelisah. BB: TTV:
RR:33x/m, suhu: 37,1ºC,
N: 120x/m, saturasi
oksigen: 96%
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Kerusakan - Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih S: Ibu klien mengatakan
integritas dan kering An.I menangis sudah
kulit b/d - Memonitor kulit akan adanya kemerahan berkurang, BAB berkurang
iritasi - Mengoleskan minyak/baby oil pada (4 kali sehari)
daerah yang tertekan
- Memandikan klien dengan air hangat O: Keadaan umum: baik,
Tampak iritasi/kemerahan
pada bagian anus
P: Intervensi dilanjutkan
Kerusakan - Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih S: Ibu klien mengatakan
integritas dan kering An.I menangis sudah
kulit b/d - Memonitor kulit akan adanya kemerahan berkurang, BAB berkurang
iritasi - Mengoleskan minyak/baby oil pada (4kali sehari)
daerah yang tertekan
- Memandikan klien dengan air hangat O: Keadaan umum: baik,
kemerahan berkurang pada
bagian anus, membran
mukosa lembab
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan