Anda di halaman 1dari 21

SESAK NAPAS PADA

NEONATUS
PUTRI ARUM (H32019050)

Dokter Pembimbing
dr. Agus Saptanto, Sp.A
Sesak napas / dispneu
Dys : kesulitan, Pnea : napas

Kesukaran bernapas atau napas yang pendek dan dangkal, yang dapat disertai
dengan adanya penggunaan otot bantu napas.
APGAR SCORE

7 – 10 = Tidak Asfiksia
4 - 6 = Asfiksia Ringan
0 - 3 = Asfiksia Berat
Score Down
Pemeriksaan score Down adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bayi yang baru lahir,
bertujuan untuk mengevaluasi status gawat napas.
Berikut kriteria yang perlu dikaji:

Interpretasi : < 4 : normal


4-7 : gawat napas
>7 : ancaman gagal napas
Mekanisme dispnea

Berawal dari aktivasi system


sensorik yang terlibat dalam
system respirasi lalu kemudian
informasi sensorik sampai pada
pusat pernapasan di otak dan
memproses respiratory related
signal dan menghasilkan
pengaruh kognitif, kontektual,
dan perilaku sehingga terjadi
sensasi dyspnea
KARAKTERISTIK UNTUK MEMBEDAKAN SESAK
KARENA KELAINAN PADA JANTUNG ATAU NON
JANTUNG
1. Kalau karena penyakit jantung, 2. Kalau karena penyakit pada paru-paru,
biasanya disertai bengkak pada tungkai, biasanya tidak ada bengkak tungkai,
tekanan darah meningkat, bisa juga tekanan darah biasanya normal, nadi
turun, denyut jantung tak teratur, cepat. yang lebih cepat tapi masih teratur.
Bagian Dispneu
Sesak napas akut: Berlangsung < dari 1 bulan, dengan awal yang tiba-tiba. Penyebab
diantaranya penyakit paru-paru, jantung atau trauma dada.

Sesak napas kronik: Berlangsung > dari 1 bulan. Penyebabnya diantaranya asma, Penyakit
Paru Obstruktif Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru-paru, tumor, kelainan pita suara.
ANAMNESIS
 Kapan saja sesak napas dirasakan? Muncul secara mendadak atau perlahan? Sesak napas terakhir
kali kapan? Berapa sering dirasakan?
 Tanyakan mengenai pemicu? Kondisi yang memperingan dan memperberat?
 Tentukan apakah masalah yang muncul saat ini merupakan kasus baru atau kambuh?
 Apakah sesak disertai nyeri dada, batuk dengan sputum atau tidak, demam?
 Adakah riwayat pengobatan, pajanan rokok, atau pajanan dengan penderita tb?
 Riwayat penyakit keluarga
 Imunisasi, ASI, Pertumbuhan dan perkembangan, serta social ekonomi
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : tampak sesak, tampak sianosis
 Kesadaran : compos mentis
 Tanda vital : tekanan darah, nadi, RR me, suhu tubuh, SpO2 me
 Kulit : tampak pucat, sianosis
 Kepala : normochepal, distribusi dan warna rambut, tidak mudah dicabut
 Mata : konjungtiva anemis/ tidak, sklera ikterik/ tidak, pupil isokor, refleks cahaya
 Telinga : simetris, sekret minimal
 Hidung : simetris, pernapasan cuping hidung, sekret minimal
 Mulut : bibir sianosis
 Lidah : warna merah muda
 Tonsil : pembesaran/ tdk
 Leher : simetris, tdk ada pembesaran KGB, tekanan vena jugularis
● Thoraks
○ Inspeksi : simetris, retraksi intercostal, napas cepat

○ Palpasi : ketinggalan gerak, fremitus fokal, teraba thril, iktus cordis melebar/tdk

○ Perkusi : batas paru hepar, paru jantung

○ Auskultasi :

■ Pulmo : ada rhonki, wheezing, suara napas dasar menurun

■ Cardio : terdapat suara jantung tambahan


● Abdomen
○ Inspeksi : tampak datar/cembung, penggunaan otot diafragma.
○ Auskultasi : bising usus
○ Palpasi : adakah asites, nyeri tekan, adakah teraba massa, adakah
pembesaran hati dan limfa
○ Perkusi : timpani
● Ekstremitas : adakah berkeringat dingin, sianosis clubbing finger,
edema, spasme otot, tonus baik/ tidak,adakah kelainan bawaan
Diagnosis Gejala yang Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
ditemukan
• Demam terus-menerus • Pernapasan cuping hidung • Lab : Leukositosis
• Batuk dengan nafas cepat • Takipnea • AGD : PCO2 ,
• Merintih • Ronki (+) • Rad : Gambaran infiltrat,
Pneumonia • Mual, muntah / diare • Retraksi dada (+) bayangan lebih padat (masif) :
• Vesikuler melemah konsolidasi infiltrat
• Sianosis
• <2 tahun, terutama usia • 38,5 • Leukositisis  neutrofil batang
2- 8 bulan • Takipnea dan takikardi dan PMN >>
• Didahului batuk, pilek, • Retraksi interkostal • Kultur virus = RSV
demam, kemudian 1-2 • Perkusi hipersonor, suara ( Respiratory Syncytial Virus
hari diikuti sesak napas. napas dapat melemah • Rad : Tdk spesifik atau terdapat
• Anak gelisah, tidak mau • Ronki nyaring halus(+) hiperinflasi paru difus
makan dan muntah • Wheezing(+) diseluruh
Bronkiolitis • Merintih ( grunting ) permukaan paru
• Sianosis
Diagnosis Gejala yang ditemukan Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
Asma • kambuh pada saat-saat • RR meningkat, napas • Lab : Peningkatan IgE dan
tertentu (menjelang pagi, dangkal eosinofil
udara dingin, banyak debu, • napas cuping hidung (+) • Foto thorak AP 
dll) • Sianosis (+) emfisematosa
• Nafas berbunyi, disertai/ • Gerakan dada yang • Analisis gas darah dapat
tanpa sputum berkurang, dijumpai peningkatan pCO2
• Kadang ada riwayat alergi • Hipersonor dan penurunan pO2
(makanan tertentu, Obat, dll) • Bunyi napas lemah
• Ada riwayat alergi/ sesak • Wheezing (+)
pada keluarga lain yang
sedarah
Diagnosis Gejala yang ditemukan Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Bronkitis Akut • Demam


• Batuk kering dapat juga • Pernapasan cuping hidung • Foto rontgen thorax =
terjadi batuk berdahak • Ronki basah kasar (+) peningkatan corakan bronkial
• Muntah saat batuk • Rinitis / faringitis
• Sesak nafas • Wheezing (+)
Bronkitis • Nyeri pada retrosternal • Retraksi dada (+)
Diagnosis Gejala yang ditemukan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
Pneumothorax Mendengus (Snorted), sianosis, hipoksia, - Transiluminasi dada =
pucat, gelisah, sesak takipnea, bradikardi, menyala
peningkatan tekanan darah - Foto thorax AP = Pergeseran
sistolik secara tiba-tiba mediastinum, Depresi
diikuti dengan penyempitan diafragma
tekanan nadi dan hipotensi, - USG paru-paru = Tidak
dada asimetris , vesikuler adanya sliding paru
bagian atas tubuh sianotik - Karbon dioksida
dengan bagian bawah pucat transkutan (tcpCO2)
dapat dilihat. - Ekokardiografi dan USG
ginjal = pneumotoraks
spontan pada bayi cukup
bulan
Diangnosis Gejala Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Sindrom Gangguan - Lahir premature - takipnea, - Foto thorax AP = pola


Pernafasan (RDS) - Sesak nafas - mendengus, retikulogranular seragam, yang
- hidung melebar, disebut sebagai tampilan ground-
- dan retraksi dinding glass, disertai dengan
dada. bronkogram udara perifer
- Sianosis menetap - Analisis Gas darah
- Kultur darah = streptococcus
- Kadar glukosa serum =
hipoglikemia
- elektrolit serum dan kalsium =
Hipokalsemia
- Ekokardiografi
Diagnosis Gejala yang ditemukan Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
VSD VSD sedang • vsd keci : bising hollo • EKG,  hipertropi ventrikel kiri
(Ventrikula • Pasien cepat lelah, sistolik derajat IV/6 atau kanan deviasi sumbu ke kiri
r septal • Sulit makan atau menyusui disertai getaran bising • Foto thorak  kardiomegali,
defect ) • Kenaikan berat badan dengan puntum peningkatan corakan vaskular
lambat, gangguan maksimum pada sela iga paru, dan hipertrofi ventrikel
pertumbuhan. 3-4 garis line parasetrnal kanan
• Sindrome Eisenmenger kiri yang meluas ke • Ekokardiografi  hipertropi
- Sesak nafas sepanjang kiri sternum ventricular
- Nyeri dada • Vsd besar : terdengar
- Sinkop bunyi jantung ke 3
- Hemoptysis ddisertai bising mid
diastolik di apeks
• Thrill
Tetralogi • Pasien sering lelah, sesak • Sianosis pada bibir • Lab : Hb , PCV, anemia
Fallot napas, • Takipnea, hipokromik mikrositer
• Pucat • jari tabuh ( nail • Foto thorak  arkus aorta
• Bibir pasien biru, clubbing ) sebelah kanan, konus
• Gangguan pertumbuhan • Terdapat thrill sistolik pulmonalis cekung, boot-shape
gigi bagian atas dan tepi • EKG  deviasi sumbu QRS ke
sternum kiri kanan, hipertrofi ventrikel
• Suara jantung S2 kanan, gelombang P sering
biasanya tunggal, tinggi
keras, terdengar bising • Ekokardiogram  over riding
ejeksi sistolik aorta, jalan keluar ventrikel
kanan menyempit..
PENATALAKSANAAN
1.Non-medikamentosa
• Fisioterapi: breath-control, relaxing
• Ventilasi ruangan yang baik
• Posisi
• Mengurangi aktivitas yang dapat menyebabkan sesak
• Pakai face-mask untuk melindungi dari kontak alergen
• Oksigenasi dengan nasal canul atau face-mask, Sungkup oksigen
• Edukasi
PENATALAKSANAAN
2. Farmakoterapi
 Sesuai dengan penyebabnya
 Bronkodilator ( agen inhalasi) : Golongan ß-2 agonis : Salbutamol : 0.2-2mg/kgBB/hari , dibagi dalam 3-4 dosis
Albuterol, atropin dan ipratropium
 Bronkodilator ( sistemik ) :Derivat xanthin : Aminofilin : 5mg/kgBB, Theophyline : 65-150mg/kgBB
 Antiinflamasi agen : Terapi steroid
 Sildenafil
 Prostasiklin
 Bosentan
 Sedatif. Termasuk lorazepam, fenobarbital, fentanil, atau morfin.
Surfaktan
TERIMA KASIH !!

Anda mungkin juga menyukai