Anda di halaman 1dari 19

Sesak Napas dan

Penatalaksanaannya
Pada Anak
DISUSUN OLEH:
TUAH MUHARRIR
AULALIZA HAKIKI
 
DOKTER PEMBIMBING
DR. WAHDINI, SP.A
Pendahuluan

Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran


karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Fungsi respirasi adalah
melakukan pertukaran O2 dan CO2 antara udara atmosfer dan darah untuk
mempertahankan PO2 dan PCO2 arteri normal.
Anatomi sistem pernapasan
Sistem pernafasan terdiri daripada hidung, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiol, alveolus, paru-paru, tulang rusuk, otot interkosta, dan diafragma.
- Saluran napas bagian atas: hidung, faring, laring, trakea.
- Saluran napas bagian bawah: bronkus, bronkiolus, bronkiolus terminalis,
bronkiolus respiratori, duktus dan sakus alveolar, alveoli.
Skema perjalanan oksigen
dan karbondioksida
Jenis pernapasan
Jenis pernapasan
Sesak napas/dispnea

Suatu persepsi subjektif mengenai ketidaknyamanan bernapas yang terdiri


dari berbagai sensasi yang berbeda intensitasnya.
Merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor fisiologi, psikologi, sosial dan
lingkungan dan dapat menginduksi respons fisiologis dan perilaku sekunder.
Pembagian Dispnea

Sesak napas akut: Berlangsung < dari 1 bulan, dengan awal yang tiba-tiba.
Penyebab diantaranya penyakit paru-paru, jantung atau trauma dada.
Sesak napas kronik: Berlangsung > dari 1 bulan. Penyebabnya diantaranya
asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru-paru,
tumor, kelainan pita suara.
Klasifikasi dispnea
- Inspiratori dispnea, yakni kesukaran bernapas pada waktu inspirasi
yang disebabkan oleh karena sulitnya udara untuk memasuki paru.
- Ekspiratori dispnea, yakni kesukaran bernapas pada waktu ekspirasi
yang disebabkan karena sulitnya udara yang keluar dari paru-paru.
- Kardiak dispnea, yakni dispnea yang disebabkan primer penyakit
jantung.
- Exertional dispnea, yakni dispnea yang disebabkan karena olahraga.
- Expansional dispnea, dispnea yang disebabkan karena exspansi dari
rongga toraks.
- Paroksimal dispnea, yakni dispnea yang terjadi sewaktu-waktu, baik –
pada malam maupun siang hari.
- Ortostatik dispnea, yakni dispnea yang berkurang pada waktu posisi
duduk.
Anamnesis

- Kapan saja sesak napas dirasakan? Muncul secara mendadak atau perlahan? Sesak
napas terakhir kali kapan? Berapa sering dirasakan?
- Tanyakan mengenai pemicu? Kondisi yang memperingan dan memperberat?
- Apa yang dirasakan? Apakah dapat di deskripsikan?
- Dapat menunjukan lokasi sesaknya? Sesaknya menyebar?
- Tentukan apakah masalah yang muncul saat ini merupakan kasus baru atau kambuh?
- Jika diberi angka berapa skala sesak yang dirasakan? Gunakan skala dari 1–10 (1 =
hanya disadari saja; 10 = panik).
- Apakah sesak disertai nyeri dada, batuk dengan sputum atau tidak, demam?
- Adakah riwayat pengobatan, pajanan rokok, atau pajanan dengan penderita tb?
Pemeriksaan fisik

- Keadaan umum : gelisah, tampak sakit, sianosis


- Merintih/grunting, pernapasan cuping hidung, wheezing, stridor
- Kepala terangguk-angguk (gerakan kepala yang sesuai dengan inspirasi
menunjukkan adanya distres pernapasan berat)
- Tekanan darah dan nadi
- Frekuensi pernapasan cepat
◦ Umur < 2 bulan : > 60 kali
◦ Umur 2 – 11 bulan : > 50 kali
◦ Umur 1 – 5 tahun : > 40 kali
◦ Umur > 5 tahun : > 30 kali
Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
◦ Adanya cedera kepala atau tidak
◦ Peningkatan tekanan vena jugularis
◦ Gerakan dinding dada
◦ Retraksi dinding dada dan kelainan pada dinding dada yang lain
◦ Tanda-tanda obstruksi
◦ Kelainan tulang belakang
◦ Kelainan pada abdomen : distensi abdomen

Perkusi
◦ Pada perkusi dada ditemukan : sonor, hipersonor

Palpasi : fremitus taktil, perabaan massa pada leher dsb


Auskultasi
◦ Suara nafas : vesikuler, bronchial, ronkhi, wheezing
◦ Jantung : gallop, murmur
Pemeriksaan penunjang
Complete blood count
Arterial blood gas
Pulse oximetry
Spirometry
Echocardiography
Chest x-ray
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
◦ Fisioterapi: breath-control, relaxing
◦ Ventilasi ruangan yang baik
◦ Posisi
◦ Mengurangi aktivitas yang dapat menyebabkan sesak
◦ Pakai face-mask untuk melindungi dari kontak alergen
◦ Oksigenasi dengan nasal canul atau face-mask
◦ Edukasi
PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
◦ Sesuai dengan penyebabnya
◦ Bronkodilator
◦ Golongan ß-2 agonis :
◦ Salbutamol : 0.2-2mg/kgBB/hari , dibagi dalam 3-4 dosis
◦ Derivat xanthin :
◦ Aminofilin : 5mg/kgBB
◦ Theophyline : 65-150mg/kgBB
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai