Laporan Kasus
PB : 66 cm
Nadi : 140x/menit
BB : 8 Kg
Pernapasan : 50x/menit
Status Gizi : Gizi baik
Turgor : Baik
Tonus : Baik
TORAKS
Inspeksi : Pergerakan simetris kanan dan kiri, retraksi
subcostal (+),
Palpasi : Nyeri tekan (-),massa (-) krepitasi (-)
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, batas paru
hepar ICS V paru kanan depan
Auskultasi : Bronkovesikuler(-/-), ronkhi +/+,
wheezing +/+
JANTUNG
Inspeksi : Iktus cordis tidak nampak
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi : batas jantung kanan pada ICS V linea
parasternal dextra, batas jantung kiri ICS V linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi: BJ I/II reguler, S3 gallop (-), murmur (-)
ABDOMEN
Inspeksi : datar, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Distensi (-), asites (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani (+)
Hati : Tidak ada pembesaran
Lien : Tidak ada pembesaran
Kelenjar Limfe: Pem. Kel. getah bening (-)
Alat Kelamin : Tidak ada kelainan
Alat Gerak : Tidak ada kelainan
O2 1-2 Liter
IVFD KN3B 34 tpm
Nebul NACL 0,9%
Paracetamol 85 mg
Cefadroxil 4 mg/ 12 jam
Ambroxol 3x 1/3 cth
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal Keluhan IntruksiDokter
13/08/2019 S: demam (+), batuk berdahak (+), sesak +), P : O2 1-2 liter
muntah (-), BAB dan BAK biasa IVFD KN3B 34 TPM
O: TD; (-) BB : 8Kg nebul NACL 0,9 %
N : 140x/m paracetamol 85 mg
P : 42x/m cefadroxil 4 mg /12 jam
S : 38,2°C ambroxol 3x 1/3 cth
Rhinorea (+), retraksi subcosta (+), wheezing
(+/+), rongki (+/+)
A : Bronkiolitis
14/08/2019 S: demam (-), batuk berdahak (+), sesak (+), P :IVFD KN3B 34 TPM
Muntah (-), BAB & BAK biasa nebul NACL 0,9 %
O : TD; (-) BB : 8 Kg cefadroxil 2x 2/3 cth / hari
N : 115x/m ambroxol 3x 1/3 cth
P : 40x/m aff O2
S : 36,7°C
Rhinorea (+), retraksi subcostal berkurang
wheezing (+/+), rongki (+/+)
A : Bronkiolitis
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal Keluhan IntruksiDokter
15/08/2019 S: demam (-), batuk berdahak (+), sesak (-), P : cefadroxil 2x 2/3 cth / hari
Muntah (-), BAB & BAK biasa ambroxol 3x 1/3 cth
O : TD; (-) BB : 8 Kg aff infus
N : 115x/m kontrol poli
P : 40x/m
S : 36,7°C
Rhinorea (+), retraksi subcostal (-) wheezing
(-/-), rongki (-/-)
A : Bronkiolitis
Penyakit infeksi respiratorik akut (IRA) bawah yang di
tandai dengan adanya inflamasi pada bronkiolus
DIAGNOSA
• Identifikasi Virus
• Radiologi Memeriksa sekresi nasal dgn
≠spesifik teknik imunofluoresens
- Hiperinflasi untuk RSV dan beberapa
- Diafragma datar virus lain.
- Penonjolan ruang • Darah Rutin
retrosternal ≠spesifik
- Penonjolan ruang
interkostal
-Bercak infiltrat
-Penebalan peribronkial
- Atelektasis
DIAGNOSA
DIAGNOSIS BANDING ANAK DENGAN WHEEZING
DIAGNOSIS GEJALA
Asma o Riwayat wheezing berulang, kadang tidak berhubungan dengan batuk dan
pilek
o Hiperinflasi dinding dada
o Ekspirasi memanjang
o Berespons baik terhadap bronkodilator
DIAGNOSA
Antibiotik diberikan bila perlu
Bronkodilator masih kontroversial
Kortikosteroid belum dapat dibuktikan
bermanfaat
Antivirus tidak rutin dibeikan
Imunoterapi masih dalam penelitian
Tension Pneumothorax
yg diikuti dengan distres
KOMPLIKASI
pernapasan dan
pergeseran jantung.
Imunisasi PENCEGAHAN
Beberapa studi kohort menghubungkan infeksi bronkiolitis akut berat
pada bayi akan berkembang menjadi asma. Suatu studi kohort
prospektif menemukan bahwa 23% bayi dengan riwayat bronkiolitis
berkembang menjadi asma pada usia 3 tahun, dibandingkan dengan
1% pada kelompok control (OR : 28; 95% Cl 4-1235)
Penelitian di Norwegia menunjukkan bahwa bayi yang dirawat dengan
bronkiolitis mempunyai kecenderungan menderita asma dan
penurunan fungsi paru pada usia 7 tahun dibandingkan dengan
kontrol
Thank You!