Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

BRONKOPNEUMONI
Pembimbing: dr. Laura Sp.A
BRONKOPNEUMONI
• BAB I PENDAHULUAN
• BAB II LAPORAN KASUS
• BAB III PEMBAHASAN
• BAB IV KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN

• Bronkopneumonia atau disebut


pneumonia lobularis adalah suatu
inflamasi pada parenkim paru yang
terlokalisir biasanya mengenai bronkiolus
dan juga alveolus di sekitarnya
INCIDEN

BRONKOPNEUMONIA

1,8 juta atau 20%

MENURUT WHO Indonesia

40 dari 1000,
10%
BAB II
LAPORAN KASUS

Identitas :
By. Diky Prayuda ; 4 bulan 20 hari BB:6,5kg;
60cm; Z-score (1) (2) (Gizi Baik)

Keluhan Utama : Sesak Napas

Riwayat Penyakit Sekarang :


- Sesak napas
- Batuk
- Demam
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami kejang demam
Pasien beberapa kali demam dan batuk
sebelumnya namun hilang jika sudah minum
obat dari puskesmas dan tidak sampai sesak
napas

Riwayat Penyakit Keluarga :


• Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan
yang sama
• Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat
asma
Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan :
Ayah pasien merupakan perokok aktif yang
sering merokok didalam rumah. Rumah
terletak di pinggir jalan raya. Lingkungan
sekitar cukup bersih. Limbah rumah tangga
dibuang setiap pagi hari.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan :


Pasien lahir secara caesar di rumah sakit atas
indikasi panggul sempit. Lahir cukup bulan dan
langsung menangis. Berat badan lahir 2400
gram. Panjang badan lahir sekitar 47 cm. Pada
saat kehamilan, ibu pasien melakukan
Antenatal Care yang lengkap. Pasien
merupakan anak kedua
Anamnesis Makanan :
Pasien mendapatkan ASI sejak lahir sampai
sekarang.

Riwayat Imunisasi :
Imunisasi dasar lengkap sesuai dengan umur
Pemeriksaan Fisik

KU : Sakit Sedang
Nadi 120x/menit (Kuat angkat),
RR 60x/menit,
Suhu 36,70C,
SpO2 94% udara bebas

Kulit : Tidak sianosis, tidak ikterik, turgor


kembali < 2 detik, petekie (-)
Kepala : Normocephal, rambut hitam, tidak
mudah dicabut
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, refleks kornea kesan
normal, refleks cahaya normal, tidak cekung
Hidung : Rhinorrhea (+), epistaksis (-),
pernapasan cuping hidung (+)
Mulut : Sianosis (-), bibir kering (-)
Tonsil : sulit dievaluasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening

Thorax :
I : simetris bilateral, retraksi subkostal (+),
retraksi substernal (+)
P : vocal fremitus kanan=kiri
P : sonor diseluruh lapang paru
A : vesikular (+/+), ronchi (+/+), wheezing (-/-)
Jantung
I : ictus cordis tidak tampak
P : ictus cordis teraba
P : batas jantung normal
A : bunyi jantung I dan II regular, gallop (-),
murmur (-)

Abdomen:
I : tampak datar, distensi (-)
A : peristaltic (+) kesan normal
P : timpani (+)
P : nyeri tekan (-) , organomegali (-)
Ekstremitas :
Hangat (+/+); Edema (-/-)
Pemeriksaan Penunjang :HGB 11,2 g/dL ; WBC
6,6x103/uL; RBC 4,60 106/uL; HCT 33,5%; PLT
336 103/uL; Rapid Antigen Cov-19 (Non-
Reaktif)
Assesment (A) :
Diagnosis : Bronkopneumonia Berat

Plan (P) :
Tatalaksana :
O2 0,5-1 LPM via Nasal kanul
IVFD RL 700ml/24jam 29tpm microdips
Sanmol drop 3x0.7ml
Ambroxol drops 3x0,2 ml
Cefixim Sirup 2x1/2cth
Metilprednisolon 3x1mg pulv
Combivent nebule 3x1 respule
Follow up
Tanggal 22-11-2021
S - Perawatan hari ke 1,
- Demam (-)
- Batuk Berdahak (+), Napas cepat (+)

O - KU : tampak sakit sedang


- N : 96x/menit (Kuat angkat)
- R : 60x/menit; SpO2 udara bebas 94%, dengan oksigen 1 lpm 99 %
- Suhu 37.2 0C
- Akral hangat (+/+); (+/+)
Thorax : raksi subkostal (+), retraksi substernal (+)
- vesikular (+/+), rh (+/+), wh (-/-)

A Bronkopneumonia Berat
P O2 0,5-1 LPM via Nasal kanul
Sanmol drop 3x0,7mg
Cefixim sirup 2x1/2 cth
Metilprednisolon 3x1mg pulv
Combivent nebule 3x1
 
Tanggal 23-11- 2022
S - Perawatan hari ke 2
- Demam (-)
- Batuk Berdahak (+) berkurang,
- Sesak (+) berkurang
- raksi subkostal (+), retraksi substernal (+)

O - KU : tampak sakit sedang


- N : 96x/menit (Kuat angkat)
- R : 60x/menit; SpO2 udara bebas 94%, dengan oksigen 1 lpm 99 %
- Suhu 37.2 0C
- Akral hangat (+/+); (+/+)
Thorax : raksi subkostal (+), retraksi substernal (+)
vesikular (+/+), rh (+/+), wh (-/-)

A Bronkopneumonia Berat

P O2 0,5-1 LPM via Nasal kanul (kp)


Sanmol drop 3x0,7mg
Cefixim sirup 2x1/2 cth
Metilprednisolon 3x1mg pulv
Combivent nebule 3x1
 
Tanggal 24-11- 2021

S - Perawatan hari ke 3
- Demam (-)
- Batuk Berdahak (+) berkurang,
- Sesak (+) berkurang

O - KU : tampak sakit sedang


- N : 94x/menit (Kuat angkat)
- R : 50x/menit; SpO2 udara bebas 97 %
- Suhu 36.8 0C
- Akral hangat (+/+); (+/+)
Thorax : raksi subkostal (+), retraksi substernal (+)
- vesikular (+/+), rh (-/-), wh (-/-)

A Bronkopneumonia Berat
P  
Sanmol drop 3x0,7mg
Cefixim sirup 2x1/2 cth
Metilprednisolon 3x1mg pulv
Combivent nebule 3x1
 
 
Tanggal 25-11- 2021

S - Perawatan hari ke 5
- Demam (-)
- Batuk Berdahak (+) berkurang,
- Sesak (+) berkurang

O - KU : tampak sakit sedang


- N : 90x/menit (Kuat angkat)
- R : 50x/menit; SpO2 udara bebas 98 %
- Suhu 36.7 0C
- Akral hangat (+/+); (+/+)
- Thorax : retraksi (-),vesikular (+/+), rh (-/-), wh (-/-)

A Bronkopneumonia Berat
P ACC Pulang
Nebull combivent 1x sebelum pulang
Obat Pulang:
Cefixime Sirup 2x cth ½
Apialis drop 1x0.3cc
Pulv batuk 3x1 (Ambroxol 3mg, salbutamol 0,25mg, methilprednisolon 0,75mg)
Edukasi untuk tidak merokok disekitar bayi, menjaga kebersihan.
BAB III
PEMBAHASAN

Bronkopneumonia merupakan peradangan parenkim paru dimana


penyebaran daerah infeksi berupa infiltrat yang mengelilingi dan
melibatkan bronkus. Bronkopneumonia merupakan bagian dari
pneumonia. Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim
paru. Pneumonia dapat dikalsifikasikan berdasarkan anatomi,
yaitu: pneumonia lobaris, pneumonia interstisial, dan pneumonia
lobularis (bronkopneumonia).
Manifestasi klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada
berat ringannya infeksi, namun secara umum adalah gejala infeksi
umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan
nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau
diare. Gejala gangguan respiratori yaitu batuk, sesak napas, nafas
cuping hidung, merintih dan sianosis
Pada kasus ini gejala infeksi yang muncul pada pasien adalah
demam dan gelisah. Sedangkan gejala gangguan respiratorik
yaitu batuk, sesak napas, nafas cuping hidung. Sesak nafas dapat
disebabkan oleh aliran udara dalam saluran pernafasan karena
penyempitan. Penyempitan dapat terjadi karena saluran
pernafasan menguncup, oedema, atau karena sekret yang
menghalangi arus pertukaran O2 dengan CO2.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi nafas 60 x/menit,
nafas cuping hidung (+), retraksi subcostal (+), ronkhi di seluruh
lapang paru +/+. Adanya suara ronkhi di seluruh lapang paru
menandakan bahwa sesak nafas pasien merupakan adanya
gangguan dari paru-paru bukan berasal dari jantung. Ronkhi
terdengar karena adanya udara yang melewati saluran napas
yang mengalami penyempitan atau obstruksi.
Pada pemeriksaan foto rontgen toraks didapatkan hasil
bronkopneumonia. Gambaran radiologi pada pasien
bronkopneumonia ditemukan adanya infiltrat kecil dan halus
dengan peningkatan corakan bronkovaskular. Bayangan bercak
infiltrat sering terlihat pada lobus paru bawah
Diagnosis pneumonia ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala5:
• Sesak napas disertai dengan pernapasan cuping hidung dan
tarikan dinding dada
• Panas badan
• Ronki basah halus-sedang nyaring (crackles)
• Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrar difus
• Leukositos (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3 dengan
limfosit predominan, dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil
yang predominan)
Tabel Pneumonia pada Bayi Kurang dari 2 Bulan

Klasifikasi Manifestasi Klinis

Pneumonia Berat Retraksi dinding dada atau tachypnea


Pneumonia Sangat Berat  Retraksi dinding dada atau tachypnea
 Tidak dapat menyusu/makan
 Kejang, letargi, tidak sadar
 Demam/suhu tubuh yang rendah
 Pernapasan tidak teratur
Table Pneumonia pada Bayi Usia 2 Bulan Sampai 5
Tahun

Klasifikasi Manifestasi Klinis

Pneumonia ringan Tachypnea


Pneumonia berat Retraksi dinding dada
Pneumonia sangat berat  Tachypnea
 Retraksi dinding dada
 Tachypnea
 Tidak dapat menyusu/makan
 Kejang, letargi, tidak sadar
 Malnutrisi
Faktor Resiko

Pneumonia secara umum memiliki faktor resiko seperti tidak


mendapat imunisasi yang lengkap, asi tidak adekuat, sering terpajan
polusi seperti asap rokok, adanya penyakit paru seperti asma, pasien
dengan malnutrisi, pasien dengan imunosupresi dan imunodefisiensi.
Respon imunitas yang belum berkembang pada bayi dan anak juga
merupakan faktor predisposisi terjadinya penyakit ini. Pada kasus ini
pasien memiliki faktor resiko karena sering terpajan asap rokok.
TERAPI

Terapi yang diberikan pada pasien O2, terapi cairan, antipiretik,


mukolitik antibiotik dan kortikosteroid. O2 diberikan sebesar 0,5-1
lt/menit. Berdasarkan pedoman pelayanan medis World Health
Organization (WHO), pasien dengan saturasi oksigen <92% pada
saat bernapas dengan udara ruangan harus diberikan oksigen
dengan nasal kanul atau sungkup untuk mempertahankan saturasi
oksigen >92%. Pada kasus ini saturasi oksigen pasien 94% diudara
bebas kemudian naik menjadi 99% (sudah dengan penggunaan O2).
Terapi cairan yang diberikan pada pasien ini yaitu infus IVFD Ringer
lactat 700ml sebanyak 29 tetes/ menit. Hal ini sesuai dengan
kebutuhan Cairan ini diberikan sebagai pengganti kebutuhan kalori
yang tidak bisa didapatkan oleh pasien bronkopneumonia secara
oral, tetapi akhirnya pasien ini tidak terpasang infus dikarenakan
infus pada anak sering terlepas.
Agen antipiretik yang diberikan kepada pasien ini adalah sanmol.
Sanmol dapat diberikan dengan cara di tetesi (3x0,7 cc sehari).
Indikasi pemberian sanmol pada pasien ini adalah adanya
peningkatan suhu serta untuk menjaga kenyamanan pasien.
Pada kasus ini pemberian ambroksol, sebagai mukolitik, bekerja
untuk mengencerkan dahak/sekret pada saluran pernafasan dan
dengan reflek batuk, diharapkan mukus/sekret dapat
dikeluarkan
Pemberian antibiotik pada kasus ini adalah cefixime sirup 2x
cth ½ yang diberikan secara oral. Antibiotik diberikan secara oral
karena pada kasus ini pasien tidak terpasang infus, seharusnya
antibiotic yang diberikan adalah antibiotic secara intravena karena
kasus ini termasuk dalam klasifikasi bronkopneumonia berat dan
tidak dapat menerima asupan per oral
Antibiotik yang direkomendasikan adalah antibiotik spektrum luas
seperti kombinasi beta laktam/klavulanat dengan aminoglikosid atau
sefalosporin generasi ketiga. Bila keadaan sudah stabil, antibiotik
dapat diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari.
Pasien bronkopneumonia dapat dipulangkan jika gejala dan
tanda bronkopneumonia telah menghilang, asupan oral
adekuat, pemberian antibiotik dapat diteruskan dirumah
secara peroral, keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian
terapi terapi dan rencana kontrol, kondisi rumah
memungkinkan untuk perawatan lanjutan dirumah.
Pada kasus ini gejala sesak nafas dan demam sudah mulai
berkurang sejak perawatan hari ke 2 dan hilang saat perawatan hari
ke 4, tetapi batuk masih muncul kadang-kadang. Tanda
bronkopneumonia pada pasien seperti nafas cuping hidung, retraksi
subcostal dan ronkhi sudah menghilang. Pasien juga menyusu dengan
baik. Keluarga juga sudah mengerti dan setuju harus kontrol kembali,
oleh karena itu pasien diperbolehkan pulang dan mendapatkan
antibiotik oral yaitu Cefixim sirup 2x cth ½ yang harus di minum
sampai 5-7 hari.
BAB IV
KESIMPULAN

• Bronkopneumonia merupakan infeksi pada parenkim paru


yang terbatas pada alveoli kemudian menyebar secara
berdekatan ke bronkus distal terminalis.
• Etiologi penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus, jamur
dan benda asing.
• Manifestasi klinis bronkopneumonia pada anak adalah
terdapat infeksi saluran pernapasan atas, demam, batuk,
distres pernafasan, ronki, disertai pemeriksaan hematologi
dan gambaran radiogis yang mendukung.
• Faktor risiko internal berupa status gizi, riwayat prematur, status
imunisasi dan faktor eksternal berupa polusi udara dan buruknya
ventilasi yang memicu terjadinya bronkopneumonia
• Pemberian antibiotik yang direkomendasikan pada
bronkopneumonia adalah antibiotik spektrum luas seperti
kombinasi beta laktam/ klavulanat dengan aminoglikosid atau
sefalosporin generasi ketiga. Bila keadaan sudah stabil, antibiotik
dapat diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari
DAFTAR PUSTAKA
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai