Anda di halaman 1dari 68

SILABUS OSCE 2018

BRONCHOPNEUMONIA PADA ANAK


Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis  Batuk >2 minggu
 Berdahak, warna kuning, kadang kehijauan, sulit dikeluarkan
 Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian
mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning.
 Dahak bertambah banyak, bewarna kuning/hijau
 Keluhan tambahan :
- Demam hilang timbul
- Muntah bersamaan sesudah serangan batuk
- Hidung berair 3 minggu yang lalu
- Batuk darah (-)
- Nyeri dada (-)
- Sesak nafas (-)
- BB menurun (+)
 Ayah perokok
 Pola makan/Gizi : Makan teratur, jarang makan sayur
 Lingkungan : tinggal di daerah pabrik
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah normal : 120/80 mmhg
 Nadi normal : 60-100 x/i
 Frekuensi pernafasan : >20 x/i
 Suhu : 38,8oC
 BB : menurun
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
1. Pernapasan cuping hidung (+) = kepala/leher
2. Retraksi dada/subkostal (+)
3. Simetris fusiformis
 Palpasi :
1. Stem fremitus sulit ditemukan (karena anak-anak)
 Perkusi : Sonor memendek lapangan paru kanan tengah-bawah
 Auskultasi :
1. Suara nafas vesikuler mengeras di lapangan paru kanan.
2. Ronki basah halus (+)/(+) di lapangan tengah bawah paru kanan

- Jantung
 Inspeksi : iktus kordis kuat angkat tidak terlihat
 Palpasi : iktus kordis kuat angkat tidak teraba
 Perkusi : redup, batas jantung tidak melebar
 Auskultasi : bunyi jantung murni I dan II, gallop/murmur (-)
- Abdomen
 Inspeksi : datar, tidak ada benjolan
 Palpasi : supel, hepar, dan lien tidak teraba
 Perkusi : timpani dikeempat kuadran abdomen
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Ekstremitas : akral hangat.
Pemeriksaan Penunjang  Darah lengkap :
- Leukositosis (+)
Leukosit normal : 4000-10.000
- Hemoglobin rendah
Hemoglobin normal : (13-17 g/dl)
- Hematokrit rendah
Hematokrit normal : 37-43%
- Trombosit tinggi
Trombosit normal : 150.000-450.000
 Pemeriksaan foto toraks PA
- Thorak : Cor tidak membesar
- Sinuses dan diafragma normal
- Pulmo : Hilus kanan normal, kiri tertutup bayangan jantung
Corakan bronkoveskuler bertambah
Tampak bercak infiltrate di suprahiler dan parakardial kanan
 Kultur sputum
Diagnosis Banding  Bronkiolitis
 TB Paru

Tatalaksana Farmakoterapi  Antibiotik


R/ Amoksisilin syr no. I
S 3 dd cth II
 Mukolitik
R/ Ambroxol syr No. I
S 3 dd cth I
 Antipiretik
R/ Paracetamol syr 120 mg/5 ml No. I
S 3 dd syr cth I

Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Pemberian Oksigen nasal kanul 1-2 l/i


 Imnunisasi vitamin A
 Pemberian cairan N4D5 mikrodrip infus
 Pemberian nebulisasi diisi dengan salbutamol
Edukasi  Menghindari factor paparan asap rokok dan polusi udara
 Membiasakan cuci tangan
 Isolasi pasien
 Menghindarkan bayi/anak kecil dari tempat keramaian umum
 Pemberian ASI
 Menghindarkan bayi/anak kecil dari kontak dengan penderita ISPA
 Menjaga sanitasi dan pola hidup lingkungan
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Dirujuk jika pneumonia berat dan pneumonia rawat inap
BRONCHIOLITIS AKUT PADA ANAK
Kompetensi 3B
Manifestasi Klinis  Anak 6 bulan-2 tahun
 Keluhan utama :Batuk kering
 Keluhan tambahan : sesak, pilek, demam
 Onset : sejak 1 minggu yang lalu
 Progresi : memberat 3 hari ini
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah normal : 120/80 mmhg
 Nadi normal : 60-100 x/i
 Frekuensi pernafasan : >20 x/I (40x/i)
 Suhu : 38,5oC
 Kepala dan leher dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
1. Pernapasan cuping hidung (+) = kepala/leher
2. Pergerakan dada simetris
3. Retraksi intercostal
- Ekstremitas : dalam batas normal
- Abdomen : dalam batas normal
 Palpasi :
- Stem fremitus sulit ditemukan (karena anak-anak)
 Perkusi : hipersonor
 Auskultasi :
1. Bronkial (+)
2. Wheezing (+)
Pemeriksaan Penunjang  Darah lengkap :
- Leukosit normal
Leukosit normal : 4000-10.000
- Hemoglobin rendah
Hemoglobin normal : (13-17 g/dl)
- Hematokrit tinggi
Hematokrit normal : 37-43%
- Trombosit normal
Trombosit normal : 150.000-450.000
 Pemeriksaan foto toraks PA
- Thorak : kesan dalam batas normal, hiperaerasi intercotal, sela iga
melebar

Diagnosis Banding  Bronkitis


 Bronkopneumonia
 Asma bronkial

Tatalaksana Farmakoterapi  Salbutamol nebulizer


 Fluticasone nebulizer
 Sefadroksil sirup atay eritromycin sirup atau kotrimoksazol sirup
 Paracetamol sirup

Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Pemberian Oksigen nasal kanul 1-2 l/i


 Hidrasi
 Nebulizer + NaCl 3%
Edukasi  Menghindari factor paparan asap rokok dan polusi udara
 Membiasakan cuci tangan
 Menjaga sanitasi dan pola hidup lingkungan
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Dirujuk jika pneumonia berat dan pneumonia rawat inap
TB PARU DENGAN HIV
Kompetensi 3A
Manifestasi Klinis  Batuk berdahak >2 minggu
 Karakteristik : batuk disertai sesak nafas, dahak banyak dan kental
 Semakin memberat dalam 10 hari ini dirasakan terus meneurs
 Nyeri dada kanan dan kiri bila batuk
 Pernah mengkonsumsi obat
 Keluhan tambahan :
- Nyeri dada kanan dan kiri
- Riwayat batuk darah 1 minggu
- Riwayat diare
- Riwayat demam
- Keringat malam (+)
- Sariawan dilidah dan mulut (+)
 Perokok aktif
 Seksual bebas
 Riwayat gizi : tidak selera makan, berat badan turun drastic min 5 kg dalam 1
bulan
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah normal : 110/80 mmHg
 Nadi normal : 60-100 x/i
 Frekuensi pernafasan : >18 x/i
 Suhu normal : 36,5
 BB : menurun
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
1. Kepala : ikterik (-/-), anemis (+/+)
2. Mulut : oral candidiasis (+)
3. Ekstremitas atas dan bawah: hangat, clubbing finger (-), tato (+)
4. Leher : KGB tidak membesar
5. Toraks : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
 Palpasi :
1. Paru : Fremitus taktil kanan, kiri tidak sama, stem fremitus melemah
Ekspansi melemah
2. Abdomen : hati dan limpa tidak teraba
 Perkusi : Sonor memendek di seluruh lapangan paru
 Auskultasi :
1. Bronkial, mengi -/-
2. Ronki basah (+)/(+)
Pemeriksaan Penunjang  Darah rutin :
- Leukopenia/rendah
Leukosit normal : 4000-10.000
- Hemoglobin rendah
Hemoglobin normal : (13-17 g/dl)
- Hematokrit tinggi
Hematokrit normal : 37-43%
- Trombosit normal
Trombosit normal : 150.000-450.000
 Pemeriksaan foto toraks PA
- Thorak : infiltrate di seluruh lapangan paru kanan dan kiri disertai
Multicavitas dan fibrosis
 Mikrobiologi sputum :
- Pewarnaan BTA dengan metode ziehl neelsen sputum 3x (SPS) : (2+/2+1+)
- Kultur sputum : M. Tuberculosis
 Rapid Test HIV 3 metode : Reaktif
Diagnosis Banding  Pneumonia + HIV
 Mikosis Paru + HIV

Tatalaksana Farmakoterapi R/ Rifampisin tab mg 450 No. VII


S 1 dd tab 1
R/ Isoniazid (INH) tab mg 300 No. VII
S 1 dd tab I
R/ Pyrazinamide tab mg 500 No. XIV
S 1 dd tab II
R/ Etambutol tab mg 500 No. XIV
S 1 dd tab II

Tatalaksana Nonfarmakoterapi -
Edukasi  Konsumsi/gunakan obat secara teratur
 Batuk sesuai cara batuk
 Makanan tinggi protein
 Olahraga tertaur sesuai kemampuan
 Rajin kontrol ke dokter
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Dirujuk jika pneumonia berat dan pneumonia rawat inap

INFLUENZA
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis  Terjadi tiba-tiba/akut
 Demam
 Batuk
 Bersin
 Terdapat penyakit serupa di lingkungan penderita
 Sakit kepala
 Sakit tenggorokan
 Hidung meler/pilek/hidung tersumbat
 Nyeri sendi dan badan
 Sakit kepala
 Badan lemah
 Daya tahan tubuh menurun
 Kepadatan hunian dan kepadatan penduduk yang tinggi
 Perubahan musim/cuaca
 PPOK
 Usia Lanjut
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah normal
 Nadi normal
 Frekuensi pernafasan
 Suhu : Febris (diatas 37,5oC-40OC)
Normal: 36,5oC - 37,2oC
Subfebris: 37,2oC – 38oC
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi : Rinore/Ingus berupa lendir yang banyak (+)
Edema mukosa hidung (tampak kemerahan,
Berair)
 Palpasi : Normal
 Perkusi : Normal
 Auskultasi : Normal
Pemeriksaan Penunjang  Darah Lengkap
 Sputum (Swab cairan dari hidung/tenggorokan)
Diagnosis Banding  Faringitis
 Tonsilitis
 Laringitis

Tatalaksana Farmakoterapi  Antipiretik


R/ Paracetamol tab mg 500 No. IV
S 3 dd tab I p.c
R/ Ibuprofen tab mg 200 No. IV
S 3 dd tab I p.c
 Dekongestan
R/ Pseudoefedrin tab mg 60 No. IV
S 3 dd tab I p.c
 Antihistamin
R/ Cetirizine tab mg 10 No. IV
S 1 dd tab I p.c
 Antitusif atau ekspektoran
R/ Dextromethorphan syr ml 60 No.I
S 2 dd syr cth I
R/ Dextromethorphan tab mg 15 No. IV
S 3 dd tab I p.c

Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Pemberian vaksin


 Beristirahat dengan cukup 2-3 hari
 Mengurangi kegiatan fisik berlebihan
 Meningkatkan gizi makanan. Makanan dengan kalori dan protein yang
tinggi akan menambah daya tahan tubuh. Makan buah-buahan segar
yang banyak mengandung vitamin.
 Banyak minum air, teh, sari buah akan mengurangi rasa kering di
tenggorokan, mengencerkan dahak dan membantu menurunkan demam
 Sering-sering berkumur dengan air garam untuk mengurangi rasa nyeri
di tenggorokan.
Edukasi  Memutuskan mata rantai penularan seperti menjelaskan etika batuk
 Pemakaian masker
 Peningkatan higiene dan sanitasi lingkungan.
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan

TUBERKULOSIS (TB) PARU


Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis  Batuk produktif lebih dari 2 minggu
 Sesak nafas
 Nyeri dada
 Hemoptysis/batuk darah
 Demam
 Tidak nafsu makan
 Penurunan berat badan
 Keringat malam
 Mudah lelah
 Gibbus (pada anak)
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah normal
 Nadi normal
 Frekuensi pernafasan : 18 x/menit
 Suhu : >38 oC
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi : Simetris dada kiri kanan
 Palpasi : 1. Fokal fremitus meningkat
2. Limfadenopati
 Perkusi : Redup
 Auskultasi : 1. Suara napas bronkial/amforik
2.Ronki basah
3. Suara napas melemah di apex paru
4. Tanda-tanda penarikan paru
diafragma dan mediastinum
Pemeriksaan Penunjang  Darah : 1. Limfositosis/Monositosis
Limfosit Normal: 20-40%/1.750-3.500 sel mm3
Monosit Normal: 2-6%
2.LED Meningkat
LED Normal: LK: 0-10, PR: 0-15
3.Hemoglobin/Hb Turun
Hb Normal: LK: 13-18, PR: 11,5-16,5
 Sputum : BTA (+)
 Radiologi : Foto toraks PA-Lateral/Top-Lordotik
1. Terdapat gambaran bercak-bercak awan dengan batas
yang tidak jelas atau bila batas jelas membentuk
tuberkuloma
2. Kavitas (bayangan berupa cincin berdinding tipis)
3. Pleuritis (penebalan pleura)
4. Efusi pleura (sudut kostrofrenikus tumpul)
 Tes tuberculin : indurasi kemerahan/ (+)
 Uji mycodot
 Serologi antibodi IgG/Peroksidase anti peroksida (PAP)
Diagnosis Banding  Pneumonia
 Bronkiektasis
 Aspergilosis
 Abses paru
Tatalaksana Farmakoterapi  OAT Kategori 1 (2 bulan)
R/ Fixed Dose Combination R 150/ H 75/ Z 400/ E 275 tab No. XV
S 1 dd tab IV (sesuaikan dengan tabel obat berdasarkan berat badan)
NB : pada tahap lanjutan, pasien mendapat 2 jenis obat (rifampisin dan
isoniazid) 4 bulan
 Roboransia
R/ Vitamin B6 tab mg 100 No. XV
S 1 dd tab I

Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Sering berjemur dibawah sinar matahari (pukul 6-8 pagi)
 Memperbanyak istirahat
 Diet sehat dianjurkan mengkonsumsi banyak lemak dan Vitamin A
 Menjaga sanitasi kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
 Menjaga sirkulasi udara di dalam rumah agar selalu berganti dengan
udara yang baru
 Berolahraga secara teratur, seperti jalan santai di pagi hari
 Minum susu kambing atau susu sapi
 Menghindari kontak langsung dengan pasien TB
Edukasi  Menjelaskan tentang PMO (Pengawasan ketaatan minum obat dan
control secara teratur)
 Menjelaskan efek samping obat TB
 Menjelaskan konsekuensi putus obat
 Meminta agar seluruh anggota keluarga terutama anak discreening TB
 Menjelaskan kapan pasien akan diperiksa dahak lagi
 Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit TB
 Menjelaskan tentang penularan TB dan cara membuang sputum agar
tidak infeksius
 Meminta pasien mengkonsumsi makanan tinggi kalori, tinggi protein
 Menjelaskan kepada pasien untuk berhenti merokok
 Menjelaskan kepada pasien pola hidup sehat dan sanitasi lingkungan
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan

Penyakit Paru Obstruksi Kronik/PPOK


Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis  Sesak napas akut
- Progresif (sesak bertambah berat seiring berjalannya waktu)
- Bertambah berat dengan aktivitas, berkurang saat istirahat
- Persisten (menetap sepanjang hari)/terus-menerus
- Pasien mengeluh “Perlu usaha untuk bernafas”
- Berat, sukar bernapas, terengah-engah
 Kadang-kadang disertai mengi
 Batuk kering atau dengan dahak yang produktif
- Batuk kronik : hilang timbul dan mungkin tidak berdahak
- Batuk kronik berdahak : (+) PPOK
 Rasa berat di dada
 Usia tua/lanjut
 Perokok
 Terpapar asap rokok
 Tepapar debu dan polusi udara
 Tepapar bahan kimia di tempat kerja
 Infeksi paru
 Status sosial-ekonomi yang buruk
 Nutrisi yang buruk
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah normal
 Nadi normal/tinggi
 Frekuensi pernafasan : >20 x/menit
 Suhu : Normal: 36,5oC - 37,2oC
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
1. Pursed lips breathing (+)
2. Dada emfisematous
3. Dapat juga barrel chest
4. Ekstremitas atas : nicotin staining (+/+), clubbing finger (+/+)
5. Ekstremitas bawah : clubbing finger (+/+)
6. Hiperinflasi paru, iga horizontal
7. Abdomen menonjol keluar
8. Hemidiafragma mendatar
9. Penggunaan oto bantu nafas
10. Bila terjadi gagal jantung kanan, terlihat denyut vena jugularis di
leher dan edema tungkai.
11. Hipertropi otot bantu napas
12. Pelebaran sela iga
13. Penampilan pink puffer (Emfisema)
-Penderita kurus, kulit kemerahan dan pernapasan
pursed lips breathing .
14. Penampilan blue bloater (Bronkitis Kronik)
-Penderita gemuk sianosis, edema tungkai, ronki
basah di basal paru
 Palpasi :
1. Stem fremitus kiri dan kanan melemah
2. Sela iga melebar
 Perkusi :
1. Hipersonor kiri dan kanan
2. Batas jantung mengecil
3. Letak diafragma rendah
4. Hepar terdorong ke bawah
 Auskultasi :
1. Suara vesikuler normal atau melemah
2. Dapat dijumpai mengi
3. Bisa terdapat ronki basah kasar
4. Bisa terdapat wheezing pada kedua lapangan bparu
5. Bunyi jantung terdengar lebih keras di xiphoideus
Pemeriksaan Penunjang  Darah Rutin (Ht meningkat)
 Uji jalan 6 menit
 Spirometry
 Peak flow meter
 Pulse oximetry
 Analisis gas darah (asidosis respiratorik dan hipoksemia ringan)
 Foto toraks
Diagnosis Banding  Asma
 SOPT (Sindroma Obstruksi Pascatuberculosis)
 Pneumotoraks
 Gagal jantung kronik
 Cor Pulmonale Chronicum
 Bronkitis akut
 Bronkiektasis
Tatalaksana Farmakoterapi  PPOK Stabil
1. Bronkodilator dalam bentuk oral, kombinasi golongan β2 agonis
(salbutamol) dengan golongan xantin (aminofilin dan teofilin).
R/ Teosal (Salbutamol tab mg 1, Teofilin tab mg 130) No. IV
S 3 dd tab I a.n
2. Kortikosteroid inhalasi
R/ Budensonide inhaler No.I
S 1 dd puff I

3. Ekspektoran dengan obat batuk hitam (OBH)


R/ OBH Combi syr ml 100 No. I
S 3 dd syr cth I p.c

4. LABA
R/ Salbutamol inhaler No. I
S 3 dd puff I

5. Mukolitik (ambroxol) dapat diberikan bila sputum mukoid.


R/ Ambroxol tab mg 30 No. X
S 3 dd tab I p.c

 PPOK Eksaserbasi akut

1. Antibiotik oral
R/ Amoxycillin tab mg 500 No. X
S 3 dd tab I

2. Mukolitik
R/ Ambroxol tab mg 30 No. X
S 3 dd tab I

3. Inhalasi Steroid + LABA untuk controller


R/ Formoterol – Budesonide inhaler No. I
S 1 dd puff I

4. Antioksidan
R/ N-Acetylcysteine caps mg 200 No. IV
S 3 dd caps I p.c

Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Pemberian Oksigen nasal kanul 3-4 l/i


 Menyiapkan set nebulizer
 Menuangkan obat Salbutamol ke dalam tempat obat nebulizer
 Menuangkan obat Salbutamol + Ipatropium bromide ke dalam tempat
obat nebulizer
 Melakukan injeksi Dexamethasone 5 mg iv jika perlu (serangan sedang-
berat) dan nebul kedua 20 menit kemudian
Edukasi  Berhenti merokok
 Teratur menggunakan obat
 Mengurangi aktivitas
 Pengurangan pajanan factor resiko
 Keseimbangan nutrisi antara protein lemak dan karbohidrat, dapat
diberikan dalam porsi kecil tetapi sering.
 Rehabilitasi
a. Latihan bernafas dengan pursed lips breathing
b. Latihan ekspektorasi
c. Latihan otot pernafasan dan ekstremitas
 Terapi oksigen jangka panjang
 Membawa inhaler kemanapun pergi
Professional  Menanyakan apakah pasien sanggup diajak komunikasi dalam keadaan
sesak.
 Memeriksa pasien dalam keadaan duduk buka berbaring agar tidak
semakin memperberat sesak
 Informed consent
 Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
 Rujuk untuk memastikan diagnosis dan menentukan derajat PPOK
Rujuk jika PPOK Eksaserbasi
Rujukan penatalaksanaan jangka panjang

PNEUMOTORAKS
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis  Pria
 Hiperkapnia
 Sesak nafas
 Tiba-tiba/akut
 Nyeri dada seperti tertusuk
 Timbul mendadak ketika tidak sedang aktivitas
 Batuk kuat terasa nyeri
 Dahak bening
 Penurunan nafsu makan
 Penurunan berat badan
 Keringat malam
 Kurus (PSP)
 Tinggi (PSP)
 Perokok (PSP)
 Riwayat penyakit paru + seperti PPOK, TB paru (PSS)
 Hipotensi
 Takikardi
 Perubahan status mental
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah normal
 Nadi normal
 Frekuensi pernafasan : >20 x/i
 Suhu : Subfebris: 37,2oC – 38oC
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
1. Tampak pencembungan/menonjol di sisi yang sakit.
2. Di sisi yang sakit, tampak gerakan tertinggal saat
pernapasan/ketinggalan bernapas
3. Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat
 Palpasi :
1. Suara fremitus melemah di sisi yang sakit
2. Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar
3. Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat
 Perkusi :
1. Suara hipersonor dan pergeseran mediastinum ke arah sisi yang sehat
 Auskultasi :
1. Suara napas melemah dan jauh
2. Suara napas terdengar amforik bila ada fistel bronkopleura yang
cukup besar pada pneumotoraks terbuka.

Pemeriksaan Penunjang  Foto toraks :


1. Didapatkan garis penguncupan paru yang sangat halus (pleural line)
dan gambaran avaskuler di sisi yang sakit.
2. Bila disertai darah atau cairan, tampak garis mendatar yang
merupakan batas udara dan cairan air fluid level
 CT Scan
 Analisa Gas Darah
Diagnosis Banding  Emfisema paru
 Asma bronkial
 Bula yang besar

Tatalaksana Farmakoterapi  Terdapat TB Paru, diberi OAT


R/ Fixed Dose Combination R 150/ H 75/ Z 400/ E 275 tab No. XV
S 1 dd tab IV (sesuaikan dengan tabel obat berdasarkan berat badan)
 Terdapat bronchitis
R/ Amoxicilin tab mg 500 No.IV
S 3 dd tab I p.c

Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Bronkodilator


 Pemberian Oksigen nasal kanil 1-2 l/i
 Pemasangan WSD/Tube thoracostomy
 Torakoskopi
 Torakotomi
 Pemasangan IV dengan cairan kristaloid
 Tindakan bedah
Edukasi  Istirahat total untuk menghindari kerja paru yang berat
 Penderita dilarang mengejan, batuk atau bersin terlalu keras
 Menjelaskan bahaya dan komplikasi pneumotoraks seperti kegagalan
respirasi, kematian
 Pertolongan kegawatdaruratan pneumotoraks
 Mengontrol pada waktu tertentu, terutama kalua ada keluhan batuk,
sesak napas.
 Perlunya rujukan segera ke Rumah Sakit.
Professional  Informed consent
 Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
 Segera rujuk pasien yang terdiagnosis pneumotoraks setelah dilakukan
penanggulangan awal

STATUS ASMATIKUS
Kompetensi 3B
Manifestasi Klinis  Sesak
 Batuk
 Mengi
 Riwayat serangan asma (+)
 Posisi duduk membungkuk
 Cara bicara : kata demi kata
 Gelisah
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah : pulsus paradoksus (lemah saat inspirasi,
Keras saat ekspirasi)
 Nadi : >120 x/i
 Frekuensi pernafasan : >30 x/i
 Suhu : Normal
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi : Penggunaan otot-otot bantu nafas
 Palpasi : Normal
 Perkusi : Normal
 Auskultasi : Mengi
Pemeriksaan Penunjang  APE : <60%
 Saturasi oksigen dengan pulse oximetry
 Analisis gas darah :
- PaO2 : <60 mmHg
- PaCO2 : >45 mmHg
- SaO2 : <95%
Diagnosis Banding  Obstruksi saluran nafas atas
 Benda asing di saluran nafas
 PPOK eksaserbasi
 Penyakit paru parenkimal
 Disfungsi pita suara
 Gagal jantung akut
 Gagal ginjal akut
Tatalaksana Farmakoterapi  Glukokortikosteroid oral
 Obat batuk golongan mukolitik (ambroxol) nebulizer
 Bronkodilator (B2 Agonis : SABA)
Tatalaksana Nonfarmakoterapi

 Oksigen nasal kanul 1-2 l/i


 Salbutamol inhalasi
Edukasi  Meningkatkan kebugaran fisis
 Berhenti merokok
 Rajin mengkonsumsi obat secara teratur
 Kontrol ke dokter
 Menghindari pencetus di lingkungan sehari-hari
Professional Informed consent
Segera leakukan penanganan awal jika pasien terbaring
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk
PNEUMONIA ASPIRASI
Kompetensi 3B
Manifestasi Klinis  Terjadi tiba-tiba/akut
 Usia lanjut/Orang tua
 Batuk
 Takipnea
 Terdapat tanda pneumonia
- Demam >38oC
- Nyeri dada
- Sesak nafas
- Leukositosis
 Aspirasi orofaring
 Disfagi neurologis
 Irupsi dari gastroesophageal junction
 Abnormalitas anatomis dari traktus aerodigestifus atas
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah normal
 Nadi normal
 Frekuensi pernafasan : >20 x/i
 Suhu : Subfebris (diatas 37,5oC-40OC)
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi : terlihat bagian yang sakit tertinggal bernafas
 Palpasi : strem fremitus mengeras di bagian yang sakit
 Perkusi : redup di bagian yang sakit
 Auskultasi :
- Suara nafas bronkovesikuler sampai bronkial disertai
ronki halus yang menjadi ronki kasar.
Pemeriksaan Penunjang  Darah Lengkap :
- Leukositosis
- Neutrofilia
- Anemia
- Trombositosis
 Foto toraks : penambahan infiltrate di paru
 Bronkoskopi : eritema pada bronkus karena cedera bronkus
Akibat asam.
Diagnosis Banding  Pneumonia nekrotikans
 Bronkopneumonia dengan fistula
 Karsinoma paru
 Abses paru
 Mikosis paru
 Pneumonia hipersensitif
 ARDS
 Tuberkulosis
 Bronchitis
 PPOK
 Epiglotitis
Tatalaksana Farmakoterapi  Antibiotik
R/ Levofloksasin tab mg 500 No. IV
S 1 dd tab I p.c
R/ Ceftriaxon injeksi 1-2 gram perhari No. IV
S 3 dd tab I p.c
 Dekongestan
R/ Pseudoefedrin tab mg 60 No. IV
S 3 dd tab I p.c
 Antihistamin
R/ Cetirizine tab mg 10 No. IV
S 1 dd tab I p.c
 Antitusif atau ekspektoran
R/ Dextromethorphan syr ml 60 No.I
S 2 dd syr cth I
R/ Dextromethorphan tab mg 15 No. IV
S 3 dd tab I p.c
Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Pemberian oksigen nasal kanul 3-4 l
 Pemberian cairan NaCl 3%
 Nebulizer dengan salbutamol
Edukasi  Memakan makanan tinggi kalori
 Peningkatan higiene dan sanitasi lingkungan.
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk

ASMA BRONCHIAL
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis  Dewasa muda
 Sesak nafas
 Memberat beberapa hari
 Mengi
 Batuk berdahak
 Dada terasa berat
 Memberat pada malam hari/pagi hari
 Infeksi virus,
 Latihan
 Pajanan allergen
 Riwayat Keluarga
 Riwayat Alergi
 Perubahan cuaca
 Tertawa atau iritan seperti asap kendaraan, rokok atau bau
yang sangat tajam
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah : >120/80 mmHg
 Nadi normal : >100 x/i
 Frekuensi pernafasan : >20 x/i
 Suhu : Subfebris (diatas 37,5oC-40OC)
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
- Penggunaan otot bantu nafas
- Simetris kanan dan kiri dada
- Ekstremitas : oedem jari tabuh
 Palpasi : strem fremitus kiri dan kanan sama
 Perkusi : sonor dikedua lapangan paru
 Auskultasi :
- Ekspirasi memanjang
- Wheezing inspirasi dan ekspirasi
- Mengi dikedua lapangan paru saat ekspirasi
- Silent chest (+) jika asma eksaserbasi berat
Pemeriksaan Penunjang  Darah Lengkap : dalam batas normal
 APE : menurun (normal : 550 L/i)
 Saturasi O2 : (normal : 95-100%)
 Foto thorax : paru dan jantung dalam batas normal
 Uji sensitifitas kulit
 Spirometri
 Uji provokasi bronkus
Diagnosis Banding  Bronkitis kronik
 PPOK
 Gagal jantung kiri akut
 Disfungsi pita suara
 Hiperventilasi
 Bronkiektasis
 Kistik fibrosis
 Defisiensi benda asing
 Emboli paru
 Stenosis trakea
 Karsinoma bronkus

Tatalaksana Farmakoterapi  Asma Intermiten (APE>80%, gejala <1x minggu, tanpa


mengganggu aktivitas/tidur) : Tidak perlu
 Asma Persisten Ringan (APE>80%, gejala >1x minggu,
dapat mengganggu aktivitas/tidur) : Glukokortikosteroid
inhalasi (200-400 µg BB/hari atau ekuivalennya)
 Asma Persisten Sedang (APE 60-80%, gejala setiap hari,
mengganggu aktivitas/ tidur) : Kombinasi inhalasi
glukokortikosteroid (400-800 µg BB/hari atau
ekuivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama
 Asma Persisten Berat (APE<60%, gejala terus menerus,
aktivitas terbatas) : Kombinasi inhalasi
glukokortikosteroid (> 800 µg BB atau ekuivalennya)
dan agonis beta-2 kerja lama.
Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Pemberian oksigen nasal kanul 3-4 l
 Nebulizer diisi dengan salbutamol
 Memeriksa kembali
Edukasi  Menghindari faktor pencetus
 Menjaga kebersihan lingkungan rumah terutama ventilasi
 Menghindari asap rokok, debu, dan polusi udara
 Pola hidup sehat
 Menggunakan obat pengontrol setiap hari
 Memakai obat pelega apabila sesak
 Mengontrol secara teratur ke dokter (ACT)
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
EFUSI PLEURA MASIF DEXTRA
Kompetensi 3A
Manifestasi Klinis  Sesak napas
 Nyeri dada
 Demam
 Batuk berdahak
 Tidur Miring kekanan terasa hilang nyerinya
 Rasanya nyeri seperti ditusuk-tusuk
 RPS : Kanker atau penyakit yang ganas
 RP : Jarang olahraga
 RL : biasanya dekat dengan pabrik

Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah normal : 120/80 mmhg


 Nadi normal : 60-100 x/i
 Frekuensi pernafasan : >20 x/i
 Suhu : 38,8oC
 BB : menurun
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
1. Kepala dan leher : Batas Normal
2. Thoras : Kiri kanan Simetris
3. Abdomen : Batas Normal
4. Ektremitas atas dan bawah :
 Palpasi : Stem Fremitus hilang di dada kanan
 Perkusi : Sonor atau redup pada dada kanan
 Auskultasi : Suara napas menghilang

Pemeriksaan Penunjang  Darah Rutin


 Foto Thoraks :
1. Pada dada kanan dijumpai penumpukan cairan pleura
2. Konsolidasi homogeny
Diagnosis Banding  Empiema
 Tumor Paru
 Fibrothoraks

Tatalaksana Farmakoterapi  Antibiotik


R/ Amoksisilin syr no. I
S 3 dd cth II
 Mukolitik
R/ Ambroxol syr No. I
S 3 dd cth I
 Antipiretik
R/ Paracetamol syr 120 mg/5 ml No. I
S 3 dd syr cth I
Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Pemberian Oksigen nasal kanul 1-2 l/i
 Infus dengan RL
 Pemasangan WSG (pengeluaran cairan pleura)
Edukasi -
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Dirujuk ke spesialis

ANGINA PEKTORIS STABIL


Kompetensi 3B
Manifestasi Klinis  Nyeri dada seperti ditekan atau terasa seperti ditimpa beban
yang sangat berat.
1. Letak
Nyeri dada di daerah sternum atau di bawah sternum
(substernal: tidak dapat melokalisasi), atau dada sebelah
kiri dan kadang-kadang menjalar.
2. Kualitas
Nyeri dada seperti tertekan benda berat, atau seperti diperas
atau terasa panas
3. Nyeri dada timbul pada saat melakukan aktivitas.
4. Nyeri dada hilang saat beristirahat
5. Lamanya serangan
Berlangsung 1-5 menit. Nyeri dada lebih dari 20 menit,
pasien mengalami sindrom koroner akut.

 Sesak napas
 Lelah,
 Keringat dingin.
 Mual, muntah, dan pucat.
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah menurun/meningkat
 Nadi menurun/meningkat
 Frekuensi pernafasan : >20 x/i
 Suhu : Subfebris (diatas 37,5oC-40OC)
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi : normal
 Palpasi : kardiomegali
 Perkusi :-
 Auskultasi :
- Derap atrial atau ventrikel
- Murmur sistolik di apeks

Pemeriksaan Penunjang  Darah Lengkap


 X ray thoraks : bentuk jantung yang normal. Hipertensi
dapat terlihat jantung membesar dan tampak kalsifikasi
arkus aorta.
 EKG
- Pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan
angina, dapat pula menunjukkan
- perubahan segmen ST atau gelombang T yang tidak
khas.
- Depresi segmen ST dan gelombang T dapat menjadi
negatif.
Gambaran EKG penderita angina tak stabil/ATS dapat berupa:
- Depresi segmen ST,
- Inversi gelombang T
- Depresi segmen ST disertai inversi gelombang T
- Elevasi segmen ST
- Hambatan cabang berkas His
- Terjadi evolusi gelombang Q, maka disebut sebagai
Infark Miokard Akut (IMA).

Diagnosis Banding  GERD


 Gastritis akut
 Nyeri musculoskeletal
 Pleuritis
 Herpes di dada
 Trauma
 Psikosomatik
Tatalaksana Farmakoterapi  Beta bloker:
R/Propanolol tab mg 20 No. I
S 3 dd tab I p.c
Atau
R/ Bisoprolol tab mg 2,5-5 No. I
S 2 dd tab I
 Calcium Channel Blocker (CCB)

R/Verapamil tab mg 80 No. I


S 2 dd tab I p.c
R/ Diltiazem tab mg 30 No.I
S 3 dd tab I p.c
 Anti pletelet

R/ Aspirin tab mg 320 No. I


S 3 dd tab I p.c

Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Pemberian oksigen nasal kanul 2 L/i


 Nitrat 5 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan 5 mg
peroral
Edukasi  Mengontrol emosi dan mengurangi kerja berat
 Mengurangi konsumsi makanan berlemak
 Menghentikan konsumsi rokok dan alkohol
 Menjaga berat badan ideal
 Mengatur pola makan
 Melakukan olahraga ringan secara teratur
 Jika memiliki riwayat diabetes tetap melakukan pengobatan
diabetes secara teratur
 Melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid
 Mengontrol tekanan darah.
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk

INFARK MIOKARD
Kompetensi 3B
Manifestasi Klinis  Nyeri dada retrosternum seperti tertekan atau tertindih
benda berat.
 Nyeri menjalar ke dagu, leher, tangan kiri, punggung, dan
epigastrium.
 Keluhan tambahan berupa
- Sesak
- Mual, muntah,
- Nyeri epigastrium
- Keringat dingin, dan cemas.

Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah : Hipertensi atau hipotensi


 Nadi meningkat
 Frekuensi pernafasan : >18 x/i
 Suhu : Subfebris (diatas 37,5oC-40OC)
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi : tampak pucat dan gelisah
Ekstremitas : oedem
 Palpasi : peningkatan vena jugularis (+)
 Perkusi :-
 Auskultasi :
- Murmur dan gallop S3
- Ronki basah
Pemeriksaan Penunjang  Darah Lengkap
 EKG
- ST Elevation Myocardial infarct (STEMI),
Elevasi segmen ST diikuti dengan perubahan sampai
inversi gelombang T, kemudian muncul peningkatan
gelombang Q minimal di dua sadapan.
2. Pada Non ST Elevation Myocardial infarct (NSTEMI), EKG yg
ditemukan dpt berupa depresi segmen ST dan inversi gelombang
T,atau EKG yang normal.
 Enzim jantung
Troponin I dan Troponin T, CDK meningkat
Diagnosis Banding  Angina pektoris prinzmetal
 Unstable angina pectoris
 Ansietas
 Diseksi aorta
 Dispepsia
 Miokarditis
 Pneumothoraks
 Emboli paru
Tatalaksana Farmakoterapi  Anti platelet
R/ Aspirin tab mg 320 No.I
S 3 dd tab I
Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Pemberian oksigen nasal kanul 2-4 L/i
 Nitrat ISDN 5 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan 5 mg
peroral 3x3
Edukasi  Mengontrol emosi dan mengurangi kerja berat
 Mengurangi konsumsi makanan berlemak
 Menghentikan konsumsi rokok dan alkohol
 Menjaga berat badan ideal
 Edukasi untuk kemungkinan kegawatan dan segera dirujuk
 Modifikasi gaya hidup
 Mengatur pola makan
 Melakukan olahraga ringan secara teratur
 Jika memiliki riwayat diabetes tetap melakukan pengobatan
diabetes secara teratur
 Melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid
 Mengontrol tekanan darah.
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk

SUPRAVENTRIKULAR TAKIKARDI
Kompetensi 3B
Manifestasi Klinis
 Palpitasi/berdebar-debar
 Sesak napas
 Gelisah/penurunan kesadaran
 Mudah lelah
 Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada
 Nyeri menembus sampai ke punggung
 Menjalar
 Denyut jantung istirahat lebih dari 100 kali per menit
 Penurunan tekanan darah dapat terjadi pada kondisi yang tidak stabil
 Pusing
 Sinkop
 Banyak berkeringat
 Penurunan kesadaran bila terjadi gangguan hemodinamik
 RPT : pernah sakit sebelumnya seperti DM
 RPK : keluarga menderita hipertensi dan DM
 RPO : mengkonsumsi obat anti hipertensi
 RSE : riwayat merokok (+)
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah : Hipotensi
 Nadi meningkat : >100 x/i yaitu >150 x/i
 Frekuensi pernafasan : Takipnea (>16 x/i)
 Suhu : Normal
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V sekitar 1 cm lateral linea axilaris
Anterior sinistra, peningkatan vena jugularis/frog sign (+)
 Perkusi :
- Batas jantung atas : di hemithorax sinistra ICS III
- Batas jantung kanan : di linea parasternalis dextra ICS V
- Batas jantung kiri : di ICS V sekiar 1 cm lateral dari linea axilaris anterior
sinistra
 Auskultasi :
- Bunyi jantung I > bunyi jantung II,
- Regular
- S3 (+)
- Gallop (-)

Pemeriksaan Penunjang  Darah Lengkap


 EKG
- SVT: kompleks QRS sempit (< 0,12ms) dengan frekuensi > 150 kali per
menit. Gelombang P bisa ada atau terkubur dalam kompleks QRS.
- VT: terdapat kompleks QRS lebar (> 0,12ms), tiga kali atau lebih secara
berurutan. Frekuensi nadi biasanya > 150 kali per menit
 Enzim jantung
Troponin I dan Troponin T, CDK meningkat
Diagnosis Banding  Sinus takikardi
 Atrial takikardi
 Atrial flutter

Tatalaksana Farmakoterapi  Verapamil 2,5-5 mg intravena bolus dalam 2-3 menit


 Adenosin 6 mg/2 ml intravena bolus 1-2 detik
 Anti platelet
R/ Aspirin tab mg 320 No.I
S 3 dd tab I
Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Pemberian oksigen nasal kanul 2-4 L/i
 Vagal manuver (memijat arteri karotis atau bola mata selama 10-15 menit).
 VT : rujuk dengan infus dan oksigen O2 nasal 4 liter per menit.
 Takikardia Stabil : bila sinus takikardia, istirahatkan pasien, dan berikan
oksigen, evaluasi penyebab.
 Nitrat ISDN 5 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan 5 mg peroral 3x3
Edukasi  Mengontrol emosi dan mengurangi kerja berat
 Mengurangi konsumsi makanan berlemak
 Menghentikan konsumsi rokok dan alkohol
 Menjaga berat badan ideal
 Edukasi untuk kemungkinan kegawatan dan segera dirujuk
 Modifikasi gaya hidup
 Mengatur pola makan
 Melakukan olahraga ringan secara teratur
 Jika memiliki riwayat diabetes tetap melakukan pengobatan diabetes secara
teratur
 Melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid
 Mengontrol tekanan darah.
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk

GAGAL JANTUNG AKUT/KRONIK


Kompetensi Akut 3B/Kronik 3A
Manifestasi Klinis  Sesak saat beraktifitas (dyspneu d’effort)
 Gangguan napas pada perubahan posisi (ortopneu)
 Sesak napas malam hari (paroxysmal nocturnal dyspneu)
 Keluhan tambahan :
- Lemas
- Mual
- Muntah
- gangguan mental pada orangtua
 Ditegakkan berdasarkan kriteria Framingham yaitu
minimal 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.
Kriteria Mayor:
1. Sesak napas tiba-tiba pada malam hari (paroxysmal
nocturnal dyspneu)
2. Distensi vena-vena leher
3. Peningkatan tekanan vena jugularis
4. Ronki basah basal
5. Kardiomegali
6. Edema paru akut
7. Gallop (S3)
8. Refluks hepatojugular positif

Kriteria Minor:
1. Edema ekstremitas
2. Batuk malam
3. Dyspneu d’effort (sesak ketika beraktifitas)
4. Hepatomegali
5. Efusi pleura
6. Penurunan kapasitas vital paru sepertiga dari normal
7. Takikardi >120 kali per menit
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah : Hipertensi atau hipotensi
 Nadi meningkat
 Frekuensi pernafasan : >18 x/i
 Suhu : Normal
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
- Pembengkakan perut/Asites
Ekstremitas : oedem perifer
 Palpasi :
- Peningkatan vena jugularis (+)
- Kardiomegali
- Hepatomegaly
- Asites
 Perkusi :-
 Auskultasi :
- Gallop
- Ronki pada paru
Pemeriksaan Penunjang  X Ray thoraks : kardiomegali dan edema paru
 EKG (hipertrofi ventrikel kiri, atrial fibrilasi, perubahan
gelombang T & gambaran abnormal lain).
 Darah perifer lengkap

Diagnosis Banding  Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)


 Asma
 Pneumonia
 Infeksi paru berat (ARDS)
 Emboli paru
 Penyakit Ginjal: Gagal ginjal kronik, sindrom nefrotik
 Sirosis hepatik
 Diabetes ketoasidosis
Tatalaksana Farmakoterapi  Pada gagal jantung akut:
a. Terapi oksigen 2-4 liter per menit
b. Pemasangan iv line untuk akses dilanjutkan dengan
pemberian furosemid injeksi 20 s/d 40 mg bolus dapat
diulang tiap jam sampai dosis maksimal 600 mg/hari.
c. Segera rujuk.

 Pada gagal jantung kronik:


a. Diuretik: loop diuretic (furosemid) dikombinasikan
Thiazid, bila dalam 24 jam tidak ada respon rujuk ke
layanan sekunder.
b. ACE Inhibitor (ACE-I) atau Angiotensine II receptor
blocker (ARB)
C. Digoksin diberikan bila ditemukan takikardi untuk
menjaga denyut nadi tidak terlalu cepat.
Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Pemberian oksigen nasal kanul 2-4 L/i
 Modifikasi gaya hidup
1. Pembatasan asupan cairan maksimal 1,5 liter
(ringan), maksimal 1 liter
2. Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
 Aktivitas fisik
1. Pada kondisi akut berat: tirah baring
2. Pada kondisi sedang atau ringan: batasi beban kerja
sampai 60% hingga 80% dari denyut nadi maksimal
(220/umur)
Edukasi  Edukasi tentang penyebab dan faktor risiko penyakit gagal
jantung kronik misalnya tidak terkontrolnya tekanan darah,
kadar lemak atau kadar gula darah.
 Pasien dan keluarga perlu diberitahu tanda-tanda kegawatan
kardiovaskular dan pentingnya untuk kontrol kembali
setelah pengobatan di rumah sakit.
 Patuh dalam pengobatan yang telah direncanakan.
 Menjaga lingkungan sekitar kondusif untuk pasien
beraktivitas dan berinteraksi.
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk

CARDIORESPIRATORY ARREST
Kompetensi 3B
Manifestasi Klinis  Pasien dibawa karena pingsan mendadak dengan henti
jantung dan paru.
 Fase prodromal
- Nyeri dada
- Sesak
- Berdebar dan lemah.
 Ditanyakan kepada keluarga pasien adalah untuk mencari
penyebab terjadinya CRA antara lain:
1. 5 H
- Hipovolemia
- Hipoksia,
- Hidrogen ion atau asidosis,
- Hiper atau hypokalemia
- Hipotermia

2. 5 T
- Tension pneumothorax
- Tamponade
- Tablet atau overdosis obat
- Trombosis koroner
- Thrombosis pulmoner : tersedak, tenggelam,
gagal jantung akut, emboli paru, atau keracunan
karbon monoksida.
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah : rendah
 Nadi : tidak teraba denyut nadi di arteri-arteri besar (karotis
dan femoralis)
 Frekuensi pernafasan : tidak ada nafas
 Keadaan umum : pasien tidak sadar
Pemeriksaan Fisik -

Pemeriksaan Penunjang  EKG


Gambaran VF (Ventricular Fibrillation). Selain itu dapat
pula terjadi asistol, yang survival rate-nya lebih rendah
daripada VF.
Diagnosis Banding -

Tatalaksana Farmakoterapi -

Tatalaksana Nonfarmakoterapi
 Pasang oksigen nasal kanul 2-4 L/I dan IV Line
 Resusitasi jantung paru pada pasien, tanpa menunggu
anamnesis dan EKG.
Edukasi  Menghindari faktor pencetus
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk

HIPERTENSI ESENSIAL
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis  Sakit atau nyeri kepala
 Gelisah
 Jantung berdebar-debar
 Pusing
 Leher kaku
 Penglihatan kabur
 Rasa sakit di dada
 Keluhan tidak spesifik : tidak nyaman kepala, mudah lelah
dan impotensi.
 Riwayat stress
 Dapat juga perokok atau tidak
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah : Hipertensi (menurut JNC VII)
Normal : < 120 mmHg < 80 mm Hg
Pre-Hipertensi : 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage -1 : 140-159 mmHg 80-99 mmHg
Hipertensi stage -2 : ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
 Nadi meningkat
 Frekuensi pernafasan : >18 x/I atau normal
 Suhu : normal
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi : normal
 Palpasi : peningkatan vena jugularis (+), batas jantung
 Perkusi :-
 Auskultasi :
- Ronki basah

Pemeriksaan Penunjang  Labortorium Urinalisis (proteinuria),


 KGD
 Profil lipid
 Ureum, kreatinin
 X ray thoraks
 EKG
 Funduskopi
Diagnosis Banding  Angina pektoris prinzmetal
 Unstable angina pectoris
 Ansietas
 Diseksi aorta
 Dispepsia
 Miokarditis
 Pneumothoraks
 Emboli paru
Tatalaksana Farmakoterapi 1. Hipertensi tanpa compelling indication
 Hipertensi stage 1 :
- Diuretik
R/ HCT tab mg 12.5-50 No. V
S 1 dd tab 1 p.c
R/Furosemid tab mg 40 No. V
S 2 dd tab 1 p.c
- ACE Inhibitor
R/ Captopril tab mg12,5-50 No. V
S 3 dd tab I p.c
R/ Nifedipin tab mg 30 No. V
S 1 dd tab I p.c

 Hipertensi stage 2
Kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretik, tiazid dan
penghambat ACE atau penyekat reseptor beta atau
penghambat kalsium.
R/Furosemid tab mg 40 No. V
S 2 dd tab 1 p.c
R/ Spironolactone tab mg 25 No. V
S 1 dd tab I p.c
Obat yang direkomendasikan untuk hipertensi :
1. Diuretik
2. Penyekat beta (BB)
3. Penghambat ACE (ACEi)
4. Antagonis reseptor AII (ARB)
5. Penghambat kanal kalsium (CCB)
6. Antagonis aldosteron

 Kondisi khusus lain :


1. Lanjut Usia
- Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mg/hari.
- Obat hipertensi lain jika ada penyakit penyerta.
2. Kehamilan
- Golongan metildopa, penyekat reseptor β, antagonis
kalsium, vasodilator.
- Penghambat ACE dan antagonis reseptor AII tidak boleh
digunakan selama kehamilan.
Tatalaksana Nonfarmakoterapi
 Modifikasi gaya hidup untuk hipertensi
 Jaga berat badan ideal (BMI: 18,5 - 24,9 kg/m2) 5 – 20
mmHg/ 10 kg
 Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) Diet
kaya buah, sayuran, produk rendah lemak dengan jumlah
lemak total dan lemak jenuh yang rendah 8 – 14 mmHg
 Pembatasan asupan natrium hingga <100 mmol per hari (2.0
g natrium atau 6.5 g natrium klorida atau 1 sendok teh
garam perhari)
 Aktivitas fisik aerobic Aktivitas fisik aerobik yang teratur
(mis: jalan cepat) 30 menit sehari, hampir setiap hari dalam
seminggu
 Stop alkohol dan rokok
Edukasi  Mengontrol emosi dan mengurangi kerja berat
 Edukasi tentang cara minum obat di rumah.
 Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan
untuk mengoptimalkan hasil pengobatan.
 Pentingnya menjaga kecukupan pasokan obat-obatan dan
minum obat teratur seperti yang disarankan meskipun tak
ada gejala.
 Melakukan pengukuran kadar gula darah, tekanan darah dan
periksa urin secara teratur.
 Pemeriksaan komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6
bulan atau minimal 1 tahun sekali.
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
TROMBOFLEBITIS
Kompetensi 3A
Manifestasi Klinis  Perempuan
 Pembengkakan pada bagian kulit
 Pusing
 Rasa Sakit pada bagian yang sakit
 Terasa panas pada bagian yang sakit
 Warna merah pada bagian yang sakit
 Demam
 RG : Nafsu makan menurun, makan teratur 3x
 RPT : pasca dirawat di RS, yaitu Pemasangan kateter
 RPO : obat penurun panas, atau obat pasca di rawat di RS
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan Darah : Normal
 Nadi meningkat : Normal
 Frekuensi pernafasan : Normal
 Suhu : Meningkat
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi : Merah pada bagian region dorsum manus
 Palpasi : Nyeri tekan pada bagian region dorsum manus
 Perkusi :-
 Auskultasi : -
Pemeriksaan Penunjang  Darah Rutin
 Pemeriksaan Koagulasi
Diagnosis Banding  Tendonitis
 Neuritis
 Sellulitis

Tatalaksana Farmakoterapi  Amoxcicilin 3x500 mg


 Aspirin (Asam Salisilat) 4x325-600 mg atau NSAID lain

Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Istirahat


 Menyarankan meninggikan posisi tangan untuk mengurangi
pembengkakan
 Kompres bagian tangan yang sakit dengan air hangat
Edukasi  Mengkonsumsi obat teratur
 Mengingatkan cara kompres tangan dengan air hangat
 Istirahat
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis  Perempuan
 Muka pucat >2 minggu
 Keluhan tambahan
- Lemas. Hal ini membuat pasien malas untuk beraktifitas
karena bias menimbulkan rasa capek yang luar biasa.
Keluhan tersebut tidak hilang saat beristirahat
 RPT : sakit gula sudah lama
 RPO : konsumsi obat gula tidak teratur
 RG : makan tidak teratur, jarang makan sayuran dan minum
susu.
 Gejala pika
 Riwayat perdarahan (+)
 Disfagia
 Atrofi papil lidah
 Stomatitis angularis
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah normal : 120/80 mmHg
 Nadi normal : 60-100 x/i
 Frekuensi pernafasan : normal
 Suhu : 36,7
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
1. Kepala dan leher :
- Konjungtiva palpebral inferior pucat
- Sklera : normal
- Ikterus (-)
2. Mulut :
- Stomatitis angularis
- Atropi papil lidah
3. Ekstremitas
- Warna nail bed pucat
- Warna telapak tangan pucat
- Koilonikia (kuku jari tangan pecah dan berbentuk
sendok)
4. Abdomen, thorax : normal
 Palpasi : normal
 Perkusi : normal
 Auskultasi : normal
Pemeriksaan Penunjang  Darah Lengkap
 Pemeriksaan apusan darah tepi : anemia hipokrom
mikrositer
 Sumsum tulang : tidak terdapat Fe, aktifitas eritropoitik
meningkat
Diagnosis Banding  Thalasemia
 Keracunan timbal

Tatalaksana Farmakoterapi R/ Sulfas ferrosus tab mg 300 No. XXX


S 1 dd tab I

Tatalaksana Nonfarmakoterapi  Fortifikasi makanan dengan besi


 Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan
konsumsi pangan yang memudahkan absorbi besi seperti
Vitamin C
 Mengkonsumsi tablet tambah darah

Edukasi  Pemberian insulin


 Harus banyak makan sayuran dan daging-dagingan
 Minum susu
 Rutin mengkonsumsi obat
 Mengontrol kesehatan
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan

- Darah Lengkap

Pemeriksaan Hasil Normal


Hemoglobin (Hb) Rendah P : 13,4-17,7 g/dl
W : 11,4-15,1 g/dl

Hematokrit Rendah 35-45%


MCV Rendah 82-92 femtoliter
MCH Rendah 27-31 picograms/sel
MCHC Rendah 32-37 gram/dl
Leukosit Normal 4.700-10.300/mm3
Trombosit Normal 150.000-450.000
Jumlah eritrosit Rendah P : 4,5-6,2 juta sel/mm3
W : 4,0-5,5 juta sel/mm3
Fe Serum Rendah 80-180 g/dl
Saturasi transferrin Rendah 20-50%
TIBC Meningkat 250-400 g/dl
Serum Ferritin Rendah (< 12 mg/dl) >12 mg/dl

FEP (Free Erythocyte Protophorph) Meningkat (100) 35-50


Laju Endap Darah Tinggi/meningkat P : < 15 mm/jam
W : < 20 mm/jam
Jumlah eritrosit Rendah P : 4,5-6,2 juta sel/mm3
W : 4,0-5,5 juta sel/mm3
Persentase Retikulosit Rendah 0,5-1,5%

- Pemeriksaan Apusan Darah Tepi


Morfologi darah :
Eritrosit : hipokromik mikrositik, anisositosis poikilositosis.
Leukosit : kesan jumlah normal, dijumpai granular toksik di sitoplasma
Trombosit : kesan normal
ANEMIA HEMOLITIK
Kompetensi 3A
Manifestasi Klinis  Keluhan utama : lemas dan pucat terus menerus
 Sejak minimal 1 bulan
 Melakukan istirahat saat lemas
 Keluhan tambahan :
- Pusing dialami sejak lama, bersifat hilang timbul, muncul secara tiba-tiba
dengan lokasi tidak spesifik
- Pucat sejak minimal 1 minggu
- Mual dan muntah
- Demam (-), riwayat nyeri perut (-)
- Penurunan berat badan minimal 2 kg dalam 1 bulan
- BAK berwarna pekat
 RPT: penyakit infeksi (-), riwayat perdarahan spontan seperti ekimosis dan
epistaksis (-)
 Riwayat pembedahan: riwayat transfuse atau makan obat seperti hormone (-)
 RG : makan teratur 3x sehari, semenjak sakit porsi makan berkurang
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah : normal atau sedikit rendah (100/70)
 Nadi normal : 60-100 x/i
 Frekuensi pernafasan : >18 x/i
 Suhu : normal
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
1. Kepala dan leher :
- Konjungtiva palpebral inferior pucat
- Sklera : ikterik
- Bibir pucat, lidah normal
- KGB tidak teraba
2. Ekstremitas
- Dingin
- Warna nail bed ; pucat
- Warna telapak tangan : pucat
- Kuku norma
 Palpasi :
1. Toraks
- Simetris fusiformis kiri = kanan
- Stem fremitus kiri = kanan normal
2. Abdomen
- Hepar (+) 2 jari bac kanan, kenyal sudut tumpul
- Acites (-)
- Splenomegali Schuffner 4
- Hacket 3 (+)
 Perkusi :
1. Toraks : sonor kedua lapangan paru
 Auskultasi :
1. Toraks : suara nafas vesikuler, suara tambahan (-)
2. Abdomen : peristaltic (+)
Pemeriksaan Penunjang  Darah Lengkap : anemia normokrom normositer, retikulosit meningkat.
 Apusan darah tepi : eritrosit berinti (5/100 eritrosit)
 Fungsi hati : Bilirubin meningkat
 Fungsi ginjal : Creatinin normal, GFR normal
 Tes coombs : positif

Diagnosis Banding  Anemia penyakit kronik


 Thalassemia
Tatalaksana Farmakoterapi R/ Prednison tab mg 5 No. X
S 1 dd tab I
Tatalaksana Nonfarmakoterapi -
Edukasi  Penyakit diduga disebabkan karena kelainan system imun dan tidak menular
 Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnose pasti
 Pasien harus dirawat inap di Rumah Sakit
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk

NB :
- Darah Lengkap

Pemeriksaan Hasil Normal


Hemoglobin (Hb) Rendah P : 13,4-17,7 g/dl
W : 11,4-15,1 g/dl
MCV Normal 82-92 femtoliter
MCH Normal 27-31 picograms/sel
MCHC Normal 32-37 gram/dl
Leukosit Normal 4.700-10.300/mm3
Trombosit Normal 150.000-450.000
Jumlah eritrosit Rendah P : 4,5-6,2 juta sel/mm3
W : 4,0-5,5 juta sel/mm3
Persentase Retikulosit Tinggi/meningkat 0,5-1,5%
Jumlah absolut retikulosit Rendah 25.000-75.000/microliter
Laju Endap Darah Tinggi/meningkat P : < 15 mm/jam
W : < 20 mm/jam

- Pemeriksaan Apusan Darah Tepi

Morfologi darah :
Eritrosit : normokrom normositer, anisopoikilositosis, dijumpai eritrosit berinti (5/100 eritrosit)
Leukosit : kesan jumlah normal, dijumpai granular toksik di sitoplasma
Trombosit : kesan normal

- Pemeriksaan Fungsi Hati

Pemeriksaan Hasil Normal


SGOT Meningkat 5-34 U/L
SGPT Meningkat 0-55 U/L
Bilirubin total Meningkat 0,2-1,2 mg/dl
Bilirubin direct Meningkat 0-0,3 mg/dl
Bilirubin indirect Meningkat 0-0,7 mg/dl
Albumin Normal 0-8 mg/dl

- Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Pemeriksaan Hasil Normal


Ureum Normal < 50 mg/dl
Creatinine Normal 0,6-1,1 mg/dl
GFR Tinggi/meningkat 1,73 ml/menit

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK


Kompetensi 3A
Manifestasi Klinis  Perempuan muda
 Kelelahan
 Nyeri sendi berpindah-pindah (mialgia, artalgia)
 Rambut rontok
 Ruam pada wajah
 Sakit kepala
 Demam (tanpa infeksi)
 Penurunan berat badan
 Ruam kulit setelah terpapar sinar matahari
 Gangguan kesadaran
 Sesak
 Edema anasarca
 RPK : penyakit autoimin
 Manifestasi kulit :
- Ruam kupu-kupu (butterfly atau malar rash)
- Fotosensitivitas
- Lesi membrana mukosa
- Alopesia
- Fenomena Raynaud
- Purpura
- Urtikaria
- Vasculitis
 Manifestasi paru :
- Pneumonitis (sesak, batuk kering, ronkhi basal)
- Emboli paru
- Hipertensi pulmonal
- Efusi pleura
 Manifestasi kardiologi
- Pleuropericardial friction rubs
- Takipneu
- Murmur sistolik
- Gambaran pericarditis
- Miokarditis
- PJK
 Manifestasi renal (5 tahun menderita lupus)
- Hipertensi
- Hematuria
- Edema perifer
- Edema anasarca
 Manifestasi gastrointestinal
- Mual
- Dyspepsia
- Nyeri perut
- Disfagi
 Manifestasi neuropsikiatrik
- Kejang dan psikosis
 Manifestasi hematologi
- Leukopenia
- Lymphopenia
- Anemia hemolitik
- Trombositopenia
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah normal : normal
 Nadi normal : normal
 Frekuensi pernafasan : normal
 Suhu : demam
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
1. Kepala dan leher :
- Rambut rontok (+)
- Wajah : butterfly rash
- Mulut : ulkus mulut/stomatitis
2. Ekstremitas
- Purpura, urtikaria, vaskulitis
- Abdomen, thorax : normal
 Palpasi : splenomegali, hepatomegali, limfadenopati
 Perkusi :-
 Auskultasi : -
Pemeriksaan Penunjang  Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap hitung diferensial :
- Anemia hemolitik dengan retikulosit
- Leukopenia
Leukosit <4.000/mm3 pada dua kali pemeriksaan atau
lebih
- Limfopenia
Limfosit <1.500/mm3 pada dua kali pemeriksaan atau
lebih
- Trombositopenia
Trombosit <100.000/mm3 tanpa disebabkan oleh obat-
obatan
 Pemeriksaan kimia darah : (serum kreatinin meningkat)
 Pemeriksaan urin rutin : adanya eritrosit dan proteinuria
 X-Ray Thorax : adanya efusi pleura
 Tes serologi ANA : positif
 PT/PTT

Diagnosis Banding  Arthritis rheumatoid


 Mixed/undifferentiated connective tissue disease
 Sindrom vasculitis
 Sindrom sjogren
Tatalaksana Farmakoterapi R/ Paracetamol tab mg 500 No. X
S 3 dd tab I p.c
R/ Ibuprofen tab mg 400 No. X
S 3 dd tab I p.c
R/ Natrium diklofenak tab mg 25 No.X
S 2 dd tab I

Tatalaksana Nonfarmakoterapi  IV IgG 400 mg/kg BB/hari selama 5 hari


 Penggunaan tabir surya topical SPF 15
Edukasi  Intervensi psikososial dan penyuluhan langsung pada pasien
dan keluarganya
 Menyarankan pasien untuk bergabung dalam kelompok
penyandang lupus
 Pasien disarankan untuk tidak terlalu banyak terpapar sinar
matahari dan selalu menggunakan krem pelindung sinar
matahari, baju lengan panjang serta menggunakan paying
 Pemantauan dan penjelasan mengenai efek penggunaan
steroid jangka panjang terhadap pasien
 Pasien diberi edukasi agara berobat teratur dan bila ada
keluhan baru untuk segera berobat
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk

LIMFADENITIS ET CAUSA BACTERIAL


Kompetensi 3A
Manifestasi Klinis  Pembengkakan kelenjar getah bening
 Demam
 Kehilangan nafsu makan
 Keringat berlebihan
 Kelemahan
 Nyeri tenggorokan dan batuk
 Nyeri sendi
 Disebabkan oleh bakteri streptococcus, staphylococcus dan m.tuberculosis
 Riawayat pernyakit :
- Tonsillitis oleh bakteri streptococcus
- Infeksi gigi dan gusi oleh bakteri anaerob
 Riwayat perjalanan ke daerah-daerah Afrika sehingga Limfadenitis karena
penyakit Tripanosomasis
 Riwayat pekerjaan di daerah hutan, Limfadenitis terkena Tularemia
 Paparan terhadap infeksi
 Kontak dengan orang dengan infeksi saluran nafas atas, faringitis oleh
streptococcus atau tuberkulosis
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah : normal
 Nadi cepat : >100 x/i
 Frekuensi pernafasan : >18 x/i
 Suhu : demam
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
1. Mata :
- Radang selaput mata dan bercak koplik : Campak
2. Kulit : bitnik-bintik perdarahan dan memar serta pucat : leukemia
3. Leher :
- Pembesaran KGB pada bagian belakang
- Kemerahan
4. Tenggorokan
- Memerah
- Terdapat bercak-bercak putih pada tonsil : oleh bakteri streptococcus
- Bintik-bintik merah pada langit-langit : oleh bakteri streptococcus
- Selaput pada dinding tenggorokan, tonsil langit-langit yang sulit dilepas
dan jika dilepas berdarah : oleh bakteri difteri
- Pembengkakan jaringan lunak leher (bull neck) : oleh bakteri difteri
5. Faring
- Bengkak
6. Limpa
- Ruam-ruam dan pembesaran : oleh Epstein Barr Virus

 Palpasi :
1. Leher : Nyeri tekan dan hangat, kulit KGB menjadi tipis dan dapat pecah
 Perkusi :
 Auskultasi :
1. Toraks : suara nafas vesikuler, suara tambahan (-)
2. Abdomen : peristaltic (+)
Pemeriksaan Penunjang  Darah perifer lengkap
 Pemeriksaan skrining TB : Sputum BTA, LED, dan Mantoux Test
Diagnosis Banding  Mumps
 Kista ductus tiroglosus
 Kista dermoid
 Hemangioma
Tatalaksana Farmakoterapi R/ Flucloxacillin caps mg 500 No.X
S 4 dd caps I
R/ Cephalexin caps mg 500 No.X
S 3 dd caps I
R/ Eritromisin caps mg 500 No.X
S 3 dd caps I

NB :
Jika penyebabnya M. Tuberculosis, diberikan OAT

Tatalaksana Nonfarmakoterapi
 KGB dikompres dengan air hangat
Edukasi  Menjaga kesehatan dan kebersihan sehingga mencegah terjadinya berbagai
infeksi dan penularan
 Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien dalam pengobatan.
 Teratur meminum obat
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk jika :
1. Kegagan untuk mengecil setelah 4-6 minggu (indikasi biopsy KGB)
2. Biopsi bila tanda dan gejala mengarah kepada keganasan seperti KGB
menetap, bertambah besar dengan pengobatan yang tepat atau diagnosis
belum ditegakkan.

ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLAT / B12


Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis  Perempuan
 Muka pucat >2 minggu
 Keluhan tambahan
- Lemas. Hal ini membuat pasien malas untuk beraktifitas
karena bias menimbulkan rasa capek yang luar biasa.
Keluhan tersebut tidak hilang saat beristirahat
 RG : Makanan vegetarian >3 th, jarang makan daging
 RP : jarang olahraga
 Disfagia
 Atrofi papil lidah
 Penurunan berat badan
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah normal : 120/80 mmHg
 Nadi normal : 60-100 x/i
 Frekuensi pernafasan : normal
 Suhu : 36,7
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
5. Kepala dan leher :
- Konjungtiva palpebral inferior pucat
- Sklera : normal
- Ikterus (-)
6. Mulut :
- Stomatitis angularis
- Atropi papil lidah
7. Ekstremitas
- Warna nail bed pucat
- Warna telapak tangan pucat
- Koilonikia (kuku jari tangan pecah dan berbentuk
sendok)

8. Abdomen, thorax : normal


 Palpasi : normal
 Perkusi : normal
 Auskultasi : normal
Pemeriksaan Penunjang  Darah Lengkap
 Pemeriksaan apusan darah tepi : anemia makrositer
- MCV : Meningkat
Normal : 80 - 95
Diagnosis Banding  Thalasemia
 Anemia Defesiensi Besi
 Anemia Asam Folat
Tatalaksana Farmakoterapi ANEMIA ASAM FOLAT
R/ asam folat tab 500 mikrogram
ANEMIA B12
R/ vit. B12 tab 80 mikrogram

 Fortifikasi makanan dengan besi


 Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan
konsumsi pangan yang memudahkan absorbi besi seperti
Tatalaksana Nonfarmakoterapi Vitamin C
 Mengkonsumsi tablet tambah darah

Edukasi  Pemberian insulin


 Harus banyak makan sayuran dan daging-dagingan
 Minum susu
 Rutin mengkonsumsi obat
 Mengontrol kesehatan
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan

PEMASANGAN INFUS
Skenario :Seorang pasien usia 31 tahun dibawa ke IGD RS karena penurunan
kesadaran sebelumnya disuntik obat penurunan demam. Pasien sebelumnya
telah diberikan adrenalin dan dexamethasone sebagai tindakan awal. Lakukan
pemasangan infus pada pasien!
MALARIA
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis  Demam hilang timbul
 Menggigil
 Mual dan muntah
 Diare
 Sakit perut
 Keringat malam
 Nyeri otot dan persendian
 Sakit kepala
 Terlihat pucat
 RPT : pernah menderita malaria, transfuse darah
 RL : didaerah endemis malaria, tidak bersih
Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan darah normal : 120/80 mmHg
 Nadi : takikardia
 Frekuensi pernafasan : cepat (takipneu)
 Suhu : Meningkat
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
 Kulit terlihat memerah pada wajah
 Kepala : Konjungtiva anemis, sclera ikterik,
 Bibir : sianosis
 Serebral ditemukan kaku kuduk
 Thoraks : terlihat pernapasan cepat
 Palpasi :
 Ekstremitas atas bawah : akral teraba dingin
 Abdomen : pembesaran hepar dan limpa
Asites
 Perkusi :
 Auskultasi :
Pemeriksaan Penunjang  Darah Lengkap
 Pemeriksaan apusan darah tepi atau tebal : ditemukan
parasite plasmodium
 Rapid Diagnostic Test (RDT)

KLASIFIKASI MALARIA
1. Malaria Falsiparum : ditemukan Plasmodium Falsiparum
2. Malaria Vivaks : ditemukan Plasmodium Vivax
3. Malaria Malariae : ditemukan Plasmodium Malariae
4. Malaria Ovale : ditemukan Plasmodium Ovale
5. Malaria Knowlesi : ditemukan Plasmodium Knowlesi
Diagnosis Banding  Demam Dengue
 Demam Tifoid
 Leptospirosis
 Infeksi Virus Akut lainnya
Tatalaksana Farmakoterapi R/ Paracetamol tab mg 500 No. X
S 3 dd tab I p.c

Tatalaksana Nonfarmakoterapi
 Menghindari gigitan nyamuk
 Melakukan pemasangan kelambu atau repellen pada malam
hari.
 Makan makanan yang sehat dan bersih
Edukasi  Menghindari gigitan nyamuk dengan kelabu atau repellen
 Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari
 Melakukan pengawasan minum obat pada pasien
 Pasien dianjurkan minum obat teratur
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
DEMAM DENGUE (DBD)
Ko 4A
mpe
tensi
Man  Demam tinggi dan terus menerus selama 2-7 hari
ifest  Bintik-bintik merah di kulit
asi  Mimisan
Klin  Gusi berdarah
is  BAB berdarah
 Nyeri kepala dan retroorbital
 Mialgia
 Artralgia
 Mual muntah
 Nyeri perut di ulu hati atau dibawah tulang iga
 Disertai gejala lokal : nyeri menelan, batuk,pilek
 RL : timbunan sampah, genangan air, dan lingkunagn yang kotor
Pem  Tekanan darah normal : 120/80 mmHg
erik  Nadi : Bradikardia
saan  Frekuensi pernafasan :
Vital  Suhu : Meningkat>37,5 ° C
Sign
Pem  Inspeksi : Ptekie, ekimosis, purpura
erik  Palpasi :Rumple leed, perdarahan mukosa,
saan Hepatomegali, Splenomegali
Fisi  Perkusi : Asites,
k  Auskultasi :
Pem  Darah perifer lengkap :
erik  Trombositopenia < 100.000 / μl
saan  Hematokrit (Ht) : peningkatan >20%
Pen
unja  Leukopenia < 400/ μl
ng  Serologi Dengue : IgM dan IgG anti dengue (+)

Diag  Influenza
nosi  Chikungunya
s  Demam tifoid
Ban  ITP (Idiopathic thrombocytopenic purpura)
ding
Tata R/ Paracetamol tab mg 500 No. X
laks S 3 dd tab I p.c
ana
Far
 Melakukan pemeriksaan lanjutan
mak
oter  Pemeriksaan kadar trombosit dan hematocrit secara serial
api

Tata
laks
ana
Non
far
mak
oter
api
Edu  Menjelaskan kepada pasien dan keluarga perjalanan sakit dan tatalaksanaanya.
kasi  Modifikasi gaya hidup :
 Kegiatan 3M : Menguras,mengubur,menutup
 Mengkonsumsi makanan yang bergizi
 Melakukan olahraga secara rutin
Prof Informed consent
essio Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
nal
HIPERSENSITIVITAS
Kompetensi 3A
Manifestasi Klinis  Anak kecil
 Bentol merah di kulit
 Sesak napas

Pemeriksaan Vital Sign  Tekanan Darah : Normal
 Nadi meningkat : Normal
 Frekuensi pernafasan : Normal
 Suhu : Normal
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi : Terdapat bentol-bentol pada kulit
 Palpasi :
 Perkusi :-
 Auskultasi : -
Pemeriksaan Penunjang  Darah Rutin

Diagnosis Banding  Tendonitis
 Neuritis
 Sellulitis

Tatalaksana Farmakoterapi  Amoxcicilin 3x500 mg


 Aspirin (Asam Salisilat) 4x325-600 mg atau NSAID lain
Tatalaksana Nonfarmakoterapi
 Istirahat
 Menyarankan meninggikan posisi tangan untuk mengurangi
pembengkakan
 Kompres bagian tangan yang sakit dengan air hangat
Edukasi  Mengkonsumsi obat teratur
 Mengingatkan cara kompres tangan dengan air hangat
 Istirahat
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai