Abstrak
Gangguan yang sering ditemukan pada bagian ekstremitas bawah adalah gangguan
vaskuler. Varises sangat umum ditemukan terutama pada wanita yang disebabkan insufisiensi
vena karena buruknya sirkulasi darah seperti adanya refluks dan obstruktif serta dapat
diturunkan. Fase kronik dari varises dapat bermanifestasi menjadi ulkus varikosum dengan
timbulnya luka di bawah lutut. Lesi yang muncul berbentuk irregular dengan batas yang
tegas, ulkus ini dapat dicegah sedini mungkin dengan menangani faktor pencetus terlebih
dahulu sebelum merujuk ke arah kronik.
Abstract
Disorders that are often found in the lower extremities are vascular disorders. Varicose veins
are very common, especially in women due to venous insufficiency due to poor blood
circulation such as reflux and obstructive and can be inherited. The chronic phase of
varicose veins can manifest as venous ulcers which is the development of wound below the
knee. The lesions appear irregular in shape with clear boundaries, these ulcers can be
prevented as early as possible by treating the trigger factor first before referring to the
chronic direction.
1. Latar Belakang
Ulkus tungkai bawah merupakan luka yang terbuka atau sulit untuk sembuh
yang terletak pada ekstremitas bawah. Luka yang terletak pada permukaan dari kulit
dengan waktu lebih dari 2 minggu untuk sembuh disertai dengan rasa pegal yang
menurunkan kualitas hidup pasien. Keberhasilan dari sembuhnya ulkus bergantung
pada diagnosis yang akurat dan penanganan penyebab ulkus tersebut. Bentuk ulkus
tungkai bawah yang umum ditemukan adalah ulkus varikosum dibanding ulkus
arteriosum dan ulkus neurotropik. Ulkus varikosum disebabkan adanya insufisiensi
vena kronik yang berlokasi pada bawah lutut sampai tengah pergelangan kaki. Luka
ini timbul akibat adanya trauma dan menyebabkan kerusakan jaringan serta kulit.1,2
Ulkus varikosum lebih banyak diderita wanita dibanding pria, ulkus ini merupakan
manifestasi dari varises yang tidak ditangani sejak dini. Penyakit ini dikarakteristikan
dengan luka yang lunak,dangkal,irreguler dan berwarna kemerahan.3 Ulkus varikosum
dapat terklasifikasi menjadi akut dan kronik bahkan dapat menjadi kanker jika luka
tidak tangani.2,4 Dalam penanganan ulkus varikosum yang utama adalah
menghilangkan vena superfisial yang refluks atau varises
ISI
A. Anamnesis
A. Pemeriksaan Fisik
a. Lokasi dari luka yang terletak di bagian anterior sampai medial dari malleolus,
area pretibial, bagian bawah tungkai. Dalam kasus ini ulkus ditemukan di area
malleolus medialis dextra.
b. Ukuran luka, akan membantu dalam prognosis dan penyembuhan.
c. Karakteristik dari ulkus, pada umumnya lunak,cetek,irregular. Dalam kasus ini
tidak ada informasi mengenai karakteristik.
d. Adanya eksudat berwarna kuning keputihan. Dalam kasus ini tidak ada
eksudat.
e. Adanya jaringan granulasi pada dasar ulkus. Dalam kasus ini ditemukan
krusta.
f. Tanda infeksi
g. Bau ulkus
Dalam kasus ini hasil palpasi dan pergerakan adalah tungkai terasa
pegal dan tidak nyeri.
B. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendukung atau
menegakkan diagnosis dari ulkus varikosum antara lain :7,8
1. ABPI (ankle brachial pressure index) dan TBPI (Toe Brachial Pressure
Index
Pemeriksaan non invasif ini menggunakan ultrasound Doppler yang
dapat mengidentifikasi kelainan arteri pada tungkai kaki. Tekanan normal
ABPI adalah 0.9 - 1.3. Hasil dari TBPI akan dibagi dengan nilai tertinggi
tekanan brakial sistolik. TBPI juga dapat mengidentifikasi kalsifikasi arteri
pada pasien DM dan penyakit ginjal.
3. Duplex Ultrasonik
Pemeriksaan non invasif ini merupakan kombinasi dengan
ultrasonografi Doppler yang dapat menginvestigasi obstruksi dari vena dan
arteri. Uji Duplex juga dapat memberi gambaran visual dari vena, identifikasi
aliran melalui katup dan melihat vena superfisial serta dalam. DUS dapat
dipertimbangkan untuk menjadi gold-standard dalam mendiagnosa penyakit
vena kronik dan dapat digunakan sebagai evaluasi terapi.
4. Nylon monofilament
Uji non invasif ini merupakan gambaran sederhana untuk melihat
sensor neuropatik.
5. Fotoletimografi
Pemeriksaan non invasif ini menguji waktu pengisian ulang vena. Alat
akan diletakkan di atas pergelangan kaki dan pasien akan diinstruksikan untuk
memompa otot betis beberapa waktu diikuti istirahat. Uji ini akan melihat jika
ada nya refluks vena yang abnormal, pasien yang memiliki kelainan
menunjukan hasil pengisian yang abnormal.
6. Flebografi
Pemeriksaan radiologi ini lebih sering digunakan dalam melihat
insufisiensi pada pelvis. diklasifikasikan menjadi flebografi naik dan
flebografi turun. Uji ini sudah jarang digunakan sejak ada DUS. Menghasilkan
hasil yang spesifik dan juga menyertakan informasi tambahan pada usia
trombus, kerusakan katup dan informasi sistem vena untuk persiapan operasi.
7. CTV (computed tomography venography) dan MRV (Magnetic Resonance
Venography)
Pemeriksaan ini menghasilkan gambaran 3 dimensi dari pembuluh
vena dan dapat digunakan dalam kasus obstruksi post-thrombotic dan stenosis.
8. Biopsi Ulkus
Uji ini akan mem biopsi beberapa sisi dari luka termasuk bagian
pinggir dan tengah.
11. Ultrasonografi
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi jika adanya perubahan kulit akibat
penyakit vena kronik. USG dapat mengidentifikasi fase akut dan kronik yang
tidak terlihat.
Pada pemeriksaan USG didapatkan hasil bahwa pasien mengalami
insufisiensi vena kronik.
C. Working Diagnosis
Ulkus varikosum merupakan luka terbuka yang sering ditemukan pada area
hiperekstensi vena di bagian ekstremitas bawah. Penyakit ini merupakan manifestasi
dari penyakit vena kronik yang berlokasi di bawah lutut. Adanya kerusakan pada
jaringan lunak dimulai dari subkutis dan perubahannya terkadang tidak terlihat dan
akan berkembang kapan saja.5
Dalam kasus ini saya mengambil diagnosis kerja yaitu ulkus varikosum
dikarenakan adanya riwayat pasien memiliki varises dan ulkus yang berlokasi di
malleolus medialis dextra yang merupakan lokasi umum sering ditemukannya ulkus
varikosum. Gejala yang timbul seperti rasa pegal dan kesemutan dan terkadang
bengkak disertai adanya krusta yang menggambarkan gejala dari ulkus varikosum.
Diagnosis ini juga didukung dengan hasil USG Duplex yang menunjukan hasil bahwa
pasien mengalami insufisiensi vena kronik dimana terjadinya refluks dan obstruksi
pada vena.
D. Diagnosis Banding
a. Ulkus Arteriosum
b. Ulkus Neurotropik
c. Ulkus Diabetikum
d. Ulkus Tropikum
F. Etiologi
Faktor resiko dari penderita ulkus varikosum tidak dapat diubah termasuk,
riwayat keluarga penderita CVI, lansia, gender wanita, riwayat embolisme pulmonal
atau trombosis, multiparitas, lipodermatosclerosis,gagal jantung,penyakit
muskuloskeletal dan sendi.9 Terdapat juga faktor resiko yang dapat diubah seperti
obesitas dan aktivitas sedentari.17
G. Epidemiologi
H. Patofisiologis
Ulkus varikosum yang terjadi karena adanya kegagalan pemompaan oleh otot
betis sehingga terjadinya hiperekstensi vena atau peningkatan tekanan vena.
Normalnya, alirah darah balik vena membutuhkan kontraksi otot betis. Vena profunda
yang berlokasi di dalam fasia pada kompartemen otot betis. Dalam keadaan berdiri,
aliran darah harus melawan gravitasi untuk kembali ke jantung dari kaki. Aliran darah
vena dari vena perforans dan mengikuti tekanan gradien dari peningkatan tekanan
hidrostatik di vena superfisial. Jika memiliki tekanan yang abnormal pada vena
superfisial atau vena profunda maka akan menghasilkan hiperekstensi vena. 10
Hiperekstensi dari vena akan mempengaruhi sirkulasi dari kapiler disebabkan
dilatasi dinding kapiler dan kebocoran makromolekul fibrinogen dari kapiler dermis
dan jaringan subkutan. Jika fibrin yang keluar disimpan secara berlebihan akan
menyebabkan peningkatan tekanan intravaskuler sehingga pori-pori endotel
membesar dan deposisi fibrinogen meningkat, membentuk manset fibrin. Selubung
fibrin atau fibrin cuff yang mengelilingi kapiler dermis akan menurunkan
permeabilitas oksigen 20 kali. Hal ini menyebabkan penghambatan difusi oksigen dan
nutrisi sehingga terjadinya hipoksia jaringan yang mengganggu penyembuhan luka,
didukung dengan fibrin dan fibrinogen yang memiliki efek langsung terhadap sintesis
prokolagen tipe 1 oleh fibroblas.10
Disregulasi dari sitokin proinflamasi dan growth factor seperti faktor nekrosis
tumor TNF-α, TGF-β dan matriks metalloproteinase yang mengarah pada ulkus. Hasil
akhir dari inflamasi ini adalah fibrotik dan edema kulit, adanya trauma infeksi
menyebabkan ketidakseimbangan pembentukan jaringan kembali, berujung ke
fibrosis dermal dan pembentukan ulkus.7,12
I. Gambaran Klinis
Gambar 5. Perkembangan ulkus varikosum
E : Etiologi
A : Lokalisasi Anatomi
P : Disfungsi Patofisiologis
J. Tata laksana
2. Membalut luka
Idealnya perban yang digunakan untuk ulkus adalah perban yang dapat
mempertahankan kelembaban, membuang eksudat berlebih, memfasilitasi
debridement, mempunyai sirkulasi yang baik, meminimalisasi terbentuknya
goresan, anti-bakteri, non-toksik, dan nyaman. Perban novel memberikan
proteksi ,kenyamanan agar luka tetap lembab, namun kelembaban yang
berlebih dapat menimbulkan toksisitas. Perban tradisional yang menggunakan
kasa yang dicelupkan pada larutan saline normal dapat menyebabkan masalah
karena kasa dapat lebih mudah menempel pada luka saat kering.Rekomendasi
perban yang dianjurkan seperti film semi-permeabel, busa, alginat,
hidrokoloid, hidrogel dan hidroaktif.22
3. Terapi kompres
4. Medikasi
8. Penanganan nutrisi
K. Prevensi
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah ulkus varikosum seperti
penggunaan kaos kaki/stocking, dan vena superfisial atau perforasi, skleroterapi,
latihan dan elevasi tungkai serta mengubah pola hidup. Terapi kaos kaki terbukti
dapat mencegah kembalinya ulkus dengan penggunaan setiap hari.
Pelembab,diet,suplemen, berhenti merokok,mengurangi berat badan merupakan hal
yang patut dilakukan bagi orang yang memiliki riwayat ulkus varikosum. Edukasi
keluarga dan penderita mengenai penyakit , angka kambuh, faktor yang akan
membantu dan mengganggu penyembuhan luka serta efek samping terapi.12,33
L. Komplikasi
Luka kronik yang diderita dapat menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani
seperti infeksi dan rasa nyeri. Komplikasi yang terburuk dan jarang ditemukan bagi
penderita ulkus varikosum adalah kanker kulit yang dapat muncul jika luka gagal
ditangani sejak lama.6,34
M. Prognosis
Prognosis dari ulkus varikosum ditentukan dari besarnya luka dan kronisitas.
Ulkus varikosum yang berusia kurang dari 1 tahun dengan ukuran lebih kecil dari 10
cm2 pada kunjungan pertama memiliki kemungkinan 29% untuk tidak menutup dalam
waktu 6 bulan. Dengan probabilitas meningkat 78% dengan luka berukuran lebih
besar berusia lebih dari 1 tahun. Adanya faktor yang juga berasosiasi dalam
memperlambat penyembuhan luka seperti usia lanjut, ras non-kulit putih, indeks
massa tubuh tinggi, otot betis yang belum sembuh, refluks vena , trombosis ,
keterlibatan vena profunda dan kurang nya tinggi kompres. Ulkus yang sudah sembuh
memiliki angka yang tinggi untuk kambuh kembali.35,36
PENUTUP
I. Simpulan
Tinjauan Pustaka