1
Rendahnya antibodi maternal Ras/Etnik
terhadap RSV
Bayi yang tidak mendapat ASI
2
terperangkap dan overinflasi. Banyak sel darah merah juga
Atelektasis dapat terjadi dikeluarkan dari kapiler yang
ketika obstruksi menjadi total meregang. Pleura yang menutupi
dan udara yang terperangkap diselimuti eksudat fibrinosa, paruparu
diabsorbsi. Proses patologis tampak berwarna kemerahan, padat
menggangu pertukaran gas tanpa mengandung udara, disertai
normal di dalam paru. Perfusi konsistensi mirip hati yang masih
ventilasi yang tidak seimbang segar dan bergranula (hepatisasi =
mengakibatkan hipoksemia, seperti hepar).
yang terjadi pada awal c. Hepatisasi kelabu (3- 8 hari)
perjalanannya. Pada stadium ketiga
Retensi CO2 (hiperkapnia) menunjukkanakumulasi fibrin yang
biasanya tidak terjadi kecuali berlanjut disertai penghancuran sel
pada pasien yang terkena berat. darah putih dan sel darah merah. Paru-
Makin tinggi frekuensi paru tampak kelabu coklat dan padat
pernapasan melebihi 60/menit; karena leukosit dan fibrin mengalami
selanjutnya Hiperkapnia konsolidasi di dalam alveoli yang
berkembang menjadi takipnea. terserang.
d. Resolusi (8-11 hari) :
Pada stadium keempat ini, eksudat
mengalami lisis dan direabsorbsi oleh
makrofag dan pencernaan kotoran
inflamasi, dengan mempertahankan
arsitektur dinding alveolus di
bawahnya, sehingga jaringan kembali
pada strukturnya semula.
Diagnosis Anamnesis Anamnesis Anamnesis
- Gejala awal ISPA akibat - didahului ISPA selama beberapa - Adanya batuk dan atau mengi
3
virus hari. yang progresif
- Kemudian timbul batuk - Demam 39-40oc sering kejang - Sesak napas ringan – sedang
yang disertai dengan sesak - dispnu, pernafasan cepat dan - Nocturnal
nafas. dangkal ,pernafasan cuping - Episodik
- wheezing, merintih, nafas hidung dan sianosis di sekitar - Riwayat atupi dalam keluarga
berbunyi, muntah setelah hidung dan mulut. Pemeriksan fisik
batuk, rewel dan - Batuk awalnya kering kemudian Serangan ringan
penurunan nafsu makan. menjadi produktif. - Anak masih aktif
- Adanya riwayat kontak Pemeriksaan Fisik - Dapat berbicara lancar
dengan penderita ISPA - Inspeksi : pernafasan cuping - takipnue
Pemeriksaan Fisik hidung(+), sianosis sekitar - Retraksi (-)
- Takipneu, dispneu,. hidung dan mulut, retraksi sela - Wheezing (+) sedang
- Paru : iga. - Sianosis (-)
Inspeksi : retraksi - Palpasi : Stem fremitus yang Serangan sedang
Palasi : stem fremitus meningkat pada sisi yang sakit. - Anak terlihat kurang aktif
menurun - Perkusi : Sonor memendek - Berbica tidak lancar (hanya
Perkusi : sonor- sampai beda penggalan kalimat)
hipersonor - Auskultasi : Suara pernafasan - takipnue
Auskultasi : wheezing, mengeras ( vesikuler - Retraksi (+)
ronchi basah halus mengeras )disertai ronki basah - Wheezing (+) nyaring
minimal gelembung halus sampai sedang. sepanjang ekspirasi
Pemeriksaan Penunjang - Sianosis (-)
- leukositosis, biasanya 15.000 – Serangan berat
40.000/ mm3 - Sulit berbicara (hanya kata-
- Nilai Hb biasanya tetap normal kata)
atau sedikit menurun. - Takipnue
- Peningkatan LED. - Retraksi (+)
Pemeriksaan Penunjang
- Kultur dahak (+) - Wheezing (+) sangat nyaring,
- Leukost N/sedikit
4
meningkat (limfositik) - Analisa gas darah( AGDA dapat terdengar meski tanpa
- BGA : hiperkapnia hipoksemia dan hiperkarbia. stetoskop
- Rontgen: hiperinflasi,air - Sianosis (+)
trapping, dapat terjadi Pemeriksaan Penunjang
atelektasis - Analisa gas darah (AGD)
- Kultur darah: (-) - Foto rontgen thorax AP
- Isolasi viral: mungkin (+) - Uji fungsi paru
- Pemeriksaan IgE dan eusinofil
total
Komplikasi Gagal nafas, serangan apneu, Abses, kavitas, pneumokel, efusi -
pneumonia bacterial sekunder pleura, empiema, bakteremia,
meningitis
Pengobatan - Oksigen - Oksigen Serangan ringan
- Nutrisi oral - Antibiotik empirik: - β2 agonist inhalasi
- Bronkodilator (nebulizer) Serangan sedang
- Oksigen
- Β2 agonist / antikolinergik
(ipratropium bromida) tiap 2
jam respon baik kurangi tiap 4
jam
Serangan berat
- Oksigenasi sejak awal n pada
saat nebulisasi
- Pasang jalur parenteral lakukan
foto thoraks
- Nebulisasi cukup 1x dengan β2
agonist atau antikolinergik
(ipratropium bromida)
5
6