• Autoanamnesis
• Pada tanggal : 7 juli 2018; Jam : 06.00 WIB
• Keluhan Utama: benjolan di leher sebelah kiri sejak 1 bulan SMRS
• Keluhan Tambahan: Sulit menelan, demam
RPS
1 bulan SMRS:
MRS:
benjolan sebesar kacang tanah di
demam (+), nyeri menelan
bawah rahang kiri. 1 benjolan, nyeri
(+), sulit menelan (+), sulit
(-), hangat (-), keras, demam hilang
membuka mulut karena
timbul, nyeri menelan (-), sulit
nyeri (+), suara serak (-),
menelan (-), sulit membuka mulut
sesak napas (-), nyeri
(-), suara serak (-), sesak napas (-),
tekan (+)
nyeri tekan (-)
2 minggu SMRS:
benjolan cepat membesar (telur ayam),
1 benjolan, benjolan tempat lain (-),
nyeri (+), hangat (+), keras, demam
(+), nyeri menelan (+), sulit menelan
(+), sulit membuka mulut karena nyeri
(+), suara serak (-), sesak napas (-),
nyeri tekan (+),
• Riwayat gigi bagian bawah dan atas berlubang (pasien tidak ingat sejak
kapan), berobat (-)
• Trauma leher (-)
• Penurunan BB (-)
• Batuk > 2 minggu (-), keringat malam (-)
• Tumor (-)
• Lingkungan: TBC (-)
• Riwayat keganasan pada keluarga (-)
rpd
• Dirawat di RS (-)
• Riwayat trauma (-)
• DM (+) metformin
• Hipertensi (+) captopril
• Asma (-)
• Alergi (-)
• Penyakit jantung (-)
Pemeriksaan fisik
STATUS GENERALIS
• Pharynx
- Dinding pharynx : hiperemis (-)
- Arcus : simetris, hiperemis (-)
- Tonsil : T1-T1, warna merah muda, kripta (-), detritus (-)
- Uvula : deviasi (-), hiperemis (-)
- Gigi : gigi bagian belakang bolong, atas.
• Larynx
- Epiglottis, plica aryepiglottis, arytenoids, ventricular bands, pita suara,
rima glotidis, cincin trakea, sinus piriformis tidak dilakukan
• Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 bulan SMRS. Benjolan awalnya
seukuran kacang tanah, tidak nyeri, demam yang hilang timbul, dan
dalam sebulan kemudian, terutama 2 minggu terakhir, membesar dengan
cepat dan nyeri serta hangat
• Susah buka mulut karena benjolan sakit, sulit menelan, demam (+),
riwayat gigi bagian bawah atas berlubang dan belum pernah berobat
PF:
• Telinga:
- Kanan : normal
- Kiri : normal
• Hidung : normal
• Tenggorok : normal
• Leher
- benjolan leher kiri dekat dengan angulus mandibula, 9x4 cm, difus,
keras/indurasi, tidak fluktuatif, terfiksir, tidak berdarah, nyeri tekan (+)
PP:
3 juli 2018
• Hematologi
• Hb : 12.9 g/dL Ureum : 26.3 mg/dL
Kreatinin : 0.60 mg/dL
• Leukosit : 16.670 /uL
• Ht : 35,7% Serologi
• Trombosit : 342.000/uL Anti HIV : non reaktif
• Hemostasis
Hepatitis Marker
• PT : 10,6 detik HBsAg : non reaktif
• APTT : 32.4 detik Anti HCV : non reaktif
• Kimia Klinik
• SGOT : 46 U/L
• SGPT : 33 U/L
Pemeriksaan penjunjang:
• Abses submandibula
• Limfadenitis
Working diagnosis
• Abses parafaring
TATALAKSANA
• Terapi:
• Ceftriaxone 2x1gram antibiotic, untuk infeksi
• Transamin 500 mg, 3x1 anti fibrinolitik, membantu pembekuan darah
• Metronidazole 500 mg, 3x1 untuk infeksi bakteri anaerob
• Amikasin 500 mg, 3 x1 antibiotic, untuk infeksi
• Meropenem antibiotic, untuk infeksi
• Ketorolac 30mg 3x1 ampul untuk anti nyeri
• Metformin 500 mg, 3x1 menurunkan kadar gula darah
• Ranitidin 50 mg, 2x1 proteksi terhadap NSAID
• Insisi dan drainase abses, pertama pasien dalam keadaan posisi trendelburg dan
dilakukan intubasi (pasien dalam keadaan bius umum). Dilakukan asepsis dan
antisepsis dilapangan operasi, buat marking dan dilanjutkan insisi modifikasi
apron, 2 jari dari lower border mandibular dari segitiga submental sepanjang
kurang lebih 10 cm. insisi menembus cutis dan subcutis m. platysma
dilanjutkan diseksi tumpul kearah inferior pus keluar, dilakukan massage
untuk mengeluarkan pus pus kurang lebih 50 cc pus dikultur. Dilakukan
pencucian dengan h202 3% dan betadine lalu NaCl 0,9%.
• Dipasang drain 2 buah, difiksasi dengan silk 2.0 lalu hecting 2 buah dengan silk
2.0. operasi selesai.
prognosis
• Nyeri leher
• Odinofagia
• Disfagia
• Pembengkakan leher: lateral dari garis mandibula inferior atau di sekitar angulus
mandibula
• Demam tinggi
• Trismus: ruang anterior
• KASUS: trismus (-), disfagia (+), odinofagia (+) ruang post.
• CT-scan kontras: gambaran abses parafaring kiri posterior
FAKTOR RISIKO
• Dubia ad bonam
KESIMPULAN
Diagnosis abses parafaring pada pasien kasus ini dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti CT-Scan, foto polos
jaringan. Penanganan yang diberikan berupa antibiotik dosis tinggi parenteral, analgetik,
dan pembedahan. Penanganan yang cepat akan menunjukkan hasil yang baik tanpa
komplikasi
Click icon to add picture
Terima kasih