Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI KLINIK

SWAMEDIKASI PENGGUNAAN OBAT KONSTIPASI

Nama Penyusun
Ratna Ismoyo Wati 19484067 (2D)
D3 Farmasi

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLTEKKES BHAKTI SETYA INDONESIA
2020/2021
SWAMEDIKASI PADA KASUS KONSTIPASI

A. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan melakukan
pelayanan obat konstipasi dengan pemberian informasi obat yang lengkap dan benar,
disertai dengan pemberian edukasi pada pasien.
B. Dasar Teori
Konstipasi adalah kondisi kesulitan atau infrekuensi buang air besar, dengan dibarengi
mengedan atau perasaan tidak tuntas ketika buang air besar. Penanganan konstipasi harus
dilihat dari penyebab dari penyebabnya, apakah konstipasi disebabkan karena suatu
penyakit atau karena efek samping obat tertentu.
Konstipasi dapat terjadi karena diet kurang serat, kurang intake cairan, penurunan
aktivitas fisik, penggunaan obat yang menyebabkan konstipasi seperti opiate. Penyakit
yang menyebabkan konstipasi antara lain IBS (irritable bowel disease), ahernia, diabetes
melitus dengan neuropati, hipotiroidism, hamil, gagal hipotiroidism, hamil, gagal
jantung. Tujuan terapi antara lain mengatasi gejala, mengembalikan kondisi usus,
meningkatkan kualitas hidup dengan meminimalisir efek samping terapi.
Terapi meliputi terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Prinsip terapi konstipasi meliputi
meningkatkan intake dari cairan dan serat (20 sampai 25 gram) serta mengurangi
penggunaan berlebih atau penggunaan yang tidak tepat dari laksatif dan katartik. Laksatif
untuk terapi untuk terapi farmakologi dibagi menjadi tiga yaitu laksatif yang bekerja
melunakkan feses dalam waktu 1-3 hari (bulk forming laxative seperti psyllium,
methylcellulose; Docusate dan laktulosa), laksatif yang menyebabkan feses lunak atau
semicair dalam waktu 6-12 jam (bisaodil dan senna), dan laksatif yang mempertahankan
air tetap berada di saluran cerna dalam waktu 1-6 jam (saline cathartics, castor oil, PEG-
polyethyle PEG-polyethyleneglycol-) neglycol-).
C. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan bahan :
Alat : seperangkat alat tulis; buku referensi
Bahan : kasus mual muntah
b. Cara kerja :
1) Menyelesaikan kasus konstipasi sampai dengan pemilihan obat, disertai dengan
penjelasan dan alasan pemilihan obat
2) Buku referensi boleh digunakan ketika membuat laporan resmi

D. Hasil Praktikum
1. Kasus 1 :
Seorang ibu datang dengan keluhan anaknya yang berusia 3 tahun tidak buang air besar
selama 2 hari dan mulai menangis terus karena merasa mulas di perutnya.
a. Pertanyaan apa saja yang perlu digali dalam kasus tersebut ?
1. Nama anaknya siapa ? Usia berapa ? berat badanya berapa ?
Ardi , usianya 3 tahun dengan berat badan 13kg
2. Apakah sebelumnya sering mengalami susah BAB ?
Tidak, biasanya BAB nya teratur
3. Apa ada perubahan pola makan ? Maksudnya seperti dari yang dulu berkuah
sekarang tidak ? dan apakah si anak rutin minum air putih dan makan sayur
ataupun buah?
Untuk itu iya, memang akhir akhir ini saya lebih masak masakan yang kering. Dia
jarang minum air putih lebih suka minum susu, untuk sayuran dia tidak terlalu
suka tapi untuk buah setiap hari dia makan buah.
4. Karena tadi si anak minum susu formula, apakah ada perubahan dalam
pemberiannya ?
Iya , karena jarang minum air putih jadi lebih sering minum susu. Dari pemberian
sehari 2x menjadi sehari 4x
5. Apakah susu yang dibuat ibu untuk si anak takarannya dikurangin atau volume
airnya ditambah ?
Tidak , saya buat seperti biasa
6. Apakah sebelumnya sudah minum obat ? atau ada terapi/tindakan lain ?
Belum , kemarin saya pijit bagian perut
7. Apakah si anak memiliki riwayat penyakit lain atau ada alergi ?
Tidak ada
8. Apakah keadaan si anak sekarang seperti biasa ?
Iya seperti biasa, hanya kadang dia merasa mulas
b. Apabila kasus tersebut dapat ditangani secara swamedikasi, jelaskan pilihan obat
yang anda berikan?
Dalam kasus ini dapat ditangani dengan swamedikasi menggunakan Lactulax syr
anak, karena dari keluhan si anak yang ternyata mengalami susah BAB selama 3 hari dan
dipicu dengan kurangnya serat dari sayuran, cairan dari air putih, dan mengkonsumsi
susu yang berlebih dengan takaran yang tidak sesuai. Pemilihan lactulax syr anak karena
mengandung laktulosa yang dimana membantu meningkatkan kadar air dalam usus besar
untuk melunakan makanan, sehingga dapat membantu si anak untuk lebih mudh buang
air besar.
c. Jelaskan KIE yang perlu diberikan !
 Indikasi di gunakan untuk pengobatan konstipasi (susah BAB), melunakkan
feses sehingga dapat memudahkan si anak BAB
 Efek sampingnya perut kembung, mual, muntah
 Cara penggunaan untuk anak usia 3 tahun 5-10 ml setara dengan 1-2 sendok
obat 5 ml, dapat di berikan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada
lambung
 Penyimpanannya simpan pada suhu kamar terhindar dari cahaya

2. Kasus 2 :
Seorang pelanggan yang sudah dewasa datang dengan keluhan sering sembelit jika
akan BAB dan seringkali hingga berdarah dan kesakitan.
a. Pertanyaan apa saja yang perlu digali dalam kasus tersebut ?
1. Dengan siapa ? umurnya berapa ?
Firmansyah , umur 32th
2. Sudah berapa kali mengalami BAB seperti ini ?
3 kali sama hari ini
3. Apakah ada gejala lain selain ?
Untuk mengejan rasanya sakit, , sering sembelit beberapa kali, rasa gatal pada
anus
4. Apakah sebelumnya sudah periksa kedokter ?
Belum pernah
5. Apakah dalam BAB sering mengejan serta apakah dalam minggu ini frekuensi
BAB tidak seperti biasanya ?
Iya sering mengejan, dalam seminggu hanya BAB 2x
6. Apakah warna feses normal seperti biasa ? lalu apakah feses terasa keras ?
Iya normal, dan feses terasa keras jadi sakit
7. Apakah sudah ada tindakan untuk mengatasi ini ?
Belum ada, tetapi sering makan buah dan sayur.
8. Apakah ada alergi obat atau atau ada riwayat penyakit yang lain ?
Alergi amoksisilin, tidak ada
b. Apabila kasus tersebut dapat ditangani secara swamedikasi, jelaskan pilihan obat
yang anda berikan ?
Dalam kasus ini dapat diatasi dengan menggunakan Laxadine syr, karena keluhan
pasien yang ternyata mengalami susah BAB hingga berdarah dan merasa sakit akibat
kurangnya cairan serta feses yang keras sehingga mengakibatkan anus berdarah saat
BAB. Pemilihan Laxadine syr karena mengandung Phenolphtalein, parrafin cair dan
gliserin dimana dapat melembekkan feses yang keras sehingga saat BAB tidak
mengalami rasa sakit serta tidak berdarah.
c. Jelaskan KIE yang perlu diberikan !
 Indikasi untuk pelicin jalannya feses, penambahan volume feses secara
sistematis sehingga mudah dikeluarkan
 Efek sampingnya reaksi alergi kulit rash dan pruritus, perasaan terbakar,
kolik, kehilangan cairan dan elektrolit,diare,mual, dan muntah.
 Cara penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter
(1 sendok takar = 5 ml) Dewasa: 3-6 sendok takar/hari Anak 6-12
tahun: 1⁄2 dosis dewasa/hari
Dikonsumsi pada malam hari menjelang tidur
 Penyimpanannya pada suhu kamar terhindar dari cahaya

E. Pembahasan dan KIE


Pada kasus 1 menurut keluhan yang di sampaikan pasien yaitu anaknya yang
berusia 3 tahun tidak buang air besar selama 2 hari dan mulai menangis terus karena
merasa mulas di perutnya. Yang disebabkan oleh sulit makan sayur, jarang minum air
putih selalu minum susu formula tanpa mengubah takarannya, serta perubahan fisik
makanan yang semula berkuah(cair) menjadi kering (padat). Berdasarkan gjala yang di
sampaikan pasien si anak menderita sembelit karena kurang serat yang optimal serta
cairan dan susu yang terlalu kental akibat tidak disesuikan takarnnya. Obat yang di
berikan adalah lactulax sirup anak karena mengandung laktulosa untuk membantu
melancarkan BAB anak . Indikasi di gunakan untuk pengobatan konstipasi (susah BAB),
melunakkan feses sehingga dapat memudahkan si anak BAB. Efek sampingnya perut
kembung, mual, muntah. Cara penggunaan untuk anak usia 3 tahun 5-10 ml setara
dengan 1-2 sendok obat 5 ml, dapat di berikan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada
lambung. Penyimpanannya simpan pada suhu kamar terhindar dari cahaya. Saran dari
saya adalah di usahakan memberi anak asupan serat seperti kacang-kacangan, buah dan
sayur. Berilah anak air putih yang cukup dan sebaiknya untuk takaran susu di kurangi
saja seperti takaran semula dan jangan berlebih . Apabila dalam waktu 3 hari tidak
sembuh sebaiknya di bawa kedokter.

Pada kasus ke 2 menurut keluhan yang di sampaikan sering sembelit jika akan
BAB dan seringkali hingga berdarah dan kesakitan. Gatal pada anus, pasien sering
sembelit beberapa kali, sering mengejan jika sedang BAB. Yang disebabkan kurangnya
cairan yang optimal sehingga menjadikan frekuensi dalam minggu ini tidak seperti
biasanya dan feses juga keras. Obat yang diberikan adalah Laxadine syr mengandung
Phenolphtalein, parrafin cair dan gliserin dimana dapat melembekkan feses yang keras
sehingga saat BAB tidak mengalami rasa sakit serta tidak berdarah Indikasi untuk pelicin
jalannya feses, penambahan volume feses secara sistematis sehingga mudah
dikeluarkan.Efek sampingnya reaksi alergi kulit rash dan pruritus, perasaan terbakar,
kolik, kehilangan cairan dan elektrolit,diare,mual, dan muntah.Cara penggunaan obat
harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter (1 sendok takar = 5 ml)
Dewasa: 3-6 sendok takar/hari Anak 6-12 tahun: 1⁄2 dosis dewasa/hari . Dikonsumsi pada
malam hari menjelang tidur. Penyimpanannya pada suhu kamar terhindar dari cahaya.
Sarannya sebaiknya kalau BAB tidak usah mengejan dan sering konsumsi makanan
berserat tinggi seperti buah dan sayur, banyak minum air putih. Dan jika dalam waktu 3
hari tidak sembuh atau bertambah parah sebaiknya konsultasi dengan dokter.

F. Kesimpulan
Pada kasus pertama dan kedua memiliki salah satu gejala yang sama yaitu mengalami
susah BAB akan tetapi pemberian obat dan swamedikasi berbeda. Karena sebab dari
gejala/keluhan susah BAB itu tadi dari setiap kasus berbeda.
1. Kasus pertama pemberian lactulax sirup anak karena mengandung laktulosa untuk
membantu melancarkan BAB anak . Selain hanya pemberian Lactulax syr hal yang
harus dilakukan adalah mengkonsumsi makanan yang berserat, perbanyak minum air
putih, serta pengurangan takaran pada susu. Dan jika dalam waktu 3 hari tidak
sembuh atau bertambah parah sebaiknya konsultasi dengan dokter
2. Kasus kedua pemberian Laxadine syr mengandung Phenolphtalein, parrafin cair dan
gliserin dimana dapat melembekkan feses yang keras sehingga saat BAB tidak
mengalami rasa sakit serta tidak berdarah Indikasi untuk pelicin jalannya feses,
penambahan volume feses secara sistematis sehingga mudah dikeluarkan. Selain
hanya pemberian Laxadine syr pasien sebaiknya kalau BAB tidak usah mengejan dan
sering konsumsi makanan berserat tinggi seperti buah dan sayur, banyak minum air
putih. Dan jika dalam waktu 3 hari tidak sembuh atau bertambah parah sebaiknya
konsultasi dengan dokter.
G. Daftar Pustaka
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/laxadine-syrup-60-ml (29 Maret 21, 23.51)

https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/lactulax-sirup-60-ml (29 Maret, 23.56 )

https://www.alodokter.com/setidaknya-ada-6-penyebab-susah-buang-air-besar (30
Mar. 21 ,12.57 )

Buku panduan bab materi 4 konstipasi

Anda mungkin juga menyukai